SEKILAS SEJARAH TENTANG NEGERI SYAM
SEJARAH NEGERI SYAM
Syam Sebelum Islam Kata Syam itu berasal dari kata Saryaniyah yang kembali kepada Syam Bin Nuh yang tinggal di negeri tersebut sesudah terjadi banjir. Daerah Syam pada saat ini mencakup daerah Suriah (Aslinya Suriya maksudnya Negeri Siroyan) dan Lebanon, Palestina serta Yordania.
Orang syam membuat aturan di Syam semenjak masa Nuh sampai hari ini, dan dikenal dari mereka itu sangat perkasa dalam peperangan dan suka dalam bepergian serta selalu bersegera dalam belajar.
Bahasa mereka masih menggunakan Bahasa Siroyaniyah dengan keutamaan orang-orang Roma dan Phoenicia selama 17 abad mulai dari abad ketujuh sebelum masehi sampai tujuh abad masehi. Sudah diketahui dari penduduk Syam dengan keteguhan mereka dalam memegangi bahasa mereka (Siroyaniyah) sehingga apabila islam datang mereka sudah menyambutnya dengan semangat dan mereka membantu orang Arab berlawanan dengan Roma, kemudian mereka mengalihkan semuanya ke Islam dalam berbagai tahun, dan mereka menukar Bahasa Siroyaniyah dengan bahasa Arab kemudian bahasa Arab itu mendominasi seluruh bahasa yang lain untuk beberapa abad.
Seterusnya, terkenal dalam sejarah yaitu ada pada penerimaan penuh dengan kekayaan yang diterima oleh penduduk Syam kepada Umar bin al-khatab yang mereka namakan dengan (al-Faruq) dan dia itu adalah Saryaniyah maksudnya “al-Munqod”, karena itulah islam mendapatkan lingkungan subur terutama daerah Syam yang mana kefanatikan islam sampai dibawah pemerintahan Bani Umayyah sebagai puncaknya.
Imam Muhammad bin Mukarram Al-Ma‟ruf bin Manzur, Mukhtasar Tarikh Dimasqy Li Ibnu „Asakir (Damsyiq: Dar Fikr/1404 H, 1948 M), Cet. 1, Juz 1, Hlm. 40.2Tim Riset Dan Studi Islam Mesir, Sejarah Islam, ed: Fedrian Hasmand (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005),. Hlm. 307.
Orang-orang arab Syamiyah telah mendiami Suriah sejak 5000 tahun SM. Disana telah berdiri peradaban-peradaban kuno. Peradaban yang paling terkenal adalah peradaban akadiyah, amuriyah, asyuriah, babilonia, dan aramiyah (aramic).
Setelah itu Suriah tunduk kepada kekaisaran akhmidiyah Persia, lalu kepada Iskandar Macedoni pada tahun 333 SM. Kemudian Romawi menyerbu Suriah dalam perang Palestina utara pada tahun 64 SM. Sekitar tahun 300 M, Suriah menjadi bagian dari kekaisaran Bizantium.3Syeikh Imam Izz bin Abdul Salam yakni seorang Ulama‟ Syam menafsirkan dalam Kitab Tarqibu Ahlul Syam Fi Suknah Baladi Syam, kalimat yang diberkahi adalah Syam.Sebahagian Ulama‟ menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri tersebut disebabkan Para Nabi dan Rasul. Sebahagian yang lainpula mengatakan keberkahan buah-buahan dan sumber air yang ada disana4. Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-mu‟minun ayat 50
Dankami jadikan (Nabi lsa) Ibni Maryam serta ibunya sebagai satu tanda (mukjizat) dan Kami telah menempatkan keduanya di tanah tinggi, tempat tinggal Yang ada tanaman dan mata air Yang mengalir. (QS. Al-Mu‟minun: 50).
Dalam ayat ini tidak disebutkan dua tanda karena keduanya terlibat dalam satu tanda itu, yaitu Maryam dapat melahirkan Nabi Isa tanpa suami.(Dan kami menempatkan keduanya di suatu tanah tinggi) tempat di dataran tinggi, yaitu di Baitul Muqaddas, atau di Damaskus, atau di Palestina.
Sehubungan dengan hal ini banyak pendapat mengenainya (yang datar) rata tanahnya sehingga para 3Kelompok Telaah Kitab Ar-Risalah, Negeri-Negeri Akhir Zaman (Surakarta: Granada mediatama,2013), Hlm. 210.4„Izz Al-Din Abdul Aziz Abdul Salam As-Sulami, Targhib Ahli Islam Fi Sukna Syam (Suriah: Dar Al-Fikri), Hlm. 12.5
QS. Al-Mu‟minun:50.
penghuninya menetap dengan nyaman, (dan mempunyai banyak sumber air) yangmengalir lagi jernih sebagai suatu kenyataan.
6Batas-Batas SyamSyam adalah nama sebuah persekutuan bangsa dalam suatu daerah yang tertentu batas-batasnya atau nama lebih dikhususkan sebagai Negeri.Sehubungan itu, Negeri Syam adalah bagian barat Negara Saudi Arabia yang terdiri dari beberapa Negara pada saat ini, yaitu : Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon.
Oleh kerana itu, yang dimaksud Negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah dalam empat Negara ini, dan Damaskus merupakan Ibukotanya.
Wilayah Syam Di sana, Nabi Muhammad saw diperjalankan, dan dimikrajkan ke Sidratil Muntaha. Bagi umat Kristiani, wilayah Syam, dahulu adalah bagian dari imperium Romawi Timur, Bizantium. Sementara bagi umat Yahudi, Syam juga diklaim menjadi tempat suci mereka, dimana Haikal Sulaiman berada di sana.Bisyârah jatuhnya Syam ke tangan kaum Muslim ditunjukkan oleh Allah sejak Nabi Muhammad saw dilahirkan.
Saat Nabi lahir, cahaya terpancar mengiringi kelahirannya. Cahaya itu menerangi istana-istana Syam.Peristiwa Isra‟ dan Mikraj Nabi saw dari Masjidil Haram, di Makkah, ke Masjid al-Aqsa, di Palestina, serta ditunjuknya Nabi saw untuk menjadi imam para Nabi dan Rasul sebelumnya di Masjid al-Aqsa juga menguatkan Bisyârah itu.
Setelah itu, Nabi pun berulangkali menegaskan, “Uqru dar al-Islam bi as-Syam (Pusat negara Islam itu ada di Syam).”Awal pembagian wilayah di Negeri Syam tercermin dari pembagiannya menjadi dua wilayah pemerintahan, satu wilayah berada dibawah kekuasaan Perancis, yaitu dibagian utara, satu wilayah lainnya dikuasai Inggris, yaitu dibagian selatan.
Perancis menggunakan strategi pencerai beraian terhadap wilayah yang didudukinya. Maka, Perancis mengumumkan keinginannya untuk membuat Negara Lebanon raya dengan kaum Kristen maronit sebagai pemegang kekuasaannya karena mereka memiliki hubungan agama dan budaya dengan 6Imam Jalaluddin Al-Mahali dan Imam Jalaluddin As-Suyuti “Terjemahan Tafsir Jalalain”, Bahrun Abu Bakar, L.C, cet. Kesembilan oktober 2012. Jilid 2, Hlm. 205
Nampak jelas kesungguhan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dalam upaya menaklukkan negeri Syam pada priode pertama dari langkah-langkah yang telah digariskannya. Yaitu menaklukan daerah-daerah sebelah barat (Yakni negeri Syam, Mesir dan Afrika) pada masa Khulafa’ur Rasyidin, berikut ini perinciannya:
225 Lihat Tarikh ath-Thabari3/389.
226 lbid, 3/390
227 Marj as-Suffar salah satu dari tanah luas dipenuhi dengan rumputan untuk mengembala yang berada di Damaskus. (Yaqut, rc.c/i 5/101).
228 Tarikh ath-Thabari, op.cit 3/389
229 Al-Mu’riqah: adalah jalan yang biasa ditempuh Quraisy dalam perdagangan mereka menuju Syam, yaitu jalan yang memotong dari tepi pantai laut merah. (Yaqut, beat 5/155).
230 Al-Ghamr: adalah tañan yang rendan, sementara al-Arabah adalah sebuah tempat di Palestina (Yaqut, tocdt 4/98).
231 Al-Jabiyah: adalah sebuah desa di daerah utara Damaskus.
232 Tarih ath-Thabari, 3/406
233 Ibid 3/441
234 Tarikh Dimasyq, 1/254
235 Menurutku, yang masyhur adalah riwayat Saif, dan riwayat ini dijadikan sandaran ath-Thabari dan berjalan di atasnya, demikian pula Ibnu Atsir turut mengikutinya, dan al-Hafizh Ibn Katsir lebih mengedepankannya.
236 Tarikh ath-Thabari, 3/393 dari riwayat Saif bin Umar.
237 ibid.
238 Padang pasir yang terkenal, gersang tidak memiliki pohon ataupun bebatuan, terletak antara Kufah dan Syam. (Yaqut, loc.cit 3/249).
239 Quraqir: sebuah lembah milik Kalb di Samawah dari arah Iraq. {Ibid. 4/318).
240 Yang tidak memiliki air
241 Suwa: nama tempat berkumpulnya air milik Bahra’dari arah Samawah, jalan inilah yang dilewati Khaild dari Iraq menuju Syam. (Yaqut, ibid3/271).
242 Tadmur: adalah sebuah kota tua yang masyhur terletak di daratan Syam. (Ibid,2/17).
243 Nama sebuah kota di daerah Damaskus yang di nisbatkan padanya salan satu murawij. (tanah yang ditumbuhi reumputan) yaitu Marj Azra’ {Ibid, 4/911).
244 Bushra, salah satu dari wilayah Damaskus dan dia merupakan Qasabah Kurah Hauran. {Ibid, 1/441).
245 Khimsan: unta yang kehausan dengan cara diberi makan tlga hari dan baru diberi minum pada hari ke empat. (Ibnu Manzhur, Lisan Arab 6/69).
246 Lihat, al-Maidanl, Majma’ al-Amtsal 2/6, dan ungkapan ini disebutkan ketika seseorang berpayah-payah untuk kemudian beristirahat (Yakni seperti pepatah Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
247 Al-Waqusah: sebuah lembah di samping sungai Yarmuk, berdataran rendah dan memiliki jurang, banyak tentara Romawi yang berantai terjatuh ke dalamnya. (Yaqqut, Loc.cit5/355).
248 Tarikh ath-Thabari, 3/394.
249 Bandingkan dengan Tarikh ath-Thabah, 3/394
250 Ibid, 3/395.
251 Ibnu Jarir, Tarikh ar-Ruslul wa al-Muluk, 3/ 397.
252 Lihat al-Azdi, Futuh as-Syam, him. 220-221.
253 Perkataan-perkataan ini telah disebutkan oleh Abu Ismail al-Azdi dalam Futuh as-Syam, halaman 218-220.
254 Ibid hlm.225
255 Lihat Tarikh ath-Thabari 3/397.
256 Op.cit, 3/398, 402, Ibn al-Atslr, al-Kamilfí at-Tahkh, 2/412
257 at-Thabari, loc.cit .
