BANGSA PILIHAN SEKALIGUS BANGSA KUTUKAN ITULAH ISRAEL
ISRAEL BANGSA PILIHAN SEKALIGUS BANGSA KUTUKAN .
Minggu – minggu ini kita disuguhi berita yang mengiris hati ….Ratusan orang sipil dan anak2 tewas oleh invasi Israel ke Palestina .Konflik mereka merupakan konflik turun temurun dan terlama dalam sejarah . Perang ini bukan perang agama , apalagi membenturkan antara kristen dan Islam . karena kaum Yahudi sampai saat ini tidak mau mengakui Yesus sebagai Tuhan . Tetapi juga tidak mau mengakui jika Muhammad adalah nabi ALlah. Perang mereka murni perang soal rebutan tanah leluhur ….tanah yang pernah dijanjikan ALlah sejak zaman Nabi Ibrahim dan nabi Musa.
Pertama kali Nama Israel diberikan kepada Yakub karena berhasil bergulat ( gak jelas ini gulat sama siapa ? Malaikat atau Tuhan , karena masih terjadi perdebatan tentang hal ini . Tetapi kaum kristen menyakini bahwa saat itu Yakub bergulat dengan Allah ) dan akhirnya Yakub menang , dan dianugerahi nama ” ISRAEL”.
seperti tertulis dalam kitab Torat dibawah ini :
Kitab kejadian :
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”
Dan akhirnya keturunan Yakub ini disebut kaum ISRAEL hingga saat ini .
Kaum Israel ini dipercaya dan tertulis juga dalam kitab suci Torat dan Injil sebagai bangsa pilihan ALlah , karena Israel lah yang melahirkan Nabi2 besar pemimpin umat mulai dari Nabi Ibrahim hingga nabi Musa dan Nabi Muhammad ( karena masih katurunan dari bani Ismail / Putra Ibrahim dari Ibu Siti Hajar ) .
Namun bangsa ini juga sering diceritakan sebagai bangsa yang bebal dan keras kepala . Bermula saat keturunan Yakub ,anak2nya yg ingin membuang saudara nya sendiri yaitu Yusuf , dan seterusnya hingga pembangkangan kaum ini kepada Musa dengan menyembah patung lembu .Walaupun saat itu Allah menunjukkan kuasanya didepan mata orang Israel tetap saja , kaum ini selalu ingkar kepada ALlah. Dan karena sifat pembangkangan inilah yang menyebabkan kaum ini dikutuk tidak dapat menduduki tanah tempat perhentian yang dijanjikan oleh Allah pada kaum Musa ini.
Dan penegasan jika bangsa ini bukan lagi bangsa pilihan dapat kita jumpai dalam ayat2 di kitab suci Alqur’an .
Yang menarik adalah …ternyata persetruan turunan sejak zaman dulu itu masih abadi hingga kini . Persetruan mereka sdh hampir 35 Abad.
Kepahitan Sejarah Telah 35 Abad
Sejarah mencatat, tak ada perseteruan dan permusuhan yang sedemikian lama ”seabadi” kasus Israel-Palestina, musuh bebuyutan sejak abad 14 SM sampai sekarang abad 21 M. Tak kurang dari 35 abad perseteruan itu belum juga menemukan jalan damai yang diimpikan.
Bandingkan dengan perang dingin Rusia v Amerika, yang tak lebih satu abad telah berakhir dengan pecahnya Rusia pasca glasnost dan perestroika. Perang ideologi besar dunia komunis versus kapitalis juga telah berakhir dengan ambruknya masing-masing ideologi. Komunisme telah luruh menjadi
neo-komunisme sejak RRC menjadi negara yang membuka modal kapitalis.
Sebaliknya, kapitalis juga ambruk seiring runtuhnya ekonomi dunia yang episentrumnya ada di Amerika. Dan kini sedang berproses mencari model baru kapitalisme (neo-kapitalisme).
Ringkasan Sejarah dan Ibrah
Bani Israil adalah golongan keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as, juga dikenal dengan nama Yahudi. Sejarah Bani Israil bermula ketika Nabi Ibrahim mengembara bersama pengikutnya menyeberangi Sungai Eufrat menuju Kan’an (kini Palestina). Ibrahim mempunyai dua orang istri. Dari istri mudanya, Siti Hajar, dia dikaruniai seorang anak bernama Ismail. Dari istri tuanya, Siti Sarah, dia dikaruniai seorang anak bernama Ishaq.
