KONPIRASI BUSUK ZIONIST DAN ARAB SAUDI BESERTA SEKUTUNYA
DISAMPING
AL-MAIDAH : 51, AYAT LAIN DALAM AL-QUR'AN YANG MELARANG PERSEKONGKOLAN
ITU, HINGGA MEMBUAT ONAR DAN BERITA BOHONG SALAH SATU AYAT TSB ADALAH :
AL MUJADILAH: 14:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang YANG MENJADIKAN SATU KAUM YANG DIMURKAI ALLAH SEBAGAI TEMAN ? Orang-orang itu "BUKAN DARI GOLONGAN KAMU" dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan MEREKA BERSUMPAH UNTUK MENGUATKAN KEBOHONGAN, sedang mereka mengetahui.
( al - mujadilah :14 )
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang YANG MENJADIKAN SATU KAUM YANG DIMURKAI ALLAH SEBAGAI TEMAN ? Orang-orang itu "BUKAN DARI GOLONGAN KAMU" dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan MEREKA BERSUMPAH UNTUK MENGUATKAN KEBOHONGAN, sedang mereka mengetahui.
( al - mujadilah :14 )
Terserah anda mau menilai apa setelah membaca ini, jujur kami sendiri
sudah melansir keberadaan konspirasi ini sejak penyerangan Amerika ke
Irak. Semua kekacauan yang terjadi di Timur Tengah adalah sebuah
konspirasi yang pada akhirnya melibatkan negara-negara berpengaruh di
jazirah Arab untuk ikut andil menghancurkan kekuatan-kekuatan yang
menentang Zionis Israel di luar tanah Palestina. Kami gak membicarakan
masalah A.G.A.M.A. disini, kami menyuguhkan wacana ini hanya sebatas
sebagai jendela atau pintu tentang apa yang terjadi di Timur Tengah yang
mungkin anda bisa lanjutkan mencari infonya yang lebih detail tentang
ini semua ... selamat membaca. (NoisebastMedia)
Konspirasi Busuk Saudi Arabia, Qatar dan Antek-antek Zionis
Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang,
sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi
menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan
Palestina.
Menarik mencermati perkataan wakil Menteri Luar Negeri Iran urusan Arab
dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, dalam sebuah wawancara (8/3) yang
dimuat di Islam Times beberapa hari lalu, ketika itu ia mengatakan bahwa
Iran tidak akan pernah mengizinkan Amerika Serikat mengambil keuntungan
dari krisis yang melanda Suriah. Iran juga tidak akan membiarkan AS
mengganggu keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut. Fokus tulisan ini
bukan untuk mendedah hasil wawancara itu (diperlukan tulisan tersendiri
untuk membahasnya), tapi akan membahas krisis bikinan paksa yang
terjadi di suriah dan konspirasi busuk yang sebenarnya terjadi untuk
melengserkan paksa pemerintahan al Asad. Dengan perlahan, terutama
setelah semua upaya menggulingkan pemerintahan suriah dukungan rakyat
gagal dilakukan, krisis Suriah membuka mata dunia dan mempertontonkan
kebusukan musuh-musuh suriah sebenarnya.
1. Amerika, Israel dan NATO Hampir semua kerusuhan, peperangan dan teror
yang terjadi khususnya di Timur Tengah, dalangnya adalah Amerika-Israel
dengan menggunakan NATO sebagai ujung tombaknya. Arab spring yang
terjadi di dunia Arab sebenarnya konspirasi mereka meskipun tidak
semuanya sejalan dengan skenario yang sudah mereka persiapkan.
Dikarenakan bangkitnya kesadaran rakyat dan rindunya mereka dengan
kebebasan dan kemulian Islam yang selama ini terpendam dalam kubangan
lumpur dosa para pemimpin boneka Amerika dan budak Israel. Suriah adalah
diantara negara yang berusaha dikudeta secara halus dengan cara
menggunakan segelintir oposisi binaan CIA yang sudah dipersiapkan, baik
dana maupun persenjataan. Perusuh-perusuh binaan ini adalah para teroris
yang tidak segan membunuh sipil dan anak-anak kecil sekalipun. Barat
menamakan mereka “aktivis”. Amerika – Israel begitu bernafsu
menggulingkan pemerintahan sah Damaskus dan menggunakan segalam macam
cara termasuk veto PBB, dikarenakan dukungan penuh dan tanpa henti
Suriah terhadap trio muqowamah; Iran, Hamas dan Hizbullah. Inilah inti
sebenarnya kengotototan Washington. Di samping itu, karena Damaskus
begitu mesra dengan musuh Amerika, Rusia dan Cina. Sehingga banyak
analis perang mengatakan kalau krisis suriah sebenarnya perang antara
Amerika vs Rusia Cina. Bahkan kalau seandainya perang jadi digelar akan
terjadi perang dunia ketiga. Maka tidak heran, jika Amerika-Israel tidak
segegabah menurunkan NATO. Sebagaimana kasus Libya yang secara langsung
dan prontal mengobarkan perang. Disamping sudah kehabisan modal juga
terlalu beresiko kalau mengobarkan perang baru, maka konspirasi
Amerika-Israel dengan mempersenjatai teroris dan NATO secara tidak
langsung. Dalam sebuah operasi yang dilakukan pemerintah Suriah di kota
Homs terungkap bahwa agen Mossad, CIA dan Blackwater terlibat dalam
kekerasan militer di Suriah. Bukti keterlibatan itu terkuak saat pihak
militer Suriah menangkap 700 orang bersenjata dan mereka adalah warga
Arab, Israel, dan Amerika yang menggunakan senjata buatan Eropa . Tulis
Media Rusia, Rabu (7/3) Al-manar juga melaporkan bahwa Pasukan keamanan
Suriah mendapat bukti yang kuat atas keterlibatan militer Barat 'dalam
konflik internal Suriah, Ahli urusan strategis Suriah, Salim Harba
mengatakan, "Orang-orang bersenjata yang ditangkap adalah warga Negara
Arab, Irak, dan Libanon. Di antara mereka adalah juga agen intelijen
Qatar dan non-Arab pejuang dari Afghanistan, Turki, dan beberapa negara
Eropa seperti Perancis, " Harba juga mengatakan bahwa kantor koordinasi
opoisi yang berada di Qatar adalah disponsori oleh Amerika. Selain itu,
Kebocoran informasi yang diperolah dari perusahaan intelijen Stratfor
juga menunjukkan tentara NATO yang menyamar sudah berada di berbagai
tempat di Suriah sejak lama.
