SEJARAH MENCATAT SURIAH ADALAH MUSUH ABADI ZIONIS ISRAEL DAN SEKUTUNYA TINGGAL PILIHAN DITANGAN ANDA DIFIHAK MANAKAH ANDA AKAN BERDIRI
Nubuwah sudah memberitakan bahwa "syam adalah negeri terberkati", Konflik Suriah bukan hal baru dan akan berlanjut hingga segala nubuwah itu terlengkapi..Isa Putra Maryam as akan muncul di Damascus dan membunuh dajjal.
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafir pun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surge,” (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).
Dalam satu dasawarsa di bawah pemerintahan keluarga Assad, Suriah telah menjadi musuh Israel. Tentara kedua negara ini pernah bentrok pada tahun 1948, 1967, 1973 dan 1982
1.PERANG KEMERDEKAAN
Perang Arab-Israel 1948, atau disebut juga sebagai "Perang Kemerdekaan" (Bahasa Ibrani: מלחמת העצמאות) atau "Perang Pembebasan" (Bahasa Ibrani: מלחמת השחרור) oleh orang Israel, adalah konflik bersenjata pertama dari serangkaian konflik yang terjadi antara Israel dan tetangga-tetangga Arabnya dalam konflik Arab-Israel. Bagi orang-orang Palestina, perang ini menandai awal dari rangkaian kejadian yang disebut sebagai "Bencana" (Bahasa Inggris: "The Catastrophe", Bahasa Arab: النكبة).
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk membagi wilayah Mandat Britania atas Palestina. Tetapi hal ini ditentang keras oleh negara-negara Timur Tengah lainnya dan juga banyak negeri-negeri Muslim. Kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Sedangkan kota Yerusalem yang dianggap suci, tidak hanya oleh orang Yahudi tetapi juga orang Muslim dan Kristen, akan dijadikan kota internasional.
Israel diproklamasikan pada tanggal 14 Mei 1948 dan sehari kemudian langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Tetapi Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Perang ini menyebabkan banyak kaum Palestina mengungsi dari daerah Israel. Tetapi di sisi lain tidak kurang pula kaum Yahudi yang diusir dari negara-negara Arab lainnya.
2. PERANG ENAM HARI
Perang Enam Hari (bahasa Ibrani: מלחמת ששת הימים Milkhemet Sheshet HaYamim, bahasa Arab: حرب الأيام الستة ħarb al-'ayyam as-sittah), juga dikenali sebagai Perang Arab-Israel 1967, merupakan peperangan antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab, yaitu Mesir, Yordania, dan Suriah, dan ketiganya juga mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Aljazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit (kurang dari enam hari), hanya di front Suriah saja perang berlangsung enam hari penuh.
Pada bulan Mei tahun 1967, Mesir mengusir United Nations Emergency Force (UNEF) dari Semenanjung Sinai; ketika itu UNEF telah berpatroli di sana sejak tahun 1957 (yang disebabkan oleh invasi atas Semenanjung Sinai oleh Israel tahun 1956). Mesir mempersiapkan 1.000 tank dan 100.000 pasukan di perbatasan dan memblokade Selat Tiran (pintu masuk menuju Teluk Aqaba) terhadap kapal Israel dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan Israel.
Pada tanggal 5 Juni 1967, Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir.Yordania lalu menyerang Yerusalem Barat dan Netanya.
Pada akhir perang, Israel merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan. Hasil dari perang ini memengaruhi geopolitik kawasan Timur Tengah sampai hari ini.
4. PERANG YOM KIPPUR
Perang Yom Kippur, dikenal juga dengan nama Perang Ramadan atau Perang Oktober (bahasa Ibrani: מלחמת יום הכיפורים Milẖemet Yom HaKipurim atau מלחמת יום כיפור Milẖemet Yom Kipur; Arab: حرب أكتوبر ḥarb ʾUktōbar atau حرب تشرين ḥarb Tišrīn) adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara negara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.
Perang ini berakhir dengan kekalahan negara-negara Arab.
Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi ummat Islam sehingga dinamakan "Perang Ramadan 1973", Suriah, Libya dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.
Mesir mengambil pelajaran pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 tentang lemahnya pertahanan udara sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara Mesir hancur total sementara Suriah masih dapat memberikan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus "jaring-jaring" pertahanan udara itu.
PEPERANGAN D LEMBAH BEKKA
Di Lembah Bekaa, Hampir 200 Jet Tempur Bertarung 2 Hari
Sebuah pertempuran yang terjadi di Lembah Bekaa, 96 jet tempur Israel dan satu skuadron UAV berhadapan melawan 100 pesawat Suriah yang didukung oleh 19 peluncur rudal permukaan ke udara pada tahun 1982. Ini adalah salah satu pertempuran jet tempur terbesar dalam sejarah.
