SEJARAH SINGKAT DATANGNYA PARA ALAWIYYIN KE INDONESIA




Menurut Sayyid Muhammad Ahmad al-Syathri dalam bukunya Sirah al-Salaf Min Bani Alawi al-Husainiyyin, para salaf kaum ‘Alawi di Hadramaut dibagi menjadi empat tahap yang masing-masing tahap mempunyai gelar tersendiri. Gelar yang diberikan oleh masyarakat Hadramaut kepada tokoh-tokoh besar ‘Alawiyin ialah :

2) IMAM (dari abad III H sampai abad VII H). Tahap ini ditandai perjuangan keras Ahmad al-Muhajir dan keluarganya untuk menghadapi kaum khariji. Menjelang akhir abad 12 keturunan Ahmad al-Muhajir tinggal beberapa orang saja. Pada tahap ini tokoh-tokohnya adalah Imam Ahmad al-Muhajir, Imam ‘Ubaidillah, Imam ‘Alwi bin ‘Ubaidillah, Bashri, Jadid, Imam Salim bin Bashri.
3) SYAIKH (dari abad VII H sampai abad XI H). Tahapan ini dimulai dengan munculnya Muhammad al-Faqih al-Muqaddam yang ditandai dengan berkembangnya tasawuf, bidang perekonomian dan mulai berkembangnya jumlah keturunan al-Muhajir. Pada masa ini terdapat beberapa tokoh besar seperti Muhammad al-Faqih al-Muqaddam sendiri. Ia lahir, dibesarkan dan wafat di Tarim. Di kota Tarim, ia belajar bahasa Arab, teologi dan fikih sampai meraih kemampuan sebagai ulama besar ahli fiqih. Ia juga secara resmi masuk ke dunia tasawuf dan mencetuskan tarekat ‘Alawi.
4) HABIB (dari pertengahan abad XI sampai abad XIV). Tahap ini ditandai dengan mulai membanjirnya hijrah kaum ‘Alawi keluar Hadramaut. Dan di antara mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang peninggalannya masih dapat disaksikan hingga kini, di antaranya kerajaan Alaydrus di Surrat (India), kesultanan al-Qadri di kepulauan Komoro dan Pontianak, al-Syahab di Siak dan Bafaqih di Filipina, Al Azmatkhan di Malabar, Kesultanan Al Qadri di Pontianak, Al Jailani di Jambi, Al Azmatkhan di Patani, Al Azmatkhan di Jawa, Al Azmatkhan di Ternate dan Al Jailani di Brunai. Tokoh-tokoh terkenal di kalangan Alawiyyin seperti Habib Abdur Rahman Bilfaqih, Habib Muhsin As Saqaf, Habib Husin bin Syaikh Abu Bakar bin Salim, Moyang Wali Songo dari Abdul Malik Al Azmatkhan, Syeikh Abdul Aziz Al Jailani, Syeikh Ismail Al Jailani, Habib Hasan Al Bahar, Habib Ahmad Al Habshi, dan banyak lagi Tokoh Alawiyiin. Mereka ini bercampor di antara Keluarga Imam Hasan dan Imam Husin. Kadang kala kita terkeliru apabila mereka menggunakan gelaran Kerabat Bangsawan seperti Raja, Raden, Tubagus, Tengku dan Bangsawan (WAN dan NIK).
5) SAYYID (mulai dari awal abad XIV).  Tahap ini menunjukan kecermelangan dalam berbagai kesultanan. Pada mulanya Mereka mengelarkan dari keturunan Imam Ali saja, selepas itu mereka memecah dari keturunan Al Imam Al ‘Alwi bin Ubaidillah. Dan selepas itu mereka memecah lagi menjadi Al Husaini dan Al Hasani. Dan hinggalah zaman sekarang Mereka ini di kenali dengan nama AHLI BAIT. Memang bayak Tokoh yang terkenal di kalangan keturunan Ahli Bait seperti Marga Al Hadad, Al Jailani, As Saqaf, Al Idrus, Al Muhdhar, Al ‘Attas, AL Qadri, Ibn Shahab, Al Jamalullail, Al Azmatkhan, Al Masyhur dan banyak lagi. Data fam yang ada di dunia adalah 1009 fam, dengan sekurangnya 449 fam dari al Husaini dan sisanya al Hasani.
— Tambahan —
Menurut Herman S. Janutama, kedatangan keturunan Imam ‘Ali sudah terjadi setelah kunjungan Imam ‘Ali ke Tanah Nusantara, yaitu pada masa Khilafah Abu Bakr dan kemudian ‘Umar ibn Khattab, yaitu yang dikenal Nakhoda Khalifah dan kemudian berdirinya Sriboza kemudian Peureulak dan Kalingga. Maka ini seharusnya menjadi tahap 1 (akan diurai terpisah).

 ==================================
Jalan yang ditempuh oleh para Salaf Bani Alawi adalah berdasarkan 3 pokok :
1). Berpegang teguh kepada Al Quran
2). Mengikuti sunnah Baginda Nabi ﷺ
3). Mengikuti jejak para Salafus Sholeh
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Haddad :
الزم الكتاب واتبع سنة واقتد هداك الله بالأسلاف
"Berpegang teguhlah kalian kepada Al Quran dan ikutilah sunnah Nabi ﷺ serta ikutilah jejak mereka para Salafus Sholeh. Moga Allah tetapkan engkau pada jalan yang lurus."

