DAWAH MODERAT SUFI DI AMERIKA
Ada yang menarik usai penutupan acara the Internasional Converence of Islamic Sholars (ICIS) di Jakarta Convention Center, Rabu (25/02) lalu. Seorang pemimpin Islam dari Amerika Serikat Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani menyatakan masuk organisasi Nahdlatul Ulama. “Saya tertarik dengan Nadlatul Ulama. Saya rasa ada banyak kesamaan antara saya dan NU. Saya masuk NU saja,”katanya di hadapan Ketua PBNU H Rozy Munir, M.Si. Keinginan Kabbani itu langsung ditanggapi serius oleh mantan menteri BUMN pada kabinet Gus Dur tersebut. “Kami akan mengangkat beliau sebagai anggota kehormatan pertama di Amerika,”ujar Rozy yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
Wartawan NU Online yang menyaksikan langsung pernyataan tersebut seketika melakukan konfirmasi kepada Kabbani. “Anda ingin menjadi anggota NU dan akan membuka kantor perwakilan di Amerika?” “Tentu saja, kenapa tidak?”jawabnya disambut tawa kegembiraan beberapa cendikiawan yang terlibat dalam pembicaraan. Sementara itu, Ketua PBNU H Ahmad Bagja di tempat terpisah menyatakan kegembiraannya atas kesediaan Syaikh Hisyam Kabbani menjadi anggota kehormatan NU.
“Sebenarnya dia sudah NU sejak lama,”jelas mantan ketua PB PMII itu. Keterangan H Ahmad Bagja tersebut cukup beralasan. Sebab, jika diperhatikan, saat pembacaan doa penutupan acara ICIS yang dilakukan oleh tiga ulama terkemuka dunia, yaitu Syaikh Wahbah Zuhaili dari Syiria, Syaikh Tashgiri dari Iran, dan Syaikh Kabbani, pemimpin sufi Amerika ini mengakhiri doa dengan bacaat qunut. Doa qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat terakhir shalat subuh. Doa ini seakan menjadi ciri pembeda antara NU dan bukan NU di Indonesia.
Syaikh Kabbani adalah seorang sarjana teknik kimia dari Universitas Amerika di Bairut, kemudian belajar ilmu kedokteran di Belgia. Perjalanan intelektual Kabbni kemudian mengantarkannya di Fakultas Hukum Universitas Damascus Syiria. Pada beberapa tahun terakhir perjalan spiritual Kabbani lebih menonjol hingga memimpin thariqot Naqsabandi Haqqani di Amerika. Sebagai seorang pemimpin muslim di negeri adi daya, ia kemdian banyak terlibat dalam pergumulan antara pemimpin dunia. Tercatat ia pernah menjadi pembicara dan peserta pada pertemuan internasional di sejumlah negara seperti di Sepanyol, di Malaysia dan pada tahun 2003 hadir dalam suatu pertemuan dengan ribuan umat Islam di Masjid Istiqlal Jakarta. Selamat Datang, Nawwarakumullah!
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani adalah seorang ulama dan syekh Sufi dari Timur Tengah. Ia adalah lulusan American University di Beirut di bidang Kimia dan dari sana ia mengambil gelar Kedokteran di Louvain, Belgia. Ia juga meraih gelar di bidang Syariah dari Damaskus. Sejak masa kanak-kanak, ia menemani Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani, grandsyekh dari Tarekat Naqsybandi ‘Aliyyah di masa ini. Ia telah banyak melakukan perjalanan ke seluruh Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh dalam menemani syekhnya
Wartawan NU Online yang menyaksikan langsung pernyataan tersebut seketika melakukan konfirmasi kepada Kabbani. “Anda ingin menjadi anggota NU dan akan membuka kantor perwakilan di Amerika?” “Tentu saja, kenapa tidak?”jawabnya disambut tawa kegembiraan beberapa cendikiawan yang terlibat dalam pembicaraan. Sementara itu, Ketua PBNU H Ahmad Bagja di tempat terpisah menyatakan kegembiraannya atas kesediaan Syaikh Hisyam Kabbani menjadi anggota kehormatan NU.
