STRATEGY ZIONIS KUASAI DUNIA

Berbicara Yahudi, tidak bisa terlepas dari istilah Zionisme yang menjadi spirit utama pergerakan dan perjuangan mereka sebagai bangsa “utama”. Gerakan Zionisme internasional sendiri didirikan di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum AS dideklarasikan. Zionisme merupakan gerakan yang bukan semata bermakna keagamaan, namun penuh dengan muatan politik, yaitu “suatu gerakan pulangnya diaspora (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai sebuah bangsa dengan Palestina sebagai tanah air bangsa Yahudi, dan Jerussalem sebagai ibukota negaranya”.
Gerakan Zionisme dikonsep secara sistematis, jelas dan penuh semangat oleh Theodore Herzl (1860-1904) dalam buku yang berjudul “Der Judenstaat” (1896). Dia kemudian disebut sebagai bapak pendiri Zionisme modern.
Gerakan Zionisme adalah suatu gerakan berdasarkan prinsip “rasisme”, didasarkan pada ajaran Talmud yang mengajarkan bahwa mereka adalah ‘umat pilihan Tuhan’ dan memiliki derajat dan keunggulan di atas bangsa-bangsa manapun.
Gerakan Zionisme yang sangat “gila” ini kemudian semakin terkuak dengan beredarnya suatu dokumen yang memaparkan program-program menguasai dunia melalui suatu landasan pemikiran dan aksi-aksi penuh permusuhan, kebencian, perusakan dan penghancuran bangsa-bangsa non-Yahudi di muka bumi ini. 
Program yang terdiri dari 24 berkas ini terurai dalam dokumen yang disebut “The Protocols of the Learned Elders of Zion” (Protokol dari para pinisepuh Zion yang bijak).
24 Pritocols

Meskipun dibantah habis-habisan oelh Yahudi, tetapi aksi kotor dan jahat mereka di pentas politik dan kekuasaan memberikan keyakinan pada dunia akan keabsahan protokol tersebut.
Dalam perjuangannnya menguasai dunia, Yahudi melakukan beberapa gerakan-gerakan strategis seperti :

• Menjalin hubungan dengan Amerika
• Migrasi besar-besaran orang Yahudi ke Amerika
• Penguasaan di bidang bisnis dan industri di Amerika
• Mendorong Amerika untuk terlibat dalam Perang Dunia I
• Menjadikan Amerika mendukung Israel sebagai kekuatan nuklir
• Penguasaan Departemen Luar Negeri Amerika

Prinsip-prinsip Gerakan Zionisme
Satu hal yang sangat mencengangkan dalam perjalanan gerakan Zionis internasional Hanya dalam tempo 50 tahun, Israel berdiri di bumi Palestina. Tahun ini, usia gerakan Zionisme Internasional hampir melewati seratus tahun, terhitung dari Konferensi Yahudi Internasional pertama yang berlangsung di kota Bassel, Swiss, Agustus 1897. Konferensi yang diprakarsai oleh Theodore Hertzl ini, melahirkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah negara yang akan menyatukan bangsa Yahudi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Sejak semula pergerakan Zionis telah bergerak dengan rapi dan sistematis.
Sebagai realisasi keinginan untuk mendirikan negara nasional Zionis, konferensi meletakkan dua agenda besarnya; menyusun agenda Zionis yang dikenal dengan Agenda Basl. Dan mendirikan organisasi Zionis internasional untuk mewujudkan agenda Basl yaitu mendirikan negara nasional Yahudi di Palestina yang dijamin oleh undang-undang publik.
Untuk itu perlu disusun beberapa langkah berikut ini: Pertama, menggalang dan mengembangkan pemukiman Yahudi di Palestina dan mendirikan perumahan-perumahan. Kedua, koordinasi Yahudi internasional dan legalisasi hubungan yang mengikat mereka dengan organisasi dan institusi Zionis.
Ketiga, menyebarkan spirit nasionalisme, mengembangkan rasa dan kesadaran nasional Yahudi internasional. Keempat, mengambil langkah-langkah semestinya untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan negara-negara asing berkenaan dengan konsep negara nasional Yahudi di Palestina. (Samir Syathara, 100 tahun Konferensi Basl, al Mujtama, 1267, 16/9/1997) Kelima, menguasai dunia dengan menundukkan bangsa non-Yahudi yang dalam terminologinya mereka sebut sebagai Goyim (kafir).
Dengan pemikiran itulah, Zionisme internasional kemudian melanjutkan program yang bergerak secara simultan melalui tiga jalur. Jalur politik yang dieksekusi oleh gerakan Zionis internasional, jalur agama melalui Rabi-rabi Yahudi. Dan yang terakhir, melalui jalur sosial kemanusiaan yaitu gerakan Freemasonry internasional. Ketiga jalur perjuangan Yahudi di atas tidak lepas dari kaidah dokumen 24 yang biasa disebut dengan Protokolat Yahudi atau dikenal dengan The Protocol of Learned Elders of Zion.”

