SUNNI SYIAH KOMODITAS ADU DOMBA
LIHATLAH SYRIA. YAMAN..dihalalan mengalir darah salah satunya adalan isu adu domba sunni- syiah..
Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah
melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya
informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin
yang disepakati, sebagai berikut:
Perhatikanlah, orang-orang yang ilernya
sampai muncrat teriak-teriak Syi’ah itu mengancam NKRI, adalah
orang-orang yang sama yang berbusa-busa mengutuk demokrasi,
anti-Pancasila, bilang pemerintah toghut, anti hormat Sang Saka Merah
Putih, dan terang-terangan mengajak orang mendirikan khilafah.
Mereka-mereka ini juga, para ‘pendatang baru super berisik’ ini yang
terang-terangan gampang membid’ah-sesat-kafirkan amaliah-amaliah seperti
shalawat, baca barjanji, Mauludan, zikir, ziarah, dan lain-lain yang
jadi amaliah khas Sunni & Syiah.
Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia
membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak
beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan Negara-negara
Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah
merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan,
politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan
ekonomi mereka.
Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari
penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat. Pada tahun
1979, kemenangan Revolusi Islam Iran telah menggagalkan politik-politik
kami. Pada mulanya Revolusi Islam Iran ini dianggap hanya sebagai reaksi
wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami
(AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran
yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di
Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua
tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Tehran dan hancurnya
pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya
kebangkitan Islam dan penolakan terhadap Barat, juga setelah munculnya
pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai
negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan—akhirnya
para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula
oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris.
Inggris dikenal telah memiliki pengalaman
luas dalam berurusan dengan negara-negara ini. Dalam pertemuan
tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa
Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran,
melainkan terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor
terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan
agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lebih yang
lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui
upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang
membuat Syiah lebih aktif dibanding muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan
bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam
Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet
awal sebesar 40 juta US dollar juga telah disediakan. Untuk
penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
[1] Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
[2] Program-program jangka pendek:
propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara
Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang
merupakan mayoritas muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
[3] Program-program jangka panjang: demi
merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke
seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan,
untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram.
Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
(a) Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
(b) Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
(c) Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
(d) Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?
MENGAPA MEREKA KHAWATIR TERHADAP SYIAH?
Para marja’ Syiah adalah sumber utama
kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah
dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama
(para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa
yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat
itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar
ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak
mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya
itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah
beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung
singgasana kerajaan tiran Syah.
Di Lebanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa
pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan
Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa
“berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan
kemungkinan menang atas mereka sangat kecil”.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di
balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai”
(Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan
Musnahkan” (Divide and Annihilate). Rencana mereka sebagai berikut:
[1] Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
[2] Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat muslim lainnya.
[3] Mencetak buku-buku yang menghasut dan mempropagandakan kebencian terhadap Syiah.
[4] Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah
meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya:
Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
[5] Menyebarkan propaganda palsu tentang para marja’ dan ulama Syiah.
Orang-orang Syi’ah selalu berkumpul untuk
memperingati Tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan
berceramah dan menguraikan sejarah Tragedi Karbala, dan hadirin pun
mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan “upacara
kesedihan” (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting
bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu
menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk
selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
[1] Kita harus mendapatkan orang-orang
Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki
kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang
inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (peringatan
wafat para imam ahlulbait).
[2] Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
[3] Mencari sejumlah orang Syiah yang
butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah.
Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan
fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para marja’ dan
ulama Syiah.
[4] Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
[5] Tampilkan praktik azadari (seburuk
mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah
sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan
hal-hal yang mengganggu orang lain.
[6] Untuk menyukseskan semua rencana itu
harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceramah
yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang
berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis
dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara
mereka.
[7] Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
[8] Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
[9] Berbagai topik anti-marja’iah harus
disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan
kepada masyarakat luas. Marja‘iah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah,
harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa
arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka. (Lihat: Victory News
Magazine <Strategi Adu Domba CIA dan Konspirasi Anti-Syiah).
PENDATANG BARU YANG BERISIK (WAHABI-TAKFIRI)
https://www.youtube.com/watch?v=5-8llYgwf1Y
BalasHapus