ANTARA INVESTASI SAUDI DAN UNI EMIRATE ARAB DI INDONESIA DENGAN REKATNYA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA IRAN JUGA YAMAN
ANTARA INVESTASI SAUDI DAN UNI EMIRATE ARAB DI INDONESIA DENGAN REKATNYA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA IRAN JUGA YAMAN
Setelah "Dealing" dengan Saudi , AbuDhabi membawa uang banyak ke Indonesia, menurut sumber berita ada bbrp kerjasama diberbagai sektor antara Abu Dhabi dan Jakarta , Pak Boss Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengucurkan 100 triliyun lebih dalam investasinya tsb. 😊
UEA , yang merupakan salah satu negara ARABNATO , berperan juga di Yemen bersama Alsaud , disinyalir Merceneries ( Serdadu bayaran ) didatangkan oleh Uni Emirates dalam pwrang Yaman , diantaranya dari Colombia juga Blackwaters nya mamarika 😊
Menariknya disini adalah, dimana peluang kerjasama dengan Iran sedang bagus, trade Balance dan volume Indonesia meningkat tajam, mendekati 200% an menurut data, pd 2017 lalu, perdagangan antara Iran Indonesia mencapai US $273 Juta an..dan Indonesia Surplus US$ 159,91 juta. 😊 Ditambah kesiapan iranian guna berinvestasi diberbagai bidang juga.
Lalu mitra Saudi dan UEA, Yaitu mamarika sdh memberikan signal juga ( soal hubungan 70 tahun antara Indonesia dan Mamarika ), Armada ke 7 pun mampir ke Tanjung priuk dan merayakan peringatan yg katanya sdh terjalin selama 70 tahun. 😊
.
Sementara itu spt halnya dengan Iran, sejak di Sochi 2016 lalu, berbagai kerjasama strategis dijalin juga oleh Indonesia bersama Russia . 😉
Kok jadi teringat pada Pakistan , cuman beda sikap dengan ImranKhan , kenapa gk dimaksimalkan saja yg sdh terjalin bagus sebelumnya itu..??? upsss lupaaaa Indonesia kan "Bebas aktif" 😊 hehehe
Apakah mungkin jika investasi UEA dan Saudi di Indonesia tersebut guna menjegal hubungan economy yang makin membaik antara Indonesia dan Iran, bahkan dulu salah satu pembatalan penggarapan kilang mintak oleh Indonesia di Iran adalah diakibatkan oleh ancaman Donald Trum ..??
Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani 12 kesepakatan saat Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed Al Nahyan berkunjung ke Indonesia.
Adapun, 12 kesepakatan tersebut adalah tiga kesepakatan antarperusahaan dan sembilan kesepakatan antarnegara.
Jika dirinci, kesepakatan antarnegara itu meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perikanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Perindustrian kedua negara.
Sementara itu, kesepakatan business to business dilakukan oleh tiga perusahaan yakni PT Pertamina (Persero) dengan ADNOC dengan nilai investasi US$1,3 miliar—US$2,5 miliar untuk pengembangan RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain (LPG dan Naphta), LPG Storage; PT Chandra Asri Petrochemicals dan Mubadala dengan nilai investasi US$5 miliar—US$6 miliar (100%), dan US$2 miliar—US$3 miliar (50%); serta PT Pelabuhan Indonesia Maspion dan DP World Asia dengan nilai investasi US$1,2 miliar (fase 1 US$350 juta) terkait dengan pengembangan dan pengoperasian terminal kontainer di Kawasan Industri Maspion, Jawa Timur.
Penandatanganan Memorandum of Understanding itu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohamed di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019).
Mengutip data Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dengan UEA per Januari—Mei 2019 mencapai US$1,47 miliar. Dari total nilai tersebut, Indonesia masih membukukan defisit US$287 juta pada periode yang sama.
Sebelumnya, pemerintah menawarkan setidaknya 21 proyek bernilai US$91 miliar kepada delegasi UEA yang datang ke Indonesia.
"Tadi Presiden minta Sei Mangke kemudian tadi juga Danau Toba kemudian Mandalika. Tapi kita siapin list-nya ada 21 proyek nah nilainya US$91 miliar. [Untuk] siapa aja yg datang [minat untuk berinvestasi]," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan seusai menghadiri rapat internal di Istana Kepresidenan, Jumat (19/7/2019).