Buku kecil ini ditemukan tahun 1905 di Rusia yang dianggap sebagai `grand strategy’ (strategi besar) kaum Yahudi untuk menghancurkan dunia dan Islam. Yang dikenal dengan “Tatanan Dunia Baru”.
Gerakan Zionis internasional
Peristiwa penggempuran yang dilakukan oleh militer Zionis terhadap wilayah otoritas Palestina akhir-akhir ini terutama di Ramallah, Nablus, Bethlehem dan Jenin benar-benar membuat semua orang skeptis. Ada apa dengan dunia? Mengapa slogan HAM, keadilan, demokrasi dan humanisme yang kerap didengungkan negara Barat tidak sesuai dengan kejadian yang dialami di Palestina?
Jawabannya jelas, bahwa Barat, sangat tuli dengan tragedi kemanusiaan di Palestina. Karena hampir seluruh institusi vitalnya sudah jatuh ke tangan gerakan Zionis melalui jalur politik, ekonomi dan intelijen. Termasuk diantaranya; CIA, FBI, Kongres, bahkan Federal Reservenya. Perhatikanlah pemilik saham di Federal Reserve —bank yang dianggap paling besar sedunia— ini.
Sunarsip, dalam artikelnya di Republika (16/4/2002), “Memotong Jalur Ekonomi Zionisme”, menyebutkan bagaima na kuatnya `cengkraman kuku’ ekonomi Zionis di AS adalah dominasinya atas; 1). Rochschlid Bank of London, 2). Rothschilds bank of Berlin, 3). Israel Moses Seif Bank of Italy, 4). Warburg Bank of Hamburg, 5). Warburg Bank of Amsterdam, 6). Lazard Brothers of Paris, 7). Lehman Brothers of New York, 8). Kuhn and Loeb Bank of New York, 9) Chase Manhattan Bank of New York, dan 10). Goldman-Sachs of New York. Semua bank-bank di atas milik Yahudi. Harap tahu saja, nama Rotshchilds, adalah nama seorang konglomerat Yahudi pertama, Amschell Mayer Rochschlid yang tinggal di Jerman.

Dengan menguasai bank sentral Amerika tersebut, maka dengan leluasa mereka dapat menguasai perekonomian Amerika keseluruhan dan bahkan dapat mengokohkan rezim dollar sebagai alat tukar semua transaksi internasional.
Dominasi dan monopoli mereka dalam sektor kapital menjadi bagian dari apa yang disebut dalam Protokolat ke 14-nya: “Perbedaan ini, adalah perbedaan antara bangsa Goyim (Non-Yahudi) dan kita dalam kemampuan berpikir dan berargumentasi dapat dengan jelas dilihat dari ketentuan terseleksi kita sebagai bangsa pilihan, selaku manusia berkelas atas. Ini jauh berbeda dengan kaum Goyim yang semata-mata berpikir secara insting dan kehewanan. Mereka mengamati tapi tidak meramalkan hal ke depan. Mereka tidak menemukan hal baru apapun (kecuali mungkin hal-hal material). Dari sini jelas bahwa alam itu sendiri telah mentakdirkan kita semua untuk memimpin dan memandu dunia. (Henry Ford, ‘The international Jew and the protocols of the elders of Zion, Global Publisher, Johannesburg, hal.138).
Dominasi Yahudi tidak hanya di Amerika, tapi di Inggris, Belgia, Prancis, Jerman, Swiss sampai Eropa Timur. (Lihat majalah al Mujtama’, no.1200, 21/5/1996)


Tipu daya gerakan Zionis juga dilakukan dengan cara penyebaran peradaban dan budaya-budaya sesat. Diantaranya adalah penyebaran minuman dan makanan yang memabukkan.
Baginya, membudayakan minuman keras di tengah masyarakat Goyim —terutama masyarakat Muslim sama halnya menciptakan generasi bodoh yang mudah diperalat. Ini sesuai dikutip dalam Protokolat I yang berbunyi;
“…masyarakat Goyim terbuai dengan minuman-minuman keras; generasi muda mereka tumbuh dungu dengan hal-hal klasik dan membuat kebejatan moral. Dan hal ini dipromosikan oleh agen-agen khusus kita baik oleh guru, pembantu, guru privat wanita di rumah-rumah orang kaya sampai pegawai kantoran. (Protokolat I, Henry, hal. 178)


Hal serupa juga dilakukan melalui media massa. Henry Ford, dalam Protokolat II mengatakan bahwa hampir dipastikan Yahudi menguasai seluruh jaringan media massa di New York dan di seluruh ibukota negara-negara Eropa. Jaringan raksasa media itu juga merambah ke Indonesia. Cara dominasi seperti ini dilakukan terutama bila perusahaan yang bersangkutan membutuhkan investor dan dana segar. Secara cepat pula, para investor dunia yang kebanyakan Yahudi akan segera turun tangan.
Karena bagi Zionis, seperti kutip Ford, menguasai media massa, sama halnya menyuarakan aspirasi mereka.


Di tangan negara sekarang ini ada suatu kekuatan besar yang menciptakan gerakan pemikiran di tengah masyarakat dan itu adalah pers. Bagian yang diperankan oleh pers adalah untuk terus membuat tuntutan-tuntutan kita bagaikan hal niscaya, menyuarakan keluaran masyarakat, mengekspresikan dan menciptakan ketidakpuasan. Dan berkat pers, kemenangan kebebasan berbicara berinkarnasi kembali. Tapi negara-negara Non-Yahudi tidak mengetahui bagaimana memanfaatkan kekuatan ini; dan hal itu telah jatuh ke tangan kita.
(Protokolat II)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.