“Sebenarnya dia sudah NU sejak lama,”jelas mantan ketua PB PMII itu. Keterangan H Ahmad Bagja tersebut cukup beralasan. Sebab, jika diperhatikan, saat pembacaan doa penutupan acara ICIS yang dilakukan oleh tiga ulama terkemuka dunia, yaitu Syaikh Wahbah Zuhaili dari Syiria, Syaikh Tashgiri dari Iran, dan Syaikh Kabbani, pemimpin sufi Amerika ini mengakhiri doa dengan bacaat qunut. Doa qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat terakhir shalat subuh. Doa ini seakan menjadi ciri pembeda antara NU dan bukan NU di Indonesia.
Syaikh Kabbani adalah seorang sarjana teknik kimia dari Universitas Amerika di Bairut, kemudian belajar ilmu kedokteran di Belgia. Perjalanan intelektual Kabbni kemudian mengantarkannya di Fakultas Hukum Universitas Damascus Syiria. Pada beberapa tahun terakhir perjalan spiritual Kabbani lebih menonjol hingga memimpin thariqot Naqsabandi Haqqani di Amerika. Sebagai seorang pemimpin muslim di negeri adi daya, ia kemdian banyak terlibat dalam pergumulan antara pemimpin dunia. Tercatat ia pernah menjadi pembicara dan peserta pada pertemuan internasional di sejumlah negara seperti di Sepanyol, di Malaysia dan pada tahun 2003 hadir dalam suatu pertemuan dengan ribuan umat Islam di Masjid Istiqlal Jakarta. Selamat Datang, Nawwarakumullah!
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani adalah seorang ulama dan syekh Sufi dari Timur Tengah. Ia adalah lulusan American University di Beirut di bidang Kimia dan dari sana ia mengambil gelar Kedokteran di Louvain, Belgia. Ia juga meraih gelar di bidang Syariah dari Damaskus. Sejak masa kanak-kanak, ia menemani Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani, grandsyekh dari Tarekat Naqsybandi ‘Aliyyah di masa ini. Ia telah banyak melakukan perjalanan ke seluruh Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh dalam menemani syekhnya
Pada
tahun 1991 ia pindah ke Amerika dan kemudian mendirikan yayasan Tarekat
Sufi Naqsybandi-Haqqani di Amerika. Sejak saat itu, ia telah membuka
tiga belas Pusat Sufi di Kanada dan Amerika Serikat. Ia telah memberi
kuliah di banyak universitas, termasuk Oxford, University of California
di Berkeley, University of Chicago, Columbia University, Howard, McGill,
Concordia, Dawson College, begitu pula di banyak pusat religius dan
spiritual di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Ke mana pun Syekh Hisyam Kabbani pergi,
kegiatannya adalah menyebarkan ajaran Sufi dalam lingkup persaudaraan
antar umat manusia dan kesatuan dalam kepercayaan terhadap Tuhan yang
terdapat dalam semua agama dan jalur spiritual. Usahanya diarahkan untuk
membawa spektrum keagamaan dan jalur-jalur spiritual yang beragam ke
dalam keharmonisan dan kerukunan, dalam rangka pengenalan akan kewajiban
manusia sebagai khalifah di planet yang rentan ini dan satu sama
lainnya.
Sebagai seorang syekh Sufi, Syekh Hisyam,
telah diberi otoritas dan izin untuk membimbing para pengikutnya menuju
Kecintaan terhadap Tuhan dan menuju maqam-maqam yang telah ditetapkan
oleh Sang Pencipta bagi mereka. Pelatihan spiritualnya yang berat selama
40 tahun di bawah bimbingan grandsyekh dan syekhnya telah memberinya
kualitas luhur mencakup kebijaksanaan, cahaya, kecerdasan, dan kasih
sayang yang diperlukan bagi seorang Guru sejati dalam Tarekat.
Pencapaian misi Syekh Hisyam di Amerika
adalah kontribusinya yang unik bagi Upaya Manusia dalam mencapai takdir
tertingginya, yaitu kedekatan dengan Tuhan. Perjuangannya untuk
menyatukan hati umat manusia dalam perjalanan mereka menuju Hadirat
Ilahi barangkali merupakan warisan terbesarnya bagi dunia Barat.
Syekh Hisyam Kabbani adalah menantu dari
Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani. Beliau telah menjadi pengikut Mawlana
Syekh Nazim dan Mawlana Syekh Abdullah selama lebih dari 50 tahun.
