SNOWDEN BONGKAR ISIS

Whistleblower NSA, Edward Joseph Snowden, berbicara blak-blakan soal negaranya, Amerika Serikat (AS) sebagai biang kemunculan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia mengatakannya dalam wawancara dengan wartawan koran Dagens Nyheter Swedia, Lena Sundström dan Lotta Härdelin di sebuah hotel di Moskow.

“Tidak ada ISIS sampai kita mulai membom negara-negara ini (Irak dan Timur Tengah). Ancaman terbesar yang kita hadapi di wilayah tersebut lahir dari kebijakan kami sendiri,” kata Snowden.

“AS berpikir pada tingkat emosional, bukan pada tingkat kecerdasan,” sindir bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS itu. ”Karena meluncurkan respon langsung yang tidak masuk akal,” lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, semalam.

Snowden sampai saat ini masih bersembunyi di Moskow, Rusia, karena jadi buron intelijen AS setelah dia membocorkan penyadapan global NSA yang membuat AS malu.

Snowden juga mengungkap dokumen rahasia AS yang dikenal dengan nama “Drone Papers”, yakni serangan drone AS yang ngawur karena tidak mengenai teroris tapi warga sipil. Dokumen yang pernah diterbitkan The Intercept pada bulan Oktober lalu mengungkapkan bahwa sembilan dari sepuluh orang yang tewas oleh pesawat AS bukanlah target yang dimaksudkan.

Menurut Snowden Washington tidak menargetkan individu dengan drone, tetapi berdasarkan ponsel. ”Dan mereka tidak tahu apakah teroris memegang telepon ataukah ibunya yang memegangnya. Dan inilah mengapa begitu banyak serangan drone salah sasaran, mengapa begitu banyak pernikahan yang tertabrak,” katanya mengacu pada serangan drone AS yang banyak menyasar warga sipil.

“Ketika saya melihat ‘Drone Papers’, tidak ada pertanyaan dalam pikiran saya bahwa ini adalah cerita keamanan yang paling penting tahun ini," katanya. “Program drone menciptakan lebih banyak teroris daripada membunuhnya.”


Dunia belum bisa bernapas lega sampai dengan pertengahan Juni 2017 ISIS atau DAESH nama panggilan paling disukai politisi Eropa, semakin merajalela. Pembombardiran oleh gabungan angkatan udara negara--negara adidaya di hampir banyak markas dan wilayah penting ISIS, tidak menjadikan ISIS atau DAESH hancur, apalagi menyerah kalah, yang terjadi hanya sedikit mengalami pelemahan di wilayah pertahanannya. Dalam pertempuran melawan tentara pemerintah Irak yang didukung lebih dari 60 negara termasuk AS, dan Sovyet tentara jihadis DAESH atau ISIS hanya sedikit bergeser dari wilayah pertahanan zona B atau bahkan sebagian besar hanya zona pertahanan C alias kantong-kantong cadangan.

Sebagian besar wilayah pertahanan strategis ISIS masih tetap utuh. Walaupun sampai pertengahan 2017 Moshul dapat direbut tentara Irak atas dukungan serangan udara AS termasuk partisipasi militer Bassar al Assad bersama Rusia yang fokus pengeboman Raqqa, namun sesungguhnya sebagian besar pinggiran Moshul, Raqqa dan kota-kota sekitarnya masih dikuasai ISIS, seperti Kota Tal Afar (arah barat daya Mosul dan dijadikan gudang siluman ISIS untuk menjebak pemboman), kemudian kota Hawija, al-Qaim, Lembah Nineveh, yang sepenuhnya masih dikuasai ISIS dan area Sungai Eufrat di sekitar perbatasan Irak-Suriah, serta pingiran Ibu Kota Negara Irak-Baghdad.

Walaupun gempuran tak kunjung berhenti dari militer koalisi Arab Saudi-Kurdi dalam SDF (Syria Defense Force) yang didukung Iraq-Amerika, dilengkapi persenjataan modern buatan Amerika tak juga dapat meluluhlantakan pertahanan ISIS. Demikian pula setali tiga uang saat koalisi Suriah--Rusia menggempur Raqqa, sebaliknya negara-negara koalisi pimpinan Amerika mengalami kerugian jutaan dollar biaya pengerahan militer dan biaya perang, ditambah lagi persoalan keamanan dalam negeri negara-negara di dunia yang mulai terancam karena masuknya militan-militan jihadis yang melakukan kerja sama dengan kelompok radikal yang ada di dalam negara mereka untuk melakukan balas dendam.

