MAHKOTA PENYAMBUTAN MESSIAH ANTICHRIST ZIONISM
Papi Merah ( redheifer ), yang lainnya adalah "Mahota Messiah" begini menurut Rabbi Zion tersebut :
Rabbi Yosef Berger, rabbi dari Makam Raja Daud di Gunung Zion, telah memulai proyek khusus untuk menciptakan sebuah mahkota emas untuk dipersembahkan kepada raja mesias saat kedatangannya di Yerusalem.
Rabbi Berger, keturunan langsung Raja Daud, menjelaskan bahwa berdirinya Negara Israel dan Perang Enam Hari merupakan mujizat nyata dan bahwa kita saat ini hidup di awal era mesianik. Menciptakan mahkota seperti itu, katanya, dan mempersatukan 70 bangsa di dunia untuk proyek ini, akan mempercepat kedatangan sang raja.
“Selama 2000 tahun, Israel telah menunggu moshiach (mesias),” kata Rabbi Berger. “Sebagai simbol keyakinan kita bahwa masa penantian ini telah berakhir, kita harus mempersiapkan sebuah mahkota, karena tindakan pertama dari moshiach adalah mengembalikan Dinasti Daud, yang akan kelihatan tidak seperti kerajaan lain mana pun yang pernah ada.”
Rabbi Berger memiliki ketertarikan pribadi yang kuat dalam proyek tersebut. Dia adalah putra Rabbi Shalom Berger, pemimpin spiritual dari ribuan anggota sekte Mishkoltz dari golongan Yahudi Hasidik. Rabbi Yosef Berger dapat melacak garis keturunan keluarganya, dari bapa ke anak laki-laki, langsung hingga sampai kepada Raja Daud.
Untuk menggambarkan sifat khusus dari Dinasti Daud, Rabbi Berger mengutip Nabi Zakharia.
Rabbi itu menekankan bahwa seorang raja Israel akan memastikan bahwa pembuangan Israel akan berakhir, pengumpulan orang-orang buangan Israel akan selesai, Bait Suci akan dibangun kembali dan ibadah Bait Suci dijalankan kembali.
“Kita diperintahkan untuk mengantisipasi ini, untuk berdoa untuk itu, di segala waktu hingga kita dilayakkan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri,” kata Rabbi Berger. “Ini tertulis dalam Midrash (pengajaran homiletik) bahwa generasi yang mengantisipasi dan merindukan kerajaan Elohim akan ditebus dengan segera. Tetapi antisipasi ini, seperti setiap mitzvah (perintah Torah), menjadi lebih kuat bila disertai oleh perbuatan fisik.”
Rabbi Berger mengilustrasikan poin ini dengan menceritakan sebuah kisah tentang seorang tzaddik (orang benar) tertentu yang banyak dikunjungi orang-orang untuk meminta berkat. Suatu kali, dua pasangan mendekatinya, keduanya meminta untuk diberkati dengan seorang anak. Tzaddik memenuhi. Tahun berikutnya, pasangan itu kembali. Berkat yang diberikan kepada satu pasangan telah terwujud tetapi pada pasangan lainnya tetap tidak memiliki anak. Ketika mereka bertanya mengapa berkat mereka tidak dijawab, tzaddik memberikan jawaban sederhana.
“Setelah aku memberkati mereka, mereka pergi keluar dan membeli kereta untuk bayi itu,” katanya.
Rabbi Berger menjelaskan pelajaran yang diilustrasikan dalam cerita tersebut.
“Kepercayaan sejati mengarah kepada tindakan,” katanya. “Dan tindakan memperkuat hati untuk lebih percaya. Kekuatan iman itulah yang membuat berkat menjadi kenyataan.”
Rabbi mencatat bahwa upaya-upaya luar biasa telah dilakukan untuk mempersiapkan Bait Suci Ketiga dan semua perkakas-perkakas telah siap, tetapi tidak ada persiapan yang dilakukan bagi sang mesias yang akan membangun Bait Suci itu.
“Menciptakan sebuah mahkota untuk raja belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Rabbi Berger. “Ketika seluruh 70 bangsa bersatu dalam sebuah tindakan kasih yang secara jelas ditujukan untuk sang raja di Yerusalem, ini pasti akan dijawab oleh Hashem.”
Rabbi Berger mendeskripsikan para rabbi dari generasi ke generasi yang berusaha keras untuk mengungkapkan antisipasi mereka terhadap sang mesias dalam cara material: menyiapkan ruangan untuk mesias dengan perabotan khusus atau menyimpan suatu pakaian khusus untuk menyambutnya. Kamar dan pakaian ini akan tetap tak tersentuh, menunggu tujuan yang telah ditentukan bagi mereka.
