JEJAK ROTHSCHILD DI INDONESIA

Kiprah Rotschild yg mendunia, ternyata juga menjejak di negeri ini, Indonesia. Beberapa tahun yg lalu, Nathaniel Rotschild melalui perusahaannya, Vallar PLC mengakusisi sejumlah perusahaan pertambangan. Vallar semula berniat mengakusisi pertambangan batubara di Kolombia Amerika Selatan yg dimilik oleh perusahaan berbasis di Amerika Serikat, Drummond Co. Namun kemudian, Vallar justru memilih Indonesia dengan alasan “Karena aset-aset (batubara di Indonesia) secara signifikan jumlahnya lebih besar dan biayanya lebih rendah”, jelas Rotschild dalam conference call-nya seperti dikutip dari Wall Street Journal.
 

         Perusahaan yg awalnya berjalan mulus, akhirnya perusahaan gabungannya dengan Bakrie itu pecah kongsi bahkan masuk ke badan arbitrase internasinal untuk menyelesaikan sengketanya. Selain batubara, keluarga Rotschild yg mengincar sejumlah badan tambang berharga lain di Indonesia seperti tembaga, emas, bijih besi, timbal, molybdenum, dan seng. Rotschild berharap bisa menfapatkan bahan-bahan tambang itu dari anak usaha PT Bumi Resource Tbk (BUMI) yakni PT Bumi Resource Mineral (BRM).

         Jejak lainnya dari keluarga Rotschild yakni terjadi ketika pemilu presiden yg lalu. Ramai diberitakan pengkaitan para calon presiden dengan keluarga kapitalis terbesar di muka bumi ini tersebut. Prabowo dikaitkan dengan keluarga Rotschild dengan mendasarkan kepada hubungan antara Hashim djojohadikusumo, adik Prabowo dengan Nathan Rotschild. Namun disisi lain Joko Widodo pun dikaitkan dengan keluarga Rotschild. Pengacara Jokowi, Todung Mulya Lubis dan tim pendukung media massa Jokowi, Gunawan Muhammad memiliki hubungan yg erat dengan keluarga Rotschild. Bahkan Todung Mulya Lubis adalah pengacara Nathan dalam kasus sengketa antara Bumi PIc yaitu perusahaan Rotschild dengan Perusahaan Bakrie. 

        Hal lain yg sempat pernah muncul di media, terkai dengan kiprah keluarga Rothschild adalah kasus penyadapan jaringan komunikasi grup Bakrie, Borneo Lumbung dan Recapital oleh Nathan Rothschild. Yang menjadi operator penyadapan diduga perusahaan Israel bernama Amdocs Limited yg ditunjuk untuk menangani sistem transaksi Telkomsel.
 
          Amdocs Limited yg berkode saham DOX di bursa saham New York (NYSE) ini adalah bagian dari Aurec Group milik trilyuner Yahudi, Morris Kahn. Tahun 2000, Washington Post pernah melaporkan skandal penyadapan yg dilakukan Amdocs Limited terhadap jaringan komunikasi Gedung Putih. Diduga kuat, Amdocs juga melakukan aksi penyadapan terhadap para pengguna Telkomsel di Indonesia, seperti Amdocs terhadap Gedung Putih dan CIA.
 
       Kepentingannya adalah menjalankan Project Archie (Archipelago=Indonesia) yg merupakan bagian dari proyek keluarga Rothschild untuk bisa leluasa masuk ke Indonesia. Tugasnya adalah memetakan sejumlah perusahaan besar di Indonesia sehingga dapat mengetahui gambaran, perilaku mekanisme bisnis tambang di Indonesia. Dua bisnis ini dibidik karena memang sangat lekat dengan konsentrasi bisnis keluarga Rothschild sejak 2 abad lalu. 

Rothschild Mundur Ambil Induk BRAU; Ini Potensi Langkah Sinar Mas dan Samin Tan

Sinar Mas Grup, melalui Asia Coal Energy Ventures (ACE), berpeluang menguasai Asia Resource Minerals PLC (ARMS) setelah Nathaniel Rothschild dan Siberian Coal Energy Company (SUEK Plc) mundur dari persaingan memperebutkan  induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) tersebut.

Keterbukaan informasi di London Stock Exchange, menyebutkan NR Holdings milik Rothschild dan SUEK asal Rusia menyatakan due dilligence sudah selesai dan hasilnya mereka tidak melanjutkan penawaran terhadap ARMS. Namun, NR tetap berkomitmen menjamin penerbitan saham baru senilai $100 juta.

Dengan mundurnya Rothschild peluang Sinar Mas mengakuisisi ARMS semakin terbuka. Sinar Mas menawarkan harga transaksi senilai $150 juta dengan mendapat dukungan dari Raiffeisen Bank International Ltd (RBI) pemilik 23,8 persen hak suara, Samin Tan (pemegang 23,8 persen hak suara ARMS),  Argyle Street Management Limited (induk usaha ACE) pemegang 4,65 persen hak suara.

Sinar Mas juga mendapat dukungan dari HT Investment Development Limited. Perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo itu menguasai 2 persen hak suara. Total dukungan untuk ACE (Sinar Mas) mencapai 52 persen. (baca juga : Perebutan Induk BRAU; Ini Jejak Kedekatan Sinar Mas Dengan Hary Tanoe )

Jika berhasil menguasai ARMS, ini yang bisa dilakukan Sinar Mas dan Samin Tan pada BRAU:

1.    Bersinergi dengan PT Golden Energi Mining (GEMS)
Sinar Mas melalui PT Dian Swastika Sentosa menguasai sekitar 66,9 persen saham GEMS. Golden Energi merupakan perusahaan perdagangan produk pertambangan dan jasa tambang. Golden Energi juga memproduksi batu bara thermal dari tambang yang berlokasi di Jambi, Kalimantan Tengah and Kalimantan Selatan.

Managing Director Grup Sinar Mas Gandhi Sulistyanto kepada Bareksa pernah menyebutkan, Sinar Mas optimistis bisa mengelola BRAU—dengan asumsi berhasil mengalahkan Rothschild dan mengakuisisi ARMS--karena sudah punya pengalaman di GEMS. “Jadi bisa saja nanti ke arah sana (sinergi  dengan GEMS),” ujarnya. (Lihat : Kenapa Sinarmas Tertarik Pada Berau Coal? Padahal Keuangan BRAU Kena Rapor Merah)

2.    Mengkonsolidasikan BRAU dan PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN) ke ARMS lewat pertukaran saham.

Borneo Lumbung merupakan produsen batu bara, khususnya memproduksi coking coal. Di Borneo, Samin Tan memiliki sedikitnya 65 persen saham. Samin Tan kini juga memegang 23,75 persen hak suara ARMS, sekaligus memiliki saham di BRAU. 

Bila ACE  berhasil mengakuisisi ARMS, maka Sinar Mas bisa mengendalikan BRAU, produsen batu bara yang memiliki tiga konsesi batu baru di Lati, Binungan, dan Samabara seluas 118.400 hektare di Kalimantan Timur.

Sumber Bareksa yang dekat dengan Sinar Mas mengatakan, perusahaan milik keluarga Eka Tjipta Widjaja itu bisa membuat perjanjian pertukaran saham (share swap) dengan Samin Tan untuk mengkonsolidasikan BRAU dan BORN ke ARMS.

“Nantinya divaluasi dan disetorkan di induk usaha (ARMS), lalu dihitung sebagai porsi setoran modal masing-masing,” ujarnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.