Pencapaian yang telah beliau raih adalah bukti yang cukup siapa beliau.
Beliau telah mengabdikan dirinya di jalan Syekhnya, Nabinya dan di Jalan
Allah. Untuk menyebutkan beberapa pengorbanan dan pencapaian Syekh
Hisyam akan diperlukan banyak volume.
Lidah tidak mampu untuk menemukan
kata-kata untuk menemukan kata-kata untuk menggambarkan kepribadian
sebesar Syekh Hisyam. Sebagian besar dari kita bahkan belum lahir ketika
Syekh Hisyam mulai menjalani pelayanan di bawah Grandsyekh Abdullah dan
Syekh Nazim. Kami percaya bahwa yang paling baik dalam menggambarkan
Syekh Hisyam, adalah orang yang paling mengenal beliau dengan baik,
yaitu guru beliau, Mawlana Syekh Nazim.
Syekh Kabbani adalah salah satu dari
ulama-ulama dunia ternama dalam sejarah Islam dan ilmu spiritual
Sufisme. Sebagai deputi dari mursyid Tarekat Naqsybandi Haqqani, Syekh
Kabbani juga merupakan pembimbing dan guru bagi sekitar 2 juta Muslim di
seluruh dunia, khususnya di Amerika Serikat, Inggris dan Asia Tenggara.
Pendidikan
- Sarjana Kimia dari American University of Beirut, Lebanon.
- Studi Kedokteran di Louvain, Belgia.
- Gelar dalam Syariah Islam, Damaskus, Suriah.
- Ijazah untuk mengajar, membimbing dan memberi nasihat kepada murid-murid dalam spiritualitas Islam dari Syekh Muhammad Nazim Adil yang ternama, pemegang otoritas Mazhab Fiqh Hanafi di Timur Tengah dan pemimpin dunia dari Tarekat Naqsybandi Haqqani.
Posisi Sekarang:
- Ketua, Islamic Supreme Council of America
- Ketua, Naqshbandi Haqqani Sufi Order of America
- Ketua, As-Sunnah Foundation of America
- Pendiri, Sufi Muslim Council UK dan Center for Spirituality and Cultural Advancement UK
Pencapaian Terkini
Melaksanakan perjalanan ke Ghana, Pantai
Gading dan Kenya untuk bertemu dengan para ulama dan tokoh masyarakat
membicarakan tentang pelestarian kebudayaan tradisional Muslim; dan
bertemu dengan presiden Pantai Gading, Yang Terhormat Laurent Gbagbo,
dan Perdana Menteri Kenya, Yang Terhormat Raila Amolo Odinga untuk
membahas tentang kebangkitan radikalisme Islam di Afrika dan
penghancuran budaya kuno Muslim.
Februari 2010
Mendirikan badan amal yang terdaftar di
Inggris dan pada saat peluncurannya mengundang Yang Mulia Pangeran
Charles untuk menghadiri acara bertema “Spirituality in Action”
Juni 2009
Bertemu dengan pemimpin oposisi Australia, Malcolm Turnbull, dan pejabat pemerintah lainnya.
Mei 2009
Memperingati Maulid Nabi Muhammad (saw)
bersama Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri
sekitar 250.000 jemaah di Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia
Tenggara.
April 2009
Memperingati Maulid Nabi Muhammad (saw)
di the House of Commons, Majelis Rendah dalam Parlemen Kerajaan Inggris.
Dihadiri oleh Rt. Hon. Hazel Anne Blears, Menteri Sekretaris Negara dan
Rt. Hon. Jacqui Smith, Menteri Dalam Negeri.
November 2008
Bertemu Perdana Menteri Sri Lanka, Yang
Terhormat Rathnasiri Wickramanayake, untuk membahas bagaimana dan
bantuan apa yang diperlukan oleh umat Muslim terkait dengan situasi
terkini di Sri Lanka.
November 2008
Bertemu Presiden Sri Lanka, Yang
Terhormat Mahinda Rajapakse, untuk menyampaikan pandangan tentang
Terorisme dan bagaimana membangun perdamaian di Sri Lanka.
Maret 2008
Tamu kehormatan dalam acara pembukaan interfaith house of worship pertama di Los Angeles, California
Maret 2008
Penyelenggara Road Show Pencegahan Ekstrimisme yang kedua di Britania Raya.