“Dalam generasi ini, ketika jelas bahwa mesias sudah dekat, hanya menunggu untuk mengungkapkan dirinya, kita perlu mempersiapkan hati kita dengan melakukan tindakan-tindakan yang memperkuat keyakinan kita,” kata Rabbi Berger. “Dengan mempersiapkan sebuah mahkota yang sebenarnya, kita mengambil langkah pertama ke arah membawa visi spiritual seorang raja untuk menjadi kenyataan. Keindahan seorang raja yang sesungguhnya belum pernah terlihat di dunia sejak pembuangan dimulai dan para nabi meyakinkan kita bahwa itu akan kembali.”
Setelah mahkota diciptakan, Rabbi Berger berencana untuk mengadakan upacara yang mendedikasikan mahkota sebagai persembahan profetik kepada raja mesias dari bangsa-bangsa. Mahkota ini kemudian akan dipajang sampai saatnya penerima yang sebenarnya akan tiba.
Dalam sebuah kelas Torah, yang disponsori oleh Yiboneh dan disampaikan di Yerusalem awal pekan lalu, sarjana Ortodoks Rabbi Yitzchak Breitowitz menjelaskan bahwa ada skenario alternatif untuk tokoh mesianik yang dikenal dalam Yudaisme sebagai Moshiach ben Yosef (Mesias, putra Yusuf).
Mengutip Vilna Gaon, salah seorang pemimpin Yahudi terkemuka abad ke-18, Rabbi Breitowitz menjelaskan bahwa, “Moshiach ben Yosef sebagai seorang pribadi akan terbunuh dalam perang Gog dan Magog yang mengerikan. Tapi Moshiach ben Yosef bisa mengambil bentuk lain. Tidak harus mengambil bentuk seseorang. Itu bisa mengambil bentuk pergerakan dan filosofi.”
Seperti sudah banyak dikenal, satu bagian dari Lima Kitab Musa dibacakan di sinagoge-sinagoge di seluruh dunia setiap Shabbat. Bagian Torah tertentu ini disebut Parashat. Dan untuk menyertainya, juga selalu ada bacaan dari Kitab Para Nabi yang memiliki tema paralel dengan yang ada di dalam bacaan bagian Torah (parashat) ini. Pembacaan profetik ini disebut Haftarah. Dalam bahasa Ibrani, haftarah adalah sebuah kesimpulan.
Bagian Torah untuk Shabbat lalu adalah Vayigash (Kejadian 44:18–47:27) di mana Yosef (Yusuf) mengungkapkan identitasnya kepada saudara-saudaranya setelah Yehuda (Yehuda) memohon pembebasan saudara laki-lakinya yang paling muda Binyamin (Benjamin). Dan selanjutnya, Yehuda dan Yosef dipersatukan kembali.
Haftarah, bacaan profetik yang terkait, berasal dari Yechezqel (Yehezkiel) 37:15-28 dan menggambarkan bahwa, sama seperti Yehuda dan Yosef bersatu kembali di Mesir, akan ada penyatuan kembali dari kerajaan Yehuda dan Yosef pada Era Mesianik.
Rabbi Breitowitz menjelaskan persamaan paralelnya lebih jauh. Ada penyatuan kembali antara Yehuda dan Yosef di Mesir. Akan ada penyatuan kembali Kerajaan Utara (Yosef) dan Kerajaan Selatan (Yehuda) di Akhir Zaman. Dan akan ada seorang figur mesianik dari Rumah Yusuf dan seorang figur mesianik dari Rumah Daud, yang berasal dari Suku Yehuda.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa, sebelum Moshiach ben David (Mesias, putra Daud) muncul, akan ada Moshiach ben Yosef (Mesias, putra Yusuf) yang akan membuka jalan bagi Moshiach ben David. Peran mereka di Akhir Zaman, dijelaskan Rabbi Breitowitz, mencerminkan penyatuan kembali Yehuda dan Yosef seperti yang ada dalam bacaan bagian Torah, Vayigash.
“Dengan cara yang sama Yosef di Mitzrayim (Mesir) menyiapkan infrastruktur fisik ekonomi sehingga Yehuda kemudian dapat menciptakan komunitas spiritual bagi orang-orang Yahudi yang menyopang mereka di Mesir,” dia menjelaskan, “Begitu juga peran Moshiach ben Yosef sebagai sebuah pergerakan adalah mempersiapkan struktur fisik di Eretz Yisrael (Tanah Israel).”
Breitowitz mengakui bahwa pembangunan fisik di Israel ini berkaitan terhadap Zionisme. “Vilna Gaon menyimpulkan bahwa pembangunan fisik Eretz Yisrael adalah kondisi yang tak tergantikan untuk mendatangkan Moshiach. Kembalinya ke Tanah Israel dan membangun Tanah Israel, dalam hal pertanian, dalam hal industri, dalam hal orang-orang yang tinggal di sini, adalah syarat yang akan mendatangkan Moshiach ben David,” katanya berpendapat.
