PROGRAM SBY DI ERA JOKOWI
Ketika Jokowi terpilih jadi presiden,
teman saya yang juga ring satu presiden bilang ke saya bahwa Jokowi
menolak semua agenda yang baru. Dia hanya akan bekerja dengan agenda
yang sudah di rencanakan dengan baik di era SBY. Mengapa ? begitu
luasnya perencanaan yang sudah dibuat oleh SBY selama 10 tahun berkuasa.
Anggaran untuk study sangat besar. Contoh kehebatan pembangunan yang
terjadi sekarang seperti Kawasan industri di Sulawesi, Situbundo,
Banten, Kuala Tanjung dan Jawa Barat. Kereta cepat Jakarta Bandung,
Kereta double tract jakarta Surabaya, Jalan Toll trans sumatera dan
jawa, pelabuhan, Bandara, Toll laut, swasembada pangan, kejayaan di
laut, bukanlah datang begitu saja di Era Jokowi tapi itu telah
dipersiapkan dengan matang oleh SBY lewat studi Program MP3I ( Master
Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Program ini Pengembangan Potensi
Daerah melalui 6 Koridor Ekonomi. Program ini merupakan fokus pemerintah
dalam pembangunan Indonesia ke depan. Jokowi mengemas semua program
yang telah disusun SBY itu dalam agenda Nawacita. Mengapa disebut
nawacita? Itu hanya bahasa politik untuk lebih mudah mensosialisasikan
kepada rakyat atas program yang sudah dibuat di era SBY. MP3I itu
ditargetkan Indonesia akan menjadi 12 besar kekuatan ekonomi dunia di
tahun 2025. Tapi tahun 2017, indonesia sudah masuk 5 kekuatan ekonomi
dunia. Artinya Jokowi berhasil mempercepat program MP3I dari yang di
recanakan, lewat kerja keras dan langkah berani secara politik untuk
mendobrak status quo. Yang mangkrak diselesaikan. Memaksa semua orang
agar focus kepada kerja, bukan wacana. Karena semua rencana dan wacana
telah di lakukan SBY selama 10 tahun berkuasa. Itu sudah cukup.
Andaikan Jokowi harus membuat rencana
lagi seperti era SBY, saya rasa tidak mungkin dia bisa menyelesaikan
kerja besar yang terbukti fenemonal. Mengapa ? karena ketika dia
berkuasa anggaran fiskal hanya 8% untuk ekspansi. Kalau ini dipakai
untuk biaya perencanaan dan studi maka lima tahun dia tidak akan
membangun apapun. Kalau dia bergantung kepada kekuatan APBN maka semua
rencana hebat dan mimpi di era SBY tidak akan mungkin bisa dilaksanakan.
Karena warisan SBY, APBN defist. Tapi dengan kecerdasan dan kreatifitas
pengusaha, dia tampil bagaikan pemain hedge fund membuat program yang
memungkinkan created something of nothing. Dengan elegan dia menjalin
sinergi dengan asing tanpa keluar dari bingkai nasionalisme , tanpa
melanggar UUD dan UU. Semakin disudutkan DPR semakin membuat DPR
tercengang bahwa Jokowi memang takdir Tuhan untuk indonesia hebat.
Ketika jadi Gubernur DKI, Jokowi tidak
mengubah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2030. Jokowi tidak
mewacanakan membatalkan National Capital Integrated Coastal Development
(NCICD) pembangunan pantai utara Jakarta. Tidak membatalkan MRT,LRT.
Tapi justru mempercepat rencana itu jadi kenyataan. Melanjutkan program
e-government DKI yang tertunda. Mengapa ? kalau Jokowi mengubahnya maka
itu akan menimbulkan biaya lagi seperti ; biaya studi, biaya perjalanan
dinas studi banding, biaya rapat DPRD, dan segala macam biaya tetek
bengek. Sementara pembangunan hanya menghasilkan wacana tanpa kerja
nyata. Di lanjutkan dengan Ahok , juga sama. Tidak mengubah yang sudah
direncanakan. Tapi justru mempercepat realisasi dengan jaminan akurasi
tinggi.
Pangab, Gatot berkata dalam salah satu
acara “ Kalau Jokowi membangun jalan toll, apakah ada jaminan kalau dia
tidak lagi terpilih pembangunan jalan toll akan terus berlanjut ? Gatot
bicara sepeti ini sebagai satire kepada pihak politisi atau pihak yang
berambisi jadi penguasa negeri ini yang berjuang untuk melakukan
perubahan. Tentu perubahan agenda, akan mengakibatkan ongkos studi lagi
dan rencana lagi. Itu hanya karena syahwat politik dan hasilnya hanya
akan jadi wacana dengan beban negara lagi. Lantas kapan kerjanya ?
Itulah yang kini kita lihat kepada pemimpin baru Jakarta, yang ingin
mengubah segala galanya dengan anggaran studi yang besar untuk mudah
dibancaki dan hasilnya dalam lima tahun hanya lembaran kertas study. Tak
lebih. Saya yakin selagi JKW berkuasa APBD itu akan direvisi. Karena
jokowi engga butuh kepala daerah tukang ngoceh.
SUMBER : https://culas.blogspot.com/2017/11/kecerdasan-jokowi.html
Post a Comment