OTTOMAN DAN HAREM ( SELIR )

Tiap peradaban, agama, kerajaan memiliki tradisi sendiri, kebiasaan dan sudut pandang. Satu lagi pembenaran atas tiap kebijakan yang diambil. Dalam bukunya yang berjudul The Great Turk, Henk Boom menulis bahwa praktik perseliran harem yang terjadi pada masa Ottoman, terutama masa pemerintahan Sultan Sulaiman.
Layaknya sebuah institusi sebetulnya bahwa harem adalah tempat di mana seorang wanita dilatih sesuai dengan kemampuannya sehingga ia bisa tampil di depan umum sebagai istri kerajaan. Beberapa menjadi pasangan sultan dan beberapa orang lain yang cocok dengan orang-orang yang dibesarkan dalam struktur sejajar dengan harem, dilatih sebagai birokrat.

Dalam buku The Ottoman Empire, 1300-1650 : The Structure of Power,  sejarawan Colin Imber mengungkapkan, praktik perseliran telah dianggap sebagai suatu tradisi yang lumrah di kalangan raja-raja Ottoman. Aturan yang berlaku di lingkungan istana ketika itu memang mengizinkan para lelaki untuk memperoleh keturunan dari budak-budak perempuan mereka. "Bahkan, kebanyakan sultan Ottoman terlahir dari ibu-ibu budak," tulis Imber.

Ia menuturkan, ada beberapa aturan dasar hukum keluarga yang diterapkan oleh Dinasti Ottoman hingga abad ke-17. Yang pertama, perempuan boleh menikah hanya dengan satu pria pada satu waktu, yang secara sosial memiliki derajat yang sama dengan keluarganya. Sebaliknya, laki-laki dapat menikah sampai dengan empat wanita sekaligus, meskipun istrinya itu memilki derajat sosial yang lebih rendah dari si pria.

Yang kedua, lanjut Imber, seorang perempuan Muslimah tidak boleh menikahi laki-laki non-Muslim. Sebaliknya, laki-laki Muslim dapat menikahi seorang wanita non-Muslim. Terakhir, para lelaki juga diizinkan untuk mempunyai hubungan seksual dengan budak-budak perempuan (harim) yang mereka miliki, di samping dengan istri-istri mereka yang sah.
"Semua anak sultan dari istrinya yang sah memiliki kemerdekaan sejak lahir. Begitu pula halnya dengan anak hasil hubungannya dengan budak perempuan, sepanjang sang raja mengakui anak tersebut adalah anaknya," tuturnya.

Antara abad ke-14 dan ke-16, muncul semacam tradisi di Ottoman untuk membatasi satu anak laki-laki yang lahir dari setiap istri raja. Ketika seorang istri sultan telah melahirkan keturunan laki-laki maka dia tidak akan pernah lagi tidur bersama sang raja. Praktik semacam ini, kata Imber, terus berlangsung hingga masa Sultan Salim I (1512-1520).

Tim peneliti dari Ottoman Research Foundation (ORF) menjelaskan, budak-budak perempuan yang melayani para sultan Ottoman dikenal dengan sebutan cariye. Organisasi yang berbasis di Istanbul itu mencatat, ada dua kategori cariye yang mendiami istana di masa itu.
Yang pertama adalah cariye pelayan istana. Jumlah mereka biasanya berkisar 50, 70, atau bahkan mencapai 500 orang. Budak perempuan ini mengerjakan beberapa tugas harian yang berhubungan dengan kebutuhan logistik sang sultan beserta keluarganya. Mulai dari mencuci pakaian, membersihkan istana, menyiapkan makanan, hingga merawat anak-anak. Pekerjaan mereka mirip dengan pembantu rumah tangga yang ada sekarang.

Cariye jenis pertama ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai selir raja. Sebagian dari mereka ada yang menikah dengan laki-laki sesama budak seperti mereka. "Jadi, hubungan cariye pelayan istana dengan majikan laki-lakinya hanya sebatas kontrak kerja. Meski statusnya budak, mereka tidak halal untuk (dijamah) tuannya," tulis ORF dalam artikel "A Speech for General Audience at the Anniversary of 700th Ottoman State".

Selanjutnya, cariye kategori kedua adalah harematau budak-budak perempuan yang memang dijadikan sebagai selir oleh raja. Berbeda dengan cariye pelayan istana, para harem ini tidak bisa menikah dengan pria lain selama mereka tidak "pensiun" dari istana. Begitu seorang haremme lahirkan anak, dia tidak bisa lagi dijual kepada orang lain. Majikannya juga diwajibkan untuk memperlakukannya layaknya seorang istri.

Sultan Pertama Ottoman Osman Ghazi (1281-1324) hanya menikahi dua wanita merdeka. Namun, hingga Muhammad II sang Penakluk (1451-1481), sultan-sultan yang mewarisi tahta kerajaan memiliki hubungan seksual dengan dua sampai lima wanita. Beberapa di antara mereka adalah budak.

Pada masa selanjutnya, sultan-sultan Ottoman sesudah Muhammad II memiliki dua, tiga, empat, lima, atau tujuh, dan yang paling banyak adalah delapan belas mitra wanita. Namun, yang mereka jadikan sebagai istri dalam satu waktu paling banyak hanya empat perempuan (sesuai ketetapan Islam) sedangkan sisanya berstatus sebagai budak selir.

ORF menegaskan, sultan-sultan Ottoman tidak pernah menculik gadis mana pun untuk dijadikan sebagai selir mereka. Sebaliknya, banyak anak perempuan dari keluarga bangsawan yang menawarkan diri menjadi abdi raja meski mereka sesungguhnya adalah orang-orang merdeka. Itu mereka lakukan dengan harapan bisa menjadi bagian dari penghuni istana dan melahirkan anak-anak sultan.

Namun, tidak semua perempuan yang datang diterima menjadi harem. Mereka harus diuji terlebih dahulu oleh perempuan-perempuan senior yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan psikologis yang memadai. Tujuannya adalah untuk mengetahui adanya kecenderungan perilaku korup pada diri para kandidat harem. Proses seleksi dilakukan dengan sangat hati-hati.

Melawan tradisi
Sultan Sulaiman I mengubah tradisi perseliran tersebut. Ia juga dikenal sebagai figur yang menentang praktik perseliran. Pada 1521, dia telah memiliki seorang anak laki-laki bernama Mustafa dari istrinya, Mavidevran.

Pada tahun yang sama, raja ini juga mempunyai anak laki-laki dari Roxelana yang ia beri nama Mehmet (Muhammad). Sesuai kebiasaan dinasti, dia seharusnya tidak boleh lagi memiliki hubungan seksual dengan selirnya tersebut.

"Namun faktanya, sepanjang 1522-1531, Sulaiman I memperoleh enam anak lagi dari Roxelana. Termasuk salah satunya adalah penerus takhta kerajaan, Salim II," ujar Imber.
Pada 1533, Sulaiman I memerdekakan Roxelana dan kemudian menikahinya sebagai istri yang sah. Hal tersebut juga dianggap melanggar tradisi Ottoman karena raja-raja sebelumnya tidak pernah menikahi selir budak yang mereka miliki.

Menurut adat yang berkembang di istana ketika itu, para selir budak raja baru akan memperoleh kemerdekaan dengan sendirinya setelah mangkatnya sang sultan. "Semua yang dilakukan Sulaiman I itu tak lain sebagai bentuk kasih sayangnya kepada Roxelana," kata Imber lagi.ed: nashih nashrulah

Tradisi menyimpan 'istri tak sah' atau yang lebih dikenal sebagai selir sejak zaman raja-raja memang bukan hal yang asing lagi. Bukan hanya raja-raja di Jawa atau di Indonesia pada masa lampau, raja dari negeri seberang seperti Turki juga ternyata melakukannya.




Selir-selir ini biasanya diperoleh raja sebagai hadiah dari raja lain atau diambil sendiri oleh raja dari kalangan rakyat, maupun bangsawan yang ada di tempatnya memerintah.