Namun dia membuat klarifikasi penting, “Vilna Gaon tidak mendukung Zionisme sekuler. Vilna Gaon menekankan berulang-ulang dalam tulisannya bahwa ini harus dilakukan dalam ruach (roh) dari Torah dan mitzvot (perintah Alkitab).” Hari ini, Zionisme berdasarkan prinsip-prinsip Torah disebut sebagai Zionisme Religius.
Rabbi Breitowitz menyimpulkan dengan menyatakan bahwa merupakan pengetahuan umum di antara para sarjana Torah di Eropa Timur selama abad ke-18 bahwa, “membangun Eretz Yisrael dalam arti fisik adalah tahapan penebusan yang dibutuhkan, dan itu adalah pendahulu untuk Moshiach ben David.”
Di kalangan Islam ada kepercayaan terhadap ramalan hadits berumur 1400 tahun tentang datangnya Imam Mahdi, pemimpin pasukan Islam Akhir Zaman, seperti yang tertulis di dalam hadits Abu Huraira, di mana ia berkata:
Ketika tentara Muslim menaklukkan Yerusalem dari Kerajaan Byzantine
tahun 638, mereka menyebut kota itu “Iliya,” singkatan dari nama Romawi
Kuno, Aelia Capitolina.
Hadits lain menyatakan,
Mereka memandang Imam Mahdi sebagai juruselamat yang akan memimpin
revolusi global dan mendirikan khalifah Islam. Mahdi artinya: “Guided One”;
seseorang yang mendapat bimbingan dan hidayah (Allah). Mahdi akan
memerintah dunia sebagai Khalifah Islam yang terakhir (khalifah adalah
penguasa politik dan juga merupakan perwakilan spiritual Allah di bumi).
Mereka memandang Isa (atau Yesus) sebagai Masih atau Mesias. Dalam eskatologi Islam, Mahdi akan datang bersamaan dengan waktu kedatangan Isa. Isa akan turun ke Bumi di Suriah, timur Damaskus, berpakaian jubah kuning, dan akan mendampingi Mahdi, yang akan memerintah atas seluruh dunia selama tujuh tahun. Pada akhir kekuasaan Mahdi, akan ada Hari Penghakiman bagi seluruh umat manusia.
Mahdi akan memaksa semua orang non-Muslim untuk berpindah menjadi Islam, atau menyerahkan nyawanya. Mahdi akan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kotanya, dari mana dia akan memerintah seluruh dunia. Kata Rabbi Israel tersebut.
Dalam eskatologi Alkitabiah Kristen, tepat sebelum kedatangan Yesus Kristus (Mesias Anak Daud) untuk memerintah sebagai raja di Zion, Yerusalem, selama seribu tahun, seorang Anti Mesias (Antikristus) akan disingkapkan kepada seluruh dunia. Kedatangannya merupakan daya kerja Satan, dengan segala kuasa dan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban palsu, dan dengan segala tipu daya ketidakbenaran. Satan akan memberikan kepadanya kekuatannya dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Dan dia akan memerintah dan berkuasa selama satu kali tujuh masa atas setiap suku, bahasa, dan bangsa. Semua orang yang nama-namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang disembelih sejak permulaan dunia, akan menyembah kepadanya. Pada pertengahan tujuh masa itu dia akan menghentikan kurban dan persembahan dan menajiskan Bait Suci di Yerusalem, dia akan mendirikan “kejijikan-kejijikan yang membinasakan” dan menyatakan dirinya sebagai Elohim di tempat kudus Elohim.
Dia akan melakukan peperangan terhadap orang-orang kudus milik yang
Mahatinggi dan akan membinasakan mereka. Dan dia akan mengucapkan
perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan dia bermaksud untuk
mengubah waktu dan hukum. Mereka akan diserahkan ke dalam tangannya
hingga satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Yohanes menyebut Anti Mesias sebagai binatang buas,
Menyertai binatang buas ini akan ada binatang kedua, yang disebut nabi palsu,
Nabi palsu ini akan melakukan tanda-tanda yang luar biasa, sehingga
dia juga menurunkan api dari langit ke bumi di hadapan orang-orang, dan
dia akan menyesatkan mereka yang tinggal di bumi melalui tanda-tanda
yang diberikan kepadanya untuk melakukannya di hadapan binatang buas
yang pertama itu, dengan berkata kepada mereka yang tinggal di bumi
untuk membuat eikon (keserupaan, profil, representasi, wujud,
kloning) dari binatang buas itu, dan kepada nabi palsu ini ditetapkan
kuasa untuk memberikan roh kepada eikon (wujud keserupaan, kloning) binatang buas ini supaya eikon ini dapat berbicara dan dia membuat orang-orang yang tidak menyembah eikon binatang buas ini agar mereka dibunuh.