Setelah "Dealing" dengan Saudi , AbuDhabi membawa uang banyak ke Indonesia, menurut sumber berita ada bbrp kerjasama diberbagai sektor antara Abu Dhabi dan Jakarta , Pak Boss Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengucurkan 100 triliyun lebih dalam investasinya tsb. 😊
UEA , yang merupakan salah satu negara ARABNATO , berperan juga di Yemen bersama Alsaud , disinyalir Merceneries ( Serdadu bayaran ) didatangkan oleh Uni Emirates dalam pwrang Yaman , diantaranya dari Colombia juga Blackwaters nya mamarika 😊
Menariknya disini adalah, dimana peluang kerjasama dengan Iran sedang bagus, trade Balance dan volume Indonesia meningkat tajam, mendekati 200% an menurut data, pd 2017 lalu, perdagangan antara Iran Indonesia mencapai US $273 Juta an..dan Indonesia Surplus US$ 159,91 juta. 😊 Ditambah kesiapan iranian guna berinvestasi diberbagai bidang juga.
Lalu mitra Saudi dan UEA, Yaitu mamarika sdh memberikan signal juga ( soal hubungan 70 tahun antara Indonesia dan Mamarika ), Armada ke 7 pun mampir ke Tanjung priuk dan merayakan peringatan yg katanya sdh terjalin selama 70 tahun. 😊
.
Sementara itu spt halnya dengan Iran, sejak di Sochi 2016 lalu, berbagai kerjasama strategis dijalin juga oleh Indonesia bersama Russia . 😉
Kok jadi teringat pada Pakistan , cuman beda sikap dengan ImranKhan , kenapa gk dimaksimalkan saja yg sdh terjalin bagus sebelumnya itu..??? upsss lupaaaa Indonesia kan "Bebas aktif" 😊 hehehe
Apakah mungkin jika investasi UEA dan Saudi di Indonesia tersebut guna menjegal hubungan economy yang makin membaik antara Indonesia dan Iran, bahkan dulu salah satu pembatalan penggarapan kilang mintak oleh Indonesia di Iran adalah diakibatkan oleh ancaman Donald Trum ..??
Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani 12 kesepakatan saat Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed Al Nahyan berkunjung ke Indonesia.
Adapun, 12 kesepakatan tersebut adalah tiga kesepakatan antarperusahaan dan sembilan kesepakatan antarnegara.
Jika dirinci, kesepakatan antarnegara itu meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perikanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Perindustrian kedua negara.
Sementara itu, kesepakatan business to business dilakukan oleh tiga perusahaan yakni PT Pertamina (Persero) dengan ADNOC dengan nilai investasi US$1,3 miliar—US$2,5 miliar untuk pengembangan RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain (LPG dan Naphta), LPG Storage; PT Chandra Asri Petrochemicals dan Mubadala dengan nilai investasi US$5 miliar—US$6 miliar (100%), dan US$2 miliar—US$3 miliar (50%); serta PT Pelabuhan Indonesia Maspion dan DP World Asia dengan nilai investasi US$1,2 miliar (fase 1 US$350 juta) terkait dengan pengembangan dan pengoperasian terminal kontainer di Kawasan Industri Maspion, Jawa Timur.
Penandatanganan Memorandum of Understanding itu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohamed di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019).
Mengutip data Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dengan UEA per Januari—Mei 2019 mencapai US$1,47 miliar. Dari total nilai tersebut, Indonesia masih membukukan defisit US$287 juta pada periode yang sama.
Sebelumnya, pemerintah menawarkan setidaknya 21 proyek bernilai US$91 miliar kepada delegasi UEA yang datang ke Indonesia.
"Tadi Presiden minta Sei Mangke kemudian tadi juga Danau Toba kemudian Mandalika. Tapi kita siapin list-nya ada 21 proyek nah nilainya US$91 miliar. [Untuk] siapa aja yg datang [minat untuk berinvestasi]," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan seusai menghadiri rapat internal di Istana Kepresidenan, Jumat (19/7/2019).
Post a Comment