KERAJAAN BISNIS ROCKEFELLER DAN ROTHSCHILD
Dinasti Rothschild
Tak ada nama
yang lebih terkenal dalam dunia perbankan internasional seperti
keluarga “Rothschild”, selain keluarga “Rockefeller” di Amerika Serikat.
Meskipun demikian, hanya sedikit sekali fakta yang dapat diperoleh
mengenai keluarga ini. Berbagai legenda, mitos, dan kisah mengenai
keluarga ini telah banyak beredar, namun tak satupun dari cerita
tersebut yang berhasil mengungkap jati diri keluarga ini yang
sesungguhnya, sebuah keluarga yang mampu mengubah alur sejarah dan
memperjualbelikan kedudukan para negarawan, raja, bangsawan dan uskup
yang tak ubahnya sebuah komoditas dagang, lalu mencampakkannya bak baju
atau sepatu usang jika paranan mereka tak lagi diperlukan. Keluarga
inilah yang mendalangi berbagai revolusi, perang, dan pemberontakan,
serta mengubah konstelasi politik Eropa, Timur Tengah, dan Amerika
Serikat untuk selamanya. Dan keluarga Rothschild memiliki darah Yahudi,
sebuah fakta yang tak pernah sekalipun mereka sembunyikan atau samarkan.
Sepanjang
catatan sejarah yang terbentang dari India, Babilonia, hingga Palestina
di masa yang lampau industri finansial adalah sektor usaha yang paling
banyak dikuasai oleh bangsa Yahudi. Banker Yahudi mendominasi
pasar-pasar uang di Frankfurt, London, New York, dan Hong Kong. Kejayaan
mereka telah menyebar ke seluruh penjuru dunia sejak tahun 1917. Para
pialang saham berdarah Yahudi menjadi tulang punggung penggerak bursa
efek London, Paris, dan New York. Mereka mengendalikan fluktuasi harga
logam mulia, permata, dan mata uang di seluruh penjuru dunia.
Tulisan ini
tidak bermaksud untuk menyindir suku bangsa tertentu, sebab bangsa
Yahudi sendiripun mengakui kebenaran hal ini. Saat Inggris mempersiapkan
perang melawan Jerman pada tahun 1910, para banker internasional yang
berdarah Yahudi memegang berbagai posisi penting di wilayah-wilayah yang
strategis dan di puncak piramida perbankan tersebut bertenggerlah nama
keluarga Rothschild beserta seluruh lembaga keuangan yang menjadi
rekanannya. Di Perancis ada nama Rothschild, Fould, Camondo, Pereira,
dan Bischoffheim; di Jerman ada nama Rothschild, Warschauer,
Mendelssohn, Bleichroder; di Inggris ada nama Sassoon, Stem, Rothschild,
dan Montague; di Timur Tengah ada nama Sassoon; di Rusia ada Gunzburg;
sementara di Amerika Serikat ada nama-nama seperti J.P. Morgan, Kuhn,
Loeb and Co., Seligman and Co., Speyer and Co., Warburg, dan Lazard
Freres.
House of Rothschild
Di atas
lembaga-lembaga keuangan tersebut berdirilah House of Rothschild. Para
kritikus mengatakan bahwa Morgan dan Kuhn Loeb adalah tangan kanan
Rothschild dan semua lembaga perbankan tersebut memiliki afiliasi dengan
bank-bank yang dimiliki oleh Rothschild.
Lembaga-lembaga
perbankan tersebut bekerja secara bahu-membahu sebab mereka
berspekulasi dengan cara yang sama dan sama-sama memiliki hubungan yang
erat dengan keluarga Rothschild. Pendiri the House of Rothschild adalah
Mayer Anselm Bauer (Rothschild), putra dari Anselm Moses Bauer, seorang
pedagang dari Frankfurt. Ayahnya bekerja sebagai penjual barang baru dan
bekas, koin kuno, dan tukang kredit. Di depan kios mereka dipajang
sebuah logo berbentuk tameng berwarna merah, dan nama Rothschild dalam
bahasa Jerman berarti “Tameng Merah” yang diilhami oleh logo tersebut.
Rothschild
diadopsi menjadi nama resmi perusahaan dan nama keluarga mereka.