Masuknya militan jihadis  ISIS kenegara mereka menjadi ancaman serius. Kemunculannya dapat mengguncang stabilitas keamanan dalam negeri dibanyak negara termasuk Indonesia. ISIS akan menebar teror, mulai dari ancaman, maupun datangnya sesuatu yang tak terduga dilapangan berupa bom bunuh diri. Kenapa ISIS demikian sulit dikalahkan meski telah dikeroyok koalisi banyak negara dari timur sampai barat, negara-negara Islam maupun negara-negara yang dominasi militer Kristen, bahkan masuknya militer Negeri Beruang Merah "Rusia" bersama Suriah atas sepengetahuan Putin dan Bassar al Assad?

Sangat diluar nalar sehat, dibandingkan satuan militer disebuah negara mereka sejatinya hanya kelompok pejuang bersenjata yang tidak pernah mendapat pelatihan militer secara khusus, nyatanya di lapangan ISIS menunjukan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa. Isu direbutnya Mosul oleh Amerika-Iraq dan isu atas Raqqa yang hancur bersamaan dengan tewasnya sang maestro ISIS Ibrahim Abu Bakar al-Baghdadi, atas gempuran Rusia-Suriah tidak menjadikan ISIS bubar. Sebagaimana pernyataan yang dilontarkan oleh pejabat tinggi intelijen Amerika, Letnan Jenderal Steve Townsend, bahwa ISIS akan sangat sulit dikalahkan dan membutuhkan waktu yang sangat lama.

Apakah dibalik pernyataan Steve Townsend itu sesungguhnya ada permainan intelijen oleh negara-negara superpower itu sendiri seperti Amerika dan sekutunya termasuk Israel yang berkepentingan  bagaimana menciptakan kondisi instabilitas terutama di kawasan Arab atau negara-negara mayoritas muslim termasuk terhadap Indonesia? Setidaknya demikianlah informasi yang telah tersebar menyatakan keterlibatannya Amerika dan sekutunya terutama Zionis Israel. Melalui informasi dan analisa intelijen yang diambil dari berbagai sumber sesungguhnya apa yang kita percayai selama ini tentang NIIS/ISIS, Negara Islam Irak dan asy-Syam, atau ISIL, atau DAESH yang selalu berdalih jihad demi Islam, sesungguhnya salah sama sekali, jauh panggang dari api.

Pada awal terbentuknya ISIS, atau DAESH sebagai kelompok pejuang yang garis perjuangannya satu arah dengan al Qaeda relatif masih lurus sesuai dengan Islam dan semangat nasionalisme Timur Tengah yang selalu menjunjung tinggi nasehat-nasehat dan fatwa para ulama. Titik berat perjuangannya semula fokus menentang kolonialisme dalam bentuk apapun, yang telah ditandai dengan melawan penjajahan Rusia di Afganistan. Kemudian pasca Sovyet diteruskan melawan penjajahan Amerika dan sekutunya termasuk zionis Israel. Pada akhir-akhir perjuangannya terutama sejak gerakan politik al Qaedah diadobsi oleh pewaris gerakan "Jamah TauhidalJihad-nyaAbu Mash'ab Zarqawi yang dikenal sebagai tokoh atau pemimpin besar ISIS Abu Bakar al Baghdadi, garis perjuangannya sudah melenceng jauh bahkan sama sekali bertentangan.
Imam besar ISIS ini merombak seratus delapan puluh derajat arah garis perjuangan pendahulu-pendahulunya a.l. Ketua Majlis Syura Mujahidin, Abdullah Rosyid Baghdadi dan Ketua al Qaeda cabang Iraq, Abu Hamzah al Muhajir, yang sesudahnya digantikan oleh Abu Umar Baghdadi. Ketika masih masa kepemimpinan Abu Hamzah al Muhajir dan Abu Umar Baghdadi sampai cikal bakal al Qaeda, para jihadis sangat terlarang membunuh wanita dan anak-anak apalagi sesama muslim, namun setelah kedua oleh Abu Bakar al Baghdadi, seluruh aturan-aturan perjuangan yang lama diganti total menjadi organisasi super radikal, khas ciri ISIS yang sekarang.