Sewaktu wafat, Ibrahim meninggalkan putranya yang kedua, Ishaq, di Kan’an dan putanya yangpertama, Ismail, di Hedzjaz (kini menjadi wilayah barat kerajaan Arab Saudi, yaitu Makkah, Madinah, Taif, dan Jeddah).
Konon, pengasingan dua anak yang berjauhan itu akibat perseteruan dua istri Ibrahim -Sarah dan Hajar- yang tidak akur. Dari sinikah awal perseteruan Israel-Palestina tersebut dimulai? Wallahu a’lam, karena ada yang bergumam, seandainya Ibrahim tidak beristri dua, niscaya dunia tidak seperti ini.
Ismail akhirnya menjadi bapak bagi sejumlah besar suku bangsa Arab, garis keturunannya hingga nabi terakhir Muhammad saw. Ishaq mempunyai dua anak, yakni Isu dan Ya’qub, yang disebut terakhir dikenal juga sebagai Israel dan darinyalah berasal keturunan Bani Israil.
Ya’qub mempunyai dua istri. Dari keduanya, dia dikaruniai 12 orang anak. Yakni, Raubin, Syam’un, Lawi, Yahuza (asal kata “Yahudi”), Yassakir, Zabulun, Yusuf as, Benyamin, Fad, Asyir, Dan, dan Naftah. Dari 12 putranya itulah kemudian keturunannya berkembang.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, orang-orang Israel sudah menjadi satu suku besar dan berpengaruh, mengembara ke berbagai daerah. Akhirnya, melalui pantai timur Laut Tengah, mereka sampai ke Mesir (ketika keluarga Ya’qub menemui Yusuf as yang telah menjadi orang kepercayaan Firaun di Mesir).
Di balik kisah keluarga Ya’qub, kebiadaban dan kelicikan anak-anak Ya’qub (baca: Bani Israil) sudah terbaca saat mereka tega memasukkan Yusuf as ke sumur tua karena iri hati lantaran Yusuf lebih disayangi ayahnya. Liciknya, mereka tega menyusun skenario alibi bahwa Yusuf dimakan serigala (dikisahkan dalam QS Yusuf).
Selama 100 tahun di Mesir, Bani Israil hidup dalam suasana aman dan makmur, tetapi berikutnya adalah masa-masa pahit karena penderitaan kerja paksa di Piton. Kemudian, Nabi Musa (cucu Ya’qub keturunan dari Lawi) membawa kaumnya kembali ke Palestina. Usaha Nabi Musa as untuk membawa Bani Israil masukPalestina tidak berhasil karena umatnya membangkang hingga nabi wafat.
Akhirnya diteruskan oleh sahabatnya Yusa bin Nun. Dia membawa mereka memasuki Palestina melalui Sungai Yordan memasuki Kota Ariha dengan membunuh seluruh penduduknya. Dengan peristiwa itu, mulailah zaman pemerintahan Bani Israil atas tanah Palestina dan mereka berhasil membentuk suatu umat dari berbagai suku bangsa.
Kehidupan Bani Israil di Palestina itu dapat dibagi dalam tiga zaman. Pertama, zaman pemerintahan hakim-hakim (lebih kurang empat abad). Pada zaman tersebut, mereka mulai berubah dari cara hidup musafir kepada cara hidup menetap.
Kedua, zaman pemerintahan raja-raja (sekitar 1028-933 SM). Pada masa itulah, tepatnya pada masa pemerintahan Nabi Daud as, Bani Israil memasuki masa jaya di Palestina.
Ketiga, zaman perpecahan dan hilangnya kekuasaan Bani Israil. Setelah meninggalnya Nabi Sulaiman as kira-kira 935 SM, dia digantikan putranya, Rahub’am, tetapi keluarga Israil yang lain mengangkat saudara Rahub’am, yaitu Yarub’am. Dari sini mulailah Bani Israil memasuki masa perpecahan.
Sementara itu, Kerajaan Mesir di selatan kembali jaya, demikian pula Suriah di utara. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah Israil di Palestina bagai wilayah kecil yang terjepit celah-celah dua rahang mulut musuh yang menganga. Menjelang tahun 721 SM, kerajaan Israil lenyap dihancurkan oleh tentara Asyur (kini Iraq).
Dengan demikian, Bani Israil hanya sempat hidup menetap selama periode 1473-586 SM. Setelah itu, mereka berpencar kembali ke berbagai negara, seperti Mesir dan Iraq.