Kegiatan usaha mereka berlokasi di Judenstrasse, secara harfiah berarti
“Jalan Yahudi” yang terlecak di tengah-tengah pemukiman ghetto Frankfurt
yang didiami oleh sekitar 550 keluarga.
Mayer Amschel (Rothschild)
Mayer
Amschel (Rothschild) lahir pada tahun 1743. Keluarganya secara
turun-temurun bermukim di Frankfurt, Ada juga referensi dari Museum
Inggris yang menyebutkan bahwa keluarga tersebut mulai bermukim di
Frankfurt pada awal abad ke-16, dan pada abad ke-18 anggota kelompok
tersebut sudah cukup banyak.
Ada dua
belas orang Yahudi Frankfurt yang menjadi nenek moyang Mayer Amschel.
Mayer Amschel adalah anak tertua dari tiga bersaudara dan orang tuanya
bekerja di bidang keuangan. Amschel telah mengenal bisnis finansial
sejak usianya masih sepuluh tahun. Keluarga Amschel memilih untuk
menjalankan usaha pertukaran valuta asing sebab pada masa itu Jerman
terdiri dari 350 kerajaan kecil (princi-pality) dan setiap kerajaan
memiliki mata uang sendiri. Selain itu, warga Yahudi Frankfurt juga
dilarang untuk menjalankan jenis usaha lain yang sebenarnya
diperbolehkan bagi para warga non-Yahudi.
Jadi, tak
diragukan lagi bahwa pada masa itu hak kaum Yahudi teramat sangat
dibatasi, bahkan beberapa jenis batasan yang diberikan kepada mereka
sangat tidak adil. Keluarga tersebut mendiami sebuah rumah kayu
berasitektur mock-Gothic. Rumah itu ditinggali oleh Mayer Amschel, ibu,
ayah, dan tiga orang saudara laki-lakinya sejak tahun 1775, sebuah masa
ketika wabah cacar merebak di benua Eropa dan merenggut nyawa kedua
orang tua Mayer. Keluarga besar Mayer memutuskan untuk mendaftarkan
Mayer ke sebuah sekolah para rabbi di Furth namun Mayer sama sekali tak
tertarik untuk mempelajari ilmu keagamaan. Setelah tiga tahun
menghabiskan masa hidupnya di Furth, Mayyer Amschel keluar dari sekolah
itu atas permintaannya sendiri
Siapapun
pasti merasa kagum akan keberanian yang dimiliki oleh pemuda itu untuk
menentukan nasibnya sendiri. Amschel pindah ke Hanover dan memulai
kariernya dengan bekerja secara “sukarela” sebagai buruh rendahan di
bank yang bernama the House of Oppenheimer. Enam bulan kemudian ia
diangkat sebagai tenaga magang di bank tersebut. Tak perlu waktu lama
baginya untuk menyadari bahwa kesuksesan di dunia perbankan hanya akan
diraihnya jika ia mampu mendapatkan perlindungan dari sang “pangeran”
yang berkuasa di salah satu principality di Jerman itu. Enam tahun
kemudian, tepatnya pada tahun 1770, ia meninggalkan Hanover dan kembali
ke Frankfurt untuk menikahi Gudule Schnapper.
Mayer dan
Gudule (Gutta) tinggal di sebuah ruangan yang terletak di atas toko
tempat Mayer melakukan transaksi barang bekas dan baru dengan
pelanggannya, sebuah kegiatan usaha yang juga pernah dilakukan oleh
ayahnya. Beberapa jenis barang, seperti lukisan dan furnitur, ia pajang
di etalase tokonya yang menghadap ke jalan raya. Di tempat inilah ia
merintis pendirian “raksasa perbankan” yang kelak akan mampu
mengendalikan keuangan dunia dan menaklukkan para pemimpin dunia,
negarawan dan raja. Gudule melahirkan lima orang anak untuk Mayer. Mayer
selalu melakukan diskusi bersama kelima orang anaknya di sebuah “meja
kayu yang kusam”, begitulah cara Spiridovich mendeskripsikan sebuah meja
yang biasa dipakai oleh anggota keluarga tersebut untuk berkumpul dan
makan malam.
