MUNGKINKAH KHALIFAH DIMAKSUD RAJA SALMAN..??

"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka memerangi kamu dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. " Kemudian beliau Saw menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal , lalu bersabda: "Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju,karena dia adalah khalifah Allah yang mendapat petunjuk” (HR. Ibnu majah dan Hakim)

Maka didalam hadist dijelaskan apabila meninggal seorang khalifah pengkhianat maka pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan, maka pada waktu itu di baiatlah al-Mahdi.


Ummu Salamah RA melaporkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:
“Manusia akan berbalah setelah kewafatan seorang Khalifah. Seorang lelaki dari Madinah akan melarikan dirinya ke Mekah. Beberapa orang Mekah akan memaksa beliau agar menerima bai’ah (taat setia) mereka kepada beliau di antara Rukn dan al-Maqam. Satu pasukan tentera dari Sham akan dihantar menentang beliau dan mereka akan ditelan bumi di Baida’ (padang pasir di antara Mekah dan Madinah). Apabila diketahui manusia, mereka datang berbondong dari Sham dan Iraq untuk membai’ah beliau. Kemudian muncul pula seorang dari Kaum Quraish yang ibunya dari suku Kalb, menentang beliau dan akan ditewaskan; peperangan tersebut dinamakan Perang Kalb. Mereka yang tidak menyaksikan ghanimah peperangan itu adalah malang. Al-Mahdi akan membahagi-bahagikannya dan memerintah mengikut Sunnah Baginda SAW. Kemudian beliau wafat dan Kaum Muslimin akan menyembahyangkan beliau.”;- [ Riwayat Abu Daud, Kitab Al-Mahdi].
 
 
  Jumlah anggota keluarga dinasti Saud (anak cucu dan keturunan langsung dari Ibnu Saud), sudah mencapai 22.000 ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, katanya, artinya perbandingan jumlah pangeran / bangsawan kerajaan dibandingkan rakyat jelata adalah 1 berbanding 1000 (di negara Inggris katanya perbandingannya hanya satu berbanding jutaan). Walaupun sepertinya tercipta kekompakan di antara anak-anak Ibnu Saud (jumlah yang masih hidup saat ini ada 42 orang dari total anak yang jumlahnya bisa antara 50 sampai 200 orang), akan tetapi hal itu belum tentu terjadi pada generasi penerus yang muda-muda dan banyak jumlahnya itu.

Di dalam keluarga dinasti itu, terjadi pengotakan dan kelompok-kelompok yang ‘berlomba’ merebut pengaruh dan kursi kekuasaan. Masing-masing anak Ibnu Saud saat ini yang memegang kendali pemerintahan (termasuk raja Abdullah yang berkuasa) menempatkan anak-anak favorit mereka di kursi strategis pemerintahan, seperti anak raja Abdullah ditempatkan sebagai pemimpin pasukan garda nasional. Putra mahkota kerajaan yang baru saja meninggal yakni Sultan bin Abdul Aziz juga telah menempatkan anaknya sebagai menteri pertahanan dan kepala intelijen, sementara saudaranya yang lain, yakni Naif (Nayef) bin Abdul Aziz yang menjabat menteri dalam negeri saat ini sekaligus menjadi putra mahkota dengan meninggalnya Sultan bin Abdul Aziz, juga telah mempersiapkan anaknya sebagai menteri dalam negeri.

Pengukuhan pengangkatan Raja sebetulnya sudah ada dalam “Piagam Abdul Aziz” yang tertulis, “selama anak-anak saya masih hidup, kekuasaan tidak akan berpindah ke cucu-cucu saya”, bahaya pertelingkahan terbuka mengenai siapa yang akan mewarisi tahta sekiranya kedua-dua Raja dan Putera Mahkota meninggal dunia. 

Dengan jumlah pangeran yang sangat banyak saat ini, dan sebagaimana desas desus yang beredar dengan adanya pengelompokan di antara mereka, selain mereka saling berlomba merebut posisi pemerintahan, tentu juga akan susah untuk mengatur pembagian gaji, tugas, hak-hak khusus, dan proyek-proyek kepada pangeran-pangeran yang ada. Dan tentunya itu semua nanti akan menimbulkan tanda tanya bagi kesuksesan suksesi raja dan keberlangsungan kerajaan ketika datang masanya para pangeran generasi muda itu yang mengambil alih kepemimpinan.


