IMAM MAHDI AS DALAM PANDANGAN SYEKH KABBANI

Sayidina al-Mahdi telah disebutkan dalam sebanyak 40–50 hadis Nabi dan seluruh keasliannya terbukti bagi suni dan Syiah. Saya berbicara untuk sisi suni. Tidak ada yang dapat berdalih dari hadis-hadis tersebut karena keasliannya. Pada tahun 1980, ketika Mahdi yang palsu muncul di Mekah dan mengambil alih al-Haram, orang-orang Hijaz mulai menanyakan tentang al-Mahdi dan bertanya kepada pemerintahan Saudi, “Anda tidak pernah memberitahukan kami tentang Mahdi.”

Bila kalian melihat Shahîh Muslim, kalian akan menemukan banyak hadis tentang Imam Mahdi juga dalam kitab hadis Ibnu Majah dan Ibnu Daud tapi tidak dalam hadis Shahîh Bukhari, jadi Muhammad Ali Sabouni menarik semua hadis tentang Mahdi. Saya punya kitabnya di Michigan. Saya mencantumkan banyak hadis dalam Approach of Armageddon pada bagian akhir. Nabi berkata, “Yakhruju waladin min awlâdi, yamla ‘l-ardhu qisthan wa ‘adlan kamâ muliya zhulman wa jura.” Dalam hadis ini Nabi memberikan tanda-tanda tentang kemunculan Sayidina al-Mahdi sebelum Dajjal. Beliau memberikan pertanda bahwa sebagian besar tanda-tanda yang Nabi sebutkan telah bermunculan dan kalian dapat melihatnya pula di kitab-kitab hadis.

Ada pertanda terbesar sekarang, satu tanda yang akan secepatnya saya beritahukan, “Saufa tudîu nâr min ardhi Najd yashra’ibu laha `anâqu ‘l-ibli bi-Bashrah.” Kemudian beliau menunjuk ke arah timur dan berkata, “Hâhunâ tazhar al-zalâzilu wal fitan”, akan terjadi gempa bumi keempat dan kekacauan. Di timur Madinah adalah negara Irak, Najd, dan Basra. Ketika mereka meminta Nabi merahmati Najd, Nabi berkata, “Ya Allah rahmatilah Syam kami dan Yaman kami.” Mereka menambahkan Najd kami dan beliau berkata, “Dari sana akan muncul dua buah tanduk setan dan akan terjadi gempa bumi dan kekacauan.”

Salah satu dari pertanda Hari Akhir adalah melihat telapak kaki telanjang bangsa Badui berkuasa dalam pembangunan bangunan pencakar langit. Dimanakah sekarang bangunan pencakar langit tertinggi? Di Riyadh. Bangunan itu lebih besar dari World Trade Center, lebih besar dari dua menara di Malaysia. Beliau bersabda, “Yatatâwalûna fil bunyân.” Dan itulah mengapa kalian melihat di antara 2 pangeran ini saling mengklaim bahwa gedung saya lebih tinggi (Arab Saudi dan Dubai—edt). Semuanya terjadi dan Sayidina Mahdi akan muncul. Ketika beliau muncul, pertama beliau akan bergerak dari Mekah ke Madinah. Baiat pertama dilakukan di Mekah dan dari Madinah beliau akan bertakbir dan setiap manusia akan mendengarnya. Dengan mengucap bismillah dia bergerak menuju Syam, sebagaimana yang Nabi katakana, “Kaifa antum idza nazala Ibnu Maryam wa imâmukum minkum. Apa yang kalian lakukan ketika telah turun Putra Maryam dan imam di antara kalian datang?”

Imam yang dimaksud adalah Sayidina Mahdi, bukan imam yang mengenakan celana jeans dan ada di setiap masjid. Beliau dari garis 12 imam dan beliau akan muncul minaratun bayda di Masjid Al-Umawi. Beliau akan bertakbir di sana dan dengan takbir itu akan menghentikan perang besar yang melanda seluruh dunia. Hal ini berdasarkan hadis, “Saufa taqtilu fi’atân azhîmatân. Dua kubu besar akan berperang dalam sebuah perang yang amat besar.”

Jika kalian membaca buku karangan Samuel Huntington bahwa pertentangan dalam peradaban merupakan sebuah ide pertentangan dan kita tidak tahu bagaimana mengakhirinya. Beliau akan muncul di tengah-tengah api dan mendorong rahasia itu keluar dan menghentikan semua dengan ucapan: Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar. Kemudian takbir kedua dengan Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, maka setiap orang beriman akan menemukan diri mereka di Damaskus bersama Mahdi.

Lalu takbir ketiga Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, beliau akan mengumumkan bahwa kita harus pergi untuk melaksanakan amanat Nabi saw. di Istanbul dan mengambilnya (amanat berupa barang). Kemudian beliau akan mengumumkan bahwa Dajjal telah muncul dalam suatu daerah di gunung yang besar dekat Syam dan dikenal dengan Douma dan itulah batas bahwa Dajjal tidak dapat melintasinya karena Jibril as. akan melebarkan sayapnya sehingga Dajjal tidak dapat melintasi perbatasan itu.

Catatan: Syekh Muhammad Hisham Kabbani adalah seorang ulama dan syekh sufi yang berasal dari Libanon. Beliau lulusan American University di Beirut dalam bidang kimia. Dari sana beliau melanjutkan studi kedokteran di University of Louvain, Belgia. Beliau juga meraih gelar di bidang Hukum Islam dari Universitas Al-Azhar, Damaskus.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.