Selir-selir ini kemudian 'disimpan' dalam sebuah rumah yang hanya dapat dikunjungi oleh raja, bernama Harem. Harem merupakan nama dari sebuah bangunan yang ada di kerajaan Turki Ustmani. Di dalam Harem tinggal wanita yang berhubungan dengan Sultan atau raja.

Soal Harem ini sepertinya tidaklah akan muncul pada para penyanjung Khalifah palsu, pemuja Erogan, dimana sejarah membuktikan akan adanya pemkasaan juga wania wanita christian orthodox yang dijadian Harem ( maaf saya lebih suka menyebutnya budak sex )


Berbeda dengan permaisuri atau putri raja, selir kepunyaan raja bisa mencapai puluhan hingga ratusan orang. Gadis-gadis cantik yang dijadikan selir ini bekerja melayani raja atau sultan, sehingga mereka haruslah gadis-gadis terbaik. Tak hanya berasal dari Turki, para gadis ini bisa berasal dari negara tetangga, seperti Yunani dan juga Georgia.




Harem berasal dari bahasa Arab yaitu 'Haram' atau 'Harim' yang berarti suci dan terlarang. Kepemilikan Harem menyimbolkan kekuasaan, kekayaan, kehebatan, kekuatan, dan kemampuan seksual Sultan atau Raja. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah selir dan kasim (pelayan pria yang telah dikebiri untuk menjaga kesetiaan dan tidak mengganggu selir raja). 
 Lebih dari itu, Harem juga menyimbolkan 'kesakralan' dan privasi. Harem diciptakan untuk menjaga kesopanan, hak istimewa, dan perlindungan perempuan, di samping pekerjaan para perempuan sebagai 'pelayan seks' raja. 
 Munculnya Harem dapat dilihat dari sejarah budaya Ottoman di Turki, para gadis yang dijadikan selir dianggap dapat memuaskan raja di luar kegiatan mempunyai anak. Hal ini dilakukan untuk menekan keturunan raja yang menganut sistem patriarki melalui anak laki-laki. Karena keturunan dari selir raja tidak memiliki garis keturunan yang diakui.

Di dalam Harem, para selir memiliki hierarki tertentu. Ada yang hanya sebagai pelayan, selir biasa, hingga favorit raja. Karena hanya berisi wanita, para selir raja dapat melakukan hal apapun di dalam Harem, termasuk menggunakan pakaian terbuka.




Saat ini, Harem sudah tidak digunakan untuk menyimpan selir raja. Karena sejaranya, kini Harem dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di Turki.


Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata Harem? Biasanya sih di Indonesia istilah ini sering diasosiasikan sebagai pacar, kekasih, cewek, dan semacamnya. Tapi, kalau menurut istilah aslinya kata Harem justru berarti forbidden alias dilarang. Meskipun artinya seperti itu, namun Harem tetap ada hubungannya dengan wanita.
Harem merupakan nama dari sebuah bangunan yang ada di kerajaan Turki Ustmani. Tempat ini ditinggali oleh semua wanita yang berhubungan dengan sang sultan. Mulai Ibu, selir, sampai puluhan bahkan mungkin lebih gadis-gadis milik sang raja. Harem yang berarti terlarang adalah karena tempat ini memang tak boleh dikunjungi oleh pria mana pun selain raja. Harem sendiri tak selalu diartikan dengan tempat, seringkali ia juga didefinisikan sebagai si gadis-gadis milik raja sendiri.
Nah, lebih jauh soal Harem, berikut ini adalah fakta-fakta tentangnya yang bakal bikin kamu super iri dan tercengang.

Harem Sultan Berisi Gadis-Gadis Cantik Terbaik

Kita pasti pernah membayangkan surga sebagai tempat di mana bertebaran para gadis-gadis cantik yang selalu menggoda. Ya, kurang lebih Harem adalah seperti itu. Isinya memang cuma wanita-wanita cantik yang setiap kali Sultan berkehendak mereka bakal berebutan untuk melayani sang raja. Ah, enaknya jadi sultan.

 Soal fisik, gadis-gadis penunggu Harem adalah yang terbaik. Mereka merupakan yang tercantik dari yang paling cantik. Mereka pun tak hanya berasal dari wilayah Turki Ustmani saja, tapi juga negara-negara tetangga macam Yunani dan Georgia. Gadis-gadis itu sendiri biasanya memang dipilih oleh sultan, tapi beberapa juga dikirim sebagai hadiah.

Ada Hierarki di Dalam Harem

Harem mungkin kesannya hanya seperti rumah tinggal para gadis, tapi apa yang ada di dalamnya ternyata cukup kompleks. Diketahui Harem ini punya sistem hirarkinya sendiri lho yang membagi-bagi para gadis ke dalam level-level yang berbeda.

 Paling tinggi adalah Ibu Sultan, kemudian permaisuri, baru ke gadis-gadis. Nah, si gadis-gadis ini levelnya pun tak sama. Ada gadis favorit, ada gadis yang masuk waiting list, dan yang paling rendah sebagai pelayan. Meskipun sudah ditentukan hierarkinya, semua orang di sini kecuali ibu dan permaisuri sultan, bisa berubah-ubah posisinya. Semuanya tergantung dari sultan.

One Night Stand Gadis Harem

Dengan banyaknya gadis yang ada, sultan tak mungkin hanya memilih satu gadis untuk waktu yang lama. Makanya, para gadis Harem hanya akan bertemu dengan sultan dan menghiburnya paling lama sehari semalam saja. Setelah itu, ia mungkin takkan lagi bertemu dengan sultan selamanya.

 Tapi, ada kondisi di mana seorang gadis bisa sekali lagi bertemu dengan sultan. Ya, ketika sang raja menghendakinya sebagai favorit. Nah, jika demikian, si gadis juga bakal berkesempatan menjadi salah satu selir utama. Lebih-lebih kalau sampai mengandung dan melahirkan seorang putra.

Pemandangan di Dalam Harem yang Benar-Benar Surga

Lantaran di dalam Harem semuanya berisi wanita, maka biasanya para penghuninya pun memakai baju yang agak terbuka. Tidak masalah karena Harem takkan bisa dimasuki oleh siapa pun selain raja. Tak hanya itu, lazim juga di dalam Harem para gadis-gadis tak berpakaian dan saling memijat satu sama lain.Seperti inilah para penghuni Harem menghabiskan waktunya. Mereka memang difasilitasi untuk bisa hidup senang di dalamnya. Bahkan sultan sendiri sering menganggarkan banyak kas negara untuk ini dan mengorbankan kepentingan penguatan militer.

Gadis Harem Tak Selalu Hidup Enak

Kalau berkaca dari ulasan di atas, kita bisa simpulkan jika kehidupan orang-orang di dalam Harem itu sangat menyenangkan. Sebenarnya tidak seperti itu juga, karena pernah ada cerita ngeri soal para penghuni Harem. Ini adalah kisah keji Sultan Turki yang bernama Ibrahim the Mad. Diketahui, si sultan ini menenggelamkan semua gadis Haremnya yang jumlahnya sekitar 280 orang.
Turhan Hatice [Image Source]





 Tak pernah diketahui apa alasan Sultan Ibrahim melakukan ini. Namun, catatan sejarah memang mengatakan hal tersebut. Meskipun dikatakan membunuh 280 wanita Harem-nya, Sultan Ibrahim menyelamatkan salah satunya yang bernama Turhan Hatice.
Ah, menyenangkan sekali ya sepertinya hidup seperti sultan? Tak hanya bergelimang harta, tapi juga punya Harem yang isinya adalah wanita-wanita cantik terbaik. Sayangnya, Harem ini sendiri dikatakan sebagai gaya hidup yang menghancurkan Turki Ustmani. Ya, para sultan kebanyakan lebih perhatian kepada Harem dan membiayainya habis-habisan dibandingkan memperkuat armada perang.
Sejarah mencatat, istilah harem diambil dari Bahasa Arab, 'haram' yang bisa diartikan sebagai tempat terlarang. Kata tersebut mewakili definisi lingkungan bagi perempuan dalam rumah tangga poligami. Tak ada pria yang boleh masuk ke dalamnya, kecuali si empunya dan para kasim.

