ILUSI NEGARA ISLAM
Salah satu pertunjukan yang paling memukau dunia ialah pertunjukkan oleh David Copperfield, seorang pesulap yang dijuluki ILUSIONIS TERBESAR
didunia. David Copperfield pernah mempertunjukkan lenyapnya pesawat
Boeing 747 dihadapan ribuan penonton, ia pernah melenyapkan diri masuk
ke DINDING AGUNG di Cina , The Great Wall dilewatinya
dari satu sisi dan keluar dari sisi yang lain. Ia pernah melenyapkan
patung LIBERTY di New York, patung hadiah dari pemerintah Perancis pada
acara Kemerdekaan Amerika Serikat kepada pemerintah Amerika dan sangat
terkenal dikalangan turis manca negara. Boleh dikatakan bahwa David
Copperfield adalah pesulap terbesar dan ilusionis terbesar.
Apakah yang dinamakan ILUSI ? Dalam istilah ilusi didapatkan arti yang beragam dan arti ilusi ialah : sesuatu yang tidak ada, atau sesuatu yang berbeda dengan kenyataan dan ada pula yang mengartikan sebagai idee yang salah atau kepercayaan yang salah. Jadi orang yang mempercayai sesuatu yang salah disebut juga sebagai ilusi. Suatu pola berpikir yang salah dapat juga dinamakan sebagai ILUSI.
Buku kontroversial kembali hadir di Indonesia, “Ilusi Negara Islam”. Setidaknya bagi sekelompok orang. Karena di beberapa daerah buku ini sudah masuk dalam daftar hitam (black list) dan dirazia di sejumlah toko2 buku yang menjualnya. Buku ini kalau dilihat dari judulnya “Ilusi Negara Islam”, memang dengan tegas dan gamblang membidik kalangan tertentu dalam masyarakat Indonesia ini.
LibForAll Foundation Melawan ILUSI
KH. Abdurrahman Wahid memberikan pengantar “Musuh dalam Selimut” pada buku ini. Di awal tulisannya beliau menuliskan : “Buku yang seDang anDa baca InI (“Ilusi Negara Islam”) Merupakan hasil penelitian yang berlangsung lebih dari dua tahun dan dilakukan oleh LibForAll Foundation, sebuah institusi non-pemerintah yang memperjuangkan terwujudnya kedamaian, kebebasan, dan toleransi di seluruh dunia yang diilhami oleh warisan tradisi dan budaya bangsa Indonesia secara formal, kami bersama C. Holland Taylor adalah pendiri-bersama LibForAll Foundation, dan bersama-sama dengan KH. A. Mustofa Bisri, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Nasr Hamid Abu-Zayd, Syeikh Musa Admani, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Dr. Sukardi Rinakit, dan Romo Franz Magnis-Suseno mejadi Penasehat LibForAll Foundation. Dalam kunjungan CEO LibForAll Foundation ke Mesir pada akhir Mei 2008, Syeikh al- Akbar al-Azhar, Muhammad Sayyid Tantawi juga menyatakan kesediaannya untuk menasehati LibForAll Foundation dalam usaha menghadirkan Islam seagai rahmatan lil-‘âlamîn.
Dan sebenarnya, siapa pun di seluruh dunia yang berhati baik, berkemauan baik, dan punya perhatian kuat pada usaha-usaha mewujudkan kedamaian, kebebasan, dan toleransi, secara kultural adalah keluarga LibForAll Foundation. Dalam usaha dimaksud, LibForAll Foundation selalu mengutamakan pendekatan spiritual untuk menumbuhkan keadaran yang mampu mendorong transformasi individual maupun sosial. Hal ini didasari kenyataan bahwa ketegagan batiniah antara roh dan hawa nafsu berdampak pada aktivitas lahiriah. Bahkan, ketegangan batiniah ini kerap memicu konflik-konflik lahiriah, baik antarindividu maupun sosial. Dalam konteks inilah, sabda Kanjeng Nabi Muhammad saw. kepada para sahabat, “Raja‘nâ min jihâd al-ashghar ilâ jihâd al-akbar” (Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad besar), sepulang dari perang Badr mejadi sangat peting untuk kita renungkan.
Siapa dan apa LibforAll Foundation bisa di lihat DISINI. Program utama LibforAll adalah membantu mengeliminasi sebab-sebab yang melandasi terorisme, dengan mendamaikan dan mengintegrasikan masyarakat-masyarakat Muslim tradisional dengan dunia kontemporer.