258 Uraian ini di sebutkan panjang lebar oleh Abu Ismail al-Azdi, Futuh as-Syam, him. 199-207.
259 Rasulullah menamainya dengan gelar itu sebagaimana yang terdapat dalam Shabih al-Bukhari, kitab al-Maghazi, bab Ghazwatu Mu’tah, hadits no. 4260 (7/510, Fathul Ban).
260 kisah ini di muat dalam Tarikh ath-Thabari, 3/398, dari riwayat Saif bin Umar dari para syaikhnya.
261 shahih al-Bukhari, kitab Fadhail as-Shahabah, bab Manaqib az-Zubair bin al-Awwam, hadits no. 3721, dari Fathul Baril/SO
262 al Azdi, Futuh as-Syam, him. 222.
263 Al-Azdi, ibidh\m. 222.
264 Ibnu Hajar, Tarikh al-Umam wa ar-Rusul, 3/401.
265 Al-Azdi, Ibid, him. 226.
266 Ath-Thabari, loccit3/400, sementara al-Azdi dalam Futuh as-Syam, him. 230 memperkirakan jumlah mereka yang terbunuh sebanyak 200.000, dalam riwayat lainnya mereka menghitung dan ternyata mendapati musuh yang terbunuh sebanyak 80.000.
267 Ibid, 3/400.
268 Ibid, 3/402, dan lihat mimpi ath-Thufail Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah, lll’i.
269 Al-Azdi, op.cit 228
270 Dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat, 1/90 dengan sanad yang shahih mengenai biografi Abu Sufyan dari thabaqah keempat kalangan sahabat dengan tahqiqOr. Abdul Aziz as-Sulami, dan dikeluarkan pula oleh Ya’qub bin Sun/an dalam al-Ma’rifah, 3/300 dari jalan Ibnu Sa’ad. Dan Ibnu Hajar berkata dalam al-Ishabah, “sanadnya shahih.”
271 Thabari, ibid, 3/400.
272 ibid. 3/401
273 naskati asli tertulis Manjamah, dan koreksi perbaikan ini datang dari ath-Thabari, 3/394, dan lihat biografinya pada al- Issoah, 6/280
274 ath-Thabari, 3/402 dari jalan Saif bin Umar dari para syaikhnya
275 Al-Azdi menyebutkan hal yang senada, Futuh as-Syam, him. 211
276 Biografinya lihat di ad-Dlbaj al-Mazhab, 1/152, dan SiyarAlam an-Nubala’, 15/ 427, dan Lisan ai-Mizan, 1/309.
277 Fawaaqa Naaqah artinya selang waktu antara dua kali memerah susu. {Mukhtar as-Shahah dari kata Fauqa).
278 Dikeluarkan oleh Abu Ismail al-Azdi dalam Futuh as-Syam, him. 149-151 dari jalan Abi Jahdham dari Abdul Malik bin as-Sulaik cart Abdillah bin Qurth ats-Tsumali yang telah ikut bertempur pada waktu penaklukan Syam,
Syam Sebelum Islam Kata Syam itu berasal dari kata Saryaniyah yang kembali kepada Syam Bin Nuh yang tinggal di negeri tersebut sesudah terjadi banjir. Daerah Syam pada saat ini mencakup daerah Suriah (Aslinya Suriya maksudnya Negeri Siroyan) dan Lebanon, Palestina serta Yordania.
Orang syam membuat aturan di Syam semenjak masa Nuh sampai hari ini, dan dikenal dari mereka itu sangat perkasa dalam peperangan dan suka dalam bepergian serta selalu bersegera dalam belajar.
Bahasa mereka masih menggunakan Bahasa Siroyaniyah dengan keutamaan orang-orang Roma dan Phoenicia selama 17 abad mulai dari abad ketujuh sebelum masehi sampai tujuh abad masehi. Sudah diketahui dari penduduk Syam dengan keteguhan mereka dalam memegangi bahasa mereka (Siroyaniyah) sehingga apabila islam datang mereka sudah menyambutnya dengan semangat dan mereka membantu orang Arab berlawanan dengan Roma, kemudian mereka mengalihkan semuanya ke Islam dalam berbagai tahun, dan mereka menukar Bahasa Siroyaniyah dengan bahasa Arab kemudian bahasa Arab itu mendominasi seluruh bahasa yang lain untuk beberapa abad.
Seterusnya, terkenal dalam sejarah yaitu ada pada penerimaan penuh dengan kekayaan yang diterima oleh penduduk Syam kepada Umar bin al-khatab yang mereka namakan dengan (al-Faruq) dan dia itu adalah Saryaniyah maksudnya “al-Munqod”, karena itulah islam mendapatkan lingkungan subur terutama daerah Syam yang mana kefanatikan islam sampai dibawah pemerintahan Bani Umayyah sebagai puncaknya.
Imam Muhammad bin Mukarram Al-Ma‟ruf bin Manzur, Mukhtasar Tarikh Dimasqy Li Ibnu „Asakir (Damsyiq: Dar Fikr/1404 H, 1948 M), Cet. 1, Juz 1, Hlm. 40.2Tim Riset Dan Studi Islam Mesir, Sejarah Islam, ed: Fedrian Hasmand (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005),. Hlm. 307.
Orang-orang arab Syamiyah telah mendiami Suriah sejak 5000 tahun SM. Disana telah berdiri peradaban-peradaban kuno. Peradaban yang paling terkenal adalah peradaban akadiyah, amuriyah, asyuriah, babilonia, dan aramiyah (aramic).
Setelah itu Suriah tunduk kepada kekaisaran akhmidiyah Persia, lalu kepada Iskandar Macedoni pada tahun 333 SM. Kemudian Romawi menyerbu Suriah dalam perang Palestina utara pada tahun 64 SM. Sekitar tahun 300 M, Suriah menjadi bagian dari kekaisaran Bizantium.3Syeikh Imam Izz bin Abdul Salam yakni seorang Ulama‟ Syam menafsirkan dalam Kitab Tarqibu Ahlul Syam Fi Suknah Baladi Syam, kalimat yang diberkahi adalah Syam.Sebahagian Ulama‟ menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri tersebut disebabkan Para Nabi dan Rasul. Sebahagian yang lainpula mengatakan keberkahan buah-buahan dan sumber air yang ada disana4. Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-mu‟minun ayat 50
Dankami jadikan (Nabi lsa) Ibni Maryam serta ibunya sebagai satu tanda (mukjizat) dan Kami telah menempatkan keduanya di tanah tinggi, tempat tinggal Yang ada tanaman dan mata air Yang mengalir. (QS. Al-Mu‟minun: 50).
Dalam ayat ini tidak disebutkan dua tanda karena keduanya terlibat dalam satu tanda itu, yaitu Maryam dapat melahirkan Nabi Isa tanpa suami.(Dan kami menempatkan keduanya di suatu tanah tinggi) tempat di dataran tinggi, yaitu di Baitul Muqaddas, atau di Damaskus, atau di Palestina.
Sehubungan dengan hal ini banyak pendapat mengenainya (yang datar) rata tanahnya sehingga para 3Kelompok Telaah Kitab Ar-Risalah, Negeri-Negeri Akhir Zaman (Surakarta: Granada mediatama,2013), Hlm. 210.4„Izz Al-Din Abdul Aziz Abdul Salam As-Sulami, Targhib Ahli Islam Fi Sukna Syam (Suriah: Dar Al-Fikri), Hlm. 12.5
QS. Al-Mu‟minun:50.
penghuninya menetap dengan nyaman, (dan mempunyai banyak sumber air) yangmengalir lagi jernih sebagai suatu kenyataan.
6Batas-Batas SyamSyam adalah nama sebuah persekutuan bangsa dalam suatu daerah yang tertentu batas-batasnya atau nama lebih dikhususkan sebagai Negeri.Sehubungan itu, Negeri Syam adalah bagian barat Negara Saudi Arabia yang terdiri dari beberapa Negara pada saat ini, yaitu : Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon.
Oleh kerana itu, yang dimaksud Negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah dalam empat Negara ini, dan Damaskus merupakan Ibukotanya.
Wilayah Syam Di sana, Nabi Muhammad saw diperjalankan, dan dimikrajkan ke Sidratil Muntaha. Bagi umat Kristiani, wilayah Syam, dahulu adalah bagian dari imperium Romawi Timur, Bizantium. Sementara bagi umat Yahudi, Syam juga diklaim menjadi tempat suci mereka, dimana Haikal Sulaiman berada di sana.Bisyârah jatuhnya Syam ke tangan kaum Muslim ditunjukkan oleh Allah sejak Nabi Muhammad saw dilahirkan.
Saat Nabi lahir, cahaya terpancar mengiringi kelahirannya. Cahaya itu menerangi istana-istana Syam.Peristiwa Isra‟ dan Mikraj Nabi saw dari Masjidil Haram, di Makkah, ke Masjid al-Aqsa, di Palestina, serta ditunjuknya Nabi saw untuk menjadi imam para Nabi dan Rasul sebelumnya di Masjid al-Aqsa juga menguatkan Bisyârah itu.
Setelah itu, Nabi pun berulangkali menegaskan, “Uqru dar al-Islam bi as-Syam (Pusat negara Islam itu ada di Syam).”Awal pembagian wilayah di Negeri Syam tercermin dari pembagiannya menjadi dua wilayah pemerintahan, satu wilayah berada dibawah kekuasaan Perancis, yaitu dibagian utara, satu wilayah lainnya dikuasai Inggris, yaitu dibagian selatan.
Perancis menggunakan strategi pencerai beraian terhadap wilayah yang didudukinya. Maka, Perancis mengumumkan keinginannya untuk membuat Negara Lebanon raya dengan kaum Kristen maronit sebagai pemegang kekuasaannya karena mereka memiliki hubungan agama dan budaya dengan 6Imam Jalaluddin Al-Mahali dan Imam Jalaluddin As-Suyuti “Terjemahan Tafsir Jalalain”, Bahrun Abu Bakar, L.C, cet. Kesembilan oktober 2012. Jilid 2, Hlm. 205
Nampak jelas kesungguhan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dalam upaya menaklukkan negeri Syam pada priode pertama dari langkah-langkah yang telah digariskannya. Yaitu menaklukan daerah-daerah sebelah barat (Yakni negeri Syam, Mesir dan Afrika) pada masa Khulafa’ur Rasyidin, berikut ini perinciannya:
1. FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PENAKLUKAN
Pada awal tahun 13 H, Abu Bakar
ash-Shiddiq ra. berusaha keras untuk mengumpulkan pasukan guna dikirim
untuk menaklukkan Syam, dan hal itu dicetuskannya sepulangnya beliau
dari melaksanakan ibadah haji demi mengamalkan ayat al-Qur’an: “Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, báhwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (At-Taubah: 123). “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian.” (At-Taubah: 19).
