BISNIS TANOE DAN TRUMP

PT MNC Land Tbk (KPIG) berencana melakukan akuisisi tanah di Lido, Sukabumi seluas 1.000 hektare (ha) lagi demi menggarap megaproyek. Pasalnya, perusahaan baru berhasil mencaplok 2 ribu ha di wilayah tersebut.

Herman Bunjamin, Wakil Direktur MNC Land menjelaskan, perusahaan berencana untuk menggarap kawasan dengan total lahan seluas 3 ribu ha itu dengan beberapa proyek properti seperti theme park, hotel, villa, dan kondominium.

"Selalu ada potensi untuk menambah, izin kan 3 ribu ha. Jadi selalu terus bertambah," terang Herman, Jumat (24/3).


Anak usaha Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini akan membangun theme park di atas lahan seluas 100 ha. Kemudian untuk hotel, villa, dan kondominium dibangun diatas lahan seluas 300 ha.

Namun, semua proyek ini tidak dibangun sendiri oleh MNC Land, melainkan menggandeng mitra kerja. Dalam hal ini, perusahaan menggandeng Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam membangun hotel, villa, dan kondominium.

"Nah kalau theme park itu MNC Land sendiri. Kalau yang sama Trump itu hotel, villa, kondominium," jelasnya.

Adapun, perusahaan telah mendapatkan pendanaan letter of interest dari Chinese Export and Credit Insurance Corporation untuk pembangunan theme park di kawasan Lido.

Di mana, dana pembangunan itu akan berasal dari Sinosure Insurance China, Bank of China, dan Construction of China selama 15 tahun, dengan total nilai US$500 juta.Secara terpisah, Direktur Keuangan Daniel Yuwono menuturkan, untuk tahap awal perusahaan akan membangun dengan luas 700 ha. Pembangunan direncanakan selesai pada 2020, tetapi hingga saat ini perusahaan belum melakukan pembangunan.

"Izin sudah diajukan ke pemerintah, pemerintah juga tahu kami ajukan," katanya.

Perusahaan menargetkan proyek theme park dapat selesai pada tahun 2019. Target itu sebenarnya molor dari target awal, karena sebelumnya theme park diperkirakan dapat beroperasi mulai tahun lalu.


Pertemuan Setnov Trump atas back up Harry Tanoe

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menceritakan pertemuan antara pimpinan DPR dengan Calon Presiden AS Donald Trump. Ia mengatakan pertemuan tersebut difasilitasi Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

"Yang memfasilitasi, ya Pak Donald Trump itu kan mempunyai mitra, mitranya di sini adalah Pak Hary Tanoe. Jadi bagi saya itu tidak perlu dipermasalahkan. Yang penting itu adalah bahwa kita bisa bertemu dengan seorang tokoh," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/9/2015).


Alasan Hary Tanoe memfasilitasi pertemuan tersebut menurut Tantowi hal yang positif.

"Baik-baik saja saya rasa, karena Ketua DPR masih ada di situ," imbuhnya.

Politikus Golkar itu mengungkapkan dalam pertemuan tersebut tidak terjadi kesepakatan bisnis maupun politik. Ia mengatakan pertemuan tersebut tidak bermasalah karena tertutup.

Menjadi bermasalah, kata Tantowi, saat Ketua DPR Setya Novanto diundang dalam acara konferensi pers. Padahal secara pertemanan tidak bermasalah.

Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, Tantowi menceritakan pembahasan berjalan secara cair. Rombongan DPR bertanya mengenai investasi Do‎nald Trump ke depan di Indonesia.

"Kurang lebih begitu. Dia bilang 'Indonesia adalah negara yang prospektif untuk mengundang turisme," ujarnya.

Ia lalu menceritakan Ketua DPR Setya Novanto akan mengunjungi Washington DC, besok. Bila ada yang memfasilitasi bertemu dengan capres AS Hillary Clinton maka hal itu tidak dipersoalkan.

"Ini kan dalam rangka networking baik bisnis maupun apa saja," katanya.

Selain itu, Tantowi menjelaskan kunjungan ke AS terkait undangan dari Inter-Parliamentary Union (IPU) dari tanggal 31 Agustus-2 September 2015

"Maka diundanglah Pak Setya Novato sebagai ketua parlemen, Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Karena temanya cukup luas jadi DPR indonesia mengirimkan enam anggota DPR dari enam komisi berbeda sesuai tema yang ada. Salah satunya adalah saya mewakili Komisi I," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPR Setya Novanto mendapatkan kesempatan berpidato yang berisi menggugat keberadaan PBB yang semakin hari berpihak pada negara-negara besar. Sehingga negara berkembang dan kecil kurang diperhatikan.

"Nah ini pidato besar dalam pidato itu begitu menusuk langsung mengkritik PBB langsung ditempatnya. Sehingga pidato tersebut banyak mendapatkan apresiasi baik dari kalangan ketua-ketua parlemen yang hadir ada 190 negara, maupun para pengamat di Indonesia," ujarnya.

Kemudian pada tanggal 3 September 2015, rombongan DPR diundang Donald Trump agar datang ke kekantornya. Novanto, kata Tantowi, didampingi sejumlah anggota DPR memenuhi undangan tersebut.

"Undangan untuk rapat bukan rapat tapi semacam pertemuan. Dalam pertemuannya itu ketua DPR mengapresiasi invetasi apa yang diletakkan oleh Donal Trump di berbagai tempat di indonesia seperti perhotelan, theme park," imbuhnya.‎Ia pun membantah informasi DPR mendatangkan investasi. Tetapi mengapresiasi atas investasi yang diberikan pihak lain.

"Jadi kalau ini dianggap sesuatu yang memalukan dalam konteks itu saya rasa kurang tepat. Kemudian ada yang bilang tidak pantas Ketua DPR bertemu Donald Trump kan dia bukan koruptor bukan penjahat dia hanya seorang politisi malah akan maju mencalonkan diri sebagai presiden Amerika tahun depan, masih statusnya bakal calon. Dia juga seorang pelaku bisnis yang sukses, perlu dicatat indonesia merupakan negara pertama investasinya di Asia," ujarnya.‎



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.