Fakta Perang Suriah yang Disembunyikan Oleh Banyak Media (Menolak Lupa)
Ini kisah dan Fakta lama. Perang
Suriah yang telah dimulai sejak maret 2011 dan membunuh ratusan ribu
rakyat Suriah telah dikelabui oleh media-media Wahabi yang menuduh
pemerintah Suriah menyerang rakyat Sunni. Fakta-fakta yang ada tentang
di Suriah telah dipalsukan dan penuh dengan propaganda media teroris dan
takfiri serta barat yang selalu mengadu domba umat Islam dengan perang
Sektarian,
Pertama, Pemerintah Suriah tidak pernah membantai orang bermadzhab
Sunni. Hasil pemilu presiden Suriah yang diawasi lembaga-lembaga
independen Juni 2014 kemarin, Assad terpilih kembali dengan perolehan
88.7% suara rakyat. Sedangkan kaum Sunni itu mayoritas (74%) di Suriah.
Itu artinya mayoritas mutlak rakyat Suriah yang Sunni dan apapun
latarnya masih mencintai Bashar Assad. Itu yang selalu ditutupi
media-media takfiri. Jika Assad adalah pembantai Sunni, mungkinkah
mayoritas rakyatnya yang Sunni tersebut memilih dia?
Kedua, Satu lagi propaganda murahan yang menyebut Rezim Suriah adalah
Rezim Syi’ah. faktanya, Mayoritas kabinet pemerintahan di Suriah diisi
oleh orang-orang Sunni. Jabatan-jabatan penting seperti Wakil Presiden,
Wakil Presiden 1, Perdana Menteri, Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar
Negeri, Menteri Informasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dll
diisi orang-orang Sunni. Grand Mufti resmi Suriah Syaikh Ahmad Badruddin
Hassun pun seorang ulama besar Sunni. Bahkan istri Bashar yaitu Asma
al-Assad adalah seorang muslimah Sunni dari Homs. Ini semua adalah
fakta-fakta yang selalu ditutupi media-media Takfiri dan radikal di
tanah air.
Ketiga, Dan (lagi) fakta yang selalu ditutupi mereka, para pemberontak
di Suriah mayoritas bukanlah rakyat Suriah, tapi para militan takfiri
asing yang datang dari 83 negara (termasuk Indonesia), korban cuci otak
sektarian yang rame-rame menginvasi Suriah dengan kedok “jihad”. Bahkan
situs SOHR (Syrian Observatory for Human Rights) yang berafiliasi dengan
oposisi pun mengakui lebih dari 70% militan yang memberontak di Suriah
adalah orang-orang asing/impor (bukan rakyat Suriah).
Keempat, Fitnah-fitnah tentang Bashar Assad membantai Sunni BARU DITEBAR
4 TAHUN TERAKHIR, tepatnya sejak invasi para Takfiri asing ke Suriah.
Faktanya, sebelum itu tidak pernah terdengar isu-isu tersebut. Bashar
Assad sudah berkuasa sejak tahun 2000 dan sampai hari ini SUNNI
(Ahlussunnah wal jamaah) MASIH MAYORITAS di Suriah (74%). Kalau benar
Assad membantai/menggenosida kaum Sunni, SEHARUSNYA SUDAH HABIS semua
Sunni di Suriah, sedangkan dia sudah berkuasa selama 15 tahun.
Kenyataannya sampai hari ini Sunni MASIH MAYORITAS di Suriah. Masih
percaya dengan isu murahan tersebut?
Kelima, Pada 2009, Qatar mengajukan proposal agar Assad melegalkan jalur
pipa gas alamnya melintasi Suriah dan Turki untuk menuju Eropa. Bashar
Assad menolak proposal ini dan pada 2011 ia justru menjalin kerjasama
dengan Iraq dan Iran untuk membangun jalur pipa ke Timur. Qatar, Saudi
dan Turki adalah pihak yang paling sakit hati dan dirugikan oleh
keputusan ini. Khayalan mereka untuk mendapat pemasukan Milyaran dollar
dari ekspor Migas buyar seketika. Apa kalian terkejut jika hari ini
Saudi, Qatar dan Turki menjadi negara-negara yang paling getol
mensponsori dan mempersenjatai para teroris yang hendak menggulingkan
Assad? Kenapa USA dan NATO sangat berambisi menggulingkan Assad? Karena
mereka dan ketiga negara tersebut adalah sekutu dan mitra bisnis utama.
Keputusan Assad akan menguatkan posisi Iran secara ekonomi maupun
politis dalam pasar tambang Migas di Timur Tengah dan mengecilkan
pengaruh USA dan sekutunya. Apa USA rela? Mimpi!!