Kata tersebut kali pertama diketahui muncul di timur Tengah -- di mana harem juga menjadi tempat tinggal ibu penguasa, saudara perempuannya, istri-istri, anak-anak, dan para selir. Di Asia selatan tempat serupa disebut zenana.

Karena harem bersifat tertutup, tak ada sumber-sumber pasti yang bisa digunakan untuk memberikan informasi terkait kehidupan di dalamnya. Semua kisah yang beredar selama ini lebih bersifat imajinatif.

Seperti dikutip dari situs Ancient Origins, selama masa Kekaisaran Ottoman di Turki, peran harem adalah untuk mendidik calon istri keluarga kerajaan dan kaum bangsawan tinggi.

Harem kesultanan Ottoman, yang dijuluk 'seraglio' di Dunia Barat, dihuni lusinan perempuan, termasuk istri, ibu, anak-anak perempuan sultan, saudara perempuan, kasim, dan budak -- yang bertugas memenuhi kebutuhan para penghuni.

Pada periode berikutnya, anak-anak lelaki sultan juga tinggal di harem sampai mereka mencapai usia 12 tahun.

Saat mencapai usia tersebut, mereka hanya diizinkan untuk tampil di depan publik dan di wilayah pemerintahan istana. Harem menjadi wilayah terlarang bagi para pangeran.Topkapi Harem, yang dioperasikan pada 1299 hingga 1923 pada era Kekaisaran Ottoman, juga menjadi ruang pertemuan pribadi sultan dengan keluarganya.

Ada beberapa perempuan dari harem Ottoman yang memiliki peran politik yang sangat penting dalam sejarah kekaisaran. Mereka termasuk istri, ibu, dan saudari Sultan -- yang didengar pendapatnya oleh penguasa. Untuk alasan itu, beredar kabar, pemerintahan konon Kekaisaran Ottoman dijalankan dari harem.

Sebuah contoh yang sangat baik dari situasi tersebut adalah Hurrem Sultan. Dia adalah istri dari Sultan Sulaiman Agung dan ibu dari Selim II. Hingga saat ini, dia dianggap sebagai wanita paling kuat dalam sejarah Ottoman.Namun, tak semua sultan menghormati kaum hawa. Salah satunya Ibrahim yang Gila (Deli Ibrahim) yang mengalami gangguan jiwa.

Ia yang memerintah Kekaisaran Ottoman dari tahun 1640 sampai 1648, ia dikabarkan menenggelamkan 280 selir dari haremnya di Bosphorus.

Turhan Hatice, seorang gadis Ukraina yang ditangkap selama penyerangan Tartar, adalah satu dari beberapa selir yang selamat.

Berbeda dari sejumlah anggapan populer -- bahwa harem hanya diisi para perempuan untuk pelampiasan syahwat -- anak-anak juga lahir dan dibesarkan di dalamnya.

Harem juga dilengkapi pasar, bazar, taman bermain, dapur, binatu, kolam mandi, dan sekolah. Tempat itu juga memiliki hirarki. Biasanya istri resmi dan saudara perempuan sultan yang menjadi pemimpin di sana.Selain para istri dan selir -- ada juga ibu kandung, ibu tiri, bibi, nenek, saudari, saudari tiri, anak perempuan, pelayan, pembantu, budak, tukang masak, penjaga, dan pejabat perempuan lain.

Pada awalnya Ottoman sama dengan penguasa lainnya mengambil istri dari putri kerajaan lain untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya di Anatolia. konsekuensinya sang ratu dan  keluarganya memiliki pengaruh yang besar terhadap jalannya pemerintahan Ottoman. setiap putra yang dilahirkan akan menjadi pembesar di berbagai wilayah Kekaisaran. keberadaan "raja kecil" tersebut seringkali membawa terjadinya malapetaka pemberontakan.

Kematian Padishah Sultan Ottoman akan membuat para pangeran berperang karena merasa sama-sama berhak atas takhta warisan ayahnya. dengan basis kekuatan yang solid dan pendukung di daerah masing-masing, perang suksesi akan terjadi secara keras. saling membentuk koalisi, pindah kubu, dan tikam-menikam antar saudara terus terjadi hingga akhirnya keluar satu orang pemenang, yakni satu-satunya pangeran yang masih tersisa.
Sistem suksesi yang berdarah-darah ini beberapa kali hampir menghancurkan Ottoman sehingga ketika Kekaisaran semakin berkembang dan mencapai zenith kekuasaan wilayah, para Padishah Sultan berhenti mengambil putri dari kerajaan lain sebagai istri. mereka lebih memilih para wanita dari Harem Kekaisaran yang berstatus selir (concubine) sehingga tidak perlu dinikahi dan karenanya tidak memiliki hak dalam warisan Kekaisaran.

Selir dianggap lebih ideal karena takhta dan Kekaisaran akan diwariskan dari ayah ke anak secara utuh tanpa perpecahan. tidak seperti putri kerajaan lain yang dinikahi, seorang selir tidak memiliki keluarga ataupun saudara bangsawan yang berpotensi menjadi orang kuat dalam istana. ketiadaan backing membuat mereka lebih netral, bahkan setelah melahirkan seorang putra sekalipun para selir dianggap tidak memiliki pengaruh dalam istana dan pemerintahan.

Dimulai dari era Sultan Suleiman I the magnificent (1520-1566), kompleks Seraglio dan fungsinya mengalami perubahan besar. mereka sekarang berfungsi sebagai kediaman permanen anak laki-laki yang sudah dewasa. para pangeran tidak lagi diutus untuk memegang pemerintahan suatu wilayah karena potensi kudeta atau pemberontakan sehingga tetap tinggal di dalam kompleks Harem hingga kematian sang Padishah Sultan.

Kematian penguasa Ottoman membuat seorang pangeran (putra mahkota) keluar dari Harem dan naik takhta sebagai Padishah Sultan. pangeran lainnya yang bisa berjumlah belasan bahkan puluhan akan keluar dalam keadaan tidak bernyawa. mereka semua akan menemui ajal setelah dijerat lehernya oleh para kasim penjaga, kematiannya cepat tanpa pertumpahan darah. tidak berhenti hanya sampai di situ, nasib serupa juga terjadi pada ibu mereka para selir.
Para selir yang anaknya tidak terpilih atau masih mengandung akan dimasukan ke dalam "karung", yang diberi pemberat lalu dihanyutkan di selat Bosporus. hal yang keji ini dilakukan untuk menjamin suksesi yang damai tanpa adanya usaha pemberontakan dari pangeran yang tidak terpilih. perintah untuk melakukan "pembersihan" ini ada di tangan sang Padishah Sultan yang wasiatnya dijalankan oleh Komandan kasim Harem ketika sang Sultan wafat.

Pembersihan serupa juga bisa diperintahkan oleh Padishah Sultan yang baru naik untuk menyingkirkan lawan-lawan politik. Harem bukanlah tempat kesenangan duniawi melainkan sebuah sangkar emas yang penuh dengan aura kematian. namun demikian banyak orangtua yang rela menjual anak perempuannya ke dalam Harem agar memiliki kesempatan untuk merubah nasib, hidup enak, aman dan mendapatkan penghasilan yang tetap.

Harem Kekaisaran diatur oleh ibu Sultan yang bergelar Valide Sultan (Ibu Suri). ia adalah "lulusan" dari Harem generasi sebelumnya dan satu-satunya selir favorit Sultan terdahulu yang masih hidup (lainnya menemui ajal di Selat Bosporus). ia menjadi penguasa dan penanggung jawab di seantero kompleks Harem. semua penghuni tunduk kepadanya, hanya ibu suri seorang yang berhak menerima juga mengeluarkan dan menghukum anggota rumah tangganya.

