MINYAK DI CASPIA YANG MEMBUAT AMERIKA NGOTOT ( bag-4-HABIS )

KEKAYAAN SUMBER ENERGI IRAN

Selain memiliki posisi wilayah yang strategis (geostrategi) di Timur Tengah, Iran adalah negara yang kaya akan sumber energi. Iran adalah salah satu negara anggota OPEC yang mempunyai potensi minyak dan gas luar biasa. Menurut Oil and Gas Journal, 1 Januari 2006, Iran memiliki cadangan minyak terbukti sebesar 132,5 miliar barrel. Pada tahun 2005, produksi minyak Iran saja tercatat 3,94 juta bpd; terhitung 5 persen dari produksi minyak mentah dunia.
Produksi Minyak Negara-negara OPEC
opec-production-2006.jpg
Iran mengekspor minyak 2,5 juta bpd. Minyak Iran paling besar diekspor ke Jepang dan China. Pada tahun 2005, Jepang mengimpor minyak Iran sebesar 570 ribu bpd. Sedangkan China, 284 ribu bpd.
Tujuan Ekspor Minyak Iran
ekspor-minyak-iran.jpg
Sumber: EIA

Tak heran, kekayaan Iran paling besar salah satunya berasal dari ekspor minyak. Selisih produksi dan konsumsi minyak Iran yang menjadi nilai ekspor.
Produksi dan Konsumsi Total Iran
produksi-konsumsi-iran.jpg
Itu baru hanya dari kajian produksi minyak. Bagaimana dengan gas alam? Menurut Oil and Gas Journal, (01/2006), Iran memiliki cadangan terbukti gas alam sebesar 970 triliun Tcf. Potensi ini membuat Iran menduduki posisi kedua setelah Rusia. Namun sekitar 62 persen kandungan gas alam Iran belum dikembangkan.
Cadangan Terbukti dan Produksi Gas Alam Dunia
cadangan-produksi-gas-dunia.jpg
Konsumen ekspor potensial atas gas alam Iran diantaranya Turki, Ukraina, Eropa, India, Pakistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Taiwan, Korea Selatan, dan China. Ekspor gas alam Iran melalui dua jalur: distribusi kapal tanker dan pipa gas regional.


WILAYAH STRATEGIS SUMBER ENERGI IRAN
Lalu dimana lokasi sumber-sumber energi Iran tersebut? Wilayah strategis sumber energi Iran terbagi dua: wilayah yang kaya produksi minyak dan wilayah yang kaya produksi gas.Khusus minyak, wilayah strategis sumber energi Iran terletak di Iran bagian barat. Di kalangan intelijen energi, wilayah ini bernama Khuzestan. Wilayah yang mayoritas kaya akan kilang minyak (walau ada gas juga).
Khuzestan, Iran bagian Barat
khuzestan-iran.jpg
Sumber: www.dailykos.com