Dan untuk mengikuti langkah-langkah
Rasulullah saw., yang telah mengumpulkan pasukannya untuk memerangi Syam
-pada perang Tabuk- hingga mereka berhasil mencapainya dengan susah
payah dalam kondisi musim panas yang menyengat. Setelah kembali ke
Madinah beliau mengutus Usamah bin Zaid maula Rasulullah saw.- sebelum
wafatnya agar memerangi daerah jajahan Syam sebagaimana yang telah
diterangkan. Selesai memulihkan kondisi Jazirah Arab, maka Abu Bakar
memulai ekspansi pasukannya ke Iraq di bawah pemimpin Khalid bin Walid.
Setelah itu Abu bakar ingin menarik Khalid dari Iraq untuk dikirim ke
Syam. Abu Bakar mulai mengumpulkan para panglima dari berbagai tempat di
Jazirah Arab. Sebelumnya beliau telah menyerahkan urusan zakat Bani
Qudha’ah kepada Amru bin al-Ash bersama al-Walid bin Uqbah yang berada
bersamanya, maka Abu Bakar menulis surat kepada Amru bin al-Ash untuk
berangkat ke Syam: “Aku telah menggantikan posisimu sebagai pemungut Shadaqah sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. kepadamu. Dan juga menempatkan dirimu kepada tugas yang lain. Aku berkeinginan untuk mengkonsentrasikanmu pada tugas yang lebih baik bagimu untuk dunia dan akhiratmu, kecuali jika engkau memang merasa tugas sekarang ini lebih engkau sukai”
Maka Amru bin al-Ash menjawab surat Abu Bakar: ” Sesungguhnya aku ingin berpartisipasi dalam salah satu peran dan peranperan yang ada dalam Islam. Dan engkaidah whai hamba Allah yang lebih mengetahui di mana posisiku yang lebih tepat, maka lihatlah dan tempatkanlah aku sesuka hatimu.”
Abu Bakar juga menulis surat dengan isi
yang sama kepada al-Walid bin Uqbah dan ia juga membalas dengan jawaban
senada.225 Akhirnya kedua-nya kembali ke Madinah setelah menunjuk
pengganti mereka.
2. PIDATO ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RA. DALAM MEMOBILISASI PASUKANNYA UNTUK BERJIHAD
Ketika jumlah pasukan yang diharapkan Abu
Bakar telah terkumpul maka beliau berpidato dihadapan mereka sambil
berdiri setelah memuji Allah sebagai pemilik segala pujian, beliau
berkata, “Ingatlah! Setiap perkara pasti memiliki puncaknya. Barangsiapa
telah mencapainya maka cukuplah baginya, barangsiapa beramal karena
Allah maka Allah akan mencukupkan-nya. Hendaklah kalian
bersungguh-sungguh dalam bekerja dan jangan berlebihan. Perkara yang
pertengahan itulah yang terbaik. Ingatlah, sesungguhnya tidak ada agama
bagi orang yang tidak memiliki iman, dan tidak ada ganjaran pahala bagi
orang-orang yang tidak mengharapkan ganjaran tersebut. Tidak ada arti
suatu amalan yang tidak disertai niat. Ingatlah, sesungguhnya ganjaran
pahala jihad yang begitu besarnya dalam kitab Allah membuat seorang
muslim harus berusaha keras mendapatkannya. Jihad adalah perdagangan
yang Allah tawarkan. Dengannya Allah akan menyelamatkan seseorang dari
kehinaan, dan akan mengalungkan kemuliaan baginya di dunia dan
akhirat.”226
3.KEBERANGKATAN KHALID BIN SAID BIN AL-ASH
Sebelumnya Khalid bin Sa’id bin al-Ash
telah datang menghadap Abu Bakar ash-Shiddiq ra dari Yaman..
mengangkatnya menjadi pimpinan pasukan yang dikirim ke Taima’. Ibnu
Jarir berkata, “Ketika Khalid bin Sa’id sampai di Taima’ ternyata
tentara Romawi telah mengumpulkan pasukan besar yang terdiri dari warga
Arab Nasrani yang berasal dari Bahra’, Tanukh, Bani Kalb, Salih, Lakhm,
Juzam, dan Ghassan dalam keadaan siap bertempur. Khalid bin Sa’id maju
mendekati mereka, ketika kaum muslimin telah dekat, mereka lari mundur
dan banyak yang masuk Islam. Khalid bin Sa’id mengirimkan surat kepada
Abu Bakar ash-Shiddiq ra. memberitakan kemenangan yang terjadi. Abu
Bakar ash-Shiddiq ra. memerintahkannya untuk terus maju dan jangan
berhenti. Abu Bakar mengirimkan bala bantuan di bawah pimpinan al-Walid
bin Uqbah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Pasukan Islam terus berjalan mendekati
Illiya. Sesampainya di sana terjadi perang tanding antara Khalid bin
Sa’id dengan salah seorang pangli-ma Romawi yang bernama Bahan. Khalid
bin Sa’id berhasil mengalahkannya. Bahan akhirnya lari ke Damaskus dan
Khalid terus mengejarnya hingga ke Damaskus. Ketika Khalid sampai di
Marj as-Suffar227 ternyata pasukan Bahan balik menyerang dan menutup
jalan kaum mulismin. Sementara Bahan terus bergerak dari Damaskus dan
Khalid bin Sa’id melarikan diri ke Dzil Marwah. Sehingga pasukan Romawi
berhasil menguasai pasukannya kecuali yang dapat menyelamatkan diri
dengan kuda-kuda mereka. Pada waktu itu Ikrimah bin Abu Jahal tetap
tegar dengan pasukannya. Sebelumnya ia juga dipukul mundur dari Syam.
Akhirnya pasukannya menjadi tempat perlin-dungan bagi pasukan Khalid bin
Sa’id yang melarikan diri.”228 Abu Bakr ash-Shiddiq ra. sangat marah
atas tindakan Khalid bin Sa’id dan menginstruksi-kannya agar menetap di
Dzil Marwah menunggu keputusan Abu Bakar.
4. PEMBENTUKAN PASUKAN DAN PELANTIKAN PARA PANGLIMA PASUKAN
Setelah itu Abu Bakar ash-Shiddiq ra.
mulai melantik para panglimanya serta menyerahkan.panji-panji perang
kepada masing-masing panglima Abu Bakar menyerahkan panji kepada Yazid
bin Abi Sufyan beserta pasukan yang banyak. La juga dibantu oleh Suhail
bin Amru dan orang-orang seperti dirinya dari kalangan penduduk Makkah.
Abu Bakar turut berjalan bersamanya sambil memberikan. wasiat kepadanya
bagai-mana taktik berperang dan menyerahkan kepadanya penaklukan kota
Damaskus.
1). Abu Bakar juga mengutus Abu Ubaidah
bin al-Jarrah dengan mem-bawa tentaranya. Sambil berjalan Abu Bakar juga
memberikan wasiat serta menyerahkan kepadanya penaklukan kota Horns.
2). Abu Bakar mengutus Amru bin al-Ash beserta para tentaranya untuk menaklukkan Palestina.
3). Abu Bakar memindahkan Syarahbil bin
Hasanah dari Iraq untuk di-tempatkan ke Syam sebagai kepala pasukan. Dan
dirinya diperintahkan untuk menaklukkan Yordania. Ketika dia melewati
Khalid bin Sa’id di Dzilmarwah, ia menarik hamper seluruh pasukan Khalid
yang sebelumnya melarikan diri bersamanya ke Dzilmarwah. Sementara
orang-orang yang ada di sisi Abu Bakar dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi
Sufyan dan dikirim menyusul saudaranya, Yazid bin Abi Sufyan. Ketika
melewati Khalid bin Sa’id, ia menarik sisa pasukan yang masih bersama
Khalid bin Sa’id di Dzil Marwah untuk bergabung dengan tentaranya menuju
Syam. Setelah itu Abu Bakar ash-Shiddiq ra. baru mengizinkan Khalid bin
Sa’id untuk kembali ke Madinah.
Jalan yang ditempuh Yazid bin Abu Sufyan
melalui Tabuk, demikian pula halnya dengan Abu Ubaidah dan Syarahbil bin
Hasanah. Adapun Amru bin al-Ash berjalan dengan pasukannya melalaui
jalan al- Mu’riqah229 hingga sampai di Ghamr al-Arabat230. Sementara Abu
Ubaidah berhenti di al-Jabiyah231.
Abu Bakar ash-Shiddiq ra. selalu mengirim
pasukan tambahan kepada mereka. Setiap pasukan tambahan tersebut
dipersilakan memilih untuk ikut bergabung dengan pemimpin tentara mana
yang mereka suka.
5. PEPERANGAN PERTAMA
Disebutkan tentang awal peperangan yang
terjadi di Syam, bahwa Romawi telah menyiapkan pasukannya di suatu
tempat yang bernama al-Arabah di wilayah Palestina. Yazid bin Abu Sufyan
segera memerintahkan Abu Umamah untuk bergerak menuju ke sana dengan
sejumlah personil pasukan. Ternyata mereka berhasil membunuh musuh dan
membawa harta rampasan perang dan turut dibunuh pula seorang pendeta
Romawiyang diagungkan.232
Diriwayatkan bahwa ketika Abu Ubaidah
melewati bumi al-Balqa’ ia sempat berperang hingga penduduk setempat
mengajak berdamai, itulah perdamaian yang pertama terjadi di Syam.
6. PEPERANGAN YARMUK
Peperangan Yarmuk terjadi pada tahun 13 H
sebelum penaklukan Damaskus. Sebagimana yang disebutkan oleh Saif bin
Umar, dan di ikuti oleh Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari.233 Adapun
al-Hafizh Ibn Asakir menukil dari Yazid bin Abu Ubaidah, al-Walid bin
Muslim, Ibn Luhaiah, al-laits bin Sa’ad, dan Abu Ma’syar bahwa peristiwa
ini terjadi pada tahun ke 15 H setelah penaklukan Damaskus. Muhammad
bin Ishaq serta Khalifah bin Khayyat mengatakan, bahwa peperangan Yarmuk
terjadi pada hari senin setelah lewat lima bulan Rajab tahun 5H.234
Ibnu Asakir berkata, “Inilah yang benar,
dan adapun yang dinyatakan oleh Saif bahwa peristiwa ini terjadi sebelum
penaklukan Damaskus pada tahun 13 H, maka tidak satupun yang mengikuti
perkataannya.235
7.Persiapan Romawi Menghadapi Peperangan
Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang
disebutkan oleh Saif dan lain-lainnya mengenai jalan peperangan
sebagaimana disebutkan Ibnu Jarir dan lainnya, dia berkata, “Ketika
pasukan Islam berjalan menuju Syam, tentara Romawi merasa kaget dan
sangat takut, segera mereka mengirim surat kepada Heraklius
memberitahukan padanya tentang kejadian ini, disebutkan bahwa Heraklius
ketika itu sedang berada di Horns, dan pada tahun itu dia baru
melaksanakan haji ke Baitul Maqdis.
Ketika berita ini sampai kepadanya dia
menuliskan surat balasan, Celakalah kalian sesungguhnya mereka adalah
pemeluk agama baru. Tidak ada yang dapat mengalahkan mereka. Patuhilah
aku dan berdamailah dengan mereka dengan menyerahkan kepada mereka
setengah dari penghasilan bumi Syam. Bukankah kalian masih memiliki
pegunungan Romawi? Jika kalian tidak mematuhi katakataku maka mereka
pasti akan merampas negeri Syam dari kalian dan akan memojokkan kalian
hingga terjepit di pegunungan Romawi.”
Ketika mendapat balasan seperti ini
mereka segera mengeluh dan mengerang laksana keledai liar sebagaimana
kebiasaan mereka. Ketika itu Kaisar berjalan menuju Horns dan
memerintahkan agar seluruh tentara Romawi keluar bersama para panglima
untuk menghadapi setiap panglima Islam dan pasukannya dengan membawa
personil pasukan yang sangat banyak. Dia memerintahkan saudara
kandungnya -Tazariq- dengan membawa 90.000 pasukan untuk menghadapi Amru
bin al-Ash dan dia juga mengutus Jarajah bin Tuzra untuk menghadapi
Yazid bin Abu Sufyan dengan mendirikan kemahnya sejajar dengan kemah
Yazid dan dengan personil pasukan sebanyak 50.000 hingga 60.000 untuk
menghadapi Yazid. Heraklius kemudian mengutus ad-Duraqis untuk
menghadapi Syarahbil bin Hasanah. Dan al-Fiqar -ada yang mengatakan
al-Qaiqalan bin Nusthus menantu Heraklius- untuk menghadapi Abu Ubaidah
bin al-Jarrah dengan membawa 60.000 personil pasukan.
Orang-orang Romawi berkata, “Demi Allah,
kita akan membuat Abu Bakar sibuk menghalangi para pasukan berkudanya
untuk menginjakkan kaki mereka di tanah kita.”
Jumlah tentara kaum muslimin ketika itu
hanya sekitar 21.000 di luar pasukan Ikrimah bin Abu Jahal. la
bersiap-siap berhenti di perbatasan negeri Syam dengan membawa 6000
pasukannya untuk membantu pasukan Islam bila diperlukan. Para panglima
menulis surat kepada Abu Bakar tentang keberadaan personil pasukan musuh
yang sangat besar jumlahnya. Maka Abu Bakar membalas surat mereka dan
mengatakan, Hendaklah kalian bersatu dalam satu pasukan, dan hadapilah tentara kaum musyrikin, sesungguhnya kalian adalah Ansharullah -penolong agama Allah- dan Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong agamaNya. Sebaliknya Dia pasti akan menghinakan orang-orang yang kafir terhadapNya. Sesungguhnya kalian tidak akan dikalahkan karena jumlah kalian yang sedikit, tetapi kalian akan dikalahkan disebabkan dosa-dosa kalian, maka jagalah diri kalian dari dosa-dosa, dan hendaklah setiap panglima pasukan shalat bersama tentaranya236
Ketika Heraklius mendengar apa yang
dikatakan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. kepada para tentaranya agar bersatu,
ia segera menulis surat kepada seluruh panglimanya untuk menyatukan
seluruh pasukan pula. Dan hendaklah seluruh pasukan berhenti di tempat
yang luas, lapang dan sedikit jalan untuk melarikan diri. Pimpinan
tertinggi seluruh pasukan adalah saudaranya sendiri, yakni Tazariq.
Pasukan terdepan dipimpin oleh Jarajah, dan sayap kiri dan kanan oleh
Bahan dan ad-Daraqus, pasukan penyerang dipimpin oleh al-Faiqar.237
Saif bin Umar berkata, Tentara Romawi
mulai bergerak dan berhenti di al-Waqusah dekat Yarmuk dan lembah itu
menjadi parit bagi mereka.
8. Kedatangan Khalid bin al-Walid dari Iraq Menuju Syam
Ketika para sahabat meminta bantuan
kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. sambil memberitahukan kedatangan
tentara Romawi dengan jumlah besar ke Yarmuk, maka Abu Bakar ash-Shiddiq
ra. menulis surat kepada Khalid bin al-Walid agar menarik diri dari
Iraq dan meninggalkan penggantinya di sana untuk selanjutnya berjalan
dengan cepat menuju Syam dengan bala tentaranya. Jika telah sampai ke
Syam maka dialah yang menjadi pemimpin tertinggi seluruh pasukan.
Di Iraq Khalid menunjuk al-Mutsanna bin
Haritsah sebagai penggantinya. La bergerak cepat membawa 6000 personil
pasukan menuju Syam. Sementara yang menjadi penunjuk jalan waktu itu
adalah Rafi’ bin Umairah ath-Tha’iy. Ran’ menunjukkan kepada Khalid agar
berjalan melalui as-Samawah.238 Hingga sampai di Quraqir.239 Kemudian
mereka berjalan dari jalan yang tidak pernah dilalui oleh seorangpun
sebelumnya. Mereka memotong jalan melalui daratan dan padang pasir serta
melewati lembah-lembah, mendaki gunung-gunung, mereka berjalan di
tempat yang tidak biasa dijalani orang. Sementara Rafi terus menunjuki
mereka jalan-jalan mu’tisyah.240 Unta-unta mereka
sengaja tidak diberi minum hingga ketika menjumpai air unta-unta itu
diberi minum sebanyak-banyaknya untuk kemudian digiring bersama mereka.
Dalam kondisi mereka tidak lagi memiliki persediaan air, mereka mulai
menyembelih unta tersebut untuk diambil persediaan air yang ter-simpan
dalam punuknya. Adapun dagingnya mereka gunakan sebagai bekal makanan
mereka.
Akhirnya mereka sampai di Suwa241 -alhamdulillah bagiNya
segala puji atas segala nikmat- dalam lima hari perjalanan. Mereka
keluar menuju Romawi dari arah Tadmur,242 di sana penduduk Tadmur dan
Arakah sepakat untuk damai. Ketika melewati wilayah Adzraa’243 Khalid
berhasil menaklukkannya dan mendapat harta rampasan yang berjumlah besar
dari Ghassan. Akhirnya keluar dari sebelah timur Damaskus, kemudian
terus berjalan hingga sampai di Parit Bushra244 dan ia mendapati para
sahabat sedang memerangi pen-duduk wilayah itu. Akhirnya penduduk negeri
itu meminta perdamaian dan menyerahkan negeri itu kepada Khalid, dan
itulah kota pertama yang ditaklukkan di Syam, alhamdulillah.
Kemudian Khalid mengirim seperlima dari harta rampasan perang dari
Ghassan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. yang dibawa oleh Bilal bin
al-Harits al-Muzani. Salah seorang dari kaum muslimin membuat bait syair
mengenai perja-lanan Khalid ini:
Demi Allah kedua mata Rafi’ begitu tajamnya
Menemukan jalan dari Quraqir ke Suwa
Khimsan245 Unta-unta dibiarkan haus kemudian baru diberi minum
Pasukan berjalan sambil menangis
Melalui jalan yang tidak -pernah ditempuh oleh manusia
Sebagian orang Arab ada yang berkata
kepada Khalid dalam perjalanannya ini, “Jika engkau beserta pasukanmu
telah sampai di pohon begini-begini maka berarti engkau beserta
pasukanmu selamat, narnun jika engkau tidak dapat mencapainya berarti
engkau beserta orang-orangmu akan binasa.” Maka Khalid berjalan dengan
cepat bersama pasukannya hingga pada pagi harinya mereka telah sampai
dipohon yang dikatakan orang Arab tersebut, maka Khalid berkata, “Pada
pagi hari ini adalah hari kegembiraan kita untuk beristirahat setelah
bersusahpayah.”
Sejak saat itu perkataannya ini menjadi sebuah pepatah, dan Khalidlah yang pertama mengucap-kannya.246
9. Bersatunya Seluruh Tentara Islam dan Persiapan Peperangan
Ketika tentara Romawi beserta para
panglimanya berkumpul di al-Waqusah 247 maka para sahabat berpindah dari
tempat lama mereka ke suatu tempat yang berdekatan dengan tentara
Romawi di sebuah jalan yang tidak memiliki jalan alternatif lainnya
kecuali jalan itu saja. Amru bin al-Ash berkata, “Bergembiralah wahai
saudara-saudaraku sekalian! Demi Allah pasukan Romawi telah terkepung,
setiap tentara yang terkepung sedikit se-kali bagi mereka peluang untuk
menang.248
Ketika para sahabat berkumpul untuk
bermusyawarah bagaimana cara mereka bergerak menuju Romawi, ketika itu
para panglima duduk untuk mengikuti musyawarah itu, datanglah Abu Sufyan
dan berkata, “Aku tidak pernah mengira akan diberi umur panjang hingga
dapat menyaksikan suatu perkumpulan untuk menyusun siasat perang
sementara aku tidak hadir situ.” Setelah itu ia mengusulkan agar pasukan
dibagi menjadi tiga pasukan: Sepertiganya bersiap-siap di depan tentara
Romawi, kemudian sepertiga lainnya yang terdiri dari perbekalan dan
para wanita agar berjalan, dan Khalid dengan sepertiga tentara lainnya
di posisi belakang, maka jika musuh telah mencapai perkemahan wanita dan
perbekalan mereka, Khalid akan segera berpindah ke depan kaum wanita
dan mereka dapat menyelamatkan diri ke tempat yang lapang di belakang
Khalid dan pasukannya, sambil menunggu kedatangan bala bantuan, maka
mereka segera melaksanakan pendapat itu dan itulah ide yang terbaik.
Ketika Khalid sampai di Syam, Bahan
menerima bantuan tentara dari Romawi lengkap dengan membawa para
pendeta, uskup maupun pihak gereja untuk memberikan motivasi kepada
pasukan agar agama Nasrani menang. Sempurnalah jumlah pasukan Romawi
menjadi 240.000 personil pasukan, 80.000 pasukan diikat dengan rantai
besi, 80.000 pasukan berkuda, 80.000 pasukan infantri.249
Saif bin Umar berkata, “Sebagian orang
mengatakan bahwa pasukan yang dirantai berjumlah 10.000 pasukan. Setiap
sepuluh orang dirantai menjadi satu agar tidak dapat melarikan diri.” Wallahu A’lam.
Saif bin Umar berkata, “Kemudian Ikrimah
da tang membawa tentara-nya, hingga sempurna jumlah pasukan sahabat
menjadi 30.000 hingga 40.000 pasukan.” Khalid melihat pasukan kaum
muslimin terbagi-bagi, ada pasukan Abu Ubaidah, pasukan Amru bin al-Ash,
dan pasukan Syarahbil bin Hasanah. Khalid menginstruksikan kepada
seluruh pasukan untuk menyatukan diri dan melarang mereka bercerai berai
dan berselisih.
Pasukan Islam mulai berkumpul dan
berhadap-hadapan dengan musuh pada awal bulan Jumadil Akhir. Sementara
Khalid berpidato di hadapan tentaranya, setelah memuji Allah ia mulai
berbicara, “Sesungguhnya hari ini adalah salah satu dari hari-hari milik Allah, tidak layak pada hari ini berbangga-bangga ataupun melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian dalam berjihad hanya karena Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari penentu bagi hari esok. Jika kita berhasil memnkul mundur mereka pada hari ini hingga ke parit-parit mereka maka kita akan terns mendesak mereka, tetapi jika pada hari ini kita dikalahkan mereka, maka selama-lamanya kita tidak akan dapat berjaya lagi.”250
10. Persiapan Pasukan Islam
Pada peperangan ini tentara Romawi keluar
dalam jumlah yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Khalid juga membawa
jumlah pasukan besar rang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
Arab. Khalid membawa sebanyak 30-40 regu, dan pada setiap regu terdiri
dari 1000 orang pasukan. Abu Ubaidah mengambil posisi di jantung
pasukan, sementara di sayap kanan dipimpin oleh Amru bin al-Ash yang
ditemani oleh Syarahbil bin Hasanah, dan di sayap kiri dipimpin oleh
Yazid bin Abu Sufyan, Khalid mengangkat untuk tiap regu pasukan seorang
pemimpin. Sebagai mata-mata dan pencari informasi di serahkan kepada
Qubats bin Asyam, dan sebagai pemungut harta rampasan perang diserahkan
kepada Abdullah bin Mas’ud, yang menjadi Qadhi ketika itu adalah Abu ad-
Darda’. Bertindak sebagai pemberi nasehat dan motifasi kepada pasukan
adalah Abu Sufyan bin Harb, dan Qari mereka waktu itu adalah al-Miqdad
bin al-Aswad sambil mengeli-lingi pasukan membacakan kepada mereka surat
al-Anfal dan ayatJihad.251
Di sisi lain pasukan Romawi maju dengan
kesombongannya membawa pasukan besar hingga menutupi seluruh tempat yang
ada, baik daerah yang lapang maupun daerah yang sulit seolah-olah
mereka awan hitam, mereka berteriak-teriak mengangkat suara
tinggi-tinggi, sementara para pendeta berjalan mengelilingi tentara
membacakan Injil sambil memotifasi mereka untuk giat berperang. Khalid
membawa kudanya menuju Abu Ubaidah dan berkata kepada-nya, “Aku akan
memberikan usulan.” Abu Ubaidah menjawab, “Katakanlah apa usulmu, aku
akan mendengar dan mematuhrnya.” Khalid berkata, “Musuh pasti menyiapkan
pasukan besar yang tak dapat dihalangi untuk dapat membobol pertahanan
kita. Aku khawatir pertahanan sayap kiri dan sayap kanan kita akan
kebobolan. Oleh karena itu menurut pendapatku kita harus membagai
pasukan berkuda menjadi dua pasukan. Satu pasukan ditempat-kan di
belakang sayap kanan, dan yang lain ditempatkan di sayap kiri. Hingga
apabila pasukan Romawi berhasil menjebol pertahanan kita di sayap kiri
atau sayap kanan, para pasukan berkuda dapat berperan membantu mereka.
Dan kita datang menyerbu mereka dari belakang.”Abu Ubadiah berkata pada
Khalid,” Alangkah jitu idemu itu.”
Segera Khalid masuk ke dalam barisan
berkuda yang berada di belakang pertahanan sayap kanan dan Qeis bin
Hubairah di sayap kiri. Khalid memerintahkan Abu Ubaidah agar mundur ke
belakang dari posisi tengah ke belakang, agar jika ada dari tentara
Islam yang berlari mundur akan merasa malu melihatnya dan kembali ke
medan pertempuran. Abu Ubaidah menyerahkan posisi tengah yang sebelumnya
ia tempati kepada Sa’id bin Zaid, salah seorang dari sepuluh orang yang
dijamin Rasulullah masuk surga. Kemudian Khalid bergerak ke tempat para
wanita sambil memberikan instruksi kepada mereka agar bersiap-siap
dengan písau belati serta tongkat-tongkat. Khalid berkata, “Siapa saja
yang kalian jumpai, melarikan diri dari pasukan maka bunuhlah dia!”
setelahitu Khalid kembali ke posisinya.252
11.Bekal Keimanan Para Sahabat
Ketika kedua pasukan saling
berhadap-hadapan, dan perang tanding mulai terjadi, Abu Ubaidah
memberikan nasehat kepada kaum muslimin, Wahai Hamba Allah, bantulah
agama Allah pasti Dia akan membantu kalian dan mengokohkan kaki kalian,
sesungguhnya janji Allah adalah benar. Wahai kaum muslimin! Bersabarlah
kalian, sesungguhnya kesabaran akan menyelamatkan kalian dari kekufuran
dan membuat ridha Rabb kalian dan menjauhkan kalian dari
celaan. Jangan sampai kalian meninggalkan tempat dan jangan memulai maju
menyerbu mereka. Tetapi seranglah mereka ter-lebih dahulu dengan panah,
dan berlindunglah kalian dengan perisai kalian, perbanyak diam kecuali
dzikir kepada Allah dalam diri kalian, hingga aku menginstruksikan
sesuatu kepada kalian insya Allah.”
Mu’adz bin Jabal berjalan mengingatkan
manusia dan berkata, “Wahai Ahli al-Qur’an, para penghafal Kitabullah,
penolong kebenaran dan para wali-wali al-Haq, sesungguhnya rahmat dan
surga Allah tidak akan diper-oleh dengan berandai-andai. Dan Allah tidak
akan memberikan ampunan dan rahmatNya kecuali kepada orang yang jujur
dan membenarkanNya. Tidakkah kalian mendengar firman Allah:
“Dan Allah telah bet janji keyada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di burnt, sebagaimana Dia meneguhkan orang-orang
sebelum mereka…” (An-Nur. 55).”
Amru bin al-Ash berkata, “Wahai kaum
muslimin, tundukkan pandang-an kalian, dan duduklah di atas lutut-lutut
kalian. Bersiap-siaplah memanah, jika mereka menyerbu masuk ke barisan
kalian, tunggulah hingga ketika mereka berada di ujung pedang maka
terkam dan habisi mereka laksana singa menerkam. Demi Allah yang ridha
terhadap kejujuran dan akan memberinya ganjaran, Yang membenci dusta
serta memberikan hukuman atasnya. Demi Allah yang memberikan ganjaran
kebaikan dengan kebaikan pula, aku telah mendengar bahwa kaum muslimin
pasti akan menaklukkan negeri ini, wilayah demi wilayah dan benteng demi
benteng. Maka janganlah kalian merasa gentar dengan jumlah kalian yang
tidak sebanding dengan -jumlah pasukan mereka. Jika kalian benarbenar
dan sungguh-sungguh memerangi mereka, pasti kepala mereka akan
berterbangan lepas dari leher.”
Abu Sufyan berkata, “Wahai kaum muslimin, ketahuilah bahwa kalian sekarang berada di negeri Ajam, jauh
dari keluarga, jauh dari Amirul Mukminin dan bantuan kaum muslimin.
Demi Allah kalian sekarang berhadapan .dengan tentara musuh yang jumlah
mereka berlipat ganda dari jumlah kalian. Mereka sangat dendam terhadap
kalian, dan mereka berjuang mati-matian demi mempertahankan diri, anak,
istri, harta dan tanah air mereka. Demi Allah tidak ada yang dapat
menyelamatkan kalian dari mereka, dan tidak akan dapat kalian capai
Ridha Allah besok kecuali dengan jujur, bersungguh-sungguh dalam
menghadapi musuh dan bersabar dalam setiap kondisi yang tidak kalian
sukai. Bertahanlah kalian dengan pedang-pedang kalian dan saling
tolong-menolonglah kalian. Itulah benteng yang hakiki.” Kemudian ia
berangkat menemui kaum wanita dan memberikan nasehat kepada mereka.253
Abu Hurairah juga turut memberikan
wejangannya kepada para tentara dan berkata, “Berlombalah kalian
mengejar para bidadari surga dan untuk bertemu Rabb kalian di surga yang penuh kenikmatan. Sesungguhnya Rabb kalian
sangat cinta kepada kalian dalam situasi dan kondisi seperti ini.
Ingatlah bahwa orangorang yang bersabar memiliki kemuliaan yang
khusus.”254
Saif bin Umar meriwayatkan dengan
sanadnya dari para gurunya, “Dalam tentara kaum muslimin terdapat 1000
orang sahabat nabi, 100 dari mereka adalah para pasukan yang ikut dalam
perang Badar.255
Abu Sufyan bediri di setiap regu tentara
dan berkata, “Allah! Allah! Sesungguhnya kalianlah utusan Arab dan
penolong Islam, sebaliknya mereka adalah utusan Romawi dan penolong
kemusyrikan. Ya Allah sesungguhnya hari ini adalah bagian dari hari-hari
milikMu. Ya Allah turunkan bantuanMu untuk hamba-hambaMu.” Salah
seorang dari tentara Nasrani berkata kepada Khalid bin Walid, “Alangkah
banyaknya personil tentara Romawi dan alangkah sedikitnya tentara
kalian!!” Khalid menjawab, “Celakalah engkau, apakah kau kira aku takut
terhadap tentara Romawi yang banyak? Sesungguhnya tentara itu baru
dianggap banyak jika berhasil memenangkan perang, dan akan dipandang
sedikit jika mereka kalah, bukan karena jumlah pasukan yang banyak! Demi
Allah alangkah baik sekiranya orang berambut pirang ini menarik
ucapannya karena mereka merasa bangga dengan jumlah yang lebih
banyak berlipat ganda.”
