LAISA KAMISLIHI SYAIUN BERBANDING TRILOGY TAUHID ALA SEBUAH SEKTE


LAISA KAMISLIHI SYAIUN BERBANDING TRILOGY TAUHID ALA SEBUAH SEKTE..


Alhamdulilah orang tua almarhum sejak kecil mendidik untuk mau tholabul ilmi, karena walau bagaimanapun sebuah kertas terlahir putih bersih, tercoret berbagai warna, setelah ragam warna memenuhinya akan agak sulit mengapusnya, faktor utama awalnya adalah lingkungan terdekat yang akan memberikan akar nuansa pada seorang anak..
Dari Madrasah para ustadz dulu memberikan bimbingan atas dasar dasar Ahlaq juga Tauhid..belajar Sifat 20, sifat wajib dan mustahil..masih ingat dinganyikan ( nadhom ) kalau ngapalin.."wujud, qidam, baqo.....dst)...satu kesatuan utuh "LAA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADAR RASULULLAH"..
Dzat yang LAISA KAMITSLIHI SYAIUN..yang ma`nanya, Allah tidak sama dengan sesuatupun. Karena yang namanya SESUATU itu adalah makhluk, sedang Allah adalah Dzat Yang Maha Pencipta semua makhluk. maka sangat mustahil jika Sang Pencipta ini sama dengan apa yang diciptakan.

Ilustrasi paling mudah untuk dipahami kalangan awam. Jika ada tukang kayu pembuat kursi, tentu kursi hasil produksinya tidak sama dengan si tukang kayu itu sendiri, baik dari segi bentuknya, warnanya, rasanya (jika ada), serta segala sifat yang melekat pada kursi maupun pada si tukang, keduanya pasti berbeda.

Dalam aqidah Ahlus sunnah wal jama`ah diterangkan, salah satu perbedaan antara Allah dan seluruh makhluk ciptaan-Nya adalah bahwa Allah itu adalah Dzat yang tidak membutuhkan makhluk dan sifat- sifat makhluk. Allah tidak butuh tempat, karena tempat itu sendiri adalah makhluk ciptaan Allah.

Allah juga tidak membutuhkan waktu, Allah tidak membutuhkan arah, dan Allah juga tidak memiliki bentuk jisim/tubuh seperti layaknya sifat makhluk.
Allah tidak berbentuk kotak seperti almari, Allah tidak berbentuk bulat seperti bumi. Allah tidak berbentuk tinggi seperti tiang listrik. Allah juga tidak pendek seperti pohon jamur, dan Allah tidak memiliki bentuk benda padat lainnya karena Allah bukanlah makhluk seperti benda-benda yang tersebut di atas. Allah juga tidak memiliki perut seperti perut manusia. Allah tidak memiliki tangan, kaki, mata, kepala, telinga, rambut, dan anggota tubuh lainnya seperti anggota tubuh manusia. Karena Allah tidak sama dengan manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Demikian inilah ma`na yang terkandung dalam ayat laisa kamitslihi syaiun yang diyakini oleh penganut Ahlus sunnah wal jama`ah.

  Berbeda dengan keyakinan para penganut faham TAJSIIM, non Ahlus sunnah wal jamaah, yang mengatakan, bahwa Allah memiliki anggota tubuh seperti yang ada pada sifat manusia/makhluk.
Jika penganut Ahlus sunnah wal jama`ah menemukan ayat di dalam Alquran y
ang menyebut lafadz YADULLAH, yang secara arti dalam kamus bahasa adalah tangan Allah, maka Ahlus sunnah wal jamaah harus menta`wili dengan arti: KEKUASAAN/RAHMAT Allah. Sedangkan keyakinan penganut tajsiim mengatakan "bahwa Allah benar- benar memiliki tangan seperti yang ada pada tubuh manusia dengan jari dan pergelangannya."