Desember 2007
Penyelenggara Road Show Pencegahan Ekstrimisme yang pertama di Britania Raya.
Agustus 2007
Menjadi tamu pribadi bagi Kolonel Qaddafi di Libya untuk membicarakan bagaimana membatasi ancaman radikalisme Islam.
Juni 2006
Bertemu dengan Yang Mulia Pangeran
Charles untuk berdiskusi tentang pentingnya Sufisme dalam Islam dan
mempromosikan spiritualitas universal yang ada di antara seluruh
manusia.
Mei 2006
Pembicara utama dalam Simposium Sufi Internasional yang diselenggarakan di San Jose, California.
Maret 2006
Bertemu dengan staf dari Perdana Menteri
Inggris Tony Blair, untuk mengemukakan pandangan-pandangan beliau pada
situasi Islam di Inggris dan Eropa.
Februari 2006
Bertemu dengan Wakil Presiden Amerika
Serikat Richard Cheney untuk mengemukakan pandangan-pandangan beliau
pada penanganan Islam radikal.
Februari 2006
Bertemu dengan Ms. Fran Townshend,
Asisten Presiden Amerika Serikat untuk Homeland Security (Keamanan
Negara) dan wakilnya Mr. Juan Zarate juga untuk mendiskusikan tentang
penanganan radikalisme dalam Islam dan menanggapi soal “kontroversi
kartun”.
Juli 2005 dan Januari 2006
Mengadakan pertemuan-pertemuan pribadi
dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla untuk memperkuat proyek-proyek bersama secara
berkesinambungan pada “Rehabilitasi Jihad” bagi kaum muda Indonesia.
April 2005
Bertemu dengan Sekretaris Luar Negeri Inggris Jack Straw untuk mendiskusikan situasi Islam terkini di Eropa.
Maret 2005
Hadir dalam Konferensi White House
Faith-Based and Community Initiatives Leadership dan bertemu dengan
Presiden Bush di meja bundar pemrakarsa.
Desember 2004
Ketua Undangan dan Pembicara dalam
seminar ”Global Challenges in Islam” (Tantangan Global dalam Islam) di
Singapura. Lebih dari 3 hari beliau bicara dalam 3 forum agama yang
berbeda. Bertemu dengan Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS), Menteri
Negara Urusan Luar Negeri dan Menteri Negara untuk Pendidikan. Bertemu
dengan Rohan Gunaratna, Kepala Pusat Penelitian Internasional untuk
Kekerasan Politik dan Terorisme, untuk mendiskusikan metode-metode
mempromosikan Islam tradisional dan membatu tindakan ”pemulihan” akibat
terorisme.
Desember 2004
Pembicara utama dan tuan rumah Konferensi
Internasional para Ulama dan Aktivis di Jakarta, Indonesia mengusung
tema “Islam and Civil Society in the 21st Century: A Path to
Transformation” (Islam dan Masyarakat di Abad ke-21: Sebuah Jalan menuju
Perubahan) merujuk pada topik “Principles of Leadership in War and
Peace” (Prinsip-prinsip Kepemimpinan pada Saat Perang dan Perdamaian)
diperinci dengan tindakan pelanggaran undang-undang oleh terorisme dan
larangan melakukan bunuh diri sebagai suatu cara jihad dalam Islam.
Memberikan khotbah Jumat di 2 masjid terbesar di Jakarta (Masjid Baitul
Ihsan dan Masjid Istiqlal) dan menjadi tuan rumah selama konferensi.
Dihadiri oleh Rektor University of Malaya dan Putra Mahkota Negara
Bagian Perak-Malaysia Yang Mulia Raja Muda Nazrin Azlan Shah, Menteri
Pendidikan Malaysia Dato Hisyamuddin Tun Hussein, Menteri Urusan
Perempuan, Keluarga dan Pengembangan Masyarakat Malaysia Dato Seri
Shahrizat Abdul Jalil, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
sebagai Lembaga Non Pemerintah terbesar di Indonesia, K.H. Hasyim
Muzadi, Duta besar Amerika Serikat B. Lynn Pascoe dan para pejabat
lainnya.
Desember 2004
Bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla di kediamannya di Jakarta untuk mendiskusikan topik-topik kenegaraan.
