BERSANDARLAH PADA ALLAH TA'ALA BUKAN/JANGAN PADA AMAL

Bismillahirrahmannirahim...

BAB I RINGKASAN KITAB AL HIKAM
"BERSANDARLAH PADA ALLAH TA'ALA BUKAN/JANGAN PADA AMAL”

٭ مِنْ علاماتِ الا ِعْتِمادِ عَلىَ العَملِ نـُقـَصَانُ الرَّجاءِعِنْدَ وُجُوْدِ الزَّلل ِ٭
“Sebagian dari tanda bahwa seorang itu bergantung pada kekuatan amal dan usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan atas rahmat dan karunia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan dan dosa.
"alhamdulilah, sakit kepala saya sembuh, setelah saya minum bodrex"
kalimat seperti ini sering terucap tanpa sadar, dalam tasawuf diajarkan adab untuk tidak bergantung amal, juga kebendaan yang hanya berfungsi sebagai sababiah/perantara,
seorang bertasawuf dengan adabnya akan bilang.."alhamdulilah, syare'at/perantara minum bodrex sakit kepala saya disembuhkan oleh Allah Subhanahuwataala.."
dia teguhkan dengan niat, dan ucapnya bahwa bodrex tersebut hanyalah sababiah..bukan bodrexnya dulu yang akan dia ingat namun 'kesembuhannya tersebut atas izin, kasih dan karunia Allah ta'ala semata,..dengan perantara obat yang bernama bodrex tadi". syare'at bodrex..sembuh hakekat Allah Ta'ala..disitu yang disucikan niat, ucap, dan laku
Alahumma sholli ala sayyidina wa maulana Muhammad..waala alihi washohbihi wasallim..

  Kalimat: Tauhid "Laa ilaha illallah". adalah wujud dari ketidak berdayaan diri yang ada dalam segala rentang takdir, qudrat dan iradat-Nya Allah ta'ala, berarti tidak ada tempat bersandar, berlindung, berharap kecuali Alloh, tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tidak ada yang memberi dan menolak melainkan Allah, semata
Pada dasarnya syari’at menyuruh kita BERUSAHA dan beramal. Sedang hakikat syari’at melarang kita MENYANDARKAN diri pada amal dan usaha itu, agar tetaplah bersandar pada karunia dan rahmat Allah subhanahu wata’ala.
Apabila kita dilarang menyekutukan Alloh dengan berhala, batu, kayu, pohon, kuburan, binatang dan manusia, maka janganlah menyekutukan Allah dengan kekuatan diri sendiri, seakan-akan merasa sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah, tanpa rahmat, taufik, hidayat dan karunia Allah subhanahu wata’ala.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
Dia (Karun) berkata "SESUNGGUHNYA AKU DIBERI HARTA ITU, SEMATA MATA KARENA ILMU YANG ADA PADAKU.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka ( Al-Qoshos -78 )

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "INI SEMATA MATA KARUNIA DARI TUHANKU untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
( QS. AN-NAML-40 )
Diberdayakan oleh Blogger.