Seluruh peraturan perjuangan yang diwariskan oleh al Qaeda (Osama bin Laden) kemudian juga  Abu Mashab Zarqowi didasarkan atas hukum Islam oleh para pengikutnya, aturan tersebut menjadi tidak berlaku bahkan kebijakan politik al Qaeda banyak yang dibuang alias tidak diadobsi lagi. Kebijakan dan garis politik ISIS dianggap lebih kuat ketimbang al Qaeda dan Jamah Tauhid al-Jihad nya Zarqawi. Baginya Khilafah dunia harus menjadi tujuan utama dan harus dimulai dari sekarang dengan cara apapun karena itu merupakan perjuangan suci yang dicontohkan Nabi, demikian yang menjadi keyakinan jihadis ISIS. Kampanye dan penyebar luasan tentang Khilafah dunia Islam inilah yang menjadi andalan utama dalam menarik mujahid mujahid Islam dari belbagai penjuru dunia.
Faktanya pejuang-pejuang dan para mujahid dari seluruh dunia berdatangan termasuk dari jihadis Indonesia berbai'at sumpah setia kepada Sang Imam. Abu Bakar al Baghdadi kebanjiran bai'at dari kelompok kelompok radikal Mujahiddin; Taliban; Al-Qaeda; Hammas; Bako Haram (Jama'at Ahl as-Sunnah lid-Da'wah wa'l-Jihad) yang beroperasi di Chard, Kamerun  Nigeria; Ahmadiyyah; Harakat al-Shabaab al-Mujahidee- Timur Afrika dan Somalia; Jabhat al-Sham, tidak ketinggalan dari Indonesia antara lain Jemaah Anshorut Tauhid - Abu Bakar Baasyir, Mujahidin Indonesia Barat dan Mujahidin Indonesia Timur - Santoso, kelompok Bima, Al Mujahirun yang merupakan fraksi radikal dari Hizbut Tahrir Indonesia.

Kepiwaian Abu Bakar al-Baghdadi dalam menciptakan strategi perjuangannya dianggap oleh kelompok para mujahid dunia lebih kuat ketimbang al Qaeda maupun Jamah Tauhid al Jihad-nya Zarqawi. Kedua tokoh legendaris mujahid tersebut menurut Abu Bakar al Baghdadi dianggapnya telah melakukan kekeliruan dan sangat lemah. Perbedaan paling mendasar yang menyebabkan ajaran Imam besar ISIS Abu Bakar al Baghdadi itu sangat berseberangan dengan ajaran Osama bin laden pemimpin al-Qaedah dan Abu Mashab Zarqowi pemimpin Jamah Tauhid adalah:

"Pertama"; Kebrutalan ISIS Abu Bakar al Baghdadi yang tidak ada bandingannya diduni ini.
Sampai Juni 2017 saja telah menghancuran ratusan masjid dan situs bersejarah Islam yang tersebar dari Mosul, Tikrit, Suriah hingga Libia, diantaranya adalah Mesjid al-Nuri di Mosul, Masjid al-Arbain di Tikrit yang dibangun oleh Sayidina Umar RA, masjid dan makam Nabi Yunus AS di Mosul, makam Imam Awn al Din RA.

"Kedua;ISIS organisasi teroris yang sangat kejam dan paling sadis di dunia tak terkecuali terhadap saudara-saudara seagama, kepada ibu-ibu dan anak-anak termasuk lanjut usia, terhadap etnis dan penganut agama tertentu. Kekejaman yang dilakukan menurutnya adalah bagian dari perjuangan penegakan Khilafah, sedang menurut para pendahulu, pendiri dan cikal bakal ISIS, Osama bin Laden, kekejaman, kesadisan, kebrutalan sesama muslim, penganut agama dan etnis tertentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kesadisan ISIS tak terkecuali diberlakukan kepada 13 ulama-ulama sunni hanya karena perbedaan pandangan. ISIS juga melakukan penghinaan bahkan ancaman terhadap ulama Saudi Arabia Mufti Besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh. Dan yang paling mengagetkan umat Islam dunia adalah sumpah serapah ISIS kepada umat Islam didunia dituduh sebagai penyembah Kabah.