Ada lagi pernyataan jujur yang mencengangkan. Libforall mengadakan pendidikan bagi anak-anak Islam yang berada dalam kemiskinan, “…agar anak-anak miskin ini menerima pendidikan kesetaraan untuk toleransi, penguatan, dan keterampilan individual, dan juga berempati terhadap agama lain, menghadapi dunia maju. ” Seraya menuliskan kegiatannya ada di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga merambah anak-anak korban tsunami di Aceh.
Ilusi dilawan dengan Rekomendasi Strategis
Jika yang mau membaca keseluruhan isi buku “Ilusi Negara Islam” bisa di donlot di sini. bla bla bla … dari isi buku ini ujungnya adalah Rekomendasi Strategis yang di “sarankan” keluarga besar LIBFORALL Foundation. Rekomendasi itu diantaranya :
“Andai masing-masing terus belajar, saling mendengarkan dengan yang lainnya, tentu pemahaman akan lebih baik dan lengkap. Karena sebenarnya, kebenaran kita kemungkinan salah, dan kesalahan orang lain kemungkinan benar” (Belajar Tanpa Akhir; A. Mustofa Bisri, hal 235).
Apakah yang dinamakan ILUSI ? Dalam istilah ilusi didapatkan arti yang beragam dan arti ilusi ialah : sesuatu yang tidak ada, atau sesuatu yang berbeda dengan kenyataan dan ada pula yang mengartikan sebagai idee yang salah atau kepercayaan yang salah. Jadi orang yang mempercayai sesuatu yang salah disebut juga sebagai ilusi. Suatu pola berpikir yang salah dapat juga dinamakan sebagai ILUSI.
Buku kontroversial kembali hadir di Indonesia, “Ilusi Negara Islam”. Setidaknya bagi sekelompok orang. Karena di beberapa daerah buku ini sudah masuk dalam daftar hitam (black list) dan dirazia di sejumlah toko2 buku yang menjualnya. Buku ini kalau dilihat dari judulnya “Ilusi Negara Islam”, memang dengan tegas dan gamblang membidik kalangan tertentu dalam masyarakat Indonesia ini.
LibForAll Foundation Melawan ILUSI
KH. Abdurrahman Wahid memberikan pengantar “Musuh dalam Selimut” pada buku ini. Di awal tulisannya beliau menuliskan : “Buku yang seDang anDa baca InI (“Ilusi Negara Islam”) Merupakan hasil penelitian yang berlangsung lebih dari dua tahun dan dilakukan oleh LibForAll Foundation, sebuah institusi non-pemerintah yang memperjuangkan terwujudnya kedamaian, kebebasan, dan toleransi di seluruh dunia yang diilhami oleh warisan tradisi dan budaya bangsa Indonesia secara formal, kami bersama C. Holland Taylor adalah pendiri-bersama LibForAll Foundation, dan bersama-sama dengan KH. A. Mustofa Bisri, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Nasr Hamid Abu-Zayd, Syeikh Musa Admani, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Dr. Sukardi Rinakit, dan Romo Franz Magnis-Suseno mejadi Penasehat LibForAll Foundation. Dalam kunjungan CEO LibForAll Foundation ke Mesir pada akhir Mei 2008, Syeikh al- Akbar al-Azhar, Muhammad Sayyid Tantawi juga menyatakan kesediaannya untuk menasehati LibForAll Foundation dalam usaha menghadirkan Islam seagai rahmatan lil-‘âlamîn.
Dan sebenarnya, siapa pun di seluruh dunia yang berhati baik, berkemauan baik, dan punya perhatian kuat pada usaha-usaha mewujudkan kedamaian, kebebasan, dan toleransi, secara kultural adalah keluarga LibForAll Foundation. Dalam usaha dimaksud, LibForAll Foundation selalu mengutamakan pendekatan spiritual untuk menumbuhkan keadaran yang mampu mendorong transformasi individual maupun sosial. Hal ini didasari kenyataan bahwa ketegagan batiniah antara roh dan hawa nafsu berdampak pada aktivitas lahiriah. Bahkan, ketegangan batiniah ini kerap memicu konflik-konflik lahiriah, baik antarindividu maupun sosial. Dalam konteks inilah, sabda Kanjeng Nabi Muhammad saw. kepada para sahabat, “Raja‘nâ min jihâd al-ashghar ilâ jihâd al-akbar” (Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad besar), sepulang dari perang Badr mejadi sangat peting untuk kita renungkan.
Siapa dan apa LibforAll Foundation bisa di lihat DISINI. Program utama LibforAll adalah membantu mengeliminasi sebab-sebab yang melandasi terorisme, dengan mendamaikan dan mengintegrasikan masyarakat-masyarakat Muslim tradisional dengan dunia kontemporer.