Salah satu
topik diskusi favorit keluarga ini adalah mengenai pembagian wilayah
kekuasaan finansial dunia bagi kelima putra Rothschild. Di meja itu
pulalah sang ayah sering bercerita tentang empat orang cucu iaki-laki
Charlemagne sang Penguasa Romawi yang telah berhasil menaklukkan dunia
dan berbagi visi hidupnya dengan kelima orang putranya. Kelima orang
putrinya sama sekali tak pernah dilibatkan dalam diskusi tersebut. Karel
yang Agung (Charlemagne) (771-814 M) berpenampilan seperti orang Jerman
pada umumnya, tingginya sekitar enam kaki dan tubuhnya atletis. Ia
memiliki kemampuan untuk berbicara dalam bahasa Yunani dan Latin. Ia
adalah Raja Perancbis yang berhasil menjadi Penguasa Romawi pada tahun
800-814 SM. Meskipun sangat me-ngagumi Charlemagne, Mayer Amschel sangat
membenci segala hal yang berbau “Romawi.” Di kemudian hari ia menyebut
bangsa Romawi sebagai “musuh utama kaum Bolsevik”, sebagaimana
dituturkan oleh Sir Alfred Mond dalam World Battle of the Jews. Samuel
Gompers, dalam the Chicago Tribune edisi 1 Mei 1922 menulis sebuah
artikel mengenai Bolshevisme yang sebenarnya ditujukan kepada Amschel:
Tidak ada
lagi hal yang lebih rendah dan tercela dibandingkan pengakuan terhadap
tirani kaum Bolshevik, segala bentuk kebijakan yang ditetapkan oleh para
bankir Jerman dan Anglo-Amerika adalah usaha paling berbahaya yang
pernah dilancarkan oleh kaum Bolshevik. Dana yang dimiliki oleh kaum
Bolshevik ini berjumlah milyaran dolar.
Kebencian
Mayer terhadap bangsa Romawi ini mungkin berakar dari fakta bahwa
Frankfurt am Main adalah kota tempat dipilih dan dinobatkannya para
Penguasa Tahta Suci Romawi, tahta yang diberikan oleh Gereja Katholik
yang juga merupakan musuh utama kaum Bolshevik. Namun ada pula beberapa
orang ahli sejarah yang mengatakan bahwa kebencian Amschel sesungguhnya
dialamatkan kepada Rusia yang pada saat itu merupakan sebuah negara
dengan jumlah pemeluk agama Kristen yang paling banyak di Eropa. Karena
berbagai aturan yang diterapkan oleh para pemeluk agama Kristen pula lah
bangsa Yahudi kehilangan begitu banyak hak hidup dan kesempatan kerja.
Sambil duduk
mengelilingi meja tuanya, Amschel memperingatkan kelima orang putranya
untuk menjaga harta kekayaan keluarga mereka dan tidak menikahi gadis
yang berasal dari luar keluarganya. Amschel menjelaskan mengenai hukum
“neshek” bangsa Yahudi. Kata ini secara harfiah berarti “gigitan.”
“Gigitan”
semacam ini hanya boleh dilakukan terhadap bangsa non-Yahudi, bukan
terhadap bangsanya sendiri. Ia berpesan kepada kelima putranya untuk
memegang teguh rahasia keluarga tersebut, tak ada satupun orang di luar
keluarga tersebut yang boleh mengetahui berapa jumlah kekayaan keluarga
mereka. Penulis buku The Rothschilds: Financial Rulers of Nations, John
Reeves, mengutip perkataan MacGregor, pengarang buku The Kabbalah
Unmasked yang mengatakan sebagai berikut:
Kelima putra
Amschel memulai kegiatan usaha mereka di lima kota besar Eropa.
Kelimanya saling menjaga hubungan baik dan bahu-membahu. Bisnis keluarga
Rothschild berkembang pesat sejak tahun 1812. Jalinan bisnis
antar-anggota keluarga Rothschild kian hari kian solid. Semakin lama
semakin mustahil untuk mengungkap berbagai rahasia kotor yang ada di
balik kemajuan bisnis mereka. Kenyataannya, memang memperkaya diri
mereka dengan cara ngacaubalaukan kondisl keamanan dunia. Mayer Amschel
adalah seorang laki-laki yang memiliki nasib semujur Napoleon.
Silsilah Keluarga Rothschild
Mayer Amschel memiliki lima orang anak laki-laki dan lima orang anak perempuan:
- Anselem Mayer, lahir tahun 1773 dan menikah dengan Eva Hannau.
- Salomon Mayer, lahir tahun 1774 dan menikah dengan Caroline Stern.