Wilayah Khuzestan, Iran bagian barat, memiliki sejarah panjang yang melibatkan kepentingan AS dan Inggris. AS dan Inggris tergiur atas kekayaan produksi minyak dari Khuzestan, yang diperkirakan mengandung minyak 100 miliar barrel.
Pada tahun 1897, Inggris memprovokasi orang-orang Khuzestan agar memisahkan diri dari Persia (Iran). Saat itu, secara de facto, wilayah ini menjadi protektorat Inggris dan berganti nama Arabistan. Pada tahun 1907, pengaruh Inggris benar-benar merasuki wilayah barat di Persia ini. Pada tahun-tahun berikutnya, petualang Inggris menemukan minyak di wilayah ini.
Minyak tersebut ditemukan di daerah Masjed Soleyman, masih di wilayah Khuzestan. Penemuan tersebut akhirnya menciptakan perusahaan minyak Anglo-Persian, yang kemudian bernama British Petroleum (BP). Pada tahun 1925, penguasa Persia saat itu Shah Reza mengerahkan pasukan untuk merebut kembali wilayah Arabistan. Arabistan pun kembali bernama Khuzestan. Tapi, pada saat Perang Dunia Kedua, Khuzestan kembali diduduki oleh pasukan Inggris.
Pasca Perang Dunia Kedua, pada tahun 1951, pemimpin nasionalis Mohammad Mossadegh sadar akan kekayaan minyak yang dikuasai oleh asing. Ia kemudian melakukan nasionalisasi industri minyak, dimana jantung industri minyak terletak di Khuzestan.
Pada tahun 1953, intelijen AS, CIA menumbangkan Mohammad Mossadegh. Operasi CIA tersebut dipimpin oleh Kermit Roosevelt, keponakan F.D. Roosevelt; nama operasi: Operasi Ajax. CIA pun memasang Shah Reza Pahlevi sebagai pemimpin Iran. Sejak itu, Khuzestan dibuka untuk perusahaan minyak AS, Standard Oil, milik Rockefeller.
Pada tahun 1954, mulai ada negoisasi pengelolaan minyak antara asing dan Iran. Pada tahun itu, National Iranian Oil Company mengadakan kerjasama dengan perusahaan asing dalam sebuah konsorsium. Minyak dan gas Iran pun akhirnya banyak mengalir ke AS; ke pelabuhan-pelabuhan San Fransisco, Houston, ataupun Los Angeles.
Ketidakpuasan ternyata tersimpan di hati rakyat Iran. Pada tahun 1978, para pekerja minyak di Khuzestan melawan Shah. Mereka mendukung revolusi Iran. Revolusi ini diam-diam didukung oleh Inggris. Inggris tak rela aset minyaknya jatuh ke pihak lain. Ayatollah Khoimeini pun “dipasang” sebagai pemimpin Iran.
Wilayah Khuzestan berdekatan dengan Irak. Saat melihat revolusi Iran adalah ancaman untuk perusahaan minyak Barat, Saddam Husein pun melakukan invansi ke Khuzestan pada tahun 1980. Aksi Saddam Husein itu didukung diam-diam oleh AS. Tapi, pada tahun 1982, pasukan Iran berhasil mengusir pasukan Irak keluar dari Khuzestan. Perang Iran-Iran saat itu tidak ada kaitannya perang antara kaum Sunni (Irak) dan Syiah (Iran). Kaum syiah Irak mendukung aksi Saddam Husein, seperti halnya kaum sunni Iran membela negaranya Iran. Alasan perang saat itu hanya satu: karena minyak dan diprovokasi AS-Inggris.
Pasca Perang Irak-Iran, yang menarik, pada Oktober 2004, Iran melakukan perjanjian jangka panjang senilai 100 miliar USD dengan perusahaan energi asal China, Sinopec dan Oil and Natural Corporation / ONGC (India) untuk mengembangkan lapangan gas di Yadavaran, wilayah Khuzestan. China? Bisa jadi ini yang membuat AS geram.
Itu sejarah panjang energi wilayah Khuzestan, Iran bagian Barat, yang kaya akan minyak. Lalu bagaimana dengan wilayah strategis Iran untuk gas alam? Menurut EIA, kandungan gas Iran mayoritas terdapat di tiga tempat, yakni Pars Selatan (280-500 Tcf kandungan cadangan gasnya dan 17 miliar barrel kandungan minyak), Pars Utara (50 Tcf), dan Kangan-Nar (23.7 Tcf). Tapi, yang menjadi sorotan dunia adalah Pars Selatan (South Pars).
Lokasi Pars Selatan
pars-selatan.jpg
Kilang Gas Pars Selatan dan Jalur Pipa ke Qatar
pars-selatan-pipa.jpg
Pengembangan kilang gas Pars Selatan merupakan proyek energi terbesar Iran. Proyek ini telah menarik investasi senilai 15 miliar USD. Jika pengembangan proyek Pars Selatan berhasil, Iran akan memperoleh hasil penjualan gas alam senilai 11 miliar USD dalam jangka waktu 30 tahun.
Foto-foto Kilang Gas Pars Selatan dan Presiden Iran Mohammad Khatami
foto-iran.jpg
Perusahaan energi yang terlibat dalam pengembangan proyek Pars Selatan ini diantaranya Gazprom (Rusia), Petronas (Malaysia), ENI, LG (Korea Selatan), dan Statoil (Norwegia). Hingga tulisan ini disusun, tidak ditemui perusahaan energi asal AS yang terlibat.