Perhatikan kata "rumah tangga", istilah Harem sebenarnya tidak berkonotasi dengan poligami. secara etimologi Harem artinya terlarang bagi pria atau bisa juga diartikan sebagai "istri". tetapi pada penggunaannya Harem adalah rumah tangga kaum wanita. pada budaya Turki saat itu di setiap rumah lumrah terdapat area yang dinamakan Harem yakni bagian dari rumah dimana para wanita bisa beraktivitas mulai dari memasak, mencuci hingga membesarkan anak.Harem menyita sebagian besar bangunan rumah terutama yang berukuran tidak besar. area yang wanita miliki meliputi dapur, tempat cuci, jemuran, area bermain anak dan kamar tidur bagi semua wanita dalam keluarga termasuk istri, anak-anak, anak gadis dewasa, bibi, sepupu, ponakan dan pelayan wanita. diketuai oleh nenek atau ibu mertua sedangkan kaum pria hanya memiliki ruang tidur, area makan bersama dan ruang tamu beserta halaman rumah.

Fungsi dari Harem umumnya sebagai perlindungan, adanya ruang khusus membuat wanita tidak terlihat dari tamu yang berkunjung. hal ini meniadakan risiko adanya pria genit dengan rayuan gombalnya, juga mengurangi risiko tamu yang tidak disukai untuk meminta anak gadis sebagai calon istri mereka atau putra-putranya. pada era dimana serangan antar suku sering terjadi untuk merebut harta, ternak dan wanita, keberadaan Harem merupakan suatu proteksi.

Jadi Harem tidak berarti praktik poligami atau tempat dimana seorang pria dikelilingi oleh lawan jenisnya melainkan rumah tangga kaum wanita atau area tinggal anggota keluarga wanita. artian Harem secara negatif terjadi karena ketidaktahuan bangsa eropa terhadap praktik poligami yang terjadi di dunia Timur. mereka menyebut Harem sebagai poligami semata-mata karena informasi yang keliru, ketiadaan kata substitusi dan kendala bahasa serta budaya.

Ottoman Imperial Harem resminya disebut Seraglio adalah tempat tinggal atau kediaman resmi Valide Sultan bersama seluruh anggota keluarga Kekaisaran. termasuk para selir, calon selir, pelayan istana, dayang-dayang dan budak wanita lainnya. praktisnya semua wanita di dalam istana tinggal di dalam kompleks Seraglio Harem. apabila sekeliling istana dijaga oleh Janissaries maka Seraglio Harem dikawal oleh korps kasim mereka sendiri.


4.000 Selir

Harem tak hanya ada di Timur Tengah. Firaun Mesir kerap mewajibkan para gubernur untuk mengirimkan gadis cantik untuk dijadikan hamba sahaya.

Montezuma II, penguasa Aztec dari Meksiko, dikabarkan memiliki 4.000 selir. Dalam masyarakat Aztec, setiap anggota kaum bangsawan wajib memiliki selir sebanyak-banyaknya, semampu mereka.

Sementara itu, Raja Kashyapa dari Sigirya di Sri Lanka memiliki 500 perempuan di haremnya. Pada saat itu, dianggap suatu kehormatan besar bagi perempuan yang menjadi bagian dari harem sang penguasa. Sebuah lembaga yang mirip dengan harem ada di Periode Edo dalam sejarah Jepang.

Pun di Tiongkok. Di sana ada istilah "hougong" yang berarti harem, "Hougong" berasal dari "hou-kung" yang secara harfiah berarti "istana belakang".

Istilah itu merujuk ke bagian istana yang diperuntukkan bagi permaisuri kaisar China, selir, hamba perempuan, dan orang-orang kasim.

Pada 1421, Kaisar Yongle memiliki 2.800 selir. Mirip dengan lembaga dalam budaya lain, harem dianggap cara raja untuk menampilkan kekayaan dan kekuasaannya.

Pada awalnya Ottoman sama dengan penguasa lainnya mengambil istri dari putri kerajaan lain untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya di Anatolia. konsekuensinya sang ratu dan  keluarganya memiliki pengaruh yang besar terhadap jalannya pemerintahan Ottoman. setiap putra yang dilahirkan akan menjadi pembesar di berbagai wilayah Kekaisaran. keberadaan "raja kecil" tersebut seringkali membawa terjadinya malapetaka pemberontakan.

Kematian Padishah Sultan Ottoman akan membuat para pangeran berperang karena merasa sama-sama berhak atas takhta warisan ayahnya. dengan basis kekuatan yang solid dan pendukung di daerah masing-masing, perang suksesi akan terjadi secara keras. saling membentuk koalisi, pindah kubu, dan tikam-menikam antar saudara terus terjadi hingga akhirnya keluar satu orang pemenang, yakni satu-satunya pangeran yang masih tersisa.

sultan with his family inside harem
Padishah Sultan bersama keluarganya dari salah satu pasangan, ditemani seorang kasim

Sistem suksesi yang berdarah-darah ini beberapa kali hampir menghancurkan Ottoman sehingga ketika Kekaisaran semakin berkembang dan mencapai zenith kekuasaan wilayah, para Padishah Sultan berhenti mengambil putri dari kerajaan lain sebagai istri. mereka lebih memilih para wanita dari Harem Kekaisaran yang berstatus selir (concubine) sehingga tidak perlu dinikahi dan karenanya tidak memiliki hak dalam warisan Kekaisaran.

Selir dianggap lebih ideal karena takhta dan Kekaisaran akan diwariskan dari ayah ke anak secara utuh tanpa perpecahan. tidak seperti putri kerajaan lain yang dinikahi, seorang selir tidak memiliki keluarga ataupun saudara bangsawan yang berpotensi menjadi orang kuat dalam istana. ketiadaan backing membuat mereka lebih netral, bahkan setelah melahirkan seorang putra sekalipun para selir dianggap tidak memiliki pengaruh dalam istana dan pemerintahan.

Dimulai dari era Sultan Suleiman I the magnificent (1520-1566), kompleks Seraglio dan fungsinya mengalami perubahan besar. mereka sekarang berfungsi sebagai kediaman permanen anak laki-laki yang sudah dewasa. para pangeran tidak lagi diutus untuk memegang pemerintahan suatu wilayah karena potensi kudeta atau pemberontakan sehingga tetap tinggal di dalam kompleks Harem hingga kematian sang Padishah Sultan.

Kematian penguasa Ottoman membuat seorang pangeran (putra mahkota) keluar dari Harem dan naik takhta sebagai Padishah Sultan. pangeran lainnya yang bisa berjumlah belasan bahkan puluhan akan keluar dalam keadaan tidak bernyawa. mereka semua akan menemui ajal setelah dijerat lehernya oleh para kasim penjaga, kematiannya cepat tanpa pertumpahan darah. tidak berhenti hanya sampai di situ, nasib serupa juga terjadi pada ibu mereka para selir.
prince kafes in the harem
Apartemen para pangeran yang disebut Kafes yang bisa diartikan sebagai sangkar

Para selir yang anaknya tidak terpilih atau masih mengandung akan dimasukan ke dalam "karung", yang diberi pemberat lalu dihanyutkan di selat Bosporus. hal yang keji ini dilakukan untuk menjamin suksesi yang damai tanpa adanya usaha pemberontakan dari pangeran yang tidak terpilih. perintah untuk melakukan "pembersihan" ini ada di tangan sang Padishah Sultan yang wasiatnya dijalankan oleh Komandan kasim Harem ketika sang Sultan wafat.

Pembersihan serupa juga bisa diperintahkan oleh Padishah Sultan yang baru naik untuk menyingkirkan lawan-lawan politik. Harem bukanlah tempat kesenangan duniawi melainkan sebuah sangkar emas yang penuh dengan aura kematian. namun demikian banyak orangtua yang rela menjual anak perempuannya ke dalam Harem agar memiliki kesempatan untuk merubah nasib, hidup enak, aman dan mendapatkan penghasilan yang tetap.

Harem Kekaisaran diatur oleh ibu Sultan yang bergelar Valide Sultan (Ibu Suri). ia adalah "lulusan" dari Harem generasi sebelumnya dan satu-satunya selir favorit Sultan terdahulu yang masih hidup (lainnya menemui ajal di Selat Bosporus). ia menjadi penguasa dan penanggung jawab di seantero kompleks Harem. semua penghuni tunduk kepadanya, hanya ibu suri seorang yang berhak menerima juga mengeluarkan dan menghukum anggota rumah tangganya.