- Nathan Mayer, lahir tahun 1777 dan menikah dengan Hannah Levi Barnet Cohen pada tahun 1806.
- Karl, lahir tahun 1788 dan menikah dengan Adelaide Herz.
- Jacob (James), lahir tahun 1792 dan menikah dengan keponakannya Betty, putri dari Salomon, saudara kandungnya.
Anselem,
putra tertua Amschel berhasil mendapatkan kehormatan untuk bergabung
sebagai anggota Royal Prussian Privy Council of Commerce, Bavarian
Consul, dan Court banker.
Penghormatan
semacam itu terlihat biasa-biasa saja jika diperoleh pada saat ini,
ketika perbedaan kelas sosial tak lagi dikenal. Beda halnya dengan
Amschel di masa itu, yang berhasil mendapatkan penghormatan tersebut
pada saat pemisahan kelas sosial diterapkan secara ketat dan tak ada
sedikitpun kescmpatan bagi “rakyat jelata” untuk memegang posisi penting
semacam itu. Posisi penting ini hanya boleh dipegang oleh anggota kaum
bangsawan. Dan bangsa Yahudi pada masa tersebut dengan terang-terangan
telah dikecualikan dari keanggotaan majelis tinggi semacam ini.
Pengecualian itu juga berhasil didapatkan oleh Salomon Mayer. Salomon
berhasil masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dan menjadi salah satu orang
kepercayaan Pangeran Mettemich, sang penguasa bayangan Negara Austria.
Kelima putri
Amschel sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menjalankan kegiatan
usaha keluarga mereka maupun untuk mendapatkan keuntungan darinya.
Mereka semua benar-benar “disingkirkan”‘ dari dinasti keluarga
Rothschild. Kebanyakan dari mereka dinikahkan melalui jalan “perjodohan”
sebagaimana digambarkan oleh John Reeves:
Sepak
terjang keluarga Rothschild diamati secara seksama oleh masyarakat
sebagaimana sepak terjang para pejabat negara. Salah satu sumber
mengatakan bahwa mustahil bagi kita untuk melacak nama seluruh anggota
keluarga Rothschild sebab tidak ada satupun bukti fisik yang tersisa
dari keberadaan mereka. (The Rothschild Financial Rulers).
Menjelang
kematiannya, Mayer Amschel membaca sebaris isi Talmud dan meminta agar
keturunannya bersumpah untuk terus memegang teguh persatuan keluarga dan
tidak akan terpecah-belah satu sama lain. Informasi ini diperoleh dari
Mayor Jenderal Count Arthur Cherep-Spiridovich, The Unrepealed History,
dan beberapa buah artikel yang disimpan di the British Museum London. [1]
Dibalik berdirinya negeri Israel Raya
Rotschild
adalah donatur utama pendirian negara israel tahun 1948 hingga hari ini
masih begitu. Darah keturunan paling kaya dan pemimpin dari Yahudi
Ashkenazi di dunia saat ini adalah keluarga Rothschild. Rothschild
mendapatkan semuanya ini berkat kebohongan, manipulasi, dan pembunuhan.
Darah
keturunan mereka sudah menyebar ke keluarga kerajaan di Eropa, dan
nama-nama keluarga berikut: Astor, Bundy, Collins, duPont, Freeman,
Kennedy, Morgan, Oppenheimer, Rockefeller, Sassoon, Schiff, Taft, dan
Van Duyn. Rothschild mengklaim mereka adalah orang Yahudi, namun
kenyataannya mereka adalah orang Khazar. Mereka datang dari sebuah
negara yang disebut Khazaria, yang terletak di antara Laut Hitam dan
Laut Kaspia yang sekarang dimiliki oleh Georgia.
Alasan
mengapa keturunan Khazar mengklaim mereka sebagai orang Yahudi adalah
karena pada tahun 740 Masehi, atas perintah dari raja mereka (King
Bulan), rakyat Khazaria harus memeluk kepercayaan Yahudi, tetapi tentu
saja itu tidak mengubah gen mereka dari Mongolia Asia (Turki) menjadi
orang Yahudi. Saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah keturunan dari
Khazar, atau yang lebih sering disebut sebagai Yahudi Ashkenazi.