Nabi palsu ini akan membuat semua orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, merdeka dan hamba, supaya mereka diberikan tanda pada tangan kanannya atau pada dahi mereka, dan supaya setiap orang tidak dapat membeli atau menjual, kecuali orang-orang yang memiliki tanda atau nama binatang buas itu atau bilangan namanya.
Pada waktu itu akan muncul Mikhael, pemimpin besar yang akan mendampingi anak-anak Israel, dan akan terjadi suatu masa kesusahan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak bangsa-bangsa ada hingga sampai pada waktu itu. Pada waktu itu, hanya orang-orang yang didapati namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang akan dilepaskan.
Banyak orang akan dibersihkan, disucikan dan dimurnikan, namun orang-orang jahat akan terus berbuat jahat, dan tidak seorang pun dari orang jahat yang dapat memahaminya, tetapi hanya orang-orang bijaksana yang akan memahaminya.
Akan ada satu masa, dua masa, dan setengah masa, dan ketika berakhir pemecah kekuatan orang-orang kudus, maka berakhirlah semuanya ini. Dari waktu kurban terus-menerus dihapuskan dan “kejijikan-kejijikan yang membinasakan” itu ditegakkan, ada seribu dua ratus sembilan puluh hari. Diberkatilah orang yang menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari.
Pada akhir masa pemerintahan mereka, binatang buas (Anti Mesias) dan nabi palsunya, dan para raja di bumi dan bala tentara mereka akan dikumpulkan untuk melakukan peperangan melawan Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan di tempat yang bernama Har-Megiddo. Di sana Mesias yang sesungguhnya akan datang dan menyatakan diri-Nya, mengenakan jubah putih yang dicelup di dalam darah orang-orang kudus-Nya yang mati dibunuh, dan Dia akan berperang dan menuntut balas dan menghakimi bangsa-bangsa pada Hari YHWH.
Pada kedatangan Mesias, pada sangkakala terakhir, orang-orang yang
mati di dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit dan mengenakan tubuh
kemuliaan, dan kemudian Dia akan mengutus para malaikatnya dan mereka
akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya yang masih hidup dari keempat
penjuru mata angin, dari ujung langit sampai ke ujungnya, dan mereka
akan dibawa secara mendadak bersama-sama dengan orang-orang yang telah
dibangkitkan itu ke awan-awan ke dalam pertemuan Tuhan di angkasa.
Kemudian tibalah waktunya pemerintahan Mesias bersama orang-orang kudusnya selama seribu tahun. Dan kekuasaan diberikan kepada-Nya, kemuliaan, dan suatu kerajaan sehingga semua orang, bangsa, dan bahasa akan melayani-Nya. Kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima kerajaan dan
memiliki kerajaan itu selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya. Dan
orang-orang yang bijaksana akan bercahaya bagaikan cahaya cakrawala.
Mereka yang menuntun banyak orang kepada kebenaran akan seperti
bintang-bintang selama-lamanya. Orang-orang benar akan bersinar seperti
matahari dalam kerajaan Bapa mereka.
Rabbi Yosef Berger, rabbi dari Makam Raja Daud di Gunung Zion, telah memulai proyek khusus untuk menciptakan sebuah mahkota emas untuk dipersembahkan kepada raja mesias saat kedatangannya di Yerusalem.
Rabbi Berger, keturunan langsung Raja Daud, menjelaskan bahwa berdirinya Negara Israel dan Perang Enam Hari merupakan mujizat nyata dan bahwa kita saat ini hidup di awal era mesianik. Menciptakan mahkota seperti itu, katanya, dan mempersatukan 70 bangsa di dunia untuk proyek ini, akan mempercepat kedatangan sang raja.
“Selama 2000 tahun, Israel telah menunggu moshiach (mesias),” kata Rabbi Berger. “Sebagai simbol keyakinan kita bahwa masa penantian ini telah berakhir, kita harus mempersiapkan sebuah mahkota, karena tindakan pertama dari moshiach adalah mengembalikan Dinasti Daud, yang akan kelihatan tidak seperti kerajaan lain mana pun yang pernah ada.”
Rabbi Berger memiliki ketertarikan pribadi yang kuat dalam proyek tersebut. Dia adalah putra Rabbi Shalom Berger, pemimpin spiritual dari ribuan anggota sekte Mishkoltz dari golongan Yahudi Hasidik. Rabbi Yosef Berger dapat melacak garis keturunan keluarganya, dari bapa ke anak laki-laki, langsung hingga sampai kepada Raja Daud.
Untuk menggambarkan sifat khusus dari Dinasti Daud, Rabbi Berger mengutip Nabi Zakharia.