Sementara ketika itu kuda Khalid dalam kondisi letih karena jauhnya perjalanan yang ditempuhnya dari Iraq.256
12. Perundingan-Perundingan Sebelum Peperangan Terjadi
Ketika dua pasukan telah mendekat, Abu
Ubaidah, Yazid bin Abu Sufyan maju ke arah tentara Romawi. keduanya
membawa Dhirar bin al-Azur, Harits Ibnu Hisyam, dan Abu Jandal bin
Suhail, mereka berteriak sambil menyeru, “Kami ingin bertemu untuk
berunding dengan kalian!” Maka mereka diberi izin untuk berjumpa dengan
Tazariq. Ketika itu Tazariq tengah duduk di dalam tenda yang terbuat
dari sutera. Para sahabat berkata kepada mereka, “Kami tidak dihalalkan
memasuki tenda ini. Lalu pemimpin mereka memerintahkan agar karpet dari
sutera dibentangkan dan mereka dipersilahkan duduk di atasnya. Para
Sahabat berkata, “Kami tidak dibolehkan duduk di atasnya.” Akhirnya
Tazariq duduk dengan mereka di tempat yang mereka inginkan. Mereka
mengadakan pe-rundingan untuk damai. Para sahabat mendakwahi mereka agar
masuk ke dalam agama Allah, namun sayang perundingan ini berakhir tanpa
mem-bawa hasil, akhirnya merekapun kembali ke pasukan.257
Al-Walid bin Muslim menyebutkan, bahwa
Bahan meminta kepada Khalid agar berjumpa dengannya di antara dua
pasukan yang sedang berhadapan untuk berdamai, Bahan berkata kepada
Khalid, “Kami telah mengetahui bahwa perut laparlah yang telah
mengeluarkan kalian dari negeri kalian, maka maukah kalian jika aku
berikan kepada setiap pasukan kalian 10 dinar lengkap beserta makanan
dan pakaian, dengan syarat kalian harus kembali ke negeri kalian, dan
pada tahun depan datanglah kembali padaku dan aku akan memberikan jatah
yang serupa?”
Khalid menjawab, ” Sesungguhnya
bukanlah perut lapar dan kemiskinan yang mengeluarkan kami dan negeri
kami sebagaimana yang engkau sebutkan tadi. Tetapi
sebenarnya kami adalah sekelompok
manusia peminum darah, dan telah sampai kepada kami berita bahwa tidak
ada darah yang lebih segar daripada darah kalian, bangsa Romawi. Untuk
itulah kami datang ke sini
Mendengar perkataan itu para sahabat
Bahan berkomentar, “Demi Allah ucapan seperti ini baru pertama kali kita
dengar dari bangsa Arab.”258
13.Pertempuran Mulai Berkobar
Ketika persiapan telah matang, dan
perundingan menemui jalan buntu, Khalid maju menemui Ikrimah bin Abu
Jahal dan al-Qa’qa’ bin Amru keduanva pemimpin pasukan pertahanan sayap
kiri dan kanan-serta menginstruksikan kepada keduanya untuk memulai
penyerangan. Segera keduanya maju dan mengajak musuh untuk melayani
mereka adu senjata perang tanding. Maka mulailah para pahlawan dan
jagoan tiap pasukan maju. Dan perang tanding itu mulai membuat suasana
memanas.
Sementara Khalid berdiri di antara
barisan sambil menyaksikan regu-regu yang terdiri dari para jagoan
perang mulai beraksi berperang tanding dean tentara musuh, sambil
mengirimkan para sahabatnya untuk mengatur strategi bertempur sebaik
mungkin.
14. Salah Seorang Panglima Romawi Masuk Islam
Salah seorang panglima besar Romawi yang
bernama Jarajah keluar barisannya dan meminta kepada Khalid bin Walid
agar mau menemuinya. Khalid segera menemuinya dan kedua kuda mereka
berhadap-hadapan leher. Jarajah berkata, “Wahai Khalid beritahukan aku
dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong, dan janganlah
engkau membohongiku sesungguhnya orang yang mulia tidak akan berbohong
terhadap orang yang berhubungan dengan Allah. Apakah Allah pernah
menurunkan kepada Nabi kalian sebuah pedang yang diberikannya kepadamu
hingga setiap kali engkau hunus terhadap musuhmu pasti mereka akan
kalah?” Khalid menjawab, “Tidak.” Jarajah kembali bertanya, “Jadi kenapa
engkau dijuluki pedang Allah?” Khalid menjawab, “Sesungguhnya Allah
telah mengutus NabiNya kepada kami. Nabi tersebut menyeru kami, tetapi
kami malah berlari menjauhinya. Kemudian sebagain dari kami
membenarkannya dan sebagian mendustakannya. Aku termasuk salah seorang
yang mendustakannya dan menjauhinya hingga Allah menunjuki hati kami
untuk beriman kepadanya dan membai’atnya. Lalu beliau berkata kepadaku,
‘Engkau adalah pedang Allah yang terhunus terhadap kaum musyrikin259.’
Beliau juga mendoakan agar aku diberi kemenangan. Sejak itulah aku
disebut dengan Pedang Allah. Jadilah aku orang yang paling keras
terhadap orang-orang musyrik.” Jarajah berkata, “Wahai Khalid apa yang
kalian serukan?” Khalid menjawab, “Kami menyeru agar manusia bersaksi
bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah
HambaNya dan Rasul-Nya. Dan agar mereka membenarkan seluruh syariat yang
beliau bawa dari Allah.” Jarajah bertanya, “Bagaimana jika orang itu
tidak mau menerima dakwah kalian?” Khalid menjawab, “Maka kami serukan
mereka agar membayar upeti, dan kami siap melindungi mereka.” Jarajah
bertanya, “Jika mereka tetap tidak mau membayar upeti?” Khalid menjawab,
“Maka kami akan mengumumkan perang terhadap mereka.” Jarajah bertanya,
“Apa kedudukan bagi orang yang menerima seruan kalian dan masuk ke dalam
agama kalian pada hari ini?” Khalid menjawab, “Kedudukannya sama dengan
kami dalam seluruh kewajiban yang dibebankan Allah kepada kami. Orang
yang mulia di antara kami, orang biasa, orang yang pertama masuk Islam
dan yang terakhir seluruhnya sama kedudukannya.” Jarajah
bertanya, “Apakah orang yang hari ini
masuk ke dalam agama kalian akan memiliki ganjaran yang sama dengan yang
masuk sebelumnya?” Khalid menjawab, “Ya, bahkan lebih banyak.” Jarajah
bertanya, “Bagaimana bisa sama sementara kalian telah mendahuluinya?”
Khalid menjawab, “Sesunguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan
kami membai’at Nabi kami sementara beliau hidup di tengah-tengah kami.
Selalu datang kepadanya berita dari langit dan beliau memberi-takannya
kepada kami al-Qur’an, menunjukkan kepada kami mukjizat-mukjizat. Maka
pasti orang yang melihat apa yang telah kami lihat dan mendengar apa
yang telah kami dengar tentang hujjah-hujjah dan keajaiban mukjizat akan
beriman dan membai’at beliau. Namun kalian tidak melihat apa yang kami
lihat, dan belum pernah mendengar apa yang kami dengar mengenai
mukjizatnya dan perkara-perkara luar biasa lainnya. Maka barang siapa
masuk agama kami dengan niat yang benar dan jujur akan lebih utama dari
kami.” Jarajah berkata, “Demi Allah apakah engkau menjawab pertanyaanku
dengan jujur dan
tidak berbohong padaku?” Khalid menjawab,
“Demi Allah aku telah menjawab pertanyaanmu dengan benar dan Allah
sebagai saksi atas apa yang kau tanyakan.”
Ketika itu Jarajah membalikkan sisi
perisainya dan masuk ke dalam barisan Khalid, sambil berkata, “Ajarkan
aku Islam.” Khalid segera membawanya ke tenda dan menyediakan satu
bejana air lalu menyuruhnya mandi, kemudian shalat bersamanya dua
raka’at.
Melihat pembelotan Jarajah pasukan Romawi
menyerbu ke barisan kaum muslimin, maka kaum muslimin mulai berlari
dari posisinya kecuali pasukan yang ditugaskan menjaga, yang dipimpin
oleh Ikrimah bin Abu Jahal, dan al-Harits Ibnu Hisyam.260
15.Contoh dari pengorbanan dan Kepahlawanan Tentara Islam
Az-Zubair bin al-Awwam adalah salah satu
tentara yang mengikuti perang Yarmuk. Dan dialah sahabat yang paling
mulia dalam peperangan ini. la termasuk penunggang kuda yang cekatan dan
pahlawan yang paling berani. Dalam peperangan ini sebagian dari jagoan
Islam maju mendekatinya dan berkata, “Tidakkah engkau menyerbu ke dalam
barisan musuh dan kami akan ikut bersamamu?” Az-Zubair berkata, “Kalian
tidak akan sanggup,” mereka menjawab, “Kami sanggup bertahan!” Az-Zubair
membawa mereka menyerbu ke dalam barisan musuh, ketika mereka mulai
masuk ke dalam pasukan musuh para prajurit yang mengajak az-Zubair tadi
tidak berhasil masuk menyerbu ke dalam pasukan musuh, sementara
az-Zubair telah me-nembus barisan musuh hingga keluar dari sisi yang
lain, setelah itu dia kembali masuk dari arah itu hingga kembali kepada
para prajurit yang mengajaknya tadi. Kemudian para prajurit tadi kembali
bergabung dengannya untuk menyebu ke dalam barisan musuh untuk kedua
kalinya. Dan az-Zubair kembali melakukan sebagaimana yang ia lakukan
sebelumnya, waktu itu az-Zubair mendapat dua luka di kedua bahunya, dan
dalam sebagian riwayat dia mendapatkan satu luka saja. Al-Bukhari telah
meriwayatkan
kisah yang semakna dengan ini di dalam kitab Shahihnya.261
Adapun Mu’adz bin Jabal setiap kali
mendengar suara para pendeta membacakan Injil dia akan berteriak dan
berkata, “Ya Allah goyahkan kaki mereka, dan tegarkanlah kami dengan
kalimat taqwa, buatlah kami menjadi cinta berhadapan dengan musuh dan
buatlah kami rela dengan ketentuan takdirMu.”262
Bahan keluar dan menginstruksikan kepada
pimpinan sayap kanan pasukannya ad-Dubrijan -musuh Allah yang berlagak
ahli ibadah di antara orangorang Romawi- agar menyerang menerobos ke
dalam barisan kaum muslimin, maka segera ad-Dubrijan membawa para
prajuritnya untuk menerobos pasukan kaum muslimin yang berada di sayap
kanan. Sayap kanan ditempati bani al-Azd,Mazhaj, Hadhramaut, dan Khaulan
yang tetap tegar menghadapi serangan musuh hingga mereka berhasil
membendung arus musuh yang ingin menerobos sayap kanan pasukan kaum
muslimin.