November 2004
Tamu Presiden Bush di Gedung Putih dalam acara Makan Malam Ramadan Tahunan.
Agustus 2004
Menghadiri Konferensi Sidi Shekir dengan
tema ”Importance of Spirituality in Human Affairs” (Pentingnya
Spiritualitas pada Manusia) di Marrakech-Maroko di bawah perlindungan
Yang Mulia Raja Mohamad VI dan Menteri Urusan Agama.
Juni 2004
Pembicara utama pada konferensi tahunan
kedua Islamic Educational and Cultural Research Center (IECRC) di
Kalifornia bagian utara.
Juni 2004
Bertemu dengan Presiden Afganistan Yang
Mulia Hamid Karzai dan memberikan undangan konferensi para pemimpin
Islam yang akan diselenggarakan di Indonesia pada musim dingin tahun
2004.
Mei 2004
Pembicara utama pada Universal Muslim
Association of America di Washington, DC. Topik: “Extrimism is
Inconsistent with Islam” (Ekstrimisme Bertentangan dengan Islam).
Mei 2004
Pembicara utama pada Islamic Studies and
Research of Association di Columbia-Carolina Selatan. Topik: “Classical
Islam: Religion of Mercy” (Islam Klasik: Agama yang penuh rahmat).
Mei 2004
Pembicara utama pada konferensi keagamaan
internasional di Indonesia. Bertemu dengan kandidat-kandidat wakil
presiden Indonesia. Di Malaysia bertemu dengan Menteri Pendidikan Yang
Mulia Tun Hishamuddin Hussein dan Putra Mahkota Negara Bagian Perak Yang
Mulia Raja Muda bin Azlan Shah.
April 2004
Pembicara utama pada konferensi “Beyond
Radical Islam?” yang diselenggarakan oleh Forum LeFrak dan Simposium
“Science, Reason, and Modern Democracy” di Universitas negara bagian
Michigan dan the Ethics and Public Policy Center di Washington, DC.
Februari 2004
Memimpin delegasi internasional ke
Thailand, Indonesia dan Malaysia. Di Thailand, menyajikan sebuah makalah
di Forum Kepemimpinan Thailand, mengunjungi makam-makam umat Budha dan
bertemu para pemimpin keagamaan; melaksanakan Zikir Akbar bersama
140.000 orang murid di Masjid Istiqlal, Indonesia; bertemu secara
pribadi dengan Perdana Menteri Malaysia Yang Mulia Dato Seri Abdullah
Badawi.
Januari 2004
Bertemu dengan Perdana Menteri Turki Yang
Mulia Recep Tayyib Erdogan untuk berdiskusi tentang membangun dialog
lintas agama antara para akademisi Amerika Serikat dan kaum ulama dan
perwakilan dari Turki yang setara.
Januari 2004
Pembicara utama pada rapat tahunan dewan pengurus American Foreign Policy Coucil (Dewan Kebijaksanaan Luar Negeri Amerika)
Desember 2003
Mewakili umat Muslim Amerika Serikat
dalam konferensi internasional lintas agama bagi para pemimpin agama
selama 3 hari di Spanyol.
Oktober 2003
Ikut serta dengan Presiden George W. Bush
dalam Iftar (buka puasa) di Gedung Putih. Menyampaikan pidato utama
pada konferensi di Nixon Center yang bertema ”Sufism and U.S. Policy”
(Sufisme dan Kebijaksanaan Amerika Serikat).
Juli dan Oktober 2003
Memimpin 2 delegasi internasional ke
Indonesia dan Malaysia untuk bertemu dengan pemerintah dan para pemimpin
agama sebagai bagian dari kampanye menentang keekstriman dalam
beragama; memberikan ceramah di hadapan lebih dari 100.000 orang Muslim
di Masjid Istiqlal Indonesia, menyerukan toleransi beragama, dan membuka
sebuah institut baru yang didedikasikan bagi pengajaran Islam klasik.
Mei 2003
Memberikan pidato pada Conference on Islam and America, disponsori oleh the Ethics and Public Policy Center di Washington, DC.
Mei 2003
Memberikan pidato pada konferensi bagi
para pendeta tentara di penjara federal yang disponsori oleh U.S. Bureau
of Prisons (Biro Penjara Amerika Serikat) di Ann Harbor-Michigan;
memperingatkan sikap berbahaya dari para ekstrimis dalam sistem-sistem
koreksi federal.