Ada lagi pernyataan jujur yang mencengangkan. Libforall mengadakan pendidikan bagi anak-anak Islam yang berada dalam kemiskinan, “…agar anak-anak miskin ini menerima pendidikan kesetaraan untuk toleransi, penguatan, dan keterampilan individual, dan juga berempati terhadap agama lain, menghadapi dunia maju. ” Seraya menuliskan kegiatannya ada di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga merambah anak-anak korban tsunami di Aceh.
Ilusi dilawan dengan Rekomendasi Strategis
Jika yang mau membaca keseluruhan isi buku “Ilusi Negara Islam” bisa di donlot di sini. bla bla bla … dari isi buku ini ujungnya adalah Rekomendasi Strategis yang di “sarankan” keluarga besar LIBFORALL Foundation. Rekomendasi itu diantaranya :
- Mengajak dan mengilhami masyarakat dan para elit untuk bersikap terbuka, rendah hati, dan terus belajar agar memahami spiritualitas dan esensi ajaran agama, dan menjadi jiwa-jiwa yang tenang
- Menghentikan dan memutus – dengan cara-cara damai dan bertanggungjawab- mata rantai penyebaran paham ideologis garis keras melalui pendidikan (dalam arti kata yang seluas-luasnya) yang mencerahkan, serta mengajarkan dan mengamalkan pesan-pesan luhru agama Islam yang mampu menumbuhkan kesadaran sebagai hamba Tuhan yang rendah hati, toleran dan damai.
- Menyadarkan para elit dan masyarakat bahwa paham dan ideologi garis keras yang dibawa oleh gerakan Islam transnasional dari Timur Tengah bertentangan dengan Islam serta tradisi budaya dan corak keberagaman bangsa Indonesia yang sejak lama bersifat santun, toleran dan moderat
- Memperjuangkan, melestarikan dan mewujudkan Pancasila yang merefleksikan esensi syari’ah, serta meyakinkan para elit dan masyarakat bahwa hal ini merupakan cara untuk mewujudkan Islam benar-benar sebagai rahmat Tuhan bagi seluruh makhluk, sebagaimana dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa
- Bekerjasama dengan para kyai spiritual untuk merevitalisasi Nahdlatul Ulama sesuai dengan paham Ahlussunnah wal Jama’ah, serta mohon dan mendukung kyai-kyai spiritual untuk memimpin NU. Dengan cara demikian, kelompok-kelompok dan para agen garis keras akan sulit menyusup dan mempengaruhi ormas moderat ini.
- Bekerjasama dengan para ulama, intelektual, dan budayawan dari beragam disiplin dan keahlian, dari ormas-ormas Islam moderat, untuk memberikan informasi alternatif atas fatwa-fatwa MUI yang tidak sepenuhnya menyuarakan pesan sejati Islam.
- Bekerjasama dan mendorong para praktisi pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan tinggi untuk memperkenalkan dan mengajarkan kekayaan, keluhuran, dan arti penting warisan budaya dan tradisi bangsa Indonesia; mendorong otoritas dunia pendidikan dan para praktisi pendidikan, orang tua/wali murid, untuk bersikap kritis terhadap berbagai kegiatan dan pengajaran keagamaan di lingkungan mereka yang kerap digunakan sebagai sarana infiltrasi ideologi garis keras; mengkampanyekan life long study atau belajar seumur hidup agar bisa mengatasi kebodohan, khususnya dalam pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
- Bekerjasama dengan para pengusaha untuk mendukung terwujudnya keadilan, keamanan, ketertiban, dan stabilitas sosial demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan sejahtera melalui institusi-institusi pemerintah dan masyarakat sipil
- Menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman tentang pesan-pesan luhur agama Islam sebagai rahmat bagi seluruh makhluk, dan memobilisasi tokoh-tokoh Indonesia yang nguri-uri ngelmu (menghidupkan dan mengamalkan warisan spiritual bangsa)
- Membangun jaringan generasi cinta Merah-Putih yang akan mengilhami generasi muda mengenai arti penting sejarah, tradisi dan budaya nenek moyang bangsa sendiri, mendorong pemahaman tradisi dan budaya bangsa dalam konteks keagamaan secara utuh, menyeluruh dan mendalam.
- Membangun keyakinan dan kebanggaan bahwa tradisi dan budaya bangsa sendiri sejalan dengan ajaran agama yang dianut bangsa Indonesia.
“Andai masing-masing terus belajar, saling mendengarkan dengan yang lainnya, tentu pemahaman akan lebih baik dan lengkap. Karena sebenarnya, kebenaran kita kemungkinan salah, dan kesalahan orang lain kemungkinan benar” (Belajar Tanpa Akhir; A. Mustofa Bisri, hal 235).
Post a Comment