Orang-orang
ini berbohong kepada seluruh dunia bahwa tanah Israel adalah tanah
leluhur mereka, padahal kampung halaman sebenarnya dari nenek moyang
mereka ada di Georgia yang terletak 800 mile dari Israel. Keluarga
Rothschild memegang peranan yang sangat besar di kelompok Illuminati
Bavaria.
Rothschild
dan Rockefeller adalah 2 dari 13 keluarga yang mengontrol kelompok
Illuminati. Abad 19 sering disebut sebagai abad Rothschild yang
diperkirakan mereka menguasai setengah kekayaan dunia. Intelijen dari
Amerika dan Inggris mendokumentasikan bukti bahwa House of Rothschild
selalu mendanai kedua belah pihak yang berperang sejak Revolusi Amerika.
Di masa kini, keturunan dari Rothschild mengadakan rapat dua kali dalam
sehari di London untuk mendikte akan seperti apa harga emas di dunia.
Mereka juga
mendikte apa yang akan dilakukan oleh “Federal Reserve System” terhadap
keuangan Amerika Serikat Bagaimana dengan pendirian negara terlarang
Israel? Rothschild lah yang berada di belakang pembentukan negara ini.
Rothschild merupakan penggerak utama pembentukan negara Israel Raya.
Kekuasaan
Rothschild atas negara Israel sangat luas, bahkan di Israel terdapat
jalan utama dengan nama Rothschild untuk menghormati perintis negara
ini. Bahkan International Bank of Israel pertama terletak di Rothschild
Boulevard 39, Bank Hapoalim (bank Israel yang paling cepat berkembang)
terletak juga di Rothschild Boulevard 50. [2]
2. Dinasti Rockefeller
Keluarga
sangat kaya di Amerika ini memiliki kekuasaan dan hak prerogatif yang
tak dapat dibayangkan oleh sebagian besar orang seperti kita. Siapakah
yang dapat membayangkan ada sebuah keluarga yang memiliki kerajaan
pribadi terdiri dari 100 rumah, dengan 2.500 orang pelayan, ribuan
barang mewah dan jutaan dollar yang tersembunyi?
Ya, Amerika
memiliki sebuah keluarga sangat kaya, yang menikmati berbagai kemewahan
semacam itu selama beberapa generasi. Tak lain dan tentu saja keluarga
itu adalah keluarga Rockefeller.
Melalui
artikel ini, saya akan mengungkap betapa besarnya dan tamaknya keluarga
ini terhadap harta. Sendainya Bill Gates dan pemilik Google belum
pensiun pun, kekayaannya tidak akan pernah tergantikan oleh keluarga
Rockefeller selama beberapa generasi. Namun anehnya kenapa Rockefeller
tidak pernah tercatat sebagai orang terkaya di dunia? Seakan menutupi
dan menjadi sejarah kebohongan publik terbesar sebagai orang yang
mengendalikan perekonomian dunia. Sebesar apakah kekayaan keluarga ini?
Dan seberapa rakuskah sampai Gary Allen, penulis buku Rockefeller’s
Files pernah berkata bahwa kekayaan dan kekuasaanya dapat menciptakan
krisis moneter internasional dalam waktu semalam?
Perusahaan Minyak Rockefeller
Sekarang
minyak menjadi komoditas paling penting dalam perdagangan dunia. Tentu
saja minyak menjadi bahan bakar untuk hampir semua kendaraan bermotor di
dunia, menjadi tenaga untuk sebagian besar pembangkit listrik, dan
bahan baku paling penting untuk pembuatan plastik, bahan kimia, dan
obat. Semua ini memberikan keuntungan yang sangat besar bagi keluarga
Rockefeller. Seperti yang dilaporkan oleh majalah Time dalam edisi 18
Februari 1974:
Perkembangan
pesat Exxon sebagai macan dalam industri perminyakan, diungkapkan dalam
UPI (United Press International) berikut ini yang dikeluarkan lima
belas bulan setelah artikel majalah Time tersebut:
Majalah
Fortune pernah mengeluarkan daftar 500 perusahaan terbesar di Amerika,
dan selama 20 tahun majalah tersebut mengikuti kinerja semua perusahaan,
peringkat tersebut tidak pernah berubah sedrastis ini. Edisi bulan Mei
dari majalah tersebut melaporkan bahwa alasannya adalah minyak.