Januari-Februari 2003
Bepergian melintasi wilayah Amerika
Serikat untuk menghadiri rapat-rapat koalisi pergerakkan dan
kelompok-kelompok pengamat komunitas masyarakat untuk mengantisipasi
munculnya gerakan keagamaan ekstrim dan untuk mempromosikan Islam
tradisional.
November 2002
Bertemu dengan Presiden Amerika Serikat
George W. Bush dan berturut-turut dengan Sekretaris Negara Colin Powell
di Gedung Putih dan Departement of State dalam rangka acara bulan
Ramadan.
September 2002
Bertemu dengan Presiden Amerika Serikat
George W. Bush untuk acara resmi presiden Proclamation of the Days of
Remembrance and Prayers yang digelar tanggal 6-9 September 2002.
Agustus 2002
Diundang sebagai tamu Presiden Uzbekistan
Islam Karimov untuk berkunjung ke republik tersebut dan mengeksplorasi
topik-topik pembangunan yang berkenaan dengan pendidikan keagamaan.
Juli 2002
Menyajikan sebuah makalah berjudul
“Understanding Sharia” (Memahami Syariah) pada konferensi Freedom House
di Washington, DC. dan sebuah makalah pada “Islam and Democracy” (Islam
dan Demokrasi) untuk the Ethics and Public Policy Center.
Maret 2002
Bertemu dengan Asisten Sekretaris
Pertahanan Mr. Paul Wolfowitz beserta staf untuk memperkenalkan
aktivitas ISCA (Islamic Supreme Council of America) termasuk
mempromosikan Islam moderat ke seluruh dunia.
Maret 2002
Menjadi pembicara tamu pada American
Society for Industrial Security pada topik “Traditional Islam in the
U.S.” (Islam Tradisional di Amerika Serikat).
Februari 2002
Menandatangani Memorandum of
Understanding (Memo Kesepahaman) dengan Menteri Negara Indonesia pada
pembangunan infrastruktur lembaga sipil dan mempromosikan Islam
tradisional.
Februari 2002
Bertemu dengan Deputi Perdana Menteri,
Menteri Pertahanan, dan Menteri Pemuda untuk Malaysia untuk
mendiskusikan isu-isu yang sedang dihadapi kaum Muslim setelah peristiwa
11 September.
September 2001
Memberikan pertimbangan kepada banyak
agen pemerintahan tentang topik-topik jaminan keamanan nasional karena
hal itu berhubungan dengan pemberontak radikal atas nama agama baik di
dalam maupun di luar negeri.
Mei 2001
Memimpin ISCA Asian Tour ke Malaysia, Singapura, Indonesia, Sri Langka, Pakistan dan Jepang.
April 2001
Memimpin 100 orang anggota delegasi ke Republik Uzbekistan sebagai tamu Presiden Uzbekistan.
Januari 2001
Tamu Kehormatan dalam Rapat Tahunan
National Committee of America Foreign Policy (Komite Nasional Amerika
untuk Undang-undang Luar Negeri)
September 2000
Sebagai utusan dalam konferensi UNESCO pada dialog lintas agama di Uzbekistan.
Agustus 2000
Bertemu dengan Yang Mulia Presiden Islam Uzbekistan Karimov.
April 2000
Pembicara utama di Central Asia-Caucasus
Institute (CACI) konferensi Universitas Johns Hopkins dengan tema The
Emergence of Religious Extremism in Central Asia and the Caucasus
(Timbulnya Ekstrimisme Beragama di Central Asia dan Kaukasus).
Maret 2000
Bertemu dengan Yang Mulia Presiden Denktash dan Menteri Luar Negeri Siprus.
Januari 2000
Bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada suatu acara di Gedung Putih dalam menghormati bulan Ramadan.
November 2000
Ikut serta dalam wakil U.S. Congressional
(Perwakilan Rakyat Amerika Serikat) dalam menghasilkan dukungan
nasional untuk menandai bulan suci umat Islam, yaitu Ramadan secara
resmi.
1 Februari 1999
Ditunjuk sebagai perwakilan pemeluk Islam
pada konferensi Wakil Presiden Al Gore yang bertema “Corruption in
Government” (Korupsi dalam Pemerintahan).
