DENISETLER: AMERIKA DIBALIK VIRUS CORONA
Mantan Profesor Antropologi di Cabrillo College di Aptos, California,
Dennis Etler membuat analisa mengejutkan terkait wabah virus corona
yang sejauh ini merenggut setidaknya 250 lebih korban jiwa, serta
belasan ribu lainya terinfeksi di 24 negara.
Berbicara kepada presstv, Jumat (31/1/2020), Etler mengatakan, ada alasan kuat untuk curiga terhadap peran AS terkait asal mula coronavirus Wuhan. Meskipun, kata dia, dugaan awal sabotase dan rekayasa biologis oleh AS belum terbutki valid sebelumnya.
Namun, kata dia, harus diingat, AS adalah aktor yang buruk, kata-katanya tidak dapat dipercaya dan memiliki sejarah terlibat dalam tindakan klandestin ilegal dan tidak bermoral, baik di dalam maupun luar negeri. AS juga memiliki motif untuk merekayasa dan menyebarkan virus semacam ini di Cina.
“Ia (Amerika) bisa menggunakan setiap strategi yang dapat dilakukan untuk mencoba membuat China tidak stabil dan mengganggu ekonominya.
Mereka juga telah meluncurkan kampanye propaganda yang tak berkesudahan untuk menjelekkan dan mengucilkan Tiongkok. Apakah itu merekayasa wabah itu atau tidak, ia memanfaatkannya untuk memajukan agendanya yang anti-Cina,” kata analis politik Amerika yang memiliki minat puluhan tahun dalam urusan internasional ini.
“Media AS, yang merupakan hamba dari elit ekonomi dan politik, telah memainkan permainan ‘polisi yang baik dan polisi yang buruk’ ketika mereka melaporkan epidemi coronavirus Wuhan,” kata Profesor Etler.
Permainan ‘polisi baik’ terkait dengan artikel di beberap media AS yang memuji gerak cepat China untuk mengatasi wabah. “Tetapi ada juga artikel yang mengkhawatirkan menyebarkan narasi palsu dan berita palsu tentang hal itu, menghidupkan ketakutan akan penyebaran virus dan kemungkinan konsekuensinya yang mengerikan. Efeknya adalah untuk meragukan upaya China dan lebih jauh menstigmatisasi bangsa China dan rakyatnya,” katanya.
Kecurigaan Etler terhadap ‘peran’ AS dibalik munculnya virus ini ditambah dengan adanya statement dari Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, yang mengatakan, AS bisa kembali mendapatkan pekerjaan di China.
“Pernyataan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross sebelumnya sangat memalukan dan tidak berperasaan, yang menunjukkan penghinaannya terhadap kehidupan, kesehatan, dan keselamatan rakyat Tiongkok,” kritik Etler.
“Wabah virus dengan demikian seolah-olah dibuat khusus untuk mencapai tujuan Washington. Virus ini cukup ringan untuk tidak dirasakan konsekuensi apokaliptik, tetapi berdampak parah, karena harus ada langkah ekstrim dan agresif untuk menahannya,” analisanya.
“Apakah virus itu merupakan jalur mutan dari koronavirus yang muncul secara alami, atau senjata biologis yang direkayasa secara genetis? Pertanyaan ini tentu saja masih bisa diperdebatkan,” tandasnya.
“Cina harus fokus pada satu hal dan satu hal saja, mengisolasi wabah untuk melindungi tidak hanya rakyatnya sendiri tetapi rakyat dunia. Upaya China yang berani mengeluarkan biaya besar untuk menanggulangi virus ini, sebuah pengorbanan yang besar. Harus disambut dan dihargai di seluruh dunia,” pungkasnya.
Berbicara kepada presstv, Jumat (31/1/2020), Etler mengatakan, ada alasan kuat untuk curiga terhadap peran AS terkait asal mula coronavirus Wuhan. Meskipun, kata dia, dugaan awal sabotase dan rekayasa biologis oleh AS belum terbutki valid sebelumnya.
Namun, kata dia, harus diingat, AS adalah aktor yang buruk, kata-katanya tidak dapat dipercaya dan memiliki sejarah terlibat dalam tindakan klandestin ilegal dan tidak bermoral, baik di dalam maupun luar negeri. AS juga memiliki motif untuk merekayasa dan menyebarkan virus semacam ini di Cina.
“Ia (Amerika) bisa menggunakan setiap strategi yang dapat dilakukan untuk mencoba membuat China tidak stabil dan mengganggu ekonominya.
Mereka juga telah meluncurkan kampanye propaganda yang tak berkesudahan untuk menjelekkan dan mengucilkan Tiongkok. Apakah itu merekayasa wabah itu atau tidak, ia memanfaatkannya untuk memajukan agendanya yang anti-Cina,” kata analis politik Amerika yang memiliki minat puluhan tahun dalam urusan internasional ini.
“Media AS, yang merupakan hamba dari elit ekonomi dan politik, telah memainkan permainan ‘polisi yang baik dan polisi yang buruk’ ketika mereka melaporkan epidemi coronavirus Wuhan,” kata Profesor Etler.
Permainan ‘polisi baik’ terkait dengan artikel di beberap media AS yang memuji gerak cepat China untuk mengatasi wabah. “Tetapi ada juga artikel yang mengkhawatirkan menyebarkan narasi palsu dan berita palsu tentang hal itu, menghidupkan ketakutan akan penyebaran virus dan kemungkinan konsekuensinya yang mengerikan. Efeknya adalah untuk meragukan upaya China dan lebih jauh menstigmatisasi bangsa China dan rakyatnya,” katanya.
Kecurigaan Etler terhadap ‘peran’ AS dibalik munculnya virus ini ditambah dengan adanya statement dari Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, yang mengatakan, AS bisa kembali mendapatkan pekerjaan di China.
“Pernyataan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross sebelumnya sangat memalukan dan tidak berperasaan, yang menunjukkan penghinaannya terhadap kehidupan, kesehatan, dan keselamatan rakyat Tiongkok,” kritik Etler.
“Wabah virus dengan demikian seolah-olah dibuat khusus untuk mencapai tujuan Washington. Virus ini cukup ringan untuk tidak dirasakan konsekuensi apokaliptik, tetapi berdampak parah, karena harus ada langkah ekstrim dan agresif untuk menahannya,” analisanya.
“Apakah virus itu merupakan jalur mutan dari koronavirus yang muncul secara alami, atau senjata biologis yang direkayasa secara genetis? Pertanyaan ini tentu saja masih bisa diperdebatkan,” tandasnya.
“Cina harus fokus pada satu hal dan satu hal saja, mengisolasi wabah untuk melindungi tidak hanya rakyatnya sendiri tetapi rakyat dunia. Upaya China yang berani mengeluarkan biaya besar untuk menanggulangi virus ini, sebuah pengorbanan yang besar. Harus disambut dan dihargai di seluruh dunia,” pungkasnya.
Post a Comment