Perhatikan kata "rumah tangga", istilah Harem sebenarnya tidak berkonotasi dengan poligami. secara etimologi Harem artinya terlarang bagi pria atau bisa juga diartikan sebagai "istri". tetapi pada penggunaannya Harem adalah rumah tangga kaum wanita. pada budaya Turki saat itu di setiap rumah lumrah terdapat area yang dinamakan Harem yakni bagian dari rumah dimana para wanita bisa beraktivitas mulai dari memasak, mencuci hingga membesarkan anak.
bust of hafsa sultan
Hafsa Sultan, ibu dari Suleiman I yang menjadi Valide Sultan pertama dalam sejarah Ottoman

Harem menyita sebagian besar bangunan rumah terutama yang berukuran tidak besar. area yang wanita miliki meliputi dapur, tempat cuci, jemuran, area bermain anak dan kamar tidur bagi semua wanita dalam keluarga termasuk istri, anak-anak, anak gadis dewasa, bibi, sepupu, ponakan dan pelayan wanita. diketuai oleh nenek atau ibu mertua sedangkan kaum pria hanya memiliki ruang tidur, area makan bersama dan ruang tamu beserta halaman rumah.

Fungsi dari Harem umumnya sebagai perlindungan, adanya ruang khusus membuat wanita tidak terlihat dari tamu yang berkunjung. hal ini meniadakan risiko adanya pria genit dengan rayuan gombalnya, juga mengurangi risiko tamu yang tidak disukai untuk meminta anak gadis sebagai calon istri mereka atau putra-putranya. pada era dimana serangan antar suku sering terjadi untuk merebut harta, ternak dan wanita, keberadaan Harem merupakan suatu proteksi.

Jadi Harem tidak berarti praktik poligami atau tempat dimana seorang pria dikelilingi oleh lawan jenisnya melainkan rumah tangga kaum wanita atau area tinggal anggota keluarga wanita. artian Harem secara negatif terjadi karena ketidaktahuan bangsa eropa terhadap praktik poligami yang terjadi di dunia Timur. mereka menyebut Harem sebagai poligami semata-mata karena informasi yang keliru, ketiadaan kata substitusi dan kendala bahasa serta budaya.

Ottoman Imperial Harem resminya disebut Seraglio adalah tempat tinggal atau kediaman resmi Valide Sultan bersama seluruh anggota keluarga Kekaisaran. termasuk para selir, calon selir, pelayan istana, dayang-dayang dan budak wanita lainnya. praktisnya semua wanita di dalam istana tinggal di dalam kompleks Seraglio Harem. apabila sekeliling istana dijaga oleh Janissaries maka Seraglio Harem dikawal oleh korps kasim mereka sendiri.
mihrimah sultan of ottoman
Tidak hanya Selir, Harem juga menjadi kediaman para putri seperti Mihrimah Sultan yang terkenal

Komandan Kasim Seraglio (Chief Black Eunuch) merupakan kepercayaan Padishah Sultan, loyalitasnya dibuktikan ketika ia membinasakan pangeran lainnya ketika terjadi suksesi dan melindungi pangeran terpilih hingga naik takhta. kepercayaan penuh sang Sultan membuat komandan kasim menyandang pangkat militer tertinggi, sejajar dengan panglima tinggi lainnya. namun tugasnya yang utama adalah menjaga keselamatan para wanita dan keluarga Kekaisaran.

Selepas era Suleiman I hampir semua Padishah berikutnya tinggal di dalam Seraglio. pada era Murad III dibangun juga area ruang kerja (privy chamber) beserta jalan tembus ke istana. dari sana sang Sultan bisa dengan mudah bisa mencapai kediaman ibu suri dan komandan kasim, dua sekutu terkuatnya dalam pemerintahan. berbagai kegiatan pribadi sang Sultan diadakan di aula apartemen pribadinya untuk menerima tamu pilihan atau menonton berbagai hiburan.

Adalah tugas dari dayang-dayang terpilih untuk memberikan hiburan serta kudapan, sang Sultan sendiri menggunakan kasim sebagai pelayan pribadi. mayoritas gadis lainnya sebenarnya bekerja di luar layar untuk memenuhi berbagai keperluan Harem seperti kebersihan ruangan, cuci baju hingga pelayanan bagi anggota Kekaisaran dan para selir yang berkedudukan tinggi. dari 300 hingga 500 lebih anggota Seraglio, kebanyakan tidak pernah melihat sang Sultan.

Bagi penghuninya yang mampu berpikir kritis, Seraglio adalah sebuah kesempatan untuk hidup mewah sembari mencari koneksi untuk masa depan yang lebih baik. para gadis mendapatkan gaji harian (nantinya bulanan) berdasarkan dari status mereka sehingga mampu menghidupi keluarganya. kompleks Seraglio sendiri secara nyata dibagi atau disekat ke dalam banyak bagian yang terpisah untuk menandakan hierarki dan status masing-masing anggota.
inside the harem paintings
The Reception, John Frederick Lewis, 1805-1875 pelukis tinggal di Mesir, bekas koloni Ottoman

Strata terbawah diisi oleh para budak kasar (wanita), mereka adalah pekerja tulen dan tidak memiliki kesempatan untuk naik tingkat. di atas mereka tetapi sama-sama tidak memiliki status sebagai anggota adalah para gadis yang diterima sejak usia 7-12 tahun. mereka ditempatkan pada sebuah asrama dan dididik dalam berbagai seni sesuai dengan kemampuan dan bakat seperti menyanyi atau menari. tenaga pendidik adalah para senior mereka di dalam Harem.

Usia muda menjamin kemudahan belajar dan juga tentunya keperawanan. selain itu mereka juga dibiasakan hidup sehat sesuai dengan standar istana. gadis yang memperlihatkan gejala sakit-sakitan akan dikembalikan kepada keluarganya. demikian juga gadis yang tidak bisa menguasai keahlian yang dibutuhkan, tidak cukup pintar atau memiliki kekurangan lainnya akan ditolak tinggal lebih lanjut sebagai anggota Seraglio.

Para gadis bisa naik pangkat menjadi asisten senior dan juga ketua "fakultas" seni. sebagai asisten dan ketua seni mereka mulai masuk ke dalam lingkup calon selir karena kemampuannya. yang tidak mampu meraih posisi asisten pun tetap bisa masuk sebagai calon selir berdasarkan dari perkembangan fisik atau kelebihan lain yang mereka miliki. sebagai calon selir mereka tinggal di bagian lain dari asrama yang tidak sepadat tempat para gadis.

Tidak semua odalisque atau calon selir tumbuh di dalam Harem, beberapa gadis langsung berstatus calon selir karena alasan tertentu seperti dipilih oleh Sultan, diberikan oleh kerajaan lain, hadiah dari pejabat atau anggota Kekaisaran. biasanya mereka memiliki kepintaran dan kecantikan yang luar biasa sehingga disetujui oleh ibu suri. sebelum masuk ke dalam Seraglio mereka diperiksa secara ketat oleh dokter dan juga bidan untuk memastikan kesehatannya.

Kebanyakan gadis di dalam Seraglio belajar dan bekerja sebagai pelayan rumah tangga atau dayang-dayang. para calon selir berperan sebagai tenaga pendidik dan supervisor. setelah mencapai posisi tersebut kenaikan tingkat hanya bisa terjadi apabila mereka mampu merebut hati Valide Sultan dalam pekerjaan atau pelayanan. apabila memang berani bermain game of thrones, maka calon selir akan berusaha sekuatnya agar bisa terpilih dalam daftar favorit Valide Sultan.
turkish female praying
Pendidikan agama menjadi bagian yang penting karena latar belakang mereka sebagai non-muslim

Tidak semua gadis menginginkan hal tersebut karena persaingan, intrik dan risiko kematian yang tinggi. bekerja sebagai dayang senior dan tangan kanan para selir sudah membuat mereka mapan dan puas. pada titik tersebut biasanya sang gadis sudah tahunan tinggal di dalam Harem dan hanya berjarak beberapa tahun lagi sebelum bisa meminta kebebasan kepada sang Sultan. kebebasan merupakan hal yang besar karena seisi Seraglio Harem adalah budak.