DAFTAR PUSAKA Sejarah Habib Alawiyin

Diambil dari Buku : Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi yang disusun oleh Idrus Alwi Al-Masyhur 
  • Abdullah bin Alwi al-Attas, Sabilul Muhtadin Fi Dzikri Ad’iyati Ashab al-Yamin.tt.
  • Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalah al-Muawanah, tt.
  • Abdullah bin Nuh, Keutamaan Keluarga Rasulullah saw, Toha Putera, Semarang, 1987.
  • ——————- & Muh. Dhiya’ Shahab, Al-Islam fi Indonesia, Dar al-Su’udiyah, Jeddah, 1977.
  • Abdurahman bin Muhammad al-Masyhur, Syamsudz-Dzahirah, Alam Ma’rifah, Jeddah, 1986.
  • ——————–, Bughya al-Mustarsyidin, Dar al-Fikr,tt.
  • Abi Umar bin Abdilbar, Al-Anbah ‘Ala Qabail al-Ruwah, Dar al-Syi’ib, tt.
  • Ahmad bin Abdullah al-Saqqaf, Chidmah al-Asyirah, Rabithah al-Alawiyah, Jakarta.
  • Ahmad bin Ali al-Hasani, Umdah al-Thalib Fi Ansabi Aal Abi Thalib, Dar al-Syi’ib.tt.
  • Al-Hamid al-Husaini, Mengenal Ahli al-Bait Rasulullah saw, Pustaka Nasional, Singapura, 1998.
  • ——————–, Al-Imam Habib Abdullah al-Haddad, Pustaka Hidayah, Bandung, 1999.
  • Ahmad bin Zein al-Habsyi, Syarh al-Ainiyah, Pustaka Nasional, Singapura, 1987.
  • Ali bin Ahmad al-Saqqaf, Lintasan Awal Sejarah Islam di Indonesia, Jamiat Kheir, Jakarta.
  • Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm Al-Andalusi, Jamharoh Ansabi al-Arab, Dar al-Kutub al-alamiyah, Beirut-Libanon, 1983.
  • Ali bin Husin bin Sadqim al-Husaini, Nukhbat al-Zahroh al-Tsamaniyah Fi Nasab Asyrof al-Madinah, Dar al-Syi’ib, tt.
  • Alwi bin Muhammad Balfaqih, Min A’qab al-Budh’ah al-Muhammadiyah, Dar al-Muhajir, Madinah al-Munawwarah. 1994.
  • Alwi bin Thohir al-Haddad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, Lentera, Jakarta, 1995.
  • Husin bin Muhammad al-Rivai, Nur al-Anwar Fi Fadhail wa Tarajim wa Tawarikh wa Manaqib wa Muzarot Aal al-Baiti al-Athhar, 1356 H.
  • Idrus bin Umar al-Habsyi, Iqdul Yawaqiet al-Jauhariyah, Dar al-Saqqaf.
  • Jalaluddin As-Sayuti, Ihya al-Mait Fi Fadhoil Ahlil Bait, Dar al-Jil. 1987.
  • Muhammad al-Baqir, Pengantar tentang Kaum Alawiyin (dlm buku Thariqah kebahagiaan karangan Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad),Mizan, Bandung, 1986.
  • Muhammad Amin al-Baghdadi al-Suwaydi, Sabaik al-Dzahab Fi Ma’rifah al-Arab, Dar al-Qolam, Beirut, tt.
  • Muhammad bin Abu Bakar al-Syili Ba’alawi, Al-Masra’ al-Rawi Fi Manaqib al-Saadah al-Kiram al-Abi Alawi, 1982.
  • Muhammad bin Abdullah bin Husin, Rihlah al-syarif Yusuf bin Abid, tt.
  • Muhammad bin Ahmad al-Syatri, al-Mu’jam al-Latief, Alam Ma’rifah, Jeddah, 1989.
  • ——————–, Sirah al-Salaf Min Bani Alawi al-Husainiyin (terjemah : Sekilas Sejarah Tentang salaf al-Alawiyin), Al-Zahir, Pekalongan, 1986.
  • ——————–, Adwar al-Tarikh al-Hadrami, Dar al-Muhajir, Madinah al-Munawwarah.
  • Muhammad bin Ali bin Alwi al-Khirrid, Al-Ghuror, Modern Egyptian Press, 1985.
  • Muhammad bin Ahmad bin Ali al-Husaini al-Najafi, Bahru al-Ansab (Al-Musajjar al-Kasyaf Li Ushul al-Saadah al-Asyrof), tt.
  • Muhammad bin Aqil bin Abdullah bin Yahya, Al-Nashoih al-Kafiyah Liman Yatawalla Muawiyah, Muzhoffar, tt.
  • Muhammad Hasan al-Aydrus, Penyebaran Islam di Asia Tenggara, Lentera, Jkt, 1996.
  • Muhammad Syamsu As, Ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya, Lentera, Jakarta, 1999.
  • Muhammad bin Yazid al-Mabrudi, Nasab Adnan wa Qohthon, Dar al-Syi’ib. tt.
  • Mu’min bin Hasan Mu’min al-Syablanji, Nur al-Abshor Fi Manaqib Aal al-Nabi al-Mukhtar, Dar al-Fikr, tt.
  • Van Den Berg, LWC, Hadramaut & Koloni Arab di Nusantara, INIS, Jakarta, 1989.
  • Yusuf bin Abdullah Jamalullail, Syajarah al-Zakiyah, Dar al-Harithi, Taif.
  • Yusuf bin Ismail al-Nabhani, Al-Syaraf al-Mua’abad Li Aal Muhammad, Perc. Musthafa Halaby, tt.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.