2. Liga Arab, Saudi, Qatar dan Turki Dalam krisis yang terjadi di
Suriah, Liga Arab sudah kehilangan legitimasinya. Sejatinya, Suriah yang
nota bene merupakan anggota Liga Arab dan berhak mendapat perlindungan,
justru menjadi korban kebijakan pengayomnya. Dari awal sejak krisis
Suriah terjadi, negara-negara liga Arab justru mengembargo pemerintahan
Asad dan menguncilkan Damaskus. Dan liga Arab pulalah yang memaksa
krisis Suriah menjadi urusan internasional dengan melibatkan PBB. Liga
Arab menjadi kaki tangan dan corong Amerika-Israel, maka Saudi dan
Qatarlah yang mewakili kepentingan mereka, karena mereka punya
kepentingan dan urusan yang sama. Disamping unjuk gigi supaya dianggap
sebagai negara berpengaruh di kawasan, Saudi dan Qatar juga berupaya
menjegal Iran yang dianggap mempunyai pengararuh besar di kawasan.
Menyingkirkan peran Iran terkait krisis Suriah adalah hal penting buat
mereka. Aliran dana dan persenjataan kepada oposisi dan teroris bayaran
dari Saudi dan Qatar mengalir deras, dengan melibatkan Turki
diperbatasan negaranya. Pelatihan-pelatihan perang kepada oposisi oleh
CIA jauh-jauh hari juga sudah dilakukan di Turki. Menteri Luar Negeri
Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani dalam pertemuan para menlu Liga
Arab di Kairo, Sabtu, 10/03/, begitu bernafsu supaya secepatnya
menyerang Suriah. "Saatnya tiba untuk melaksanakan usul mengirim pasukan
Arab dan internasional ke Suriah," kata Sheikh . Menteri Informasi
Suriah, Adnan Mahmud mengatakan, Arab Saudi dan Qatar mendukung "geng
teroris bersenjata" beroperasi di Suriah dan mengatakan bahwa mereka
bertanggung jawab atas insiden pembunuhan di negara ini. "Beberapa
negara mendukung geng teroris bersenjata, seperti Arab Saudi dan Qatar,
teroris adalah kaki tangan mereka, dan menargetkan warga Suriah ...
mereka harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah," kata Mahmoud.
Sheikh Mohammad Alaedin Madhi (16/3), seorang ulama senior Mesir
mengatakan, Arab Saudi dan Qatar terang-terangan campur tangan dalam
urusan internal negara-negara Muslim lainnya dan menyebut dua negara
tersebut sebagai 'pelayan Israel' karena sedang melaksanakan rencana
Israel-AS di Suriah. "Pertama, apakah ada demokrasi di Qatar dan Arab
Saudi? Saya tidak berpikir begitu. Mereka sudah mengganggu di Libya.
Mereka juga sudah membunuh orang ratusan kali lebih dari yang Gaddafi
lakukan di Libya. Mereka (Qatar dan Saudi) tidak ada hubungannya dengan
Islam." Kata ulama tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
Press TV di ibukota Mesir, Kairo. Bahkan utusan PBB-Liga Arab, Kofi
Annan ketika berusaha mencari solusi damai atas kerusuhan Suriah dengan
cara mendesak supaya menghentikan kekerasan, justru Kelompok-kelompok
bersenjata di Suriah binaan Saudi dan Qatar menolak proposal itu. Mantan
Sekjen PBB ini memperingatkan setiap intervensi militer di Suriah dan
setiap kesalahan perhitungan tentang Suriah akan berdampak mengerikan
bagi kawasan. Dan konspirasi busuk yang berdampak mengerikan di Suriah
saat ini justru sedang berlangsung.