7 Januari 1999
Pembicara utama pada forum terbuka “Islamic Extremism” (Ekstrimisme Islam) di Departemen Dalam Negri Amerika Serikat.
7 Januari 1999
Pembicara utama pada forum “The Evolution
of Wahhabism” (Evolusi Wahhabisme) di Universitas Johns Hopkins,
Central Asia – Caucasus Institute.
7-9 Agustus 1998
Ketua 2nd International Islamic Unity Conference (Konferensi Internasional Kedua Persatuan Islami) di Washington, DC.
· Mendirikan 23 Zawiyah sebagai pusat kegiatan untuk mempelajari ajaran Sufi di Amerika dan Kanada.
· Mendirikan Islamic Supreme Council of
America, sebagai organisasi keagamaan yang didedikasikan untuk
menyebarluaskan materi yang bersifat informatif mengenai Islam dan
mempresentasikan pandangan Islami yang autentik dari para ulama mengenai
urusan-urusan duniawi.
· Mendirikan As-Sunna Foundation of
America untuk mengembangkan, menerbitkan publikasi Islam klasik, dan
menyelenggarakan konferensi untuk menyediakan pendidikan Islam klasik.
· Bekerja dengan erat bersama pemerintah
dan masyarakat di Malaysia, Indonesia, dan Singapura untuk mengembalikan
praktik-praktik Sufi tradisional dan mencegah meningkatnya kaum radikal
dalam agama di daerah terkait.
· Menjadi ketua dalam konferensi
International Islamic Unity Conference, konferensi kedua ini berlangsung
dengan sangat sukses di Washington, DC antara 7-9 Agustus 1998.
Buku
- Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition, 840 halaman. Memaparkan secara detail tentang tradisi Tarekat Sufi Naqsybandi dari Islam klasik.
- The Approach of Armageddon? An Islamic Perspective, 294 halaman. Memaparkan tentang perspektif Islam mengenai ilmu dan teknologi dan prediksi kenabian mengenai akhir zaman dan Hari Perhitungan.
- Encyclopedia of Islamic Doctrine – Merupakan hasil penelitan dan penulisan selama 5 tahun, 1500 halaman, 7-volume, masing-masing mendeskripsikan akidah Islam menurut pendekatan klasik dari mazhab yurisprudensi utama dan akidah Islam.
- The Naqshbandi Sufi Way: History and Guidebook of the Saints of the Golden Chain
- Encyclopedia of Muhammad’s Women Companions.
- Angels Unveiled – pandangan modern tentang subjek tradisional.
Artikel
(judul-judul lain juga tersedia di website http://www.islamicsupremecouncil.org)
· Understanding Sharia – Islamic Law from
the classical Islamic perspective (Memahami Syariah—Hukum Islam dari
perspektif Islam klasik)
· Islam & Democracy (Islam dan Demokrasi)
· Jihad: A Misunderstood Concept from Islam (Jihad: Konsep Islam yang Salah Dipahami)
· Islam & Democracy (Islam dan Demokrasi)
· Jihad: A Misunderstood Concept from Islam (Jihad: Konsep Islam yang Salah Dipahami)
Pendapat Beliau Tentang Nahdlatul Ulama
Dalam salah satu kunjungan beliau di
kantor PBNU, beliau menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama yang telah
berjuang sejak Komite Hijaz menyelamatkan makam Rasulullah dan Sahabat
Abu Bakar dan Umar RA di Madinah dari perusakan penguasa Hijaz,
sejatinya telah menyelamatkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Dengan penyelamatan situs ini, NU menyelamatkan Aswaja dari sisi
pandangan hukum maupun kenyataan.
“Mayoritas masyarakat bahkan tidak
mengetahui, dan tidak memperdulikan hal ini. Karena Kami selalu
mendoakan agar para ulama NU saat ini diberi kekuatan untuk senantiasa
membela faham Aswaja di muka bumi,” tutur Syeikh Hisyam Kabbani ketika
diterima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil
Siradj.
Lebih lanjut Hisyam Kabbani berharap, NU
tetap dapat menjaga kemajemukan dan perbedaan pendapat yang merupakan
rahmat. “Karena telah banyak contoh di negara-negara Muslim, bahwa
mereka yang tidak dapat menghargai perbedaan akan terjerumus ke dalam
perpecahan dan peperangan,” terang Hisyam.