Keenam, Sejak perang Arab-Israel pada 1948 hingga perang edisi ketiga
pada 1967, Suriah tidak pernah absen dalam mengirim pasukan militernya
melawan Zionis. Suriah bersama Mesir, Iraq dan Jordan saat itu (1967)
mengirim 547.000 pasukan melawan Zionis di Sinai dan Golan. Bahkan
ketika negara-negara Arab tersebut sudah berdamai dengan Israel, Suriah
adalah satu-satunya Rezim Arab yang hingga hari ini tidak bersedia
menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Hingga perang Suriah dan
Israel terus berlanjut pada Yom Kippur 1973 atas pendudukan Israel di
Golan. Hingga hari ini PBB harus menurunkan pasukan perdamaiannya di
Golan dan menetapkan sebagian wilayah tersebut sebagai zona netral.
(Baca juga: Jejak Pengabdian Saudi Kepada Barat dan Zionis)
Ketujuh, Suriah hingga hari ini adalah penampung terbesar pengungsi
Palestina di Timur Tengah. Jutaan pengungsi Palestina telah diterima
dengan tangan terbuka oleh Pemerintah Suriah sejak 1948 di kamp-kamp
pengungsi Yarmouk, Neirab, Handarat, Aleppo dll. Mereka diberi fasilitas
Sekolah, Rumah Sakit dll layaknya warga sendiri. Bahkan Assad pun
dijuluki sebagai Bapak Pengungsi Palestina. Mereka beranak pinak di
Suriah hingga hari ini. Dan tidak mengejutkan jika para pejuang
Palestina dari PFLP-GC di Yarmouk (cabang PFLP yang bermarkas di Gaza)
dan Brigade al Quds (sayap militer Jihad Islam di Gaza) sejak awal
konflik mengabdi pada Suriah dan bergabung dengan Tentara Arab Suriah
melawan para teroris.
Kedelapan, Sebuah strategi militer baru telah dimulai di Suriah. Hal ini
merubah Suriah selama 15 tahun kepada sebuah kekuatan militer yang
nyata yang lagi-lagi akan mengancam Israel. Khususnya pada tingkat
pengembangan roket dan persenjataan militer yang lain. Israel melihat
ini sebagai ancaman besar. Roket-roket Khaibar M-302 buatan Suriah telah
membantu Hizbullah dalam perang 2006 melawan Israel di Lebanon Selatan
untuk menghujani Haifa dan kota-kota lain di Israel. Bahkan roket-roket
yang sama juga telah digunakan para pejuang Muqawwamah Palestina seperti
Hamas, Jihad Islam dan PFLP di Gaza yang membuat pertama kalinya dalam
sejarah 1,5 juta Zionis masuk ke dalam bunker perlindungan bom. Suriah
bukan hanya gerbang atau jembatan transportasi dan komunikasi antara
pejuang Muqawwamah dan Iran, tapi Suriah adalah adalah pendukung nyata
pejuang-pejuang resistensi di Lebanon dan Palestina. Suriah adalah
bagian vital dalam perjuangan melawan Zionis!
Kesembilan, Setelah Hamas diusir dari Jordania pada 1999, di saat
negara-negara arab mengucilkan dan mengabaikan Hamas. Suriah membuka
tangannya dan menyediakan ibukota negaranya untuk menjadi markas Hamas.
Bashar al Assad membangunkan kantor pusat Hamas di Damaskus pada 2001,
melalui markas ini Suriah rutin berkoordinasi menjalin cara menyuplai
persenjataan kepada gerakan-gerakan Muqawwamah di Gaza, tidak hanya
Hamas. Sebutkan jika Saudi, Turki dan Qatar pernah menyuplai senjata
atau sebutir saja peluru untuk pejuang Palestina? (Baca juga: Strategi
Baru Uni Eropa Perangi Bashar AssadKerjasama Intelijen Israel-Turki
untuk Membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad)
Kesepuluh, Mundur ke belakang kita bicara Libya. Di Libya bahkan tidak
ada yang namanya Syi’ah, tapi nyatanya terjadi perang selama 4 tahun
disana. Para pemberontak takfiri dengan bekerjasama dengan NATO dan USA
akhirnya berhasil membunuh pemimpin Sunni Muammar Qaddafi secara keji.
Masih ingat kan saat itu media-media radikal macam Arrahmah, voa-islam
dll menggelari Qaddafi sebagai Thaghut, Fir’aun dll dan perjuangan
mereka demi menegakkan Khilafah. Khilafah apa yang sudah tegak? Apa anda
tidak belajar dari pola permainan seperti ini? Wallahua'lam.
Post a Comment