Israel memiliki sejarah pertempuran dengan tetangganya, terutama dari tahun 1960-an hingga 1980-an. Serangkaian pertempuran kecil dengan Mesir memberikan pelajaran pahit karena mereka kehilangan sejumlah jet tempur karena serangan rudal permukaan ke udara.
Namun IAF belajar dari pengalaman itu. Dan pada 9 Juni 1982, mereka menyerang 19 baterai rudal permukaan ke udara Suriah di dekat perbatasan mereka. Dalam dua jam pertama dari pertempuran, IAF menghancurkan 17 dari baterai rudal tanpa kerugian. Tetapi kemudian hal yang benar-benar gila terjadi.
Suriah mengirim 100 MiG untuk mencegat 96 F-15, F-16, dan F-4 yang menyerang situs SAM. Pesawat peringatan dini dan kontrol E-2C Hawkeye Israel langsung mengatakan ada jet-jet tempur masuk dan mengarah cepat ke jet tempur Israel.
Bukannya mundur, jet tempur Israel bergerak maju, menembak rudal pencari panas Sidewinder dan rudal radar Sparrow yang menghancurkan 29 jet tempur Angkatan Udara Suriah. Jet tempur Suriah mundur.
Tidak kapok Israel kembali sehari kemudian atau 10Juni untuk menghancurkan baterai rudal yang masih tersisa. Pertempuran udara kembali terjadi dan kali ini 35 pesawat Suriah jadi korban tanpa ada satupun pesawat Israel jatuh.
Kemenangan ini tidak lepas dari sejumlah faktor. Pilot Israel telah diuntungkan dari pelatihan dan banyak pengalaman tempur, tapi Suriah juga telah mengacaukan dirinya sendiri. Suriah memberi instruksi pilot mereka dari stasiun kontrol tanah yang tidak bisa berkomunikasi karena jamming Israel. Dalam sebuah artikel Air Power Journal, pengamat militer Barat dari pertempuran mengatakan, “Aku melihat sekelompok pesawat tempur Suriah terbang. Mereka hanya terbang sekitar dan jelas tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. ”
Letnan Jenderal Leonard Perroots, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS pada waktu itu mengatakan “Baterai rudal Suriah yang seharusnya mobile digunakan dalam konfigurasi tetap. Mereka menempatkan radar di lembah bukannya bukit karena mereka tidak ingin lebih terlihat. ”
Konflik antara kedua negara terus berlanjut sampai Juli 1982. Lebih dari satu bulan pertempuran, Israel hanya kehilangan dua jet sementara Suriah kehilangan setidaknya 87 pesawat.
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafir pun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surge,” (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).
Dalam satu dasawarsa di bawah pemerintahan keluarga Assad, Suriah telah menjadi musuh Israel. Tentara kedua negara ini pernah bentrok pada tahun 1948, 1967, 1973 dan 1982
1.PERANG KEMERDEKAAN
Perang Arab-Israel 1948, atau disebut juga sebagai "Perang Kemerdekaan" (Bahasa Ibrani: מלחמת העצמאות) atau "Perang Pembebasan" (Bahasa Ibrani: מלחמת השחרור) oleh orang Israel, adalah konflik bersenjata pertama dari serangkaian konflik yang terjadi antara Israel dan tetangga-tetangga Arabnya dalam konflik Arab-Israel. Bagi orang-orang Palestina, perang ini menandai awal dari rangkaian kejadian yang disebut sebagai "Bencana" (Bahasa Inggris: "The Catastrophe", Bahasa Arab: النكبة).
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk membagi wilayah Mandat Britania atas Palestina. Tetapi hal ini ditentang keras oleh negara-negara Timur Tengah lainnya dan juga banyak negeri-negeri Muslim. Kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Sedangkan kota Yerusalem yang dianggap suci, tidak hanya oleh orang Yahudi tetapi juga orang Muslim dan Kristen, akan dijadikan kota internasional.
Israel diproklamasikan pada tanggal 14 Mei 1948 dan sehari kemudian langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Tetapi Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Perang ini menyebabkan banyak kaum Palestina mengungsi dari daerah Israel. Tetapi di sisi lain tidak kurang pula kaum Yahudi yang diusir dari negara-negara Arab lainnya.
2. PERANG ENAM HARI
Perang Enam Hari (bahasa Ibrani: מלחמת ששת הימים Milkhemet Sheshet HaYamim, bahasa Arab: حرب الأيام الستة ħarb al-'ayyam as-sittah), juga dikenali sebagai Perang Arab-Israel 1967, merupakan peperangan antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab, yaitu Mesir, Yordania, dan Suriah, dan ketiganya juga mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Aljazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit (kurang dari enam hari), hanya di front Suriah saja perang berlangsung enam hari penuh.