Hisyam kemudian mencontohkan
negara-negara seperti Pakistan, Afganistan, Irak dan sebagian besar
negara-negara Afrika yang menjadi medan perang di antara sesama Muslim.
Tragisnya, lanjut Hisyam, pertikaian tersebut seringkali disulut oleh
perbedaan sekte agama, seperti antara sunni dengan syiah.
“Padahal Allah memerintahkan kepada
segenap umatnya untuk selalu bersatu dan berpegang teguh dengan agama
Allah. Sementara kenyataan yang berlaku sungguh-sungguh sangat
menyedihkan,” jelas Hisyam.
Karenanya, tutur Hisyam, persatuan dan
ikatan silaturrahim yang terjalin antara NU dan organisasi-organisasi
lain di Indonesia seperti Muhammadiyah, mestinya dapat dijadikan contoh
kerukunan antar umat Islam oleh masyarakat Muslim dunia.
Ada yang menarik usai
penutupan acara the Internasional Converence of Islamic Sholars (ICIS)
di Jakarta Convention Center, Rabu (25/02) lalu. Seorang pemimpin Islam
dari Amerika Serikat Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani menyatakan masuk
organisasi Nahdlatul Ulama. “Saya tertarik dengan Nadlatul Ulama. Saya
rasa ada banyak kesamaan antara saya dan NU. Saya masuk NU saja,”katanya
di hadapan Ketua PBNU H Rozy Munir, M.Si.
Keinginan Kabbani itu langsung ditanggapi serius oleh mantan menteri
BUMN pada kabinet Gus Dur tersebut. “Kami akan mengangkat beliau sebagai
anggota kehormatan pertama di Amerika,”ujar Rozy yang juga dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
<>
Wartawan NU Online yang menyaksikan langsung pernyataan tersebut
seketika melakukan konfirmasi kepada Kabbani. “Anda ingin menjadi
anggota NU dan akan membuka kantor perwakilan di Amerika?” “Tentu saja,
kenapa tidak?”jawabnya disambut tawa kegembiraan beberapa cendikiawan
yang terlibat dalam pembicaraan.
Sementara itu, Ketua PBNU H Ahmad Bagja di tempat terpisah menyatakan
kegembiraannya atas kesediaan Syaikh Hisyam Kabbani menjadi anggota
kehormatan NU. “Sebenarnya dia sudah NU sejak lama,”jelas mantan ketua
PB PMII itu.
Keterangan H Ahmad Bagja tersebut cukup beralasan. Sebab, jika
diperhatikan, saat pembacaan doa penutupan acara ICIS yang dilakukan
oleh tiga ulama terkemuka dunia, yaitu Syaikh Wahbah Zuhaili dari
Syiria, Syaikh Tashgiri dari Iran, dan Syaikh Kabbani, pemimpin sufi
Amerika ini mengakhiri doa dengan bacaat qunut. Doa qunut adalah doa
yang dibaca pada rakaat terakhir shalat subuh. Doa ini seakan menjadi
ciri pembeda antara NU dan bukan NU di Indonesia.
Syaikh Kabbani adalah seorang sarjana teknik kimia dari Universitas
Amerika di Bairut, kemudian belajar ilmu kedokteran di Belgia.
Perjalanan intelektual Kabbni kemudian mengantarkannya di Fakultas Hukum
Universitas Damascus Syiria. Pada beberapa tahun terakhir perjalan
spiritual Kabbani lebih menonjol hingga memimpin thariqot Naqsabandi
Haqqani di Amerika.
Sebagai seorang pemimpin muslim di negeri adi daya, ia kemdian banyak
terlibat dalam pergumulan antara pemimpin dunia. Tercatat ia pernah
menjadi pembicara dan peserta pada pertemuan internasional di sejumlah
negara seperti di Sepanyol, di Malaysia dan pada tahun 2003 hadir dalam
suatu pertemuan dengan ribuan umat Islam di Masjid Istiqlal Jakarta.
Selamat Datang, Nawwarakumullah!
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/1306/pemimpin-muslim-amerika-syaikh-kabbani-masuk-nu
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/1306/pemimpin-muslim-amerika-syaikh-kabbani-masuk-nu
Post a Comment