3. Al Jazira, Al Arabiya Dan Media-Media Corong Amerika-Israel Untuk
memuluskan konspirasi yang mereka rancang di Suriah, Amerika, Israel,
Turki, Saudi dan Qatar menggunakan media-media mainstream sebagai corong
kebijakan busuk mereka. Media yang sejatinya sebagai penerang dan alat
warta kebenaran dan berkeadilan, ditangan musuh-musuh Suriah menjadi
senjata mematikan untuk mempengaruhi opini publik dunia. Media masa
mereka menjadi alat pembenaran arogansi. Barat mengedepankan jargon
kebebasan bereksperi, tapi itu hanya untuk musuh mereka dan demi
kepentingan mereka sendiri. Sangat disayangkan, media-media nasional di
Indonesia menelan mentah-mentah pemberitaan bohong itu (baca editorial
Islam Times, Kompas Ngawur (Lagi) Soal Pemberitaan Suriah) Pekerja media
di Al Arabiya milik Saudi Arabia dan Al Jazeera milik Qatar, karena
kemanusian dan independensinya terusik ketika harus memanifulasi
pemberitaan yang bertentangan dengan fakta, ahirnya ramai-ramai
mengundurkan diri (baca editorial Islam Times, Al-Jazeera akan Gulung
Tikar?) dan berita Tertangkap Basah: CNN Palsukan Video Kerusuhan
Suriah) Duta Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari mengatakan, seorang
wartawan dari Kantor Berita Qatar, jaringan TV Al-Jazeera, di London,
memberikan catatan kepadanya dan mengatakan bahwa Kementerian Luar
Negeri Qatar menginstruksikan kepada jaringan Al-Jazeera untuk
meningkatkan jam tayang liputan media Al-Jazera terkait kerusuhan
pesanan di Suriah, sebelum pertemuan Dewan Keamanan pada tanggal 4
Februari lalu. Ia pun mengkritik saluran televisi berita, Al Arabiya
Saudi dan Al Jazeera milik Qatar, yang didirikan semata untuk "melayani
kepentingan Israel."
4. Wahabi, al Qoida dan Fatwa Ulama Saudi Kospirasi yang lebih busuk
lagi dalam krisis politik bikinan di Suriah adalah menyatunya antara
Fatwa ulama Saudi untuk membenarkan tindakan pemerintahannya
mengintervensi Suriah dan seruan pemimpin al Qoida pengganti Osama
kepada para pengikutnya untuk mendukung pemberontak dan kesemuanya
sejalan dengan keinginan Amerika dan Israel. Mufti Agung Arab Saudi dan
Ketua Ulama Senior Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, berfatwa
bahwa mendukung Tentara pemberontak di Suriah dan membuatnya lebih kuat
seiring dengan semakin lemahnya rezim Suriah adalah bentuk jihad di
jalan Allah. Mufti Wahabi panutan kelompok takfiri tersebut mengatakan
bahwa segala hal yang bisa memperkuat Tentara Bebas Suriah dan
memperlemah rezim Suriah diperbolehkan oleh Syariah (hukum agama).
"Upaya melemahkan rezim Suriah, adalah cara berjuang untuk Allah"
tandasnya. Pemimpin Al-Qaedah, Ayman Al- Zawahiri dalam sebuah rekaman
video berdurasi delapan menit dengan judul Onwards, Lions of Syria di
sebuah situs, menyerukan para pengikutnya yang berada di Turki, Irak,
Yordania dan Libanon untuk mendukung para pemberontak Suriah. “Rakyat
Suriah masih terus berduka setiap hari, sedangkan Bashar al-Assad tidak
kunjung tergoyahkan," ujar al-Zawahiri seperti dikutip Reuters Minggu,
(12/2). Dia pun menyeru pengikut Wahabi supaya membantu
saudara-saudaranya di Suriah dengan semua yang mereka bisa, hidupnya,
uangnya, serta informasi yang dimiliki. Sebagaimana diberitakan, Deputi
kementerian dalam negeri Irak mengatakan kepada AFP, hari Sabtu (11/02)
bahwa orang-orang al Qoida dengan senjata lengkap bergerak dari Irak
menuju Suriah. Di Irak mereka meneror orang-orang Syiah dan menimbulkan
kekacauan, setelah sebagian tentara Amerika ditarik dari Irak, sekarang
di Suriah memerangi pasukan keamanan Suriah demi melancarkan agenda
Amerika-Israel, saudi-Qatar. Disadari atau sengaja, konspirasi ulama
Wahabi dan seruan pemimpin al Qaida itu sebenarnya dalam rangka
melemahkan perjuangan rakyat Palestina dan demi mendukung eksistensi
Zionis di kawasan. Bohong belaka mereka memerangi Amerika dan Israel
sedangkan yang memperkuat perlawanan di Palestina adalah Basar al Asad
di Suriah.
Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang,
sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi
menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina.
Siapa yang akan menang? Kemenangan milik Suriah yang bertahan dan
berani melawan dengan dukungan segenap rakyatnya. [IslamTimes/sa] (sumber)
Post a Comment