 
AQIDAH TAJSIM INI PADA HAKEKATNYA BERASAL DARI KEYAKINAN KAUM YAHUDI, mereka menyakini bahwa Allah itu berada di suatu tempat, layaknya makhluq yang membutuhkan waktu dan ruang. Kaum Yahudi mengatakan dalam bagian lembar luar kitab
> Al-ishah, 46 no 3-4 : Aku (Allah) turun bersamamu (Musa) ke Mesir.
> Al-ishah, 19 no 11 : Karena pada hari ke tiga, Allah turun ke gunung Saina dan terlihat oleh semua mata seluruh penduduk (Mesir).
> Al-ishah, 19 no 20 : Dan Allah turun ke gunung Saina sampai di pucuk gunung.
Jadi jelas, keyakinan tajsiim yang banyak beredar di kalangan kaum SEKTE pada umumnya adalah Bid`ah Dhalalah (sesat) dalam aqidah, karena Nabi SAW dan para shahabat tidak meyakini aqidah seperti ini.
Bahkan ke empat imam madzhab, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi`i dan Imam Ahmad bin Hanbal bersepekat menyikapi aqidah Tajsim: Barang siapa yang menisbatkan anggota tubuh atau menisbatkan keberadaan arah/ tempat kepada Dzat Allah, seperti layaknya yang dinisbatkan kepada makhluk, maka orang tersebut telah kufur. (Kitab Minhajul Qawim hal 224, karangan Syeikh Ibnu Hajar Alhaitami)

 
catatan : Fitnahpun disematkan pada IMAM ASY'SYAFE'I yang mendukung tentang trilogy ini..
Dlm aqidah saudara sebelah kita,,tauhid itu dibagi menjadi 3,,yaitu
-Rububiyah yaitu mengakui ALLAH sbg pencipta semesta alam
-Uluhiyah yaitu mengakui ALLAH sbg satu2nya tuhan yg wajib disembah
-Asma dan sifat yaitu ALLAH memiliki nama2 yg mulia dan mempunyai sifat2 yg sempurna,,
Sehingga dng demikian mereka mengakui umat2 terdahulu sblm munculnya ISLAM yg dibawa oleh nabi muhammad sudah memenuhi kriteria TAUHID point ke 1,,
yaitu mengakui ALLAH sbg pencipta alam semesta..Rububiyah
sesuai dng dalil dari surat az zumar ayat 3..
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.(Az-Zumar Ayat 3)..
tanpa melihat bahwa diujung ayat dikatakan mereka pendusta dan sangat ingkar,
ktika merka membuat pengakuan bahwa umat terdahulu adalah sbg bagian dari orang yg bertauhid hanya dipoint ke 1..tidak di 2 point berikut,
mereka justru menyebutkan orang islam yg berbeda cara pandang dng mereka skr justru bukan ahli tauhid,
karena kita hanya memenuhi 2 kriteria nya saja yaitu rububiyah dan uluhiyah..
karena kita tidak mempercayai seperti yg mereka percayai yaitu allah itu mempunyai jisim atau memiliki fisik,,
bersemayam diatas ARSY,mempunyai tangan,wajah,kaki..
membutuhkan ruang karena dia memiliki fisik;;(Mujassimah)
dng dalil misalnya,,
Hai iblis, apakah yang menghalangimu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan Kedua TanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (Shad: 75)
tanpa melihat ayat yg menyebut,,
Tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (asy-Syura: 11)
Sehingga dng demikian mereka terkesan mengakui orang2 terdahulu yg ingkar dan menyembah berhala sbg ahli tauhid rububiyah saja..
dan kita adalah bukan ahli tauhid karena tidak mempercayai ASMA dan SIFAT..
hal ini sesuai dng yg ditulis oleh rujukan mereka syeikh muhammad bin abdul wahab,,
Dalam kitab Kaifa Nafhamu al-Tauhid itu disebutkan:
عَجِيْبٌ وَغَرِيْبٌ أَنْ يَكُوْنَ أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرَ تَوْحِيْدًا للهِ وَأَخْلَصَ إِيْمَانًا بِهِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَتَوَسَّلُوْنَ بِاْلأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهِمْ إِلَى اللهِ. أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرُ تَوْحِيْدًا وَأَخْلَصُ إِيْمَانًا مِنْ هَؤُلاَءِ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. (محمد بن أحمد باشميل، كيف نفهم التوحيد، ص/١٦).
“Aneh dan ganjil, ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya kepada Allah dan lebih murni imannya kepada-Nya dari pada kaum Muslimin yang bertawassul dengan para wali dan orang-orang saleh dan memohon pertolongan dengan perantara mereka kepada Allah. Ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya dan lebih tulus imannya dari mereka kaum Muslimin yang mengucapkan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah.” (Muhammad bin Ahmad Basyamil, Kaifa Nafhamu al-Tauhid, hal. 16).

sampai sebegitu jauhnya kah mereka dalam memperlakukan saudara muslim mereka sendiri..??


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.