PETRODOLLAR VS PETROEURO
Dari paparan sebelumnya, terlihat bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang belajar atas kekayaan alam (minyak dan gas) yang dimilikinya. Tak seperti bangsa Indonesia yang sungguh memalukan (Anda malu atau tidak ?). Kesadaran Iran atas potensi energi dan letak wilayah yang dimilikinya, membuat Iran mempunyai bargaining position yang kuat untuk mempengaruhi dunia; apalagi mengganggu dominasi AS.
Kartun: Kenapa AS Akan Serang Iran
illuminati-42.gif
Gangguan Iran sangat terasa terhadap dominasi AS, ketika Iran melakukan transaksi keuangan energi berdasarkan mata uang Eropa, Euro. Tercatat pada musim semi tahun 2003, Iran melakukannya dengan konsumen energi Iran yang berasal dari Eropa dan Asia (untuk Asia, diantaranya, coba tebak: China?).
Apa akibatnya? Nilai mata uang Dollar Amerika sempat jatuh. George Soros, seorang pialang keturunan Yahudi, sempat berang dan menyalahkan negara-negara yang melakukan transaksi minyak tidak lagi berdasarkan mata uang Dollar Amerika. George Soros walaupun ia berseberangan politik dengan Bush (Soros sempat terlibat pemberian dana kampanye politik melawan Bush saat Pemilu), ia tetap peduli dengan dominasi keuangan / finansial Amerika di dunia.
“Serangan” Iran terhadap AS mirip yang dilakukan Saddam Husein (Irak) pada tahun 2000. Saat itu, Irak terkena sanksi PBB, dan dikenai program Oil-for-Food dari PBB. Program PBB tersebut semacam barter minyak dengan pangan untuk Irak, dan dinilai berdasarkan mata uang Dollar Amerika. Saat itu, Saddam Husein memaksa untuk mengunakan mata uang Euro untuk nilai transaksinya. Tindakan Saddam Husein tentu saja meningkatkan nilai mata uang Euro di hadapan Dollar Amerika, tapi itu sebuah tindakan politik.
Flashback: Kenapa AS Serang Irak?
bush_iraq_oil.jpg
Hal tersebut kembali dilakukan oleh Iran. Iran membentuk semacam perdagangan minyak tersendiri (Iranian oil Bourse) dengan menggunakan nilai mata uang Euro; kata Bourse merujuk ke perdagangan saham dan didapatkan dari bursa saham Perancis, Federation Internationle des Bourse de Valeurs.

Iranian oil Bourse menjadi salah satu alternatif perdagangan minyak dunia, dan sekaligus menjadi tanda awal ancaman terhadap dominasi keuangan AS di dunia. Iranian oil Bourse dikhawatirkan mengganggu dominasi International Petroleum Exchange (IPE) di Inggris dan NYMEX di Amerika Serikat. Keduanya (IPE dan NYMEX), walaupun berbeda letak negara, dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar asal AS. Pada tahun 2001, IPE saja dibeli oleh sebuah konsorsium yang beranggotakan diantaranya: British Petroleum, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley. Perusahaan yang tak jauh dari kelompok bisnis Zionis Yahudi.
Menurut analis energi William Clark, tragedi buruk sempat dialami oleh Federal Reserve (AS) pada tahun 2005 atau 2006. Saat itu, nilai 1 barrel minyak senilai 50 Dollar Amerika. Sedangkan dalam Euro, berkisar 37-40 Euro untuk 1 barrel minyak. Nilai Euro naik 20-25 persen di hadapan Dollar Amerika.

Tak heran, di AS sempat berkembang isu Pentagon sempat berencana mengerahkan pasukan dan menyerang Iran pada tahun 2005.


AMBISI DAN KEBRENGSEKAN AS
fu-hero.jpg
Amerika Serikat adalah negara yang seperti dua mata uang. Kata teman saya dengan bahasa Inggris sok fasih, “You can find good and evil in the USA.” Negara ini termasuk negara yang beradab, pintar, dan sekaligus (maaf) bangsat.
Melihat kondisi geostrategi dan geopolitik energi yang dimiliki Iran (seperti yang dipaparkan di halaman sebelumnya), sangat wajar jika Iran menjadi incaran AS. Intinya, AS mengincar Iran karena:
  1. Tidak rela dominasi AS di Timur Tengah terganggu disebabkan Iran yang kaya akan sumber alam yang sedang melakukan ekspansi geopolitik-ekonomi di kawasan Eurasia bersama Rusia dan China (bisnis listrik). Pakistan dan India udah jadi sohib AS; AS gak mau kehilangan. Padahal India dan Pakistan dipakai AS sebagai mitra strategis mengimbangi gerakan geopolitik China.
  2. Jengkel karena nilai mata uangnya terganggu, karena Iran telah meluncurkan pusat perdagangan minyak alternatif dengan menggunakan mata uang Euro menyaingi IPE dan NYMEX. AS menilai sebagai tanda awal.ancaman dominasi mata uang Dollar Amerika di dunia.
  3. ya… karena Iran kaya minyak dan gas. Kebijakan energi AS adalah mengamankan pasokan migas dalam negerinya (energy security). Sementara itu, AS sangat tergantung pada impor minyak dari Timur Tengah; dikarenakan cadangan dan produksi minyak mentah dunia mayoritas berasal dari Timur Tengah!
  4. ya…pokoknya karena demi sumber energi!(sama dong ama nomor 3). AS butuh menguasai sumber energi demi menjaga dominasinya di dunia. Agar industrinya tetap jalan karena listriknya masih berbahan baku BBM. Agar pesawat dan kapal tempurnya tetap bisa sliwar-sliwer menginvansi negara lain. Agar mobil-mobil masayarakat AS tetap jalan (coba jika pakai keledai?!).
  5. AS tidak mau disalahkan!
  6. Pokoknya ya itu tadi semua!!!!!
BACK TO : ANALISA 1


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.