"Ketiga";Menurut al Baghdadi Kekhalifahan adalah harga mati yang harus diperjuangkan dengan cara apapun. Sedangkan dalam Islam sebagaimana yang dianut oleh Osama bin Laden dan Abu Mash'ab Zarqawi beserta para pengikutnya di Jamah Tauhid al Jihad kekhalifahan bukan bagian dari perjuangan jihad, setidaknya memperjuangkan kekhalifahan dunia belum saatnya dan sesungguhnya perjuangan untuk menegakan ke-Khilafaan dunia tidak ada acuannya secara jelas dan gamblang dalam al-Qur'an.

"Keempat";Menurut Abu Bakar al Baghdadi dan kelompoknya ISIS boleh melakukan dengan cara apapun untuk tujuan penegakan Kekhalifahan. Bagi mereka tidak mengenal pelanggaran HAM, karena HAM produk orang kafir, ISIS tidak mengakui pandangan ulama ulama dari manapun mazhabnya, apapun kaidah moral yang dipakainya, apapun hukum kemanusiaan yang dipakainya, tidak berlaku bagi ISIS.

"Kelima";Pendiri dan cikal bakal ISIS tatkala masih bersumber dari al Qaeda-Osama bin Ladden tidak akan gegabah menuduh kafir kepada kaum muslimin hanya karena berbeda pendapat, berbeda penafsiran dan berbeda  madzhabnya. Sedangkan kelompok ISIS hasil olahan al Baghdadi tidak akan segan-segan menuduh kafir yang halal darahnya terhadap kaum muslimin yang berbeda pendapat dengannya.

Untuk mengetahui kronologisnya ISIS asuhan Abu Bakar al Baghdadi kenapa berbeda dengan para mujahid-mujahid pendahulunya yang sangat anti penjajah baik semasa Sovyet hingga penjajahan Amerika. Ringkasnya perjuangan Osama banyak mendapat simpatik kelompok-kelompok mujahidin dunia yang anti penjajahan, dan mereka berbai'at kepada al Qaedah-nya Osama termasuk pimpinan Jam'ah Tauhid wa Jihad --nya  Abu Mus'ab al Zarkawi yang berjuang di Iraq. Dalam perjalanannya Jam'ah Tauhid waJihad berarti sama dengan al Qaeda Osama tetapi berupa cabang yang beroperasi di Iraq, sangat anti Amerika, dan pasca Saddam jatuh, Zarkawi tetap bertempur melawan AS dan sekutunya hingga pada 2005.

Pada pertengahan 2005 terjadi serangan besar-besaran dipinggiran Baghdad disertai pemboman oleh pesawat tempur AS, Zarkawi tewas dengan luka yang sangat parah. Pada tahun 2006 kepemimpinan al Qaeda Iraq digantikan oleh Abu Ayub al Misri berubah menjadi Daulah Islam Fi Iraq (ISI). Sejak tewasnya Zarkawi, ISI justru semakin dibanjiri relawan dari seluruh dunia. Ribuan datang dari Suriah, Chechen dan sekitarnya dan membentuk menjadi dua kelompok baru Mujahidin. Mujahidin wa Anshar (AJA) dipimpin Abu Umar al Shishani kedua Negara Islam Iraq dipimpin Abu Umar al Baghdadi. Dalam pertempuran dengan AS dan sekutunya lagi-lagi dua pemimpin kharismatik pewaris al Qaeda nya Osama yang sangat anti AS, tewas dalam pertempuran yang tidak berimbang.
Alasan lain yang menyebabkan tewasnya Abu Ayub al Misri dan Abu Umar al Baghdadi adalah adanya informasi rahasia yang sengaja dibocorkan dari dalam  Mujahidin wal Anshar (AJA). Dan ternyata orang dalam tersebut adalah kader Zionis dan Amerika yang sejak lama ditanam di al Qaeda Iraq. Dialah yang selama ini dikenal sebagai dalang teror dunia, Imam Besar ISIS Abu Bakar al Baghdadi ada yang menyebutnya  Ibrohim bin 'Awad bin Ibrohim Al badri lahir Saamura Iraq selatan tahun 1971. Nama aslinya adalah Emir Daash alias Simon Elliot. Sejak mahasiswa sudah direkrut MOSSAD dan mendapat pelatihan khusus di Tel Aviv Israel.