Kehancuran Israel lebih tragis lagi saat pasukan Romawi menaklukkan Palestina dan menduduki Baitulmaqdis. Panglima Titus Flavius Vespasianus sempat memusnahkan Jerusalem karena terjadi pemberontakan Yahudi di situ.Akhirnya, Bani Israil berhasil menyelamatkan diri lari ke berbagai negara, seperti Mesir, Afrika Utara, dan Eropa. Dengan ini, mulailah babak baru pengembaraan Bani Israil ke seluruh penjuru dunia.
Yahudi Tak Bisa Hidup Berdamai
Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dia telah menemukan orang-orang Israil sebagai suatu komunitas penting di sana. Maka, sebagai penghargaan terhadap mereka, Nabi Muhammad SAW menyusun Piagam Madinah yang mengatur hidup berdampingan secara damai antara umat Islam dan umat lain, termasuk umat Yahudi.
Namun, kemudian umat Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut, sehingga Alquran mengutuk mereka secara terus-menerus sebagai orang yang mengkhianati janji dan mereka diusir dari Madinah.
Diakui Bani Israel memang diberi kelebihan Tuhan berupa otak yang cerdas, tetapi angkuh, sombong, dan rasis. Justru karena keangkuhan dan arogansinya itulah, mereka (Bani Israel) dikenal sebagai umat ngeyel, pembangkang (QS Al Baqarah). Meski kepadanya Tuhan mengutus beberapa nabi berturutan (Ya’qub, Yusuf, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dll)
alih-alih mereka mentaati nabinya, bahkan ada yang membunuhnya. Kebiadaban
yang sulit diceritakan dengan kata-kata.
Sejak awal pengembaraan ini sampai abad ke-19 (kira-kira 25 abad), orang Yahudi tidak banyak diperbincangkan. Hanya tercatat bahwa mereka terbuang dari satu daerah ke daerah lain atau terusir dari satu negara ke negara lain, sebaliknya umat Islam mengulurkan tangan kepada mereka.
Pada akhir abad ke-19 dan seterusnya, keadaan berbalik. Perang Dunia I dan Perang Dunia II mengubah nasib bangsa ini. Cita-cita zionisme ditunjang dengan semangat yang tinggi oleh seluruh peserta perang, kecuali NaziJerman. Dengan cara khusus, berangsur-angsur umat Yahudi bergelombang memasuki daerah Palestina.
Komisi persetujuan Amerika-Inggris memberi rekomendasi terhadap satu rombongan besar kaum ini untuk memasuki Palestina. Sampai pertengahan abad ke-20, dalam tempo 30 tahun, mereka yang memasuki Palestina mencapai angka 1.400.000 jiwa, hampir sama dengan jumlah penduduk asli Palestina.
Pada 1947, pemenang Perang Dunia II menghadiahkan satu negara Israel untuk orang Yahudi di Palestina. Negara ini sampai sekarang merupakan duri dalam daging bagi dunia Arab. Akibatnya, negara-negara Arab di satu pihak dan Israel di pihak lain merupakan dua kubu yang saling berhadapan. Peperangan antara dua kubu itu tidak putus-putusnya hingga kini, terhangat, ditandai
dengan serbuan ke jalur Gaza yang membunuh ratusan korban tak berdosa.
Berkedok Historical Right
Gelombang imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ke Palestina itu didorong oleh
semangat zionisme pimpinan Theodor Herzl (1860-1904), mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada sama sekali. Mereka melihat “keyahudian” sebagai sebuah nama ras, bukan masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama
dan penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah seharusnya itu.
Herzl, sang pendiri zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, lalu dikenal sebagai “Uganda Plan”. Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina karena mereka merasa mempunyai hak sejarah (historical right) atas bumi Palestina. Tegasnya, Palestina dianggap sebagai “tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi”.
Sang zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya, bahwa mereka adalah “ras” yang tinggi dan terpisah. Karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina.
Logika zionisme yang nasionalis, rasis, dan kolonialis inilah yang menginspirasi semua penjajahan dan semua peperangan. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan Timur Tengah, kecuali jika Israel meninggalkan paham zionismenya dan kembali ke agama Ibrahim. Warisan bersama tiga agama wahyu yang pro kasih sayang dan persaudaraan: Yudaisme, Nasrani dan Islam.
Dipilihnya Palestina sebagai negara zionis karena “historical right” adalah alasan yang dicari-cari dan dipaksakan. Bukankah sejak abad ke-5 SM yahudi di Palestina tinggal sedikit yang tersisa, karena menyebar, berlarian mengembara ke seluruh penjuru dunia? Pantaskah bangsa yang sudah
meninggalkan tanah kelahirannya 25 abad, lalu memaksakan diri kembali ke
tanah asal dengan klaim mempunyai hak sejarah?
