KAJIAN DOMINASI DOLLAR

Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia? Kata Dolar digunakan sebagai nama mata uang di sekitar dua puluh negara di Dunia. Diantaranya ada Dolar Singapura, Dolar Kanada, Dolar Australia, dan masih banyak lagi. Namun, jika kita mendengar seseorang mendadak mengatakan misalnya, “Wah, Dolar menguat lagi” maka yang muncul di benak kita hanya satu jenis Dolar saja, yaitu Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) yang bersimbol USD ($). Ini bukan karena kita tak tahu ada Dolar-Dolar yang lain, melainkan karena prestise Dolar AS sudah sedemikian besarnya di dunia internasional, termasuk di Indonesia. Dolar AS telah digunakan sebagai perantara pembayaran antar negara selama berdekade-dekade, baik untuk transaksi barang dan jasa maupun hibah, investasi, dan utang. Kenapa Dolar AS menjadi mata uang dunia seperti ini? Fenomena ini bisa ditelaah dari dua perspektif, yaitu perspektif sejarah dan ekonomi politik.


Dolar AS lahir pada tahun 1792 dengan mereplikasi Dolar Spanyol yang saat itu banyak digunakan di benua Amerika. Awalnya berfungsi sebagai mata uang biasa, layaknya Rupiah di negara kita. Namun, statusnya mendadak berubah setelah Perjanjian Bretton Woods dan rangkaian peristiwa yang dikenal dengan sebutan Nixon Shocks.

Perjanjian Bretton Woods disetujui pada tahun 1944 antara negara-negara berkekuatan ekonomi terbesar saat itu, termasuk AS, Kanada, Eropa Barat, Australia, dan Jepang. Isinya mewajibkan negara-negara tersebut untuk mengkaitkan nilai tukarnya dengan emas, selain bersama membangun IMF dan cikal bakal World Bank. Kemudian, AS yang mengendalikan dua pertiga persediaan emas dunia saat itu, bersikeras melandaskan sistem Bretton Woods pada emas dan Dolar AS. Sejak saat itulah, Dolar AS, yang lebih fleksibel untuk dibawa dan digunakan ketimbang emas, diadopsi sebagai alat pembayaran universal, dengan ekspektasi nilainya akan selalu di-back up emas.
Namun, Presiden Richard Nixon pada tahun 1971 membatalkan perjanjian yang mengkaitkan nilai Dolar AS dengan emas tersebut secara sepihak. Negara-negara lain yang sudah telanjur mengadopsi Dolar AS sebagai mata uang cadangan devisa dan alat pembayaran internasionalnya, tak dapat berbuat apa-apa, karena tak ada mata uang lain yang pada saat itu diterima oleh banyak negara seperti Dolar AS.

Mengapa tidak berbalik menggunakan mata uang masing-masing saja? Itu tidak mustahil, tetapi sangat sulit. Umpama Jepang akan ekspor mobil ke Kanada. Jika ia meminta dibayar dalam Yen, maka Kanada belum tentu mau karena beban biaya nilai tukar akan sepenuhnya ditanggung Kanada saja. Namun, bila keduanya menggunakan perantara Dolar AS, maka itu menjadi jalan tengah yang adil; toh kedua belah pihak sama-sama sudah punya stok Dolar AS.

Tinjauan Ekonomi Politik Tentang Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia


Sebenarnya, dua negara yang melakukan transaksi satu sama lain bisa saja menggunakan mata uang yang digunakan salah satunya. Akan tetapi, dibutuhkan perjanjian khusus untuk itu, yang mencakup juga soal konsesi biaya nilai tukar.
Ada opsi lain dengan menggunakan mata uang selain yang digunakan kedua negara, tapi juga bukan Dolar AS. Namun, pertanyaannya, mata uang mana yang bisa menggantikannya? Seiring perjalanan waktu, Euro dan Yuan Tiongkok sudah disebut-sebut sebagai kandidat pengganti Dolar AS, tetapi hingga kini kondisi keduanya masih terus menunjukkan instabilitas.
Agar sebuah mata uang dapat menggantikan Dolar AS menjadi mata uang dunia, maka setidaknya harus memenuhi tiga kriteria berikut:
  1. Kekuatan ekonomi yang besar.
    Di masa lalu, kekuatan ini ditunjukkan oleh persediaan emas, tetapi kini ditilik dari besar GDP dan transaksi luar negerinya.
  2. Kekuatan militer kokoh dan disegani.
    Negara mana paling dominan di dunia secara militer? Menurut Military Strength Index, AS bertahan di peringkat pertama selama bertahun-tahun. Setelah AS, baru ada nama Tiongkok dan Rusia.
  3. Kekuatan diplomasi luar negeri.
    Negara manapun di dunia ini akan lebih suka bertransaksi dengan negara lain yang bersahabat dengannya. Dalam hal ini, kekuatan AS bukan hanya dengan senjata, melainkan juga dengan persahabatan yang dijalin selama bertahun-tahun dengan memberikan banyak hibah, pinjaman, dan investasi di berbagai negara. Karenanya, jarang ada negara di dunia ini menolak menggunakan Dolar AS.
Sebaliknya, negara-negara yang dibenci dan terkucilkan seperti misalnya Korea Utara, maka mata uangnya akan ditolak dimana-mana. Demikian pula negara dengan kekuatan diplomasi terbatas seperti Indonesia. Jangankan dipakai sebagai alat pembayaran lintas batas; apabila kita ingin menukar Rupiah ke valas di negara lain pun belum tentu bisa.

Berdasarkan tinjauan sejarah dan ekonomi politik ini, kita dapat menyimpulkan bahwa posisi Dolar AS sebagai mata uang dunia tidaklah mudah untuk digoyahkan, karena didukung oleh banyak faktor. Namun, meski tidak mudah, posisi Dolar AS juga bukannya tidak tergantikan. Bilamana ada mata uang lain yang dianggap memadai, maka bukan tidak mungkin mata uang itu akan bisa menjadi mata uang dunia kedua.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.