KOTA PERADABAN ISLAM DI CHINA

Tiongkok Membangun Kota Islam Terbesar di Dunia, Dananya Rp 45 Triliun

Tahun depan (2020) merupakan tahun terakhir pembangunan Hui Cultural Park. Ini merupakan pengembangan pembangunan tahap pertama (2001-2005) setelah selesai diresmikan. Dibangun di atas lahan seluas 67 hektar di Yongning Kota Yinchuan China, Hui Culture Park didesain khusus sebagai "jembatan peradaban China dan Arab" (Sino Arabic Cultural Bridge).

Nantinya, jangan heran jika di tempat ini banyak ditemui tulisan transliterasi China ke tulisan Arab. Hui Culture Park dibangun dengan biaya 3,5 miliar dolar Amerika (sekitar 45 triliun rupiah).
Hui merupakan nama etnis Muslim yang tinggal di sisi barat utara China dan menjadi etnis yang mampu melakukan akulturasi antara Islam dan budaya China. Di zaman Soekarno, ada satu tokoh Hui bernama Dapusheng yang sangat berjasa membangun komunikasi antara muslim China dan Indonesia.

Selain dibangun masjid2 dengan arsitektur ala Taj Mahal dan Timur Tengah, Hui Culture Park dilengkapi museum, taman2 raksasa dan berbagai fasilitas lain termasuk tempat pameran atau expo dan restoran halal.

Jadi kalau sekarang ada pihak2 yang terus mengembangkan isu bahwa China menindas Islam, maka Hui Culture Park akan membantah semua tuduhan itu.

Tiongkok, negeri yang secara resmi berhaluan komunis, membangun kota Islam terbesar di dunia, namanya Hui Culture Park. Hal ini diungkapkan oleh Rais Syuriyah PCI NU Tiongkok, Imron Rosyadi Hamid.

Menurut Gus Imron, panggilan akrabnya, tahun depan, 2020, merupakan tahun terakhir pembangunan Hui Culture Park.

"Ini merupakan 7 pengembangan pembangunan tahap pertama (2001-2005) selesai diresmikan," ujar Imron yang juga mantan sekretaris PW Ansor Jatim ini seperti diberitakan Timesindonesia.co.id—jaringan Suara.com, Rabu (12/6/2019).

Imron menjelaskan, proyek tersebut dibangun di atas lahan seluas 67 hektare di Yongning Kota Yinchuan, China.

"Hui Culture Park didesain khusus sebagai jembatan peradaban China dan Arab atau Sino Arabic Cultural Bridge. Sehingga jangan heran jika di tempat ini banyak ditemui tulisan transliterasi China ke tulisan Arab," ungkap Sekjen Wahid Institut ini.

Imron menuturkan, Hui Culture Park dibangun dengan biaya USD 3,5 miliar dolar Amerika atau sekitar 45 triliun rupiah.

Hui merupakan nama etnis Muslim di China yang tinggal di sisi barat utara China dan menjadi etnis yang mampu melakukan akulturasi antara Islam dan budaya China.

Pada zaman Presiden Soekarno, ada satu tokoh Hui bernama Dapusheng yang sangat berjasa membangun komunikasi antara muslim China dan Indonesia.

"Selain dibangun masjid-masjid  dengan arsitektur ala Taj Mahal dan Timur Tengah, Hui Culture Park dilengkapi museum, taman-taman raksasa dan berbagai fasilitas lain termasuk tempat pameran atau expo dan restoran halal," katanya. 

"Jadi, kalau sekarang ada pihak-pihak yang terus mengembangkan isu bahwa China menindas Islam, maka Hui Culture Park akan membantah semua tuduhan itu. Karena di Hui ini kota Islam terbesar di dunia dibangun," tambah Imron Rosyadi Hamid.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.