Para gadis, calon dan juga selir adalah budak yang dibeli oleh pihak istana atau diberikan sebagai hadiah oleh pihak lainnya sebagai perpanjangan tangan mereka kepada Valide Sultan dan Padishah Sultan. karena Islam tidak memperbolehkan perbudakan maka semua gadis di dalam Seraglio berasal dari komunitas non-muslim. sebagian berasal dari kaukasus yang meliputi eropa timur termasuk rusia, georgia, circassia dan juga balkan.

Sebagian lagi berasal dari wilayah afrika dan sekitarnya. jadi isi Harem memang "bule" dan juga wanita "kulit hitam". tidak ada wanita arab ataupun turki karena larangan untuk memperbudak sesama muslim. banyak gadis yang berakhir di Seraglio sebagai pajak badan, diculik pedagang budak atau direbut dalam perang sehingga menginginkan kebebasannya. gadis asal afrika bisa bebas setelah bekerja selama 7 tahun sedangkan gadis "eropa" setelah 9 tahun.

Kebebasan mereka dijamin dengan dokumen Kekaisaran Ottoman sehingga mereka bebas pergi kemanapun mereka inginkan. Seraglio memberikan perhiasan serta tunjangan rumah bagi odalisque yang memutuskan keluar dari Harem. bahkan mereka atas nama Padishah Sultan akan mencarikan calon suami beserta mas nikahnya apabila sang gadis menginginkannya. gadis jebolan Seraglio sangat diminati oleh pembesar dan bangsawan karena berbagai kelebihannya.

Mereka disukai karena standar kecantikan, kepintaran, kesehatan, tata bahasa dan pengetahuannya yang tinggi. mereka juga disegani karena memiliki hubungan dengan Seraglio terutama Valide Sultan yang merupakan salah satu sosok tertinggi dalam pemerintahan. suami dan keluarganya kelak bisa meminta bantuan mereka sebagai penyambung lidah yang bisa berbicara langsung dengan tokoh berpengaruh dalam pemerintahan Ottoman, suatu hal yang sangat berharga.
women in turkish dress
Maria Adelaide of France in Turkish dress, 1753 salah satu bentuk ketertarikan dunia barat dengan Harem

Tentu keluar bukan satu-satunya jalan, ada juga cara lain yang bisa ditempuh. apabila bersedia maka gadis calon selir bisa "diberikan" kepada tokoh penting yang dianggap sangat berjasa bagi Kekaisaran. pemberian seorang gadis dari Seraglio adalah bentuk penghargaan tertinggi yang bisa diberikan oleh Padishah Sultan. tentu ada syaratnya, sang gadis harus belum pernah bermalam dengan sang Sultan dan bersedia untuk dinikahkan keluar dari istana. 

Bagi para gadis ini adalah kesempatan langka untuk menjadi selir bahkan istri dari seorang tokoh yang sukses dan punya posisi yang baik dalam Kekaisaran Ottoman. mengingat persaingan yang sangat ketat di dalam Seraglio Harem, beberapa gadis merasa lebih terjamin masa depannya dengan menjadi pasangan pihak lain di luar istana. tentu tidak semua gadis berpikiran demikian, sebagian besar merasa bahwa tidak ada tempat lain yang lebih enak dari Seraglio.

Menariknya walaupun para gadis disebut odalisque atau calon selir sehingga terkesan intim tetapi nyatanya mereka belum tentu pernah berada dalam satu ruangan dengan sang Sultan bahkan setelah tinggal tahunan di dalam Seraglio. hal ini terjadi karena sebutan tersebut lebih kepada status semata. nyatanya hanya sejumlah kecil yang berkesempatan menjamu sang Sultan, sisanya hanya bekerja dalam beragam profesi yang ada di dalam Harem.

Odalisque merupakan anggota resmi terbawah dalam hierarki Seraglio. mereka yang sudah dewasa namun belum juga pernah masuk ke dalam daftar favorit Valide Sultan biasanya karena dinilai kurang spesial untuk dipersembahkan kepada sang Sultan. hanya mereka yang bekerja keras, pintar serta berparas jauh di atas rata-rata yang akan menjadi bagian dari sekelompok kecil wanita yang bertanggung jawab dalam berbagai acara sang Sultan.
harem girl playing music
Pemusik adalah satu salah keahlian yang selalu dibutuhkan sebagai sarana hiburan

Kedekatan baru ini akan membuka kesempatan bagi mereka untuk mengenal dan menarik perhatian sang Sultan. cara terbaik adalah dengan membangun hubungan baik dengan Valide Sultan yang akan merekomendasikan mereka secara langsung kepada putranya. mereka yang dipilih bermalam oleh Sultan akan langsung naik tingkat dan menyandang status penuh sebagai selir. mereka tinggal di kompleks yang berbeda, tentunya lebih baik daripada asrama para odalisque.

Walaupun tampak lebih dekat dengan pusat kekuasaan tetapi ada harga yang harus dibayar. seorang selir mulai kehilangan kebebasannya dimana mereka tidak lagi bisa melayani anggota keluarga Kekaisaran, menjadi dayang-dayang bagi selir lainnya atau menjadi pengasuh anak-anak di dalam Harem. posisi mereka dilihat tidak lagi netral karena menjadi bagian dalam persaingan dimana mereka bisa menjadi pelaku ataupun korban dari berbagai intrik yang terjadi.

Para selir tinggal di dalam bilik kamar yang lebih pribadi dengan seorang teman. mereka yang belum hamil harus terus bekerja optimal dalam berbagai kegiatan, umumnya hiburan kepada Sultan dan ibu suri agar terus diberikan kepercayaan. jumlah selir tidak banyak dan dibagi ke dalam selir "biasa", selir favorit (Ikbal) dan pasangan Sultan (Kadin). kenaikan status dan masa depan mereka sangat tergantung dari perhatian yang diberikan oleh sang Sultan kepada mereka.

Tidak hanya satu jalan seperti di atas, ada juga jalan pintas. seorang odalisque bisa memberikan hadiah yang besar kepada Valide Sultan agar bisa mendapatkan kesempatan untuk menemani sang Sultan. apabila dikabulkan maka mereka mungkin akan mendapatkan kesempatan sekali dalam seumur hidup untuk bermalam dengan sang Sultan. setelahnya ia mungkin tidak akan pernah bertemu lagi kecuali hamil dan bisa melahirkan seorang putra bagi sang Sultan.
sultan's privy chamber
Aula kediaman pribadi Sultan dimana ia menerima hiburan dan tamu anggota Kekaisaran

Setiap selir yang melahirkan anak akan menyandang status favorit (Ikbal) tetapi mereka belum tentu menerima perhatian penuh dari sang Sultan. hanya ada maksimal 4 wanita yang bisa menyandang status sebagai pasangan (Kadin), mereka merupakan wanita yang terdekat dengan sang Sultan dan biasanya sudah melahirkan seorang putra baginya. para Kadin memiliki pengaruh yang besar dalam jalannya Seraglio dan membentuk pendukung mereka sendiri di dalamnya.

Karena risiko yang semakin besar maka Kadin tinggal terpisah dalam apartemen masing-masing dan membentuk rumah tangganya sendiri. di sana mereka bisa memiliki puluhan pelayan dan dayang-dayang pribadi (para odalisque) yang mereka percaya untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak-anaknya. mereka juga senantiasa dilindungi oleh kasim pengawal agar terhindar dari intrik dan usaha jahat para selir pesaing lainnya.

Tugas terberat Valide Sultan adalah mendamaikan dan menjaga keharmonisan para Kadin, Ikbal serta selir lainnya. mereka harus terus bekerja sama dan akur di mata sang Sultan serta tidak mencoba melakukan cara keji untuk menghabisi saingan-saingannya. para Kadin dan Ikbal senantiasa berada dalam bahaya karena rumah tangga mereka tidak diisi oleh keluarga melainkan para odalisque yang bisa saja dipaksa atau diperalat pihak lain untuk melakukan kejahatan.
spanish painter take on ottoman harem
Harem Scene, Quintana Olleras, 1851-1919 suasana Harem di mata pelukis spanyol

Secara fisik Valide Sultan menyerahkan urusan keamanan kepada Komandan Kasim Seraglio yang akan membagi anak buahnya untuk menjaga ketertiban. demonstrasi hukuman beserta alat yang digunakan sengaja dipajang di halaman kantor mereka untuk mencegah penghuni Harem berpikiran atau berbuat macam-macam. risiko yang jelas terhadap kelangsungan keluarga Kekaisaran membuat setiap tindak kejahatan diganjar hukuman yang lebih keras.