Daftar baru
perusahaan industri terbesar majalah Fortune pada 1974 memperkenalkan
peringkat 1 yang baru yaitu Exxon Corporation. Perusahaan tersebut
menggantikan General Motors Corporation, yang menjadi perusahaan
industri terbesar di Amerika selama 40 tahun. Exxon berada di peringkat
ke 2 pada 1973.
Didorong
oleh harga minyak yang melambung tinggi, penjualan Exxon yang menjadi
ukuran majalah Fortune dalam menentukan ukuran sebuah perusahaan
melonjak dari 25,7 miliar dolar pada 1973 menjadi 35,8 miliar dolar dari
tahun yang lalu.
Untuk
memahami betapa besarnya Exxon, bayangkan berikut ini. Jika Exxon
menutup semua kantor cabangnya di luar negeri, maka perusahaan tersebut
masih menjadi industri terbesar kesembilan atau kesepuluh di Amerika
Serikat. Namun, perusahaan tersebut hanya mendapatkan 16% dari produksi
minyaknya dan 32% penjualannya dari Amerika. Jika Exxon hanya
mengirimkan minyak, maka perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan
pengiriman terbesar di dunia. Perusahaan tersebut memiliki 155 kapal
tangki sendiri dan banyak sekali kapal yang dapat disewa. Exxon adalah
bank internasional besar yang menyimpan kekayaan dalam mata uang Mark,
Yen, Franc, Pound, dan Dolar di seluruh dunia dan sebagainya.
Untuk
mengetahui kendali keluarga Rockefeller yang sebenarnya terhadap Exxon
dan cabang lainnya dari Standard Oil Trust yang asli (Mobil, Standard of
Indiana, Standard of California, Chevron, Sohio, Phillips 66, Marathon,
dan sebagainya) kita harus mengumpulkan semua potongan teka-teki yang
bisa kita temukan dan memasangnya dengan hati-hati.
Dalam
kesaksiannya di depan Kongres, Dilworth (pengacara keluarga Rockefeller)
mengungkapkan bahwa keluarga Rockefeller memiliki persediaan minyak
yang nilainya sekitar 324.600.000 dolar. Angka ini mewakili rata-rata
sekitar 2% saham di empat perusahaan minyak raksasa. Namun, pada 1966,
kesaksian di depan Komite Patman menunjukkan bahwa sembilan yayasan
keluarga Rockefeller juga mengendalikan rata-rata sekitar 3% saham di
semua perusahaan cabang Standard Oil Trust. Saham keseluruhan sebesar 5%
ini memberi keluarga Rockefeller kendali yang besar terhadap keempat
perusahaan raksasa tersebut.
Kartel Perbankan Rockefeller
Namun,
mengagumkannya, minyak bukanlah bisnis terbesar keluarga Rockefeller.
Kehormatan tersebut diberikan kepada perbankan internasional. Beberapa
bank milik keluarga Rockefeller adalah First National City Bank dan
Chase Manhattan Bank. Chase Manhattan adalah lembaga perbankan terbesar
ketiga di dunia, dan meskipun hanya berada di peringkat ketiga, tetapi
sejauh ini merupakan lembaga perbankan yang paling berpengaruh.
Bank
terbesar di dunia adalah Bank of America di California yang merupakan
pencipta kartu kredit bank bernama Bank Americard, yang sekarang
memiliki 39 juta pemegang kartu tersebut di seluruh dunia. Bank of
America menjadi bank raksasa melalui kantor cabangnya di California yang
memiliki lebih dari 1.000 kantor.
Chase
manhattan didirikan oleh gabungan Chase Bank milik Rockefeller dengan
Manhattan Bank yang dikendalikan oleh Kuhn, Loeb. Kerja sama tersebut
menjadi keberhasilan sangat besar bagi kedua keluarga karena pada 1971
Chase Manhattan dikatakan memiliki aset senilai 36 miliar dolar. Ini
cukup mengesankan, tetapi New York Times telah menuliskan bahwa itu
bukan cerita keseluruhannya, Time menekankan besarnya kekuatan Chase
Manhattan dengan menuliskan :
“Chase
memiliki 28 kantor cabang sendiri di luar negeri, tetapi yang lebih
penting lagi, bank tersebut memiliki 50.000 kantor cabang koresponden di
seluruh dunia.”