Pada bulan Mei tahun 1967, Mesir mengusir United Nations Emergency Force (UNEF) dari Semenanjung Sinai; ketika itu UNEF telah berpatroli di sana sejak tahun 1957 (yang disebabkan oleh invasi atas Semenanjung Sinai oleh Israel tahun 1956). Mesir mempersiapkan 1.000 tank dan 100.000 pasukan di perbatasan dan memblokade Selat Tiran (pintu masuk menuju Teluk Aqaba) terhadap kapal Israel dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan Israel.
Pada tanggal 5 Juni 1967, Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir.Yordania lalu menyerang Yerusalem Barat dan Netanya.
Pada akhir perang, Israel merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan. Hasil dari perang ini memengaruhi geopolitik kawasan Timur Tengah sampai hari ini.
4. PERANG YOM KIPPUR
Perang Yom Kippur, dikenal juga dengan nama Perang Ramadan atau Perang Oktober (bahasa Ibrani: מלחמת יום הכיפורים Milẖemet Yom HaKipurim atau מלחמת יום כיפור Milẖemet Yom Kipur; Arab: حرب أكتوبر ḥarb ʾUktōbar atau حرب تشرين ḥarb Tišrīn) adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara negara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.
Perang ini berakhir dengan kekalahan negara-negara Arab.
Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi ummat Islam sehingga dinamakan "Perang Ramadan 1973", Suriah, Libya dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.
Mesir mengambil pelajaran pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 tentang lemahnya pertahanan udara sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara Mesir hancur total sementara Suriah masih dapat memberikan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus "jaring-jaring" pertahanan udara itu.
PEPERANGAN D LEMBAH BEKKA
Di Lembah Bekaa, Hampir 200 Jet Tempur Bertarung 2 Hari
Sebuah pertempuran yang terjadi di Lembah Bekaa, 96 jet tempur Israel dan satu skuadron UAV berhadapan melawan 100 pesawat Suriah yang didukung oleh 19 peluncur rudal permukaan ke udara pada tahun 1982. Ini adalah salah satu pertempuran jet tempur terbesar dalam sejarah.
Israel memiliki sejarah pertempuran dengan tetangganya, terutama dari tahun 1960-an hingga 1980-an. Serangkaian pertempuran kecil dengan Mesir memberikan pelajaran pahit karena mereka kehilangan sejumlah jet tempur karena serangan rudal permukaan ke udara.
Namun IAF belajar dari pengalaman itu. Dan pada 9 Juni 1982, mereka menyerang 19 baterai rudal permukaan ke udara Suriah di dekat perbatasan mereka. Dalam dua jam pertama dari pertempuran, IAF menghancurkan 17 dari baterai rudal tanpa kerugian. Tetapi kemudian hal yang benar-benar gila terjadi.
Suriah mengirim 100 MiG untuk mencegat 96 F-15, F-16, dan F-4 yang menyerang situs SAM. Pesawat peringatan dini dan kontrol E-2C Hawkeye Israel langsung mengatakan ada jet-jet tempur masuk dan mengarah cepat ke jet tempur Israel.
Bukannya mundur, jet tempur Israel bergerak maju, menembak rudal pencari panas Sidewinder dan rudal radar Sparrow yang menghancurkan 29 jet tempur Angkatan Udara Suriah. Jet tempur Suriah mundur.
Tidak kapok Israel kembali sehari kemudian atau 10Juni untuk menghancurkan baterai rudal yang masih tersisa. Pertempuran udara kembali terjadi dan kali ini 35 pesawat Suriah jadi korban tanpa ada satupun pesawat Israel jatuh.
Kemenangan ini tidak lepas dari sejumlah faktor. Pilot Israel telah diuntungkan dari pelatihan dan banyak pengalaman tempur, tapi Suriah juga telah mengacaukan dirinya sendiri. Suriah memberi instruksi pilot mereka dari stasiun kontrol tanah yang tidak bisa berkomunikasi karena jamming Israel. Dalam sebuah artikel Air Power Journal, pengamat militer Barat dari pertempuran mengatakan, “Aku melihat sekelompok pesawat tempur Suriah terbang. Mereka hanya terbang sekitar dan jelas tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. ”
Letnan Jenderal Leonard Perroots, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS pada waktu itu mengatakan “Baterai rudal Suriah yang seharusnya mobile digunakan dalam konfigurasi tetap. Mereka menempatkan radar di lembah bukannya bukit karena mereka tidak ingin lebih terlihat. ”
Konflik antara kedua negara terus berlanjut sampai Juli 1982. Lebih dari satu bulan pertempuran, Israel hanya kehilangan dua jet sementara Suriah kehilangan setidaknya 87 pesawat.
Post a Comment