Apakah kerajaan itu akan goyah di tangan perebutan kekuasaan di antara banyak pangeran muda itu nantinya selepas meninggalnya generasi ayah-ayah mereka yang tua-tua dan berkuasa saat ini. Dan jika terjadi, menarik untuk menantikan benar atau tidaknya yang diprediksi oleh sebagian orang tentang khalifah/pemimpin umat Islam dalam hadis nabi yang akan muncul ketika terjadi perebutan kekuasaan di antara anak-anak seorang khalifah yang meninggal dunia, dimana hal itu dianggap sebuah kejadian yang menyangkut negeri yang menaungi Mekah dan Madinah saat ini, yakni Arab Saudi.

Dalam hal ini, banyak analisa menyebutkan bahwa boleh jadi kondisi itu akan segera menjadi realita demi melihat apa yang saat ini terjadi di Saudi. Adalah Tony Khater, seorang analis politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah khususnya Arab Saudi, telah secara konsisten menyebutkan tentang terpecahnya pemerintahan Arab Saudi menjadi empat kelompok sebelum wafatnya Raja Fahd, seakan-akan kelompok-kelompok itu memunyai pemerintahannya sendiri-sendiri, yaitu pemerintahan Putra Mahkota Pangeran Abdullah, pemerintahan Pangeran Nayef, pemerintahan Pangeran Sultan, dan pemerintahan Pangeran Salman.

Dengan wafatnya Raja Fahd, lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia 80 tahun naik menjadi raja, maka bisa jadi dibawahnya terdapat tiga pangeran dengan pemerintahannya sendiri-sendiri yang bersiap-siap menggantikannya ketika ia wafat nanti, yaitu Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman.

Kapan pun, bilakah terjadi perebutan dari 3 orang putra khalifah namun akhir perebutan ini tentu tampuk pimpinan tidak akan mereka dapatkan dan Imam Mahdi lah yang akan berhasil menguasai tampuk pimpinan.



Pendapat paling banyak, perbendaharaan itu yang dimaksud kabah. Jadi pemegang kunci-kunci kota suci. Penguasa di Mekkah yang disebut khalifah yang dimaksud disini. Sekarang masa raja salman, jadi bukan masa yang kemaren, raja abdullah. 3 pangeran / kelompok pangeran di arab saudi akan berebut tahta raja saudi. Apakah masa pergantian raja salman kelak, yang kabarnya digoyang dan diisukan mau dikudeta, juga dianggap beliau lebih dekat dengan islam, atau raja berikutnya. Tidak tau, kemaren orang-orang mengira raja abdullah dan masanya ternyata lewat. Pendapat lain itu dimaksud 3 kelompok yang ingin atau berniat tegaknya khilafah, perbendaharaan dimaksud sebagai pejuang/pasukan yang mengatas namakan islam. Apakah klompok jihadis ini semua sunni/aswaja atau ada syiah, khawarij, dan sunni atau semisal lainnya, sufyani, yamani, dan khurasani. Entahlah. 3 kelompok ini berperang, sampai khalifah diberikan pada yang hak. 


Al mahdi. Maka tidak berselisih lagi mereka yang masih digaris benar, akan bersatu dengan mahdi. Atau pula, mengingat apakah 3 pasukan, satu di yaman, satu di syam dan satunya di irak juga merupakan nubuat untuk keadaan akhir jaman pula, dimana masing-masing menghadapi musuh masing-masing di wilayahnya, tapi tidak dapat menjadi khalifahan karena jalan sendiri-sendiri, kemudian akan mengutus masing-masing kepada imam mahdi untuk berbaiat baru bisa terbentuk khalifah karena persatuan ini. Apa yang dimaksud ketiganya saling berperang atau yang dimaksud masing-masing disibukkan dengan peperangan sendiri-sendiri dengan musuh masing-masing pada konteks kewilayahan. Awalnya mereka dari satu kelompok sama (khilafah).


Pengambilan tahta M.Nayef secara tidak sah oleh M. Salman, Penahanan para pangeran, ini yang membuat bisa memicu pergolakan, kajian nubuwah lainnya pun sudahlah banyak terjadi seperti penyerangan damascus, dll.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.