ISTIGHOSAH KUBRO SIDOARJO MENYANYIKAN LAGU YA LAL WATHON
Acara Istighosah Kubro dalam rangka Harlah ke-94 Nahdlatul Ulama dilaksanakan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (9/4/2017).
Acara tersebut dimulai pada pukul 06.30 WIB, mundur 30 menit dari rencana semula yang akan dimulai pukul 06.00 WIB.
Dalam acara tersebut dibacakan maklumat syuriah PWNU Jatim oleh wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Iskandar.
Dalam maklumat tersebut dibagi menjadi lima poin.
Pertama, menjaga agama dari hal-hal yang bisa merusak baik dari agama sebagaimana ulama zaman dahulu menyebarkan islam yang damai dan teduh.
Kedua, menjaga NKRI dari segala hal yang bisa merusak dari sisi manapun.
Ketiga, menjaga amanah seraya menegakkan keadilan sosial pemimpin agama, politik, masyarakat dan lain-lain, agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang semakin parah sehingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Keempat, menjaga umat dari kebangkrutan rakyat dan masalah sosial, dan agama agar berharga di mata masyarakat dan Allah SWT.
Kelima, menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dengan cara menjaga kedamain ketentraman dan keamanan, tidak cepat emosi dengan bermuhasabah atau introspeksi diri dan kesadaran kalau selalu dilihat Allah dan selalu bermunajat.
KH Anwar Iskandar mengatakan, Maklumat tersebut hendaknya dilaksanakan seluruh Nahdliyin di Jawa Timur untuk menjaga kondisi masyarakat tetap kondusif.
"Maklumat ini adalah renungan dari para kyai NU atas keadaan masyarakat dan umat di Jatim dan Indonesia saat ini," ujar KH Anwar Iskandar, Minggu (9/4/2017).
Dalam acara tersebut, Rais Aam PBNU yang sekaligus menjabat sebagai ketua MUI, KH Ma'ruf Amin juga berpesan kepada para Nahdliyin untuk selalu menjaga kedamaian.
"Kemarin saya bertemu dengan pak presiden, saya menyampaikan bahwa di Jawa Timur akan diadakan Istighosah Qubro untuk mendoakan Indonesia supaya aman, tentram, dan damai," ujar KH Ma'ruf Amin.
Syair Ya Lal-Wathan ini diterjemah dan dibahasakan oleh Habib Abubakar Assegaf, Pasuruan. Sumber naskah berada dari Museum NU Surabaya.
Ya ahlal wathon ya ahlal wathon
Hubbul wathon minal iman
Wahai anak bangsa wahai anak bangsa
Cinta tanah air itu bagian dari iman
Hubbul wathon ya ahlal wathon
Wa la takun ahlal hirman
Cinta tanah air wahai anak bangsa
Dan janganlah kalian menjadi orang yang tertinggal
Innal kamala bil a'mali
Wa laisa dzalika bil aqwaali
Sesungguhnya kesempurnaan (Cinta tanah air) itu diringi perbuatan
tidak hanya sekadar ucapan
Fa'mal tanal ma fil amal
Wa la takun mahdhol qawal
Berbuatlah, akan kau dapatkan semua angan-angan
Dan jangan hanya bisa berucap belaka
Dunyakumu ma lil maqorr
Wa innama hiy lil mamarr
Duniamu hanyalalah tempat untuk lewat
Bukan tempat untuk menetap
Fa'mal bimal maula amar
Wala takun baqorozzimar
Maka amalkan apa pun perintah Tuhan
Dan jangan jangan jadi sapi para peniup seruling
Lam ta'lamuu man dawwaruu
Lam ta'qilu maa ghoyyaru
Kamu tidak tahu siapa yang mereka kendalikan
Kamu juga tidak mengerti apa saja yang mereka ubah
Aiyna intihau ma sayyaru
Kaifa intihau ma shoyyaru
Tak tahu dimana perjalanan mereka akan terhenti
(Juga) Tak jelas bagaimana semuanya ini akan mereka akhiri
Am humu fihi saaqokum
Ilal madzabihi dzabhakum
Tak tahu, apakah mereka sedang menggiringmu
ke tempat jagal untuk menyembelihmu
Am i'taqoukum uqbaakum
Am yudiymuu a'baakum
Ataukah mereka membebaskan leher kalian
Atau malah melanggengkan beban kalian
Ya ahlal uqul assalimah
Wa ala alqulubi al a'zimah
Wahai yang memiliki akal waras
Wahai yang memiliki hati kokoh
Kuunu bi himmah a'liyah
Wa la takun kassaimah
Tetaplah kalian dengan spirit menggelora
Dan jangan menjadi laksana hewan piaraan
Post a Comment