Setelah itu datang rombongan tentara
Romawi seolah-olah gunung besar yang berhasil memporak-porandakan kaum
muslimin yang berada di sayap kanan hingga mereka beralih ke posisi
tengah pasukan, dan sebagian tentara berlari mundur menuju perkemahan,
di sisi lain sebagian tentara tetap tegar berjuang dibawah panji-panji
mereka. Tak lama kemudian mereka saling memanggil agar kembali ke medan
laga hingga mereka berhasil memukul mundur kembali pasukan Romawi yang
menyerang mereka, pasukan Romawi tidak dapat mengejar tentara Islam yang
lari. Adapun pasukan wanita ketika melihat ada prajurit Islam yang
lari, mereka segera menyambut dan memukuli mereka dengan kayu-kayuan
ataupun melempari mereka dengan batu-batu, hingga mereka kembali ke
medan pertempuran.263
Ikrimah bin Abu Jahal berkata, “Aku
pernah memerangi Rasulullah dalam beberapa peperangan, lantas apakah
hari ini aku berlari dari kalian?” Kemudian dia berteriak memanggil,
“Siapa yang berani membai’atku untuk mati?” Maka segera pamannya
al-Harits bin Hisyam mendekatinya dan membai’atnya. Setelah itu diikuti
pula oleh Dhirar bin al-Azur membawa 400 pasukan dan penunggang kuda.
Mereka bertempur mati-matian di depan kemah Khalid hingga seluruhnya
terluka, dan sebagian dari mereka tewas terbunuh, di antaranya adalah
Dhirar.264
Al-Waqidi serta yang lain-lainnya
menyebutkan bahwa ketika mereka dalam kondisi sekarat disebabkan
luka-luka yang banyak, mereka meminta air. Ketika dibawakan kepada
mereka air dan air tersebut didekatkan kepada salah seorang dari mereka,
ia melihat temannya yang lain berkata, “Berikan air ini kepadanya.”
Tatkala air akan diberikan kepada temannya tersebut dia juga melihat
kepada temannya yang lain sambil berkata, “Berikan air ini kepadanya.”
Mereka saling mendahulukan sahabatnya hingga akhirnya seluruhnya tewas
dan tidak seorangpun yang sempat meminum air tersebut, semoga Allah
meridhai mereka.
Disebutkan bahwa yang pertama kali
terbunuh sebagai syahid dari pasukan kaum muslimin adalah seorang lelaki
yang mendatangi Abu Ubaidah dan berkata, “Aku
telah mempersiapkan diriku untuk mati,
apakah ada hajatmu yang akan aku sampaikan kepada Rasulullah?” Abu
Ubaidah menjawab, “Ya, sampaikan salamku untuk beliau dan katakan
padanya, “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami telah menemui kebenaran apa
yang dijanjikan Rabb kami kepada kami.” Maka setelah itu lelaki ini maju menyerbu pasukan musuh hingga terbunuh, semoga Allah merahmatinya.
Pada hari itu tiap kelompok begitu tegar
berjuang dibawah panji masingmasing. Hingga pasukan Romawi
berputar-putar seperti penumbuk gandum. Mereka tidak dapat melihat dalam
peperangan Yarmuk ini kecuali kepala-kepala yang berterbangan,
tangan-tangan maupun jari-jari yang berputusan di tempat itu.
Setelah itu Khalid beserta prajuritnya
yang berada di sayap kiri menerobos ke sayap kanan pasukan Islam yang
kebobolan diserang musuh, hingga berhasil memukul mundur musuh hingga ke
sisi tengah, dalam peristiwa penyerangan ini Khalid berhasil membunuh
6000 dari tentara musuh. Dia berkata, “Demi Allah yang jiwaku berada di
tanganNya, sesungguhnya kesabaran dan kesungguhan musuh telah sirna
sebagaimana yang kalian lihat, dan aku berharap agar Allah dapat
memberikan kepada kita kesempatan menghabisi mereka.” Setelah itu Khalid
menyerbu mereka dengan membawa 100 pasukan berkuda menghadapi 100.000
ribu pasukan Romawi hingga berhasil memporak-porandakan pasukan musuh.
Ketika itulah seluruh prajurit Islam menyerang dengan serentak pasukan
Romawi dan membuat mereka lari kocar-kacir. Ketika itu pasukan kaum
muslimin dengan leluasa mengejar dan menghabisi mereka tanpa ada
perlawanan sediktpun.”265
16.Akhir Peperangan
Ketika itu Khalid beserta Jarajah
bergerak menyerbu pasukan Romawi vang berlari di antara pasukan kaum
muslimin. Pasukan Romawi berusaha mengumpulkan kembali tentaranya yang
berlarian hingga sebagian pasukan Romawi kembali berkumpul dan menempati
posisi masing-masing. Ketika itu Khalid berusaha menumpas mereka hingga
pedang mereka saling ber-temu, Khalid terus menerus memerangi mereka
dari siang hari hingga matahari akan tenggelam. Waktu itu kaum muslimin
hanya dapat melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar dengan isyarat. Jarajah
akhirnya terluka dan meninggal dunia semoga Allah merahmatinya padahal
dia belum pernah shalat menyembah Allah kecuali dua raka’at yang
dikerjakannya bersama Khalid, tak berapa lama setelah itu pasukan Romawi
melemah.
Kemudian Khalid kembali menyerbu sampai
di tengah-tengah kuda-kuda Romawi. Ketika itu kuda-kuda Romawi lari
tunggang langgang ke padang pasir, dan kaum mulimin sengaja membukakan
jalan bagi kuda-kuda tersebut hingga seluruhnya pergi. Khalid kini
menguasai posisi tengah pasukan dan berhasil membu-barkan pasukan
pejalan kaki, mereka terpecah belah dan lari kocar-kacir ibarat tembok
yang telah runtuh. Kemudian Khalid mengejar pasukan yang lari
bercerai-berai itu, hingga berhasil menerobos parit mereka.
Malam itu pasukan Romawi berlari dalam
kegelapan menuju al-Waqu-shah, adapun pasukan yang diikat dengan rantai
besi jika satu terjatuh maka terjatuhlah seluruhnya. -:: Ibnu Jarir dan
lain-lainnya berkata, “Pada waktu itu yang jatuh dan yang
terbunuh mencapai 120.000 orang selain yang terbunuh di medan peperangan.”266
Pada peperangan ini para wanita muslimah
juga turut ber-partisipasi membunuh banyak pasukan Romawi, mereka
bertugas memukul tentara kaum muslimin yang lari dari medan pertempuran
sambil meneriaki mereka, “Mau lari kemana kalian, apakah kalian akan
meninggalkan kami kepada para tentara kafir?” Jika telah diteriaki
seperti itu, maka tidak seorang pun yang sanggup mendengarnya kecuali
pasti akan kembali bertempur. Ibnu Jarir melanjutkan, “Pada waktu itu
al-Qaiqalan dan para petinggi pasukan Romawi lari terbirit-birit sambil
menyeret-nyeret pakaian mantel mereka, mereka berkata, “Jika kita tidak
mampu menolong dan memenangkan agama Nasrani maka lebih baik kita mati
saja di atas agama ini.” Maka datanglah pasukan kaum muslimin menghabisi
mereka seluruhnya.267 Mereka menyebutkan bahwa jumlah kaum muslimin
yang terbunuh dalam peperangan ini sebanyak 3000 orang, termasuk di
antaranya Ikrimah dan anaknya Amru, Salamah bin Hisyam, Amru bin Sa’id,
Aban bin Sa’id. Adapun Khalid bin Sa’id terluka berat tetapi tidak
diketahui ke mana perginya. Demikian pula dengan Dhirar bin al-Azur,
Hisyam bin al-Ash, Amru bin Thufail bin Amru ad-Dausi. Akhirnya Allah
menampakkan kebenaran mimpi ayahnya pada peperangan Yamamah.268
Pada waktu itu Yazid bin Abu Sufyan
termasuk orang-orang yang tegar, ia berperang mati-matian. Disebabkan
ayahnya melewatinya dan berkata padanya, “Wahai anakku hendaklah engkau
bertakwa kepada Allah dan bersabar, sesungguhnya tidak satu pun prajurit
di medan tempur ini kecuali bersungguhsungguh dalam berperang.
Bagaimana pula dengan dirimu dan orang-orang yang sepertimu sebagai
pemimpin kaum muslimin?! Tentulah orang-orang sepertimu dituntut untuk
lebih bersabar dan jujur, maka takutlah kepada Allah wahai anakku.
Jangan sampai para sahabatmu lebih semangat mengejar ganjaran dan pahala
serta lebih bersabar dalam peperangan dari-padamu. Dan jangan sampai
mereka lebih berani terhadap musuh Islam dari-pada dirimu.” Mendengar
itu Yazid berkata, “Aku akan berusaha mema-tuhinya insya Allah.” Maka karena itulah ia berperang mati-matian dalam pertempuran ini di posisi tengah pasukan.269
Berkata Sa’id bin al-Musayyib, dari
ayahnya dia berkata, “Dalam peperangan Yarmuk ini suara menjadi senyap,
maka tiba-tiba kami mendengar suara yang menggema di seluruh pasukan,
“Wahai kemenangan dari Allah….datanglah segera! Wahai tentara
Islam….bertahanlah!” Kami melihat dan ternyata itu adalah suara Abu
Sufyan di bawah panji anaknya, Yazid.270
Kaum muslimin pada malam itu mengakhirkan
shalat Isya hingga kemenangan berhasil mereka raih.271 Malam itu Khalid
bermalam di kemah Tazariq, saudara Heraklius yang menjadi panglima
tertinggi pasukan Romawi pada peperangan ini.272 Tazariq melarikan diri
beserta para pasukan Romawi, sementara pasukan berkuda berkumpul di
sekitar kemah Khalid menunggu pasukan Romawi yang lewat untuk
selanjutnya dibunuh hingga waktu pagi tiba.
Dan akhirnya Tazariq juga terbunuh.
Disebutkan bahwa Tazariq memili-ki 30 kemah, atapnya terbuat dari sutera
yang di dalamnya terdapat berbagai kasur empuk dan sutera. Pada pagi
harinya tentara Islam telah menguasai seluruh harta rampasan perang.
Namun tidaklah sebanding antara kegembi-raan mereka mendapatkan harta
rampasan perang yang banyak dengan kesedihan mereka mendengar berita
wafatnya Abu Bakar yang disampaikan oleh Khalid ketika itu, namun mereka
mendapat pengganti Abu Bakar yaitu Umar al-Faruq
17.KEDATANGAN BERITA WAFATNYA ABU BAKAR ASHSHIDDIQ RA.
Mereka bercerita, “Ketika kaum muslimin
berada di medan pertem-puran yang sedang bergejolak, para jagoan tengah
bertempur, berperang tanding dan berdatangan dari segala penjuru,
tiba-tiba datanglah seorang pembawa berita dari arah Hijaz menyerahkan
sepucuk surat kepada Khalid. Khalid bertanya kepadanya, “Apa berita yang
kau bawa?” Maka pembawa berita itu mengajaknya berbicara empat mata dan
berkata padanya, “Sesung-guhnya Abu Bakar ash- Shiddiq ra. telah wafat
dan ia menunjuk Umar sebagai penggantinya. Umar menginstruksian agar Abu
Ubaidah bin al-Jarrah yang menjadi panglima tertinggi.”
Maka Khalid berusaha merahasiakan berita
ini kepada pasukannya agar mereka tidak menjadi lemah dalam kondisi itu.