Lima puluh
ribu bank koresponden di seluruh dunia! Jika setiap bank koresponden
nilainya hanya 10 juta dolar, maka Chase akan mendapatkan kekayaan
sebesar lima ratus miliar dolar dari seluruh dunia!
Kekayaan sebesar itu membuat keluarga Rockefeller dapat menciptakan krisis moneter internasional dalam waktu semalam.
Setiap kali
terjadi badai moneter internasional, beberapa ratus juta dolar masuk
ke kantong bank-bank Eropa. Saat badai tersebut berhenti, mereka yang
mengetahuinya sejak awal mendapatkan banyak sekali uang. Sehingga,
kenyataan bahwa keluarga Rockefeller mendapatkan laba yang sangat besar
melalui Chase Manhattan Bank dan kantornya di luar negeri, menjadi jauh
lebih masuk akal.
Bank ini
bahkan mempekerjakan para wakil penuh waktu di Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Selama 1973 direktur utama Chase yaitu David Rockefeller
bertemu dengan 27 kepala negara, termasuk para pemimpin Rusia dan Cina
Komunis, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya. Bahkan Henry Kissinger,
yang sering terlibat dalam makan malam kenegaraan, tidak dapat
menandingi pengaruh Rockefeller terhadap para pejabat tinggi tersebut.
Laporan
Tahunan Chase untuk tahun 1974 melaporkan bahwa aset keseluruhan dari
Chase Manhattan Corporation sebesar 42.532.003.302 dolar. Angka itu
lebih dari empat puluh dua miliar dolar. Chase melaporkan bahwa dari
aset ini mereka memiliki pendapatan bersih sebesar 180.801.382 dolar
pada tahun 1974. Laba tersebut lebih dari 180 juta dolar hanya dalam
satu tahun atau 3,5 juta dolar per minggu dan dari laba tersebut
keluarga Rockefeller mengantongi lebih dari empat persen atau sekitar
7,2 juta dolar. Itu angka yang lumayan, jika mengingat Chase hanyalah
alat untuk menyimpan dan mengembangkan sebagian besar lembaga keuangan
keluarga tersebut.
Namun, Chase Manhattan bukan satu-satunya bank besar dalam kerajaan keuangan keluarga Rockefeller.
Bank pertama
di mana keluarga Rockefeller terlibat langsung di dalamnya adalah
National City Bank of New York, yang sebenarnya berada di peringkat
kedua di dunia Internasional.
Mantan
direktur bank tersebut yaitu James Stillman menjadi teman dekat saudara
laki-laki John D. yaitu William, yang pada saat itu mengelola Standard
Oil Trust yang sangat besar. William Rockefeller menyerahkan bisnis
perbankan Standard Oil kepada Stillman sehingga National City menjadi
bank terbesar di New York City. Kerja sama di bidang keuangan tersebut
diperkuat dengan pernikahan dua putra William Rockefeller dengan dua
putri Stillman.
Perusahaan Asuransi Rockefeller
Perusahaan
asuransi jiwa memainkan peran penting dalam pembiayaan karena menjadi
pemberi utama kredit jangka panjang, karena bank biasanya hanya
memberikan kredit jangka pendek dan menengah. Sehingga kesanggupan
membayar utang (atau kebangkrutan) dari perusahaan lain seringkali
tergantung pada kemampuan mereka untuk mendapatkan pinjaman dari
perusahaan keuangan raksasa yang dikendalikan oleh keluarga Rockefeller.
Bank-bank
milik Kelompok Rockefeller berhubungan erat dengan dewan direksi tiga
dari empat perusahaan asuransi jiwa terbesar yaitu Metropolitan Life,
Equitable Life, dan New York Life. Aset keseluruhan dari ketiga raksasa
asuransi ini lebih dari 113 miliar dolar pada 1969. Menurut Profesor
Knowles, bank-bank yang dikendalikan oleh Kelompok Rockefeller memiliki
sekitar 25% dari semua aset yang dimiliki oleh lima puluh bank umum
terbesar di Amerika dan sekitar 30% dari semua aset yang dimiliki oleh
lima puluh perusahaan asuransi jiwa terbesar.
Perusahaan-perusahaan yang Berada di Bawah Kendali Keluarga Rockefeller Menurut Majalah Fortune tahun 1975
Berikut ini adalah seluruh daftar perusahaan yang berada dibawa kendali keluarga Rockefeller menurut majalah Fortune tahun 1975:
- a) Urutan besarnya aset (diberikan tanda kurung).
Exxon (1),
Mobil Oil (5), Standard of California (6), Standard of Indiana (13),
International Harvester (26), Inland Steel (78), Marathon Oil (60),
Quaker Oats (163), Wheeling-Pittsburgh Steel (194), Freeport, dan
International Basic Economy Corporation.
- b) Melalui lembaga keuangan dan departemen wali amanat (yayasan).
IBM (9),
Mobil (5), Texaco (4), IT & T (10), Westinghouse (19), Boeing (39),
International Paper (56), Minnesota Mining & Manufacturing (59),
Sperry Rand (70), Xerox (41), National Cash Register (97), National
Steel (64), American Home Products (92), Pfizer (130), Avon (159), dan
Merck (152).
- c) Urutan berdasarkan peringkat perusahaan transportasi.
Perm
Central (T3), TWA (Tl), Eastern Airlines (T8), United Airlines (T2);
National Airlines (T26), Delta (T13), Braniff (T19), Northwest Airlines
{T18), dan Consolidated Freightways (T17).
- d) Beberapa perusahaan lainnya (meski kategori ini tidak memiliki cukup bukti kuat).
AT
&T (Ul), Motorola (149), Safeway (R-2), Honeywell (68), General
Foods (58),Hewlett-Packard (225), dan Burlington Industries (86).
Sebagian
kecil perusahaan besar tadi belum seluruhnya disebutkan, karena ada
beberapa perusahaan yang memiliki dewan pimpinan dan saling berkaitan
dengan Kelompok Rockefeller, beberapa di antaranya ialah:
Allied
(Chemical) (8,5), Anaconda Copper (118), DuPont(17), Monsan-to (43),
Olin Mathison (161), Borden (47), National Distillers (185), Shell (14),
Gulf (7), Union Oil (34), Dow (27), Celanese (101),’ Pittsburgh Plate
Class (113), Cities Service (61), Stauffer Chemical (233), Continental
Oil (16), Union Carbide (22), American Cyanamid (107) American Motors
(93), Bendix (77), Chrysler (11), S. Kresge (R5), dan R.H. Macy, C.l.T
Financial (F9.), S. (R27).
Seandainya
tidak dapat menghitung jumlah keseluruhan perusahaan yang terperangkap
di dalam berbagai jaring keluarga Rockefeller, mari kita meringkas
hasilnya, yaitu 37 dari 100 perusahaan industri terbesar di Amerika, 9
dari 20 perusahaan transportasi terbesar, perusahaan keperluan umum
nomor satu di Amerika, 3 dari 4 perusahaan asuransi terbesar, ditambah
dengan sejumlah perusahaan kecil yang berkecimpung dalam bidang
produksi, distribusi, penjualan eceran, pinjaman, atau investasi,
semuanya dikendalikan oleh keluarga Rockefeller.
Mengejutkan, bukan? Gabungkanlah semuanya maka ejaannya bukanlah I-B-U. Tapi menjadi K-E-K-U-A-S-A-A-N.
“Kekuasaan dari kekayaan keluarga tersebut tak terkira,” lapor Washington Post.
Dan kali ini surat kabar tersebut mengatakan yang sebenarnya, “Serangkaian kepemilikan dan pengaruh yang lebih besar dari jumlah saham yang dimilikinya.”
Namun, Rocky
(julukan Rockefeller) mengatakan kalau ini semua hanyalah mitos! Tentu
saja, Rocky. Itu sama dengan mengatakan kalau Raquel Welch kurus dan
Mark Spitz tidak bisa berenang.
Seperti yang
kita lihat, keluarga Rockefeller menginginkan lebih banyak uang dan
lebih banyak kekuasaan. Keluarga tersebut akan menggunakan kekayaan
pribadinya, posisinya dalam masyarakat, dan apa pun untuk mewujudkannya.
Rockefeller senior adalah pengusaha lihai yang memulai usahanya dengan
bersekongkol melawan para pesaing lokal dan akhirnya bersekongkol dengan
beberapa kartel untuk mengendalikan perekonomian dunia. Sementara para
pewarisnya membuat cara yang digunakannya terlihat seperti tawar-menawar
ramah di acara obral.[3]
Post a Comment