MINYAK DI CASPIA YANG MEMBUAT AMERIKA NGOTOT ( bag-3 )

GEOSTRATEGI IRAN DI ASIA TENGAH – ASIA SELATAN



Dalam geostrategi energi, posisi geografi Iran sangat menguntungkan. Di sebelah utara Iran, negara ini berdekatan dengan Azerbaijan, Rusia, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kazakhtan. Wilayah-wilayah ini, termasuk Iran, memiliki akses ke Laut Caspia. Dalam intelijen energi, semua orang tahu bahwa wilayah Laut Caspia mengandung potensi kekayaan minyak dan gas.
oil-caspia-product.jpg
Sumber: OPEC, Oil Outlook to 2025
Khusus Iran, pada tahun 2006, perusahaan minyak Rusia Lukoil dan perusahaan minyak negara Kazakh Kasmunaigas menawarkan kerjasama dengan Iranian Northern Drilling Company (NDC) untuk pengembangan kilang minyak di Laut Caspia. Pada tahun yang sama pula, NDC melakukan kerja sama dengan China’s Oilfield Services Ltd untuk pengeboran kedalaman 2000 kaki. Ini membuktikan wilayah yang mempunyai akses dengan laut Caspia sangat strategis untuk energi.
Jalur Pipa Minyak Wilayah Laut Caspia
jalur-pipaminyak-caspia.jpg
Sumber: EIA dan CIA
Jalur Pipa Gas Wilayah Laut Caspia
jalur-pipagas-caspia.jpg
Sumber: EIA dan CIA
Akibat dari akses ke wilayah Laut Caspia, Iran secara otomatis menjadi salah satu negara vital yang dilewati oleh pipa-pipa minyak dan gas menuju Asia, seperti ke India, Pakistan, dan China. India, Pakistan, dan China secara kebetulan berada di timur Iran. Negara-negara penghasil minyak dan gas dari wilayah Laut Caspia pada umumnya mengekspor kebutuhan energi Asia melalui 2 negara, yakni Iran dan Afghanistan.
Infrastruktur Ekspor Gas di Asia Tengah dan Kaukasus
centra-asia_oi-gas-export-infrastructure.jpg
Sejak tersingkirnya Taliban dari pemerintahan Afghanistan akibat invansi AS dan sekutunya tahun 2001, jalur pipa Trans-Afghan pun lancar dikembangkan. Sejak saat itu, perusahaan energi asal AS leluasa membangun jalur pipa Trans-Afghan. Salah satu perusahaan AS, Unocal, saat itu berkepentingan atas pembangunan jalur pipa tersebut. Malah ada dugaan terdapat konspirasi perusahaan-perusahaan minyak besar (big oil company) terkait serangan AS ke Afghanistan demi pembangunan jalur pipa tersebut.
Sedangkan di jalur pipa yang melewati Iran, kepentingan perusahaan-perusahaan energi AS sulit untuk membangun pipa ataupun kilang-kilang minyak dan gas karena adanya Iran-Libyan Sanction Act (ILSA). Pada tahun 1996, AS mengeluarkan ILSA; sebuah peraturan hukum AS yang “menghukum” Iran dan Libya terkait “terorisme” ataupun nuklir. ILSA ternyata tak banyak berpengaruh di dunia.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan non-AS yang menikmati lowongnya pembangunan jalur pipa ataupun proyek energi lainnya di Iran. Ternyata ILSA tidak mempan untuk negara-negara lain (kasihan deh AS!). Pada tahun 1997, Iran dan Turkhmenistan membangun jalur pipa gas Korpezhe-Kurt Kui senilai 190 juta USD, sebuah jalur pipa pertama dari Asia Tengah yang mem-bypass jalur pipa Asia Tengah-Rusia.
Jalur PipaGas Iran-India-Afghanistan
pipa-iran-india-afghan.jpg
Jalur Pipa Gas Iran-India
pipa-iran-india.jpg
Sementara itu, sobat kental AS, yakni India malah berencana bekerjasama dengan Iran untuk membangun jalur pipa melewati Pakistan, dan India, yang nantinya juga menuju China. Padahal China jelas-jelas “musuh politik” AS. Tak ayal, pada bulan Maret 2005, Condoleza Rice ketika mengadakan tur ke Asia sempat menyatakan tidak dapat menerima rencana tersebut.
Itu semua jika dilihat dari sisi utara, barat, dan timur Iran. Bagaimana dengan geostrategi dari selatan Iran? Wilayah Iran di selatan yang sangat strategis adalah Selat Hormuz. Akses selat ini dimiliki oleh Iran dan Oman.
Selat Hormuz
selat-hormuz.jpgSelat Hormuz adalah selat yang dilalui oleh kapal-kapal tanker se-dunia. Rute kapal-kapal tanker yang melalui Selat Hormuz sangat dekat dengan daratan Iran. Jarak antar daratan Oman dan Iran yang dipisah oleh Selat Hormuz hanya berkisar 34 mil. Sementara jarak aman (buffer zone) hanyalah 2 mil yang bisa dilalui oleh kapal-kapal tersebut untuk keluar-masuk.
Jalur Timur Kapal Tanker Dunia
jalur-timur-tanker-dunia.jpgAliran minyak yang melewati Selat Hormuz untuk dunia tercatat 40 persen untuk konsumsi perdagangan minyak dunia. Sekitar 17 MMBD minyak melewati selat ini untuk dikirim melalui jalur timur (terutama ke Jepang, China, dan India) dan jalur barat (melalui Terusan Suez). Tak terbayang, apa yang akan terjadi pada dunia jika Selat Hormuz terganggu. Siapa yang akan bakal SANGAT terganggu? Tentu saja Amerika Serikat! Konsumsi minyak AS adalah tertinggi di dunia; dan berakibat tergantung juga pada impor dari minyak Timur Tengah. Jadi siapa yang SANGAT berkepentingan atas Selat Hormuz?
rank-oil-use.jpg


SELANJUTNYA : 4

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.