Khalid berkata kepada pembawa beritá itu, sedangkan pasukannya
mendengar ucapannya, “Engkau telah membawa berita baik!” Khalid segera
mengambil surat tersebut dan meletakkannya di dalam tempat busurnya,
setelah itu dia meyibukkan diri untuk mengatur pasukan, sambil menahan
sejenak pembawa berita tersebut yang bernama Mahmiyah bin Zanim273di
sampingnya. Begitulah yang telah disebutkan Ibnu Jarir ath-Thabari
dengan sanadnya.
Ketika Khalid memberitakan tentang wafatnya Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Ia berkata, “Alhamdulillah, segala
puji bagi Allah yang telah menentukan kematian terhadap Abu Bakar
ash-Shiddiq ra.. Sesungguhnya dirinya lebih aku sukai daripada Umar. Dan
segala puji bagi Allah yang telah mengangkat Umar sebagai penggantinya,
sesungguhnya Umar tidak lebih aku sukai dari-pada Abu Bakar. Akhirnya
Allah mewajibkanku untuk mencintainya.”274
18.PERTANYAAN HERAKLIUS TENTANG RAHASIA KEKALAHAN PASUKAN ROMAWI
Al-Walid bin Muslim berkata, Telah
berkata kepadaku orang yang langsung mendengar dari Yahya al-Ghassani
yang mendengar cerita dari dua orang lelaki dari kaumnya, keduanya
berkata, “Ketika Kaum Muslimin turun memasuki Jordania, kami saling
berkata sesama kami bahwa Damaskus akan dikepung. Kamipun berangkat
berusaha mendapatkan informasi yang sebenarnya. Ketika kami dalam
keadaan demikian tiba-tiba datanglah utusan pendeta menyuruh kami untuk
menghadapnya, kami segera datang menemuinya. Dia bertanya kepada kami,
“Apakah kalian berdua dari warga Arab?” Kami menjawab, “Ya!”
Kemudian dia bertanya lagi, “Apakah
kalian berdua beragama Nasrani?” Kami menjawab, “Ya!” Dia berkata,
“Hendaklah salah seorang dari kalian pergi mencari informasi mengenai
kaum muslimin dan lihat bagaimana kondisi mereka? Sementara yang lainnya
hendaklah bersiap-siap menjaga harta saudaranya.” Salah seorang dari
kami masuk mengintai. Tak berapa lama dia kembali kepada pendeta
memberitahukan apa yang dilihatnya sambil berkata, “Aku datang membawa
berita kepadamu tentang suatu kaum yang lembut. Mereka mengendarai kuda
yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana rahib-rahib
ahli ibadah dan di siang hari mereka adalah penunggang kuda yang
tangguh. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak.
Jika engkau mengajak teman dudukmu untuk berbicara maka ia tidak akan
paham apa yang engkau katakan disebabkan riuh-rendahnya suara mereka
membaca al-Qur’an dan berdzikir.”
Setelah itu sang pendeta berkata kepada
para sahabatnya, “Telah datang kepada kalian suatu kaum yang tak mungkin
dapat kalian kalahkan.”275 Ahmad bin Marwan al-Maliki276 meriwayatkan
dalam al-Mujalasah, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu
Ismail at-Tirmizi, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu Muawiyah
bin Amru dari Abu Ishaq, dia berkata, “Tidak satupun musuh yang dapat
duduk tegar di atas untanya277 ketika berhadapan dengan para sahabat
Nabi. Ketika berada di Anthakiyah, Heraklius bertanya kepada para pasukan Romawi yang kalah perang, “Celakalah kalian, beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia seperti kalian juga?” Mereka menjawab, “Ya!” Heraklius kembali bertanya, “Apakah jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya?” Mereka menjawab, “Jumlah kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka di setiap tempat.” Heraklius bertanya lagi, “Jadi kenapa kalian kalah?”
Maka salah seorang yang dituakan dari mereka menjawab, “Kami
kalah disebabkan mereka shalat di malam hari, berpuasa di siang hari,
mereka menepati janji, mengajak kepada perbuatan ma’ruf mencegah dari
perbuatan mungkar dan saling jujur sesama mereka. Sementara kita gemar
meminum khamr, berzina, mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji,
menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada kemungkaran,
melarang dari apa-apa yang diridhai
Allah dan kita selalu berbuat kerusakan di bumi.” Mendengar jawaban itu Heraklius berkata, “Engkau telah berkata benar.“278
226 lbid, 3/390
227 Marj as-Suffar salah satu dari tanah luas dipenuhi dengan rumputan untuk mengembala yang berada di Damaskus. (Yaqut, rc.c/i 5/101).
228 Tarikh ath-Thabari, op.cit 3/389
229 Al-Mu’riqah: adalah jalan yang biasa ditempuh Quraisy dalam perdagangan mereka menuju Syam, yaitu jalan yang memotong dari tepi pantai laut merah. (Yaqut, beat 5/155).
230 Al-Ghamr: adalah tañan yang rendan, sementara al-Arabah adalah sebuah tempat di Palestina (Yaqut, tocdt 4/98).
231 Al-Jabiyah: adalah sebuah desa di daerah utara Damaskus.
232 Tarih ath-Thabari, 3/406
233 Ibid 3/441
234 Tarikh Dimasyq, 1/254
235 Menurutku, yang masyhur adalah riwayat Saif, dan riwayat ini dijadikan sandaran ath-Thabari dan berjalan di atasnya, demikian pula Ibnu Atsir turut mengikutinya, dan al-Hafizh Ibn Katsir lebih mengedepankannya.
236 Tarikh ath-Thabari, 3/393 dari riwayat Saif bin Umar.
237 ibid.
238 Padang pasir yang terkenal, gersang tidak memiliki pohon ataupun bebatuan, terletak antara Kufah dan Syam. (Yaqut, loc.cit 3/249).
239 Quraqir: sebuah lembah milik Kalb di Samawah dari arah Iraq. {Ibid. 4/318).
240 Yang tidak memiliki air
241 Suwa: nama tempat berkumpulnya air milik Bahra’dari arah Samawah, jalan inilah yang dilewati Khaild dari Iraq menuju Syam. (Yaqut, ibid3/271).
242 Tadmur: adalah sebuah kota tua yang masyhur terletak di daratan Syam. (Ibid,2/17).
243 Nama sebuah kota di daerah Damaskus yang di nisbatkan padanya salan satu murawij. (tanah yang ditumbuhi reumputan) yaitu Marj Azra’ {Ibid, 4/911).
244 Bushra, salah satu dari wilayah Damaskus dan dia merupakan Qasabah Kurah Hauran. {Ibid, 1/441).
245 Khimsan: unta yang kehausan dengan cara diberi makan tlga hari dan baru diberi minum pada hari ke empat. (Ibnu Manzhur, Lisan Arab 6/69).
246 Lihat, al-Maidanl, Majma’ al-Amtsal 2/6, dan ungkapan ini disebutkan ketika seseorang berpayah-payah untuk kemudian beristirahat (Yakni seperti pepatah Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
247 Al-Waqusah: sebuah lembah di samping sungai Yarmuk, berdataran rendah dan memiliki jurang, banyak tentara Romawi yang berantai terjatuh ke dalamnya. (Yaqqut, Loc.cit5/355).
248 Tarikh ath-Thabari, 3/394.
249 Bandingkan dengan Tarikh ath-Thabah, 3/394
250 Ibid, 3/395.
251 Ibnu Jarir, Tarikh ar-Ruslul wa al-Muluk, 3/ 397.
252 Lihat al-Azdi, Futuh as-Syam, him. 220-221.
253 Perkataan-perkataan ini telah disebutkan oleh Abu Ismail al-Azdi dalam Futuh as-Syam, halaman 218-220.
254 Ibid hlm.225
255 Lihat Tarikh ath-Thabari 3/397.
256 Op.cit, 3/398, 402, Ibn al-Atslr, al-Kamilfí at-Tahkh, 2/412
257 at-Thabari, loc.cit .
258 Uraian ini di sebutkan panjang lebar oleh Abu Ismail al-Azdi, Futuh as-Syam, him. 199-207.
259 Rasulullah menamainya dengan gelar itu sebagaimana yang terdapat dalam Shabih al-Bukhari, kitab al-Maghazi, bab Ghazwatu Mu’tah, hadits no. 4260 (7/510, Fathul Ban).
260 kisah ini di muat dalam Tarikh ath-Thabari, 3/398, dari riwayat Saif bin Umar dari para syaikhnya.
261 shahih al-Bukhari, kitab Fadhail as-Shahabah, bab Manaqib az-Zubair bin al-Awwam, hadits no. 3721, dari Fathul Baril/SO
262 al Azdi, Futuh as-Syam, him. 222.
263 Al-Azdi, ibidh\m. 222.
264 Ibnu Hajar, Tarikh al-Umam wa ar-Rusul, 3/401.
265 Al-Azdi, Ibid, him. 226.
266 Ath-Thabari, loccit3/400, sementara al-Azdi dalam Futuh as-Syam, him. 230 memperkirakan jumlah mereka yang terbunuh sebanyak 200.000, dalam riwayat lainnya mereka menghitung dan ternyata mendapati musuh yang terbunuh sebanyak 80.000.
267 Ibid, 3/400.
268 Ibid, 3/402, dan lihat mimpi ath-Thufail Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah, lll’i.
269 Al-Azdi, op.cit 228
270 Dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat, 1/90 dengan sanad yang shahih mengenai biografi Abu Sufyan dari thabaqah keempat kalangan sahabat dengan tahqiqOr. Abdul Aziz as-Sulami, dan dikeluarkan pula oleh Ya’qub bin Sun/an dalam al-Ma’rifah, 3/300 dari jalan Ibnu Sa’ad. Dan Ibnu Hajar berkata dalam al-Ishabah, “sanadnya shahih.”
271 Thabari, ibid, 3/400.
272 ibid. 3/401
273 naskati asli tertulis Manjamah, dan koreksi perbaikan ini datang dari ath-Thabari, 3/394, dan lihat biografinya pada al- Issoah, 6/280
274 ath-Thabari, 3/402 dari jalan Saif bin Umar dari para syaikhnya
275 Al-Azdi menyebutkan hal yang senada, Futuh as-Syam, him. 211
276 Biografinya lihat di ad-Dlbaj al-Mazhab, 1/152, dan SiyarAlam an-Nubala’, 15/ 427, dan Lisan ai-Mizan, 1/309.
277 Fawaaqa Naaqah artinya selang waktu antara dua kali memerah susu. {Mukhtar as-Shahah dari kata Fauqa).
278 Dikeluarkan oleh Abu Ismail al-Azdi dalam Futuh as-Syam, him. 149-151 dari jalan Abi Jahdham dari Abdul Malik bin as-Sulaik cart Abdillah bin Qurth ats-Tsumali yang telah ikut bertempur pada waktu penaklukan Syam,
Post a Comment