Setelah menyelesaikan program Doktornya di Universitas Baghdad ia mengajar Genetic Engineering, dikemudian hari pembocor dari zionis ini, yang tak lain adalah Abu Bakar al Baghdadi, dengan dana dan operasi intelijen, AS berhasil menempatkan Abu Bakar al Baghdadi menjadi pewaris Negara Islam sekaligus kelompok Mujahidin wal Anshar, dialah ratu lebah dalam strategi "Operasi Sarang Lebah Hornet" atau "Operation The Hornet Nest"Kini menjadi terang benderang, strategi operasi sarang lebah Hornest selama ini sejatinya telah digelar.

Lebih jelasnya menurut alur cerita sudah dimulai setelah kejatuhan Sovyet dari Afganistan 2003, demikian banyak organisasi-organisasi atau kelompok kelompok radikal tumbuh subur terutama di negara-negara mayoritas berpenduduk muslim. Antara lain yang sudah sangat familier ditelinga kita Indonesia, misalnya kelompok Jemaah Anshorut Tauhid  ketuanya Abu Bakar Baasyir, Mujahidin Indonesia Barat dan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso, kelompok Bima, Al Mujahirun dari Hizbut Tahrir Indonesia dll.

Sedangkan dibelahan dunia yang lain terutama di negara-negara teluk tumbuh subur kelompok Mujahiddin, Taliban, Al-Qaeda, Hammas, Bako Haram, Ahmadiyyah, bahkan Islamic Brotherhood, Ahmadiyyah; Harakat al-Shabaab al-Mujahidee- Timur Afrika dan Somalia; Jabhat al-Sham. Kelompok radikal yang sudah didoktrin oleh si Imam Besar ISIS seperti halnya si Lebah Hornet yang siap diternakan bukan hanya menghasilkan madu minyak dan gas bumi dengan harga murah, tetapi sekaligus sebagai tentara terselubung yang siap tempur dan siap mati demi tuannya untuk menghancurkan musuh-musuhnya terutama di negara-negara muslim.

Dengan sengatan beracun yang sangat mematikan, lebah Hornest kali ini telah menemukan sarangnya sekaligus menemukan pimpinan lebah induk Sang Maestro Emir Daash alias Simon Elliot alias Abu Bakar al Baghdadi. Sang peternak lebah si Zion dengan dukungan dana tak tebatas Amerika dan sekutunya tampaknya tinggal duduk ongkang-ongkang menikmati hasilnya, tetapi apakah benar demikian?. Si lebah tinggal di lepas dikala perlu untuk menyengat dengan sengatan sangat beracun bagaikan kedahsyatan bom bunuh diri sekali ledakan dapat membunuh puluhan bahkan ratusan korban.

Dari pandangan satu sisi memang telah diperoleh keuntungan materi, disamping ada banyak keuntungan lain yang diperoleh bagi si peternak melalui "Operasi Sarang Lebah Hornet" khususnya bagi si Zion. Bukankah sesungguhnya Israel dan Amerika akan tetap bersih tanpa cuci tangan sekalipun? Karena kerusakan dunia hanya dapat disandarkan kepada lebah Hornet atau lebah-lebah yang lain? Akan tetapi ingat pepatah: Sepandai-pandai Tupai Melompat akhirnya Jatuh Juga: Dalam hitung-hitung diatas kertas benar adanya, tetapi kenyataan dilapangan, Amerika, Inggris, Perancis, Australia cs yang berkontribusi besar ikut membesarkan ISIS,  bahkan termasuk Negara Beruang Merah "Sovyet" sudah mulai kewalahan menangani kelompok-kelompok radikal ini, dan sudah sangat sering mulai terkena sengatan sangat beracun dari Hornet, alias senjata makan tuan!!!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.