DABBAT AL ARD MENURUT KAJIAN TEKSTUAL


Kiamat adalah sesuatu yang mutlak akan terjadi. Dalam Islam, mungkin kita sering mendengar cerita tentang beberapa makhluk tak lazim yang akan muncul sebagai pertanda kehancuran dunia. Nama Dajjal dan Ya’juj Ma’juj mungkin sudah tak asing.
Namun, bagaimana dengan Dabbat al-Ard? Mungkin makhluk tersebut lebih jarang disinggung, namun sejatinya dia juga dikisahkan akan muncul jelang hari kiamat. Lalu, seperti apa makhluk tersebut? Berikut ulasannya.

Mampu bicara segala bahasa

Dabbat al-Ard merupakan binatang buas atau bisa disebut dengan monster yang muncul dari perut bumi. Dalam Islam sendiri, makhluk ini merupakan sebagian dari tanda datangnya hari penghakiman. Binatang ini akan keluar dari kota Mekkah, tepatnya di dekat gunung Shafa.


 Waktu keluarnya sendiri setelah terbitnya matahari dari barat. Makhluk ini memiliki kemampuan berbicara fasih dalam berbagai macam bahasa. Selain itu, dia juga membawa tongkat Nabi Musa As di tangan kiri dan sementara tangan kanannya memakai cincin Nabi Sulaiman As. Dia akan keluar dari bukit Sofa dan Marwa.

Wujud Dabbat al-Ard


Ibnu Jurayi sempat mengatakan jika sosok Dabbat al-Ard pernah dijabarkan dengan rici oleh Ibnu Zubair. Makhluk tersebut seperti gabungan dari banyak binatang. Dia memiliki kepala seperti kerbau, sementara matanya menyerupai babi, dan telinganya bak gajah.

 Sosok tersebut juga memiliki tanduk rusa jantan, namun lehernya seperti burung unta. Dada makhluk ini menyerupai singa dengan warna kulit harimau. Dia juga memiliki panggul yang mirip kucing, namun ekornya seperti biri-biri jantan dan kakinya seperti unta. Dalam penjelasan lain, digambarkan jika Dabbat al-Ard juga memiliki bulu panjang dan pendek. Tubuhnya begitu besar, namun gerakannya sangat cepat.

Misi dan tujuan Dabbat al-Ard

Kemunculan Dabbat al-Ard bukan cuma sebagai tanda kiamat, tapi juga memiliki tujuan khusus. Dikatakan jika sosok ini nantinya akan menandai wajah-wajah manusia seluruh dunia. Bagi yang beriman, Dabbat al-Ard akan membuat wajah si manusia tersebut cerah. Tapi sebaliknya, ketika yang ditandainya adalah orang kafir, maka makhluk besar tersebut akan menjadikan wajah si sosok tersebut gelap.


 Dijelaskan jika makhluk ini juga akan menjerit di kawasan Maqam Ibrahim dan Hajar Aswad, dia juga menebar-nebarkan tanah di atas kepalanya. Pekikan suaranya akan terdengar di segala penjuru dan membuat orang-orang kafir berlarian karena ketakutan. Dalam kondisi yang sama, orang mu’min yang sudah mengetahui bahwa suara tersebut berasal dari Dabbat al-Ard akan lebih tenang, dan tidak merasakan ketakutan apapun.

Keluar setelah Ya’juj Ma’juj musnah

 

Dabbat al-Ard muncul selepas kematian para Ya’juj Ma’juj akibat virus yang diturunkan oleh Allah SWT. Dia keluar ketika bumi telah pulih dari bencana yang dibuat oleh Ya’juj Ma’juj. Tercatat pula dalam hadist jika makhluk ini akan memukulkan tongkatnya kepada semua manusia.

 Jika tongkat tersebut dipukulkan pada orang beriman maka di dahinya akan tertulis ‘ini adalah orang beriman’ sebaliknya jika dia memukulkan tongkat pada orang kafir, maka di dahinya akan tertulis ‘ini adalah orang kafir’. Binatang ini juga dikenal sebagai pembawa pesan keimanan.
Dari penjelasan di atas, setidaknya kita bisa membayangkan bagaimana wujud Dabbah al-Ard dan tugasnya di dunia.



Ibnu Jurayj mengatakan bahawa Ibnu Zubair menggambarkan binatang ini dengan terperinci,"Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata khinzir, telinganya seperti telinga gajah, tanduknya seperti tanduk rusa jantan, lehernya seperti leher burung unta, dadanya seperti dada singa, warna kulitnya seperti warna kulit harimau, panggulnya seperti panggul kucing, ekornya seperti ekor biri-biri jantan dan kakinya seperti kaki unta. Diantara sepasang persendiannya sejarak 12 ukuran garis lurus.

Binatang melata yang dikenali sebagai Dābbat al-ard ini akan keluar di kota Mekah berdekatan gunung Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas.

Dabbat Al-ard ini akan membawa Tongkat Musa dan Cincin Sulaiman yang diletak dibelakangnya.




Ibnu Jurayj mengatakan bahawa Ibnu Zubair mengambarkan, "Ia akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Tiada tersisa bagi orang beriman yang tersisa tanpa membuat tanda putih diwajahnya, sehingga bersinarlah wajahnya dan tiada yang tersisa bagi orang kafir tanpa membuat tanda hitam diwajahnya, sehingga hitam legam keseluruh wajahnya.
Ketika mereka sedang bertransaksi di pasar, mereka akan berkata, "Berapa harganya wahai orang beriman?" "Berapa harganya wahai orang kafir?"

