SUNNI ( ASWAJA TDK TERLALU MENGEDEPANKAN KAJIAN AL IMAM MAHDI ) BERBEDA DENGAN SYIAH YANG MANA KONSEP AL MAHDI ADALAH SEUTU SANGAT SAKRAL.

SUNNI ( ASWAJA TDK TERLALU MENGEDEPANKAN KAJIAN AL IMAM MAHDI ) BERBEDA DENGAN SYIAH YANG MANA KONSEP AL MAHDI ADALAH SEUTU SANGAT SAKRAL.
aman Sang Imam Akhir Zaman. jika diperbandingkan dengan Mahdawiyah di kalangan Syi’ah Imamiyah. dengan rujukan kepada suatu hadist mengenai 12 khalifah sepeninggal Rasulullah sholallahu alaihi wasallam, BAHKAN di kalangan Sunni sering terjadi silang pendapat mengenai siapa-siapa saja khalifah setelah Khulafa Ar-Rasyidin yang empat orang itu (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). ada yang melarikan ke UMAR BIN ABDUL AZIZ misalnya, dan TIDAK SEDIKIT DIKALANGAN SUNNI YANG TIDAK TAHU BAHWA "SAYYIDINA HASAN RA. ADALAH PELENGKAP NUBUWAH BAGINDA SAW.!!!!!!!
Kosep MAHDAWIYAH INI dikalangan Ahlussunnah Wal Jamaah tidak terlalu mendapatkan tempat atau perhatian yang istimewa, dan miskin pembahasan ( padahal menurut saya pribadi, mengenal dan mengetahui system AD DAJJAL DAN SYSTEM AL IMAM MAHDI sangat penting di era akhir zaman ini ) , penafsiran yang beragam di kalangan ASWAJA berbeda akan pemh
- "Khilafah itu TIGA PULUH TAHUN, kemudian setelah itu terdapat al-mulk."
(HR Ahmad)
- Khilafah Nubuwwah itu tiga puluh tahun, kemudian setelah itu terdapat mulk.
(HR al-Hakim)
- Khilafah Nubuwwah itu tiga puluh tahun, kemudian Allah memberikan kekuasaan atau kekuasaan-Nya kepada orang yang Dia kehendaki
(HR Abu Dawud)
APAKAH NABI PERAMAL..?? ATAU BICARA SESUAI NUBUWAH..?? HE HE HE..walau jika hanya dihitung dengan khulafaur Rasyidin ( khalifah empat tsb ) mendekati 30 tahun kurang 6 bulan, CUKUP JITU sebagai sebuah nubuwah, namun rasanya gak afdhol jika Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul yang Al'AMin meleset 6 bULAN, gak mungkin ah Nabi saw bohong dengan Risalahnya.

SEKARANG KITA HITUNG SAMA SAMA :
Masa tiga puluh tahun itu tidak lain adalah masa Khulafaur Rasyidin plus Hasan bin Ali (Abu Bakar 2 tahun, Umar 10 tahun, Utsman 12 tahun, Ali bin Abi Thalib 5 tahun 6 bulan, dan Hasan bin Ali 6 bl). Selama masa tiga puluh tahun itu hanya ada lima khalifah.
"HEBAT KAN MEREKA BERDUSTA AKAN SEJARAH,..MELENCENGKAN OPINI ANDA..HINGGA SAYYIDINA HASANN RA PUN TERLUPAKAN OLEH ANDA..hehehehe....karena anda takut/malu tercap SYIAH", hingga contoh kecil diataspun anda tidak tahu..salut...

  BAGI SEKTE SYIAH, MAHWADIYAH INI SANGAT PENTING dan itu SANGAT BERBEDA DEGAN SUNNI YANG TERKESAN ACUH TAK ACUH AKAN KAJIAN AL IMAM AL MAHDI..pemimpin Ummat akhir zaman.
Kalangan Syi’ah memaknai terminologi Syi’ah sebagai orang-orang yang meyakini bahwa
Rasulullah SAW yang telah menentukan penerus risalah Islam sepeninggalnya dengan nash (pernyataan pasti) bahwa khalifah (pengganti) beliau SAW adalah Imam Ali kw. Syi’ah adalah mereka yang mengikuti Imam Ali ra. dan percaya bahwa imamah tidak keluar dari beliau dan keturunannya.

Mayoritas kaum Syi’ah adalah kaum Syiah Imamiyah atau Istna Asyariah, yaitu mereka yang meyakini kepemimpinan Illlahiyah (Imamah) sepeninggal Rasulullah berada di tangan para dua belas imam secara turun-temurun dari Imam Ali kw. Selain itu terdapat beberapa golongan kecil Syi’ah seperti Isma’iliyah dan Zaidiyah.

Berbeda dengan kaum Sunni yang menanti-nantikan kehadiran Imam Mahdi, tetapi tidak mengetahui apakah dia telah lahir saat ini atau belum, maka kaum Syi’ah Imamiyah meyakini bahwa Imam Mahdi telah lahir, akan tetapi pada masa sekarang sedang berada dalam keghaiban. Beliau adalah putra Imam Hasan al-Ashkari, imam kesebelas, keturunan Imam Husein bin Abi Thalib dari garis ayah dan keturunan Imam Petrus (St. Peter), salah satu washi Nabi Isa as (kaum hawariyyin, 12 murid Isa) dari garis ibu (Narjis atau Malika).

Tidak hanya melalui hadist-hadist, tetapi kaum Syi’ah juga bersandarkan pada ayat-ayat al-Qur’an dalam menyatakan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan Imam Husain as dan ghaibnya Imam Mahdi bukanlah takhayul belaka.

Barangsiapa terbunuh secara mazdlum, maka kita akan jadikan ahli warisnya sebagai pemimpin, oleh karena itu hendaknya tidaklah berlebihan dalam membunuh, sesungguhnya dia akan tertolong. (Q.S. Al-Isra’: 33)

Mereka mengikuti perkataan Imam Baqir, imam kelima mereka, yang berkata: "Maksud dari orang yang terbunuh secara mazdlum tersebut adalah Husain as, dan kamilah ahli waris dan wali dari beliau, saat Qaim a.s. (Imam Mahdi) datang dia akan menuntut darah Husain as dan sesungguhnya dia akan ditolong. Dan, dunia tidak akan berakhir selagi darah tersebut tidak ditebus dan diambil oleh seorang dari keluarga Muhammad Saw, seorang sosok yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah disesaki oleh kezaliman dan ketidakadilan.”

Menurut kaum Syi’ah, keghaiban Imam Mahdi yang telah lahir pada bulan Sya’ban, 255 H telah berlangsung sebanyak dua kali (Ghaibah Sughra, keghaiban kecil dan Ghaibah Kubra, keghaiban besar). Dengan demikian, Imam Mahdi telah ghaib selama lebih dari 1200 tahun. Keghaiban Imam Mahdi ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil bagi orang-orang Syi’ah karena di dalam ayat-ayat al-Qur’an telah diberikan contoh-contoh mengenai orang-orang yang dighaibkan oleh Allah SWT, antara lain:

Allah SWT “mengangkat” Nabi Isa as (QS. An-Nissa, 4: 157-158 dan QS. Ali Imran, 3: 55)

Allah SWT menidurkan sekelompok pemuda yg berlindung di sebuah gua selama 309 tahun (QS. Al-Kahfi, 18: 9-26)

Oleh karena itu, bagi kaum Syi’ah bukanlah hal yang mustahil bagi Allah SWT untuk mengghaibkan seseorang dari pentas bumi. Apalagi kaum Syi’ah juga mempercayai raj’ah, yaitu kembalinya hidup di pentas bumi ini sejumlah orang yang telah meninggal dunia, khususnya pada akhir zaman untuk ikut berjuang bersama-sama Imam Mahdi. Dalam hal ini, ayat-ayat al-Qur’an sendiri SBG SANDARANmengenai keyakinan raj’ah ini, antara lain”

Allah SWT menghidupkan kembali Uzair bin Jarwah (Q.S Al-Baqarah, 2: 259)

Allah SWT memberi mukjizat kepada Nabi Isa as untuk menghidupkan kembali orang yang telah meninggal dunia (QS. Ali Imran, 3: 49)


  VERSI 30 TAHUN YAG LAIN :

Angka 30 tahun itu terbukti dari sejarah Khulafaurrasyidin yang empat itu semuanya pada masa khulafaurrasyidin. Selengkapnya syarah hadits tersebut menerangkan hitungan dan rincian 30 tahun itu dihitung pada masa khu
lafaurrasyidin.

قوله : ( الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ) وفي رواية أبي داود : ” خلافة النبوة ثلاثون سنة ” . قال العلقمي قال شيخنا يعني الحافظ السيوطي : لم يكن في الثلاثين بعده صلى الله عليه وسلم إلا الخلفاء الأربعة وأيام الحسن , قال العلقمي : بل الثلاثون سنة هي مدة الخلفاء الأربعة كما حررته , فمدة خلافة أبي بكر سنتان وثلاثة أشهر وعشرة أيام , ومدة عمر عشر سنين وستة أشهر وثمانية أيام , ومدة عثمان إحدى عشرة سنة وأحد عشر شهرا وتسعة أيام , ومدة خلافة علي أربع سنين وتسعة أشهر وسبعة أيام

Arti bebasnya : “Maksud ungkapan Nabi saw: “Khilafah umatku (masanya) 30 tahun”. Dan tulisan yang diriwayatkan oleh Abi Dawud: “Khilafah kenabian itu ada 30 tahun”. Menurut Al Ulqami, yang bersumber dari gurunya yaitu al Khafidz As Sayuti: bahwa tidak mungkin dalam angka 30 tahun khilafah setelah Nabi Saw wafat itu selain dari Khulafaurrasyidin. Tetapi 30 tahun itu sebetulnya adalah jumlah masa Khulafaurrasyidin yang empat: Kekuasaan Khalifah Abu Bakar Shiddiq ra [ 2 th + 3 bln+ 10 hr]; Khalifah Umar bin Khattab ra [10 tahun + 6 bulan + 8 hari]; Khalifah Utsman bin ‘Affan ra [ 11 th + 11 bl + 9 hr] Khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib ra [ 4 th + 9 bl + 7 hr) Jika dijumlah angka itu sama dengan ungkapan Nabi saw.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.