Zakharia 14:9 Dan pada hari itu YAHWEH akan menjadi Raja atas seluruh bumi, YAHWEH-lah satu-satunya, dan Nama-Nya pun satu.
“Peraturan yang ditegakkan oleh moshiach akan menyatukan 70 bangsa, membawa mereka dalam sukacita ke Gunung Zion untuk melayani Hashem (YHVH),” kata Rabbi Berger.Rabbi itu menekankan bahwa seorang raja Israel akan memastikan bahwa pembuangan Israel akan berakhir, pengumpulan orang-orang buangan Israel akan selesai, Bait Suci akan dibangun kembali dan ibadah Bait Suci dijalankan kembali.
“Kita diperintahkan untuk mengantisipasi ini, untuk berdoa untuk itu, di segala waktu hingga kita dilayakkan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri,” kata Rabbi Berger. “Ini tertulis dalam Midrash (pengajaran homiletik) bahwa generasi yang mengantisipasi dan merindukan kerajaan Elohim akan ditebus dengan segera. Tetapi antisipasi ini, seperti setiap mitzvah (perintah Torah), menjadi lebih kuat bila disertai oleh perbuatan fisik.”
Rabbi Berger mengilustrasikan poin ini dengan menceritakan sebuah kisah tentang seorang tzaddik (orang benar) tertentu yang banyak dikunjungi orang-orang untuk meminta berkat. Suatu kali, dua pasangan mendekatinya, keduanya meminta untuk diberkati dengan seorang anak. Tzaddik memenuhi. Tahun berikutnya, pasangan itu kembali. Berkat yang diberikan kepada satu pasangan telah terwujud tetapi pada pasangan lainnya tetap tidak memiliki anak. Ketika mereka bertanya mengapa berkat mereka tidak dijawab, tzaddik memberikan jawaban sederhana.
“Setelah aku memberkati mereka, mereka pergi keluar dan membeli kereta untuk bayi itu,” katanya.
Rabbi Berger menjelaskan pelajaran yang diilustrasikan dalam cerita tersebut.
“Kepercayaan sejati mengarah kepada tindakan,” katanya. “Dan tindakan memperkuat hati untuk lebih percaya. Kekuatan iman itulah yang membuat berkat menjadi kenyataan.”
Rabbi mencatat bahwa upaya-upaya luar biasa telah dilakukan untuk mempersiapkan Bait Suci Ketiga dan semua perkakas-perkakas telah siap, tetapi tidak ada persiapan yang dilakukan bagi sang mesias yang akan membangun Bait Suci itu.
“Menciptakan sebuah mahkota untuk raja belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Rabbi Berger. “Ketika seluruh 70 bangsa bersatu dalam sebuah tindakan kasih yang secara jelas ditujukan untuk sang raja di Yerusalem, ini pasti akan dijawab oleh Hashem.”
Rabbi Berger mendeskripsikan para rabbi dari generasi ke generasi yang berusaha keras untuk mengungkapkan antisipasi mereka terhadap sang mesias dalam cara material: menyiapkan ruangan untuk mesias dengan perabotan khusus atau menyimpan suatu pakaian khusus untuk menyambutnya. Kamar dan pakaian ini akan tetap tak tersentuh, menunggu tujuan yang telah ditentukan bagi mereka.
“Dalam generasi ini, ketika jelas bahwa mesias sudah dekat, hanya menunggu untuk mengungkapkan dirinya, kita perlu mempersiapkan hati kita dengan melakukan tindakan-tindakan yang memperkuat keyakinan kita,” kata Rabbi Berger. “Dengan mempersiapkan sebuah mahkota yang sebenarnya, kita mengambil langkah pertama ke arah membawa visi spiritual seorang raja untuk menjadi kenyataan. Keindahan seorang raja yang sesungguhnya belum pernah terlihat di dunia sejak pembuangan dimulai dan para nabi meyakinkan kita bahwa itu akan kembali.”
Setelah mahkota diciptakan, Rabbi Berger berencana untuk mengadakan upacara yang mendedikasikan mahkota sebagai persembahan profetik kepada raja mesias dari bangsa-bangsa. Mahkota ini kemudian akan dipajang sampai saatnya penerima yang sebenarnya akan tiba.
Dalam sebuah kelas Torah, yang disponsori oleh Yiboneh dan disampaikan di Yerusalem awal pekan lalu, sarjana Ortodoks Rabbi Yitzchak Breitowitz menjelaskan bahwa ada skenario alternatif untuk tokoh mesianik yang dikenal dalam Yudaisme sebagai Moshiach ben Yosef (Mesias, putra Yusuf).
Mengutip Vilna Gaon, salah seorang pemimpin Yahudi terkemuka abad ke-18, Rabbi Breitowitz menjelaskan bahwa, “Moshiach ben Yosef sebagai seorang pribadi akan terbunuh dalam perang Gog dan Magog yang mengerikan. Tapi Moshiach ben Yosef bisa mengambil bentuk lain. Tidak harus mengambil bentuk seseorang. Itu bisa mengambil bentuk pergerakan dan filosofi.”
Seperti sudah banyak dikenal, satu bagian dari Lima Kitab Musa dibacakan di sinagoge-sinagoge di seluruh dunia setiap Shabbat. Bagian Torah tertentu ini disebut Parashat. Dan untuk menyertainya, juga selalu ada bacaan dari Kitab Para Nabi yang memiliki tema paralel dengan yang ada di dalam bacaan bagian Torah (parashat) ini. Pembacaan profetik ini disebut Haftarah. Dalam bahasa Ibrani, haftarah adalah sebuah kesimpulan.
Bagian Torah untuk Shabbat lalu adalah Vayigash (Kejadian 44:18–47:27) di mana Yosef (Yusuf) mengungkapkan identitasnya kepada saudara-saudaranya setelah Yehuda (Yehuda) memohon pembebasan saudara laki-lakinya yang paling muda Binyamin (Benjamin). Dan selanjutnya, Yehuda dan Yosef dipersatukan kembali.
Haftarah, bacaan profetik yang terkait, berasal dari Yechezqel (Yehezkiel) 37:15-28 dan menggambarkan bahwa, sama seperti Yehuda dan Yosef bersatu kembali di Mesir, akan ada penyatuan kembali dari kerajaan Yehuda dan Yosef pada Era Mesianik.
Yehezkiel 37:16 “Dan
engkau, hai anak manusia, ambillah sepotong kayu dan tuliskanlah di
atasnya: Untuk Yehuda, dan sekutunya, bani Israel. Kemudian ambillah
sepotong kayu yang lain dan tuliskanlah di atasnya: Untuk Yusuf, tongkat
Efraim dan seluruh keluarga Israel, sekutunya.
Yosef, kadang-kadang disebut sebagai Efraim, mewakili Sepuluh Suku
Utara yang diasingkan Sancherib jauh sebelum Yehezkiel hidup. Yehuda
mewakili Kerajaan Selatan, dari mana orang-orang Yahudi saat ini berasal
dan dari siapa mereka mengambil nama mereka.Rabbi Breitowitz menjelaskan persamaan paralelnya lebih jauh. Ada penyatuan kembali antara Yehuda dan Yosef di Mesir. Akan ada penyatuan kembali Kerajaan Utara (Yosef) dan Kerajaan Selatan (Yehuda) di Akhir Zaman. Dan akan ada seorang figur mesianik dari Rumah Yusuf dan seorang figur mesianik dari Rumah Daud, yang berasal dari Suku Yehuda.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa, sebelum Moshiach ben David (Mesias, putra Daud) muncul, akan ada Moshiach ben Yosef (Mesias, putra Yusuf) yang akan membuka jalan bagi Moshiach ben David. Peran mereka di Akhir Zaman, dijelaskan Rabbi Breitowitz, mencerminkan penyatuan kembali Yehuda dan Yosef seperti yang ada dalam bacaan bagian Torah, Vayigash.
“Dengan cara yang sama Yosef di Mitzrayim (Mesir) menyiapkan infrastruktur fisik ekonomi sehingga Yehuda kemudian dapat menciptakan komunitas spiritual bagi orang-orang Yahudi yang menyopang mereka di Mesir,” dia menjelaskan, “Begitu juga peran Moshiach ben Yosef sebagai sebuah pergerakan adalah mempersiapkan struktur fisik di Eretz Yisrael (Tanah Israel).”
Breitowitz mengakui bahwa pembangunan fisik di Israel ini berkaitan terhadap Zionisme. “Vilna Gaon menyimpulkan bahwa pembangunan fisik Eretz Yisrael adalah kondisi yang tak tergantikan untuk mendatangkan Moshiach. Kembalinya ke Tanah Israel dan membangun Tanah Israel, dalam hal pertanian, dalam hal industri, dalam hal orang-orang yang tinggal di sini, adalah syarat yang akan mendatangkan Moshiach ben David,” katanya berpendapat.
Namun dia membuat klarifikasi penting, “Vilna Gaon tidak mendukung Zionisme sekuler. Vilna Gaon menekankan berulang-ulang dalam tulisannya bahwa ini harus dilakukan dalam ruach (roh) dari Torah dan mitzvot (perintah Alkitab).” Hari ini, Zionisme berdasarkan prinsip-prinsip Torah disebut sebagai Zionisme Religius.
Rabbi Breitowitz menyimpulkan dengan menyatakan bahwa merupakan pengetahuan umum di antara para sarjana Torah di Eropa Timur selama abad ke-18 bahwa, “membangun Eretz Yisrael dalam arti fisik adalah tahapan penebusan yang dibutuhkan, dan itu adalah pendahulu untuk Moshiach ben David.”
Mesias Yang Dinantikan Dunia
Bukan hanya orang-orang Yahudi saja yang menantikan kedatangan Mesias. Tiga agama Abrahamik besar, Yahudi, Kristen, dan Islam, sama-sama menantikan kedatangan figur Mesias di Akhir Zaman, yang akan memerintah seluruh dunia dari Yerusalem.Di kalangan Islam ada kepercayaan terhadap ramalan hadits berumur 1400 tahun tentang datangnya Imam Mahdi, pemimpin pasukan Islam Akhir Zaman, seperti yang tertulis di dalam hadits Abu Huraira, di mana ia berkata:
Rasulullah bersabda, “Dari Khorasan akan
keluar panji-panji hitam yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun,
sehingga panji-panji hitam tersebut ditancapkan di Iliya (Yerusalem).”
Sumber: Sunan At-Tirmidhi 2269
Hadits lain menyatakan,
Dari Tsauban, ia berkata: “Rasulullah
bersabda: “Jika kalian telah melihat panji-panji hitam telah datang dari
Khorasan, maka datangilah ia karena padanya ada Khilafah Allah yakni
Al-Mahdi.”
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “maka
jika kamu melihatnya, berbai’atlah kepadanya walaupun dengan merangkak
di atas salju.” Sumber: Sunan Ibn Majah 4084
Mereka memandang Isa (atau Yesus) sebagai Masih atau Mesias. Dalam eskatologi Islam, Mahdi akan datang bersamaan dengan waktu kedatangan Isa. Isa akan turun ke Bumi di Suriah, timur Damaskus, berpakaian jubah kuning, dan akan mendampingi Mahdi, yang akan memerintah atas seluruh dunia selama tujuh tahun. Pada akhir kekuasaan Mahdi, akan ada Hari Penghakiman bagi seluruh umat manusia.
Mahdi akan memaksa semua orang non-Muslim untuk berpindah menjadi Islam, atau menyerahkan nyawanya. Mahdi akan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kotanya, dari mana dia akan memerintah seluruh dunia. Kata Rabbi Israel tersebut.
Dalam eskatologi Alkitabiah Kristen, tepat sebelum kedatangan Yesus Kristus (Mesias Anak Daud) untuk memerintah sebagai raja di Zion, Yerusalem, selama seribu tahun, seorang Anti Mesias (Antikristus) akan disingkapkan kepada seluruh dunia. Kedatangannya merupakan daya kerja Satan, dengan segala kuasa dan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban palsu, dan dengan segala tipu daya ketidakbenaran. Satan akan memberikan kepadanya kekuatannya dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Dan dia akan memerintah dan berkuasa selama satu kali tujuh masa atas setiap suku, bahasa, dan bangsa. Semua orang yang nama-namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang disembelih sejak permulaan dunia, akan menyembah kepadanya. Pada pertengahan tujuh masa itu dia akan menghentikan kurban dan persembahan dan menajiskan Bait Suci di Yerusalem, dia akan mendirikan “kejijikan-kejijikan yang membinasakan” dan menyatakan dirinya sebagai Elohim di tempat kudus Elohim.
Daniel 9:27 Dan dia akan membuat kokoh perjanjian kepada banyak orang selama satu pekan, dan pertengahan pekan itu dia akan menghentikan kurban dan persembahan, dan di atas sayap kejijikan-kejijikan yang membinasakan dan hingga berakhir, dan yang ditetapkan akan dicurahkan ke atas yang membinasakan.”
2Tesalonika 2:3-4 Biarlah
tidak seorang pun menyesatkan kamu dengan cara apa pun, kecuali bahwa
pertama-tama kemurtadan itu datang dan manusia pendosa, yaitu anak
kebinasaan itu disingkapkan, yakni dia yang menentang dan meninggikan
dirinya atas segala sesuatu yang disebut elohim atau sesuatu yang
disembah, sehingga dia duduk sebagai elohim di tempat kudus Elohim
sambil memamerkan dirinya bahwa dia adalah Elohim.
Wahyu 13:7 Ia diberi
kuasa untuk mengadakan peperangan terhadap orang-orang kudus dan untuk
mengalahkan mereka. Kepadanya diberikan kekuasaan atas setiap suku,
bahasa dan bangsa.
Daniel 7:21,22 Aku
menjadi melihat dan tanduk ini melakukan peperangan dengan orang-orang
kudus dan menang atas mereka, hingga ketika Hari-hari Purbakala datang,
dan penghakiman diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan waktu yang ditetapkan tercapai, dan orang-orang kudus akan mewarisi kerajaan.