Sehingga ketika salah seorang dari anggota keluarga duduk makan bersama, mereka akan mengetahui siapa yang beriman dan yang kafir. Kemudian binatang itu berkata kepada orang beriman: "Wahai orang beriman, kalian akan berada diantara orang-orang penghuni Syurga." dan berkata kepada orang kafir: "Wahai orang kafir, kalian akan berada diantara orang-orang penghuni Neraka." Sesuai dengan firman Allah dalam Surah An Naml: 82, Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahawa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (An Naml: 82)

Abu Dawud at Tayalisi mencatat dari Abu Hurairah, Muhammad bersabda: "Binatang ini akan muncul dari perut bumi dan akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Ia akan memukul hidung orang kafir dengan tongkat itu dan akan mengusap wajah orang beriman sehingga cerah dengan cincin itu. Sehingga mereka makan bersama, mereka akan saling mengenali orang yang beriman dan yang kafir."

Juga kisah ini dicatat oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, "Binatang itu akan memukul hidung orang kafir dengan cincin dan akan mebuat wajah orang beriman menjadi cerah dengan tongkat, sehingga ketika mereka makan bersama, mereka akan berkata satu sama lainnya, "Wahai orang beriman" dan "Wahai orang kafir".

Beberapa hadis juga mencatat seperti berikut, apabila binatang Dābbat al-ard ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu ‘Ini adalah orang yang beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’.

Seperti yang penulis pernah katakan Dābbat al-ard ini, bisa juga datang setelah kemunculan Dajjal yang dengannya, setelah Dajjal berhasil menyesatkan dan tidak menyesatkan seseorang lalu tidak lama kemudian, Dābbat al-ard menstempel orang tersebut “beriman atau kafir” dengan mengusap wajah, atau dahi atau memukul hidung, agar lebih kentara/jelas perbedaan dari siapa-siapa orang yang beriman dan dari siapa-siapa orang yang kafir yang tidak dapat kembali kekeimanannya kelak.


*As-Syuuro (42) ayat 29
Dan diantara Ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)Nya ialah menciptakan langit dan Bumi dan makhluk-makhluk yang melata (dabbah) yang DIA sebarkan pada keduanya. Dan DIA maha kuasa mengumpulkan apabila dikehendakiNYA.

Diatas, dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dan “dabbah” yang ada di keduanya. Jadi di langit (luar angkasa) juga ada makhluk yang dinamakan “dabbah” ini?

Sementara itu di ayat lainnya, si “dabbah” ini dijabarkan lebih lanjut lagi.

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air (dabbah dari Alma’i), maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Surat An-Nuur (24) ayat 45

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. Surat Al-Anfal (8) ayat 22

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. Surat Al-Anfal (8) ayat 55

Tidak ada satu dabbah pun di bumi kecuali Allah yang menjamin rezekinya (QS Hud [11]: 6)


Selain itu, di Quran juga ada istilah Samawat yang bisa diartikan sebagai planet (Mursyid, 2005). Nih beberapa ayat tentang Samawat itu.

*Surat Al-Isro’ (17) ayat 55
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang diSamawat dan di Bumi, dan sungguh Kami kurniakan setengah Nabi atas setengahnya, maka Kami datangkan zabur kepada Daud.

*Surat Al-A’roof (7) ayat 185
Tidakkah mereka perhatikan kerajaan di Samawat dan di Bumi serta tiap sesuatu ciptaan Allah? Mungkin telah dekat ajal (waktu) atas mereka, maka dengan Hadis mana lagi sesudahnya (AlQur’an) mereka akan beriman?

Redaksi langit-langit dan bumi menandaskan seluruh semesta, keberadaan, seluruh makhluk yang tinggi dan rendah, alam ghaib dan alam dunia. Tidak semata-mata bermakna semata langit-langit yang berada di atas kepala kita ini atau bumi yang kita jejak ini.

Untuk kamus Arab – Indonesia silahkan buka di kamus munawwir, di sana dicantumkan tidak hanya satu arti saja. Kata DABBAH kalau hanya diartikan melata diatas maka itu hanya salah satu dari arti dabbah.




DABBAH bisa berarti berjalan, melata, merayap, merangkak, tunggangan, tanah datar, bukit pasir dan ini bisa berlaku untuk yang berakal maupun tidak berakal untuk lebih jelasnya bisa buka KAMUS LISANUL ARAB (ini adalah kamus arab-arab)

Bahwa bagaimanapun ada hal-hal yang tidak bisa begitu saja dipahami dari terjemah kita tetap harus melihat bagaimana orang arab menggunakan bahasa tersebut karena dalam kontek yang satu bisa saja berbeda ketika dengan kontek yang lain. Yang ini tidak bisa kita tawar karena kita memang bukan pemilik bahasa tersebut. Dan tidak ada satupun ulama Islam yang menyatakan bahwa arti DABBAH hanya yang melata saja, kalau arti secara umum iya tetapi arti luas tidak ada satupun. Sehingga manusia pun masuk disitu karena manusia juga berjalan di bumi.

Dabbat dalam Bahasa Arab yang berarti “binatang” atau “binatang buas (raksasa)”, berasal dari kata debbe, yang bermaksud melata, perkataan ini sering digunakan untuk binatang dan serangga. Sedangkan kalimat al-Ard berarti bumi. Namun maksud secara bahasa, Dabbat al-Ard memiliki maksud “Haiwan yang melata di dalam tanah” dalam bahasa Melayu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.