Kejahatan kecil sekalipun bisa berakhir pada kematian di selat Bosporus. keteledoran atau kesalahan kecil bisa berakhir dalam kerangkeng di halaman dan dipermalukan di hadapan seluruh anggota Harem. hal ini disengaja untuk mencegah kejahatan lain yang bisa berujung pada kematian. unsur keteraturan dan disiplin yang ketat merupakan modal untuk membuat rumah tangga Seraglio berfungsi secara normal di tengah panasnya intrik dan tekanan persaingan.

Berbagai institusi, pos pekerjaan, pelayanan serta struktur hierarki yang ketat di dalam Seraglio hanya dapat berjalan mulus apabila semua pihak berlaku sesuai dengan aturan. karena itu Valide Sultan selaku kepala Harem mencegah terjadinya pelanggaran aturan dan tradisi di dalam rumah tangganya bahkan terhadap sang Sultan sekalipun. karena itu berbagai imajinasi tentang Harem sebagai tempat diadakannya pesta seks bebas adalah hal yang keliru.

Padishah Sultan bermalam sendirian di apartemen pribadinya. paginya diisi kegiatan doa dan pemerintahan hingga siang. sorenya ia bisa bercengkrama dengan anggota keluarga seperti bibi, adik perempuan atau bertemu dengan salah satu Kadin dan Ikbal (selir lainnya) beserta putri dan pangeran. tetapi jarang bersama-sama kecuali dalam sebuah acara besar. dibutuhkan keteraturan untuk menjaga privasi dan menjauhkan risikonya pembunuhan yang selalu menemani.

Untuk keamanan diri sang Sultan walaupun memiliki bodyguard kasim yang menemani tetapi seorang Sultan mandi dan membersihkan dirinya sendirian tanpa bantuan pelayan. ruang mandi pribadinya memiliki pintu besi berhias emas yang dilengkapi dengan kunci sebagai perlindungan ketika sedang telanjang. memang urusan Sultan tanpa busana adalah suatu hal yang besar karena menandakan suatu kondisi dimana ia tanpa perlindungan dan paling vulnerable.
iron gate at sultan's washroom
Jeruji besi berlapis emas untuk melindungi sang Sultan yang sedang membersihkan diri

Karena itu pemikiran bahwa ada pesta maksiat di dalam Sergalio bisa dipastikan adalah imajinasi semata. tidak ada Sultan yang mau mati konyol karena terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi dimana ia bisa didekati dan dicelakai oleh banyak pihak ketika sedang tidak berbusana serta tanpa perlindungan. karena tingginya persaingan di dalam Harem dan banyaknya pihak yang bisa diuntungkan dengan kematiannya, seorang Sultan harus selalu waspada.

Apalagi para wanita dalam Seraglio termasuk berpendidikan tinggi dalam berbagai hal termasuk agama sehingga belum tentu bersedia melakukan hal yang mereka nilai merendahkan, justru curiga apakah hal tersebut tipuan atau ujian. ada cerita tentang seorang Sultan yang menerobos masuk ke dalam pemandian selir dan terpaksa melemparkan uang emas serta mutiara ke dalam kolam pemandian hanya untuk membuat para selir bersedia nyebur ke kolam.

Sebagai tempat tinggal Seraglio memiliki sekitar 300 ruangan yang mana hampir separuhnya fungsional. ruang tidur hanya menyita sebagian kecil dimana kebanyakan para gadis yang masih belajar serta odalisque tinggal bersama dalam bangunan seperti asrama. bangunan didesain mengitari satu halaman dimana luasnya mengindikasikan status penghuninya. luas halaman asrama gadis dan odalisque termasuk sempit dan kecil dibandingkan dengan milik para selir.

Halaman odalisque lebih kecil daripada kediaman para selir, sama halnya dengan halaman kediaman favorit sultan yang lebih besar. lalu ada deretan apartemen terpisah dimana Kadin, Komandan Kasim Seraglio, anggota Kekaisaran, para pangeran dan Valide Sultan tinggal. bangunan para Kasim penjaga ada di sekitar pintu gerbang dan memiliki pandangan berlawanan dengan tempat tinggal odalisque dan selir sebagai bagian dari pengawasan serta pencegahan.
places for the new girl in harem
Halaman asrama para gadis di Seraglio yang terlihat sesak tanpa pemandangan yang baik

Hanya ada 3 bangunan yang terpisah agak jauh dalam kompleks Seraglio yakni apartemen sang Sultan yang dihubungkan dengan istana, ruang makan Kekaisaran dan kediaman Valide Sultan. dua yang tersisa adalah area rumah sakit serta ruang pemandian jenazah yang tentu dibuat agak jauh karena alasan medis. Seraglio Harem memang terisolir dari dunia luar, lebih eksklusif daripada istana sekalipun sehingga dituntut memiliki beragam fasilitasnya sendiri.

Selain dari sekolah, akademi seni dan sastra serta kaligrafi, Seraglio juga memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya. mulai dari tempat pemandian yang berbeda untuk para odalisque dan selir, kamar mandi khusus anggota Kekaisaran termasuk Valide Sultan dan juga Padishah. selain itu terdapat beberapa ruang hiburan, salon kecantikan hingga parlour kopi untuk mereka sendiri. semua fasilitas termasuk rumah sakit dioperasikan oleh para gadis dan odalisque secara mandiri.

Dengan pengecualian makanan yang diantarkan oleh dapur istana di bawah pimpinan Janissaries, Seraglio dituntut mampu menjalankan semua fungsinya sendiri. dari tenaga pendidik, pelayan pribadi, kebersihan ruangan, kolam pemandian, perawat tanaman, pengelola sistem penghangat musim dingin, hingga pengobatan dan perawatan di bangsal rumah sakit. ada berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia dan harus diisi oleh para anggota Harem.

Bisa dipahami bahwa penghuni Seraglio yang berisi ratusan "selir" ternyata sebagian besar bekerja di dalam Harem sebagai pekerja rumah tangga untuk menjaganya tetap berfungsi sebagai tempat tinggal yang nyaman. hanya segelintir kecil yang berkesempatan menjadi pasangan Padishah Sultan, mereka yang beruntung pada satu waktu jarang melebihi belasan wanita yang terdiri dari para 4 Kadin dan Ikbal serta beberapa selir lainnya.
favourite concubine apartments
Halaman yang luas serta pemandangan menandakan status penghuninya, dalam hal ini selir favorit Sultan

Pada satu sisi ekstrim terdapat beberapa Sultan seperti Murad III yang memiliki hampir 50 anak dari puluhan selir-selirnya. sedangkan pada sisi ekstrim lainnya terdapat beberapa Sultan yang hanya memiliki seorang pasangan dan baru memilih yang kedua setelah ada masalah seperti anak laki-laki yang tidak kunjung selamat hingga usia dewasa. kebanyakan Sultan tetap setia dengan pasangan yang ia "nikahi" ketika masih berstatus pangeran.

Pandangan bahwa semua Sultan menyukai poligami tidaklah tepat, bagi sebagian dari mereka hal tersebut terlihat lebih mirip tugas daripada pilihan. beberapa Sultan diketahui dipaksa oleh ibu suri dan saudarinya untuk berhubungan dengan beberapa selir untuk memastikan kelahiran penerus dinasti Ottoman. hal tersebut menjadi awal mula dari bencana, persaingan yang kemudian terjadi seringkali berakhir dengan kematian dan trauma bagi semua pihak yang terlibat.

Sensus penduduk Istanbul abad ke 17 menunjukkan dari 1242 pria, 1147 memiliki satu istri. 84 pria dengan 2 istri, 7 pria dengan 3 istri dan hanya 4 pria dengan 4 istri. hal ini berlanjut hingga abad ke 19, diketahui via dokumen warisan dari 361 pria, sebanyak 353 memiliki hubungan monogami (beristri satu). hal ini terjadi karena keinginan untuk mewariskan estate dan kekayaan keluarga secara utuh kepada generasi berikutnya yang hanya mungkin dengan satu orang pasangan.

Sebab dari poligami sendiri bagi Sultan Ottoman karena mereka lebih banyak berdarah "eropa" daripada Turki. sejak moyangnya menikah dengan putri-putri kerajaan eropa dan para kakeknya menikah dengan budak asal kaukasus, maka anak cicit mereka secara genetik mirip dengan orang eropa timur. karena itu pasangan Kekaisaran Ottoman sesama "bule" semakin lama relatif kurang subur seperti halnya pasangan Kerajaan eropa lainnya.

Sedemikian jauh mereka dari asalnya sebagai orang Turki sehingga para Padishah Sultan memiliki kulit putih pucat, hidung mancung, mata biru dan juga terkadang rambut pirang. ketika Ottoman menguasai wilayah balkan, anatolia, siria, mesir, afrika utara dan juga arab sebagai Kekaisaran Turkic ternyata penguasanya lebih mirip orang eropa daripada Turki. apalagi pemerintahan mereka dikuasai oleh budak kasim kulit putih beserta Janissaries yang bukan orang asli Turki.
sultans favourite enjoying cofee
Wanita di dalam Harem bersama pelayannya yang sama-sama bukan penduduk asli Turki

Tradisi dalam Seraglio bertahan hingga era Ahmed I yang naik takhta 1603. ketika itu Mustafa I adiknya dibiarkan hidup karena memiliki gangguan mental sehingga dianggap tidak berbahaya. alasan lainnya karena sang Sultan belum memiliki putra sehingga adiknya berfungsi sebagai cadangan. memang para Padishah dan Valide Sultan tidak selalu memberikan perintah "pembersihan", cenderung menyerahkannya kepada putra mahkota.

Uniknya para duta besar eropa melihat bahwa Ahmed I betulan menyukai adiknya sehingga tidak mungkin menyakitinya. ketika sang Sultan wafat untuk pertama kalinya Kekaisaran Ottoman dirudung masalah suksesi. setelah sekian ratus tahun terbiasa dengan satu orang calon, sekarang ada beberapa pangeran yang memiliki klaim yang sama. akhirnya mereka memilih Mustafa I daripada Osman anak Ahmed I karena lebih bisa diajak bekerjasama.

Hal tersebut kemudian memunculkan tradisi baru untuk memilih anggota Kekaisaran tertua sebagai Sultan. hal ini secara resmi mengakhiri tradisi pembunuhan dimana sekarang para pangeran dibiarkan hidup setelah suksesi terjadi walaupun seberapa bebas dan apakah diijinkan keluar sangat tergantung dari sang Sultan yang berkuasa. di era Selim III tradisi paman diangkat menjadi Sultan sudah dianggap wajar, ia sendiri naik takhta setelah pamannya meninggal.

Kematian Selim III pada 28 July 1808 menjadi babak akhir dari Seraglio. ia menjadi 1-1nya Sultan Ottoman yang dihabisi dengan pedang. pembunuhan yang berlangsung di dalam Seraglio tersebut membuat kompleks Harem tidak lagi disukai. Sultan setelahnya memilih tinggal di istana lain yang lebih mudah mereka kontrol dan amankan. hal ini membuat fungsi serta keunikan budaya dari Seraglio Harem istana Topkapi perlahan memudar dan hilang.
Sultan Abdulmejid paint of his wife
Lukisan salah satu selir yang dibuat oleh sang Sultan Abdulmejid II sendiri, penguasa terakhir Ottoman

Hilangnya institusi Harem Kekaisaran istana Topkapi tidak membuat para Sultan Ottoman berikutnya mampu bangkit dari keterpurukan. pada akhirnya sejarah mencatat bahwa Seraglio yang dibuat untuk menjamin masa depan keberlangsungan dinasti justru menjadi penyebab stagnasi dan kejatuhan Kekaisaran dari dalam. para calon Padishah Sultan yang tumbuh terkurung selama 20 hingga 30 tahun lebih seringkali tumbuh sebagai pribadi yang bermasalah.

Kebanyakan putus asa karena tidak menentunya nasib mereka yang bisa mati kapan saja tergantung dari intrik antar selir di dalam Harem. dalam situasi yang seperti itu mereka mencari pelepasan dengan obat bius dan sebagainya untuk melewati hari. pemberian obat bius juga merupakan salah satu senjata para selir untuk menamatkan anak selir lainnya sehingga terhindar dari kemungkinan suksesi karena fisik dan pikirannya menjadi terganggu.

Apabila pada awalnya para calon Sultan terlatih dengan praktik langsung di wilayah Kekaisaran untuk memerintah dan mengatasi konflik sehingga menguasai urusan politik, militer dan kenegarawanan, Sultan generasi Seraglio rata-rata tidak tertarik dengan urusan pemerintahan. apabila ada yang tertarik sekalipun mereka tidak mampu melaksanakannya karena kurangnya pengalaman sebab mereka baru bisa keluar dari Harem di usianya yang sudah tidak lagi muda.

Walaupun menjadi sumber imajinasi sebagai sebuah tempat dimana pria berkuasa atas wanita, tetapi Harem Kekaisaran pada kenyataannya justru menjadi alat kekuasaan bagi wanita untuk menguasai pria dan pemerintahan. para Valide Sultan dengan sengaja memilih Sultan penerus yang lemah agar bisa diatur olehnya untuk menjamin kelanggengan kekuasaan dan kekayaan dirinya di dalam Seraglio. institusi Seraglio praktis menjadi kasus pagar makan tanaman.



Referensi menarik untuk sumber bacaan lebih jauh :

http://www.allaboutturkey.com/harem.htm
http://www.bbc.co.uk/programmes/b00bs1y8
http://www.ekrembugraekinci.com/makale.asp?id=556
http://www.exploreturkey.com/exptur.phtml?id=413
https://iqballatif.newsvine.com/_news/2015/03/08/30548116-why-concubines-sex-slavery-and-harems-flourished-under-the-caliphs-and-moguls-the-story-of-rented-wombs
https://www.dailysabah.com/feature/2015/04/08/shedding-light-on-life-in-a-harem-through-ottoman-times
https://ottomanblog.wordpress.com/2009/11/22/top-10-priceless-ottoman-paintings-by-western-artists/
http://www.telegraph.co.uk/travel/artsandculture/2162780/Topkapi-Palace-in-Istanbul-What-really-went-on-in-the-harem.html
http://topkapisarayi.gov.tr/en/content/harem
http://www.turkishculture.org/architecture/harem-1013.htm
http://www.theottomans.org/english/family/harem6.asp
https://en.wikipedia.org/wiki/Abdulmejid_II
https://en.wikipedia.org/wiki/Ahmed_I
https://en.wikipedia.org/wiki/Circassian_beauties
https://en.wikipedia.org/wiki/Concubine
https://en.wikipedia.org/wiki/Eunuch
https://en.wikipedia.org/wiki/Hafsa_Sultan_(wife_of_Selim_I)
https://en.wikipedia.org/wiki/Harem
https://en.wikipedia.org/wiki/Haseki_sultan
https://en.wikipedia.org/wiki/Imperial_Harem
https://en.wikipedia.org/wiki/Kizlar_Agha
https://en.wikipedia.org/wiki/Mihrimah_Sultan
https://en.wikipedia.org/wiki/Murad_III
https://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_court_positions
https://en.wikipedia.org/wiki/Selim_III
https://en.wikipedia.org/wiki/Seraglio
https://en.wikipedia.org/wiki/Suleiman_the_Magnificent
https://en.wikipedia.org/wiki/Topkap%C4%B1_Palace
https://en.wikipedia.org/wiki/Valide_Sultan
https://en.wikipedia.org/wiki/Women_in_the_Ottoman_Empire


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.