Lebih na?f lagi jika semangat “mudik” itu harus diikuti dengan peperangan dan membunuh penduduk asli Palestina yang sudah menempatinya ribuan tahun dan puluhan generasi.
Melihat arogansi zionisme yang rasis, kolonialis, serta tidak bermotif iman dan damai, mestinya Israel bukanlah sekadar musuh Palestina, bukan pula musuh negara-negara Arab, atau bukan pula musuh Islam, tetapi musuh bersama dunia semua agama yang cinta damai. Sebab, jika zionisme sekuler yang menjadi mind-set nya, tidak akan pernah bisa hidup secara damai dengan siapa
pun, di mana pun, dengan agama apa pun.
Sebagian tulisan diatas juga saya kutip dari tulisan sdr * Misbahul Huda, penggiat dakwah
Tanggapan dari sahabat saya , mas Wawan :
Israel ini jaman setelah musa…adalah :
5. Setelah seluruh keluarga Israel/ Yakub ke negeri Mesir, lambat laun keturunan mereka ditindas oleh raja mesir bernama Firaun. Kemudian Musa diperintahkan oleh Allah agar mengeluarkan mereka dari Mesir menuju Kanaan(palestina) (keluaran 3:8)
6. Tuhan membantu Israel untuk mengalahkan musuh dan meluaskan daerahnya(kejadian 34:24)
7. Tuhan memerintahkan Israel untuk menumpas dan membinasakan penduduk yang berada di tanah perjanjian (ulangan 7:1-2). dalam ulangan 20:10-14 Tuhan juga memerintahkan kepada israel untuk
menumpas seluruh penduduk negara yang diserangnya, dan merampas wanitanya serta menjarah bendanya.
8. Sekitar th 992 sebelum Masehi, setelah nabi Sulaiman wafat, kerajaan Israel pecah menjadi dua. Wilayah Israel bagian utara tetap menggunakan israel, dan bagian selatan menggunakan nama Yahuda. Keduanya saling berperang selama beberapa th. (II Raja-raja pasal 9 dan 10)
9. Karena kerajaan Israel selalu melakukan dosa dan melanggar ajaran allah, maka allah menghajar mereka sampai berserakan. 9iraja-raja 14:15) Pada th 721-718 SM, kerajaan Israel diserang oeleh Asyiria, dan mereka dibuang dari negaranya menuju ke laut Kaspia. Kemudian mereka
hilang entah dimana (II Raja-raja 17:18)
ayat-ayat alkitab diatas sudah menjelaskan dengan gamblang kepada kita bahwa Israel itu sudah tidak berhak memiliki hak tanah Palestina. Nabi Musa dulu pun pernah diperingatkan oleh Allah akan
hancurnya bangsa ini bila terus melakukan dosa (ulangan 32:26)
saya tambah poin 10. begitu pula kerajaan Yahuda(Yahudi) karena sudah keterlaluan melakukan dosa, mengakibatkan Allah sangant murka kepadanya, sehingga Dia menghancurkan Yahudi, seperti melenyapkan bangsa Israel. sebagainama tertulis dalam (II raja-raja 23:27)
KEHANCURAN ISRAEL DITINJAU DARI AL-KITAB
Kita menemukan Yesus menangis dalam dua peristiwa: pertama, saat penyambutan Yesus ketika masuk ke Yerusalem (Lukas 19:28-44); kedua, ketika kematian Lazarus (Yohanes 11:33-38), dengan dua alasan, yaitu (a) simpati dan empati terhadap Marta dan Maria yang berdukacita sangat mendalam (ayat 33-35), dan (b) sedih atas sikap bermusuhan sebagian orang Yahudi (ayat 36-38; 48).
Dari dua peristiwa ini yang akan menjadi sorotan dalam artikel ini adalah tangisan Yesus atas Yerusalem.
Kita akan memulainya dengan kota Yerusalem. Kota ini adalah kota bersejarah, yang pertama kali muncul dalam sejarah Alkitab sejak awal milenium kedua (abad 19 Seb.M), bersamaan dengan masuknya Abraham ke tanah Kanaan (Kejadian 14). Mulai saat itu, Yerusalem sering dibicarakan dalam Alkitab. Yerusalem berarti “dasar kedamaian”. Dalam sejarah Alkitab, kita menemukan masa-masa kedamaian di Yerusalem, di antaranya pada zaman pemerintahan Melkisedek, Daud dan Salomo yang begitu menonjol.
Menurut sebuah sumber bahwa selama pemerintahan Herodes Agung, kota ini banyak diperindah dengