ANGGOTA ISIS ITU MASIH BISA CUNGAR CENGIR DI INDONESIA
JIKA DI CHECH RAMZAN DENGAN TEGAS MENGATAKAN "WARGA CHECH YANG
GABUNG "ISIS" JANGN BALIK LAGI"..LAIN DENGAN DI INDONESIA, "PENGAKUAN
"MENYESAL" WES CUKUP
Apa yang menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Indonesia " Para Takfiri itu masih dijinkan kembali ke Indonesia seandainya saja, Indonesia bisa setegas Chechnya, Vevesia ataupun Venezula atau bahkan mungkin "mencontoh Russia" dalam menghadapi rongrongan para kaum WAHABI TAKFIRI, mungkin futnah fitnah dan gejolak itu tidak akan seperti sekarang ini, apakah karena "mereka dirangkul oleh kekuatan besar tersebut..??? sehingga pemerintahan jokowi belakangan bertindak sangat hati hati, dengan langkah merpat ke NU mirip DI/TII era Pak Karno dulu.
Fatwa haramnya lagu kebangsaan", haram hormat bendera, Pancasila adalah Thogut da lain sebagainya adalah sudah mejadi bukti konkrit untuk mewaspadai geraka transnasional itu diantaranya melalui WAHABI TAKFIRI, IKHWAUL MUSLIMIN, DAN HTI.
Anggota ISIS inipun masih bisa cungar cengir da balik ke Indonesia, padahal bukan tidak mungkin juga teror itu atau isme tersebut dia sebar pula pada yang lainnya.
Nama aslinya adalah Aldiansyah Syamsudin. Namun, ketika berada di Suriah, namanya berubah menjadi "ABU ASSAM AL INDONISIY."
“#ISIS SUDAH TIDAK PEULI DENGAN SAYA ( hehehe kalau peduli lanjut ya pak..) . Lantas, mengapa saya harus mengikuti ajaran mereka?” kata Aldiansyah dikutip dari Australia PlusRabu (20/12/2017)
"lulus dari sebuah pondok di " BOGOR", Kemudian bergabung dgn kelompok "Gadi Gado" lewat pesan di Telegram. Ia pun gabung ISIS.
“Saya tertarik untuk bergabung dengan IS karena teman saya bilang hidupnya gratis dan nyaman, BISA MEMILIKI EMPAT ISTRI, dan mereka akan memberi uang, rumah, dan mobil,” tutur Aldiansyah.
Lewat Telegram, Aldiansyah berkenalan dengan orang Indonesia bernama Abu Hofsah yang memberi tahu bagaimana cara ke Suriah. Abu Hofsah kemudian mengiriminya uang sebesar 1.000 dolar Australia, atau sekitar Rp 10,4 juta, untuk membayar tiket pesawat.
Apa yang menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Indonesia " Para Takfiri itu masih dijinkan kembali ke Indonesia seandainya saja, Indonesia bisa setegas Chechnya, Vevesia ataupun Venezula atau bahkan mungkin "mencontoh Russia" dalam menghadapi rongrongan para kaum WAHABI TAKFIRI, mungkin futnah fitnah dan gejolak itu tidak akan seperti sekarang ini, apakah karena "mereka dirangkul oleh kekuatan besar tersebut..??? sehingga pemerintahan jokowi belakangan bertindak sangat hati hati, dengan langkah merpat ke NU mirip DI/TII era Pak Karno dulu.
Fatwa haramnya lagu kebangsaan", haram hormat bendera, Pancasila adalah Thogut da lain sebagainya adalah sudah mejadi bukti konkrit untuk mewaspadai geraka transnasional itu diantaranya melalui WAHABI TAKFIRI, IKHWAUL MUSLIMIN, DAN HTI.
Anggota ISIS inipun masih bisa cungar cengir da balik ke Indonesia, padahal bukan tidak mungkin juga teror itu atau isme tersebut dia sebar pula pada yang lainnya.
Nama aslinya adalah Aldiansyah Syamsudin. Namun, ketika berada di Suriah, namanya berubah menjadi "ABU ASSAM AL INDONISIY."
“#ISIS SUDAH TIDAK PEULI DENGAN SAYA ( hehehe kalau peduli lanjut ya pak..) . Lantas, mengapa saya harus mengikuti ajaran mereka?” kata Aldiansyah dikutip dari Australia PlusRabu (20/12/2017)
"lulus dari sebuah pondok di " BOGOR", Kemudian bergabung dgn kelompok "Gadi Gado" lewat pesan di Telegram. Ia pun gabung ISIS.
“Saya tertarik untuk bergabung dengan IS karena teman saya bilang hidupnya gratis dan nyaman, BISA MEMILIKI EMPAT ISTRI, dan mereka akan memberi uang, rumah, dan mobil,” tutur Aldiansyah.
Lewat Telegram, Aldiansyah berkenalan dengan orang Indonesia bernama Abu Hofsah yang memberi tahu bagaimana cara ke Suriah. Abu Hofsah kemudian mengiriminya uang sebesar 1.000 dolar Australia, atau sekitar Rp 10,4 juta, untuk membayar tiket pesawat.
Post a Comment