AS Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerusalem 14 Mei
Semuanya adalah pelengkap Nubuwah hingga bendera itu tertancap di Ilya, Dan Dajjal terbunuh di Gerbang Lod
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk memindahkan kedutaan besar (kedubes)-nya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018. Kenekatan pemerintah Presiden Donald Trump ini berpotensi memicu kemarahan negara-negara Muslim dan Arab.
Sebelumnya, komunitas Arab dan negara-negara Muslim marah setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pengakuan itu memicu demo besar-besaran yang berujung bentrok mematikan antara warga Palestina dengan tentara Israel.
Rencana Washington itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Publik, Steven Goldstein, pada hari Jumat. Tanggal pemindahan itu dikenal sebagai Hari Kemerdekaan Israel atau Naqba yang menjadi bencana bagi orang-orang Palestina.
Menurut Goldstein, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada Kamis malam menyetujui rencana pengamanan “sebuah fasilitas” di Yerusalem. ”Kami melihat itu sebagai tanggal yang mungkin, tapi keamanan marinir serta orang lain yang berkunjung dan bekerja di sana adalah yang utama,” kata Goldstein, seperti dikutip USA Today, Sabtu (24/2/2018).
Dalam perencanaan itu, Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, akan memindahkan kantor dan staf kecil yang terdiri dari empat hingga lima orang ke sebuah bangunan yang dikenal sebagai The Diplomat Hotel.
Menurut laporan media Israel, bangunan itu dibeli oleh Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2014. Reshet TV, stasiun televisi Israel melaporkan, warga di lingkungan Arnona di gedung tersebut melihat ada pekerja yang mengantarkan peti kayu dan perabotan ke sana dalam beberapa pekan terakhir.
Masih menurut perencanaan yang dipaparkan Goldstein, gedung kedubes AS yang saat ini berada di Tel Aviv akan berganti nama menjadi konsulat AS, dan akan terus menampung sebagian besar staf diplomatik AS di Israel.
Wakil Presiden Pence mengatakan kepada Parlemen Israel bulan lalu bahwa Kedutaan Besar AS yang baru di Israel akan dibuka di Yerusalem sebelum akhir tahun 2019.
Yerusalem telah menjadi kota yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem adalah miliknya. Sedangkan Palestina sudah lama mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka.
Jika terealisasi, pemindahan kedutaan AS itu akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pengumuman tersebut dikeluarkan sehari setelah Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan kepada audien di University of Chicago's Institute of Politics bahwa rencana Trump untuk perdamaian Israel-Palestina sudah dekat.
”Mereka datang dengan sebuah rencana, tidak akan dicintai oleh kedua belah pihak, dan tidak akan dibenci oleh kedua belah pihak,” kata Haley, seperti dikutip The Jerusalem Post. ”Saya pikir mereka menyelesaikannya.”
Aaron David Miller, mantan mediator perdamaian AS untuk perundingan Israel-Palestina, menyebut langkah pemindahan kedubes AS ke Yerusalem sebagai “momen nyata kosmik Oy Vey”.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk memindahkan kedutaan besar (kedubes)-nya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018. Kenekatan pemerintah Presiden Donald Trump ini berpotensi memicu kemarahan negara-negara Muslim dan Arab.
Sebelumnya, komunitas Arab dan negara-negara Muslim marah setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pengakuan itu memicu demo besar-besaran yang berujung bentrok mematikan antara warga Palestina dengan tentara Israel.
Rencana Washington itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Publik, Steven Goldstein, pada hari Jumat. Tanggal pemindahan itu dikenal sebagai Hari Kemerdekaan Israel atau Naqba yang menjadi bencana bagi orang-orang Palestina.
Menurut Goldstein, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada Kamis malam menyetujui rencana pengamanan “sebuah fasilitas” di Yerusalem. ”Kami melihat itu sebagai tanggal yang mungkin, tapi keamanan marinir serta orang lain yang berkunjung dan bekerja di sana adalah yang utama,” kata Goldstein, seperti dikutip USA Today, Sabtu (24/2/2018).
Dalam perencanaan itu, Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, akan memindahkan kantor dan staf kecil yang terdiri dari empat hingga lima orang ke sebuah bangunan yang dikenal sebagai The Diplomat Hotel.
Menurut laporan media Israel, bangunan itu dibeli oleh Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2014. Reshet TV, stasiun televisi Israel melaporkan, warga di lingkungan Arnona di gedung tersebut melihat ada pekerja yang mengantarkan peti kayu dan perabotan ke sana dalam beberapa pekan terakhir.
Masih menurut perencanaan yang dipaparkan Goldstein, gedung kedubes AS yang saat ini berada di Tel Aviv akan berganti nama menjadi konsulat AS, dan akan terus menampung sebagian besar staf diplomatik AS di Israel.
Wakil Presiden Pence mengatakan kepada Parlemen Israel bulan lalu bahwa Kedutaan Besar AS yang baru di Israel akan dibuka di Yerusalem sebelum akhir tahun 2019.
Yerusalem telah menjadi kota yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem adalah miliknya. Sedangkan Palestina sudah lama mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka.
Jika terealisasi, pemindahan kedutaan AS itu akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pengumuman tersebut dikeluarkan sehari setelah Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan kepada audien di University of Chicago's Institute of Politics bahwa rencana Trump untuk perdamaian Israel-Palestina sudah dekat.
”Mereka datang dengan sebuah rencana, tidak akan dicintai oleh kedua belah pihak, dan tidak akan dibenci oleh kedua belah pihak,” kata Haley, seperti dikutip The Jerusalem Post. ”Saya pikir mereka menyelesaikannya.”
Aaron David Miller, mantan mediator perdamaian AS untuk perundingan Israel-Palestina, menyebut langkah pemindahan kedubes AS ke Yerusalem sebagai “momen nyata kosmik Oy Vey”.
Post a Comment