Wahyu 17:8 Binatang buas
yang engkau lihat, dia pernah ada dan sekarang tidak ada, tetapi dia
akan segera muncul dari Abyssos, dan sedang menuju kepada kebinasaan,
dan orang-orang yang berdiam di muka bumi, yang nama-namanya tidak
tertulis dalam Kitab Kehidupan sejak permulaan dunia, mereka akan heran
sambil melihat binatang buas itu, yaitu yang pernah ada, dan sekarang
tidak ada, sekalipun dia ada.
Wahyu 13:11,12 Dan aku
melihat binatang buas lain yang muncul dari bumi. Dan dia memiliki dua
tanduk, serupa dengan seekor anak domba, tetapi dia berbicara seperti
seekor naga. Dan dia menjalankan di hadapannya seluruh wewenang binatang
buas yang pertama. Dan dia membuat bumi dan orang-orang yang tinggal di
dalamnya supaya menyembah binatang buas yang pertama, yang luka
kematiannya telah disembuhkan.
Nabi palsu ini akan membuat semua orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, merdeka dan hamba, supaya mereka diberikan tanda pada tangan kanannya atau pada dahi mereka, dan supaya setiap orang tidak dapat membeli atau menjual, kecuali orang-orang yang memiliki tanda atau nama binatang buas itu atau bilangan namanya.
Pada waktu itu akan muncul Mikhael, pemimpin besar yang akan mendampingi anak-anak Israel, dan akan terjadi suatu masa kesusahan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak bangsa-bangsa ada hingga sampai pada waktu itu. Pada waktu itu, hanya orang-orang yang didapati namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang akan dilepaskan.
Banyak orang akan dibersihkan, disucikan dan dimurnikan, namun orang-orang jahat akan terus berbuat jahat, dan tidak seorang pun dari orang jahat yang dapat memahaminya, tetapi hanya orang-orang bijaksana yang akan memahaminya.
Akan ada satu masa, dua masa, dan setengah masa, dan ketika berakhir pemecah kekuatan orang-orang kudus, maka berakhirlah semuanya ini. Dari waktu kurban terus-menerus dihapuskan dan “kejijikan-kejijikan yang membinasakan” itu ditegakkan, ada seribu dua ratus sembilan puluh hari. Diberkatilah orang yang menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari.
Pada akhir masa pemerintahan mereka, binatang buas (Anti Mesias) dan nabi palsunya, dan para raja di bumi dan bala tentara mereka akan dikumpulkan untuk melakukan peperangan melawan Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan di tempat yang bernama Har-Megiddo. Di sana Mesias yang sesungguhnya akan datang dan menyatakan diri-Nya, mengenakan jubah putih yang dicelup di dalam darah orang-orang kudus-Nya yang mati dibunuh, dan Dia akan berperang dan menuntut balas dan menghakimi bangsa-bangsa pada Hari YHWH.
Wahyu 19:19-21 Dan aku
melihat binatang buas itu dan para raja di bumi dan bala tentara mereka
yang dikumpulkan untuk melakukan peperangan dengan Dia yang duduk di
atas kuda itu dan dengan tentara-Nya. Dan tertangkaplah binatang buas
itu, dan bersamanya nabi palsu yang membuat tanda-tanda di hadapannya,
yang dengannya dia telah menyesatkan mereka yang menerima tanda binatang
buas itu, dan mereka yang menyembah ikonnya. Selagi hidup, keduanya
dilemparkan ke dalam lautan api yang dinyalakan oleh belerang. Dan
orang-orang lainnya dibunuh dengan pedang yang keluar dari mulut Dia
yang duduk di atas kuda itu. Dan semua burung kenyang oleh daging
mereka.
Kemudian tibalah waktunya pemerintahan Mesias bersama orang-orang kudusnya selama seribu tahun. Dan kekuasaan diberikan kepada-Nya, kemuliaan, dan suatu kerajaan sehingga semua orang, bangsa, dan bahasa akan melayani-Nya. Kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Wahyu 20:4-6 Dan aku
melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya -dan penghakiman
telah diberikan kepada mereka- dan jiwa-jiwa mereka yang dipenggal
karena kesaksian YESUS dan karena firman Elohim, serta siapa pun yang
tidak menyembah binatang buas itu maupun ikonnya dan tidak menerima
tanda pada dahinya atau pada tangannya. Dan mereka hidup dan memerintah
bersama Kristus selama seribu tahun. Namun orang-orang mati yang
selebihnya, mereka tidak hidup kembali sampai masa seribu tahun itu
digenapi. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagialah dan kuduslah dia
yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama. Kematian kedua tidak
mempunyai wewenang atas mereka. Namun mereka akan menjadi imam-imam
Elohim dan Kristus, dan mereka akan memerintah bersama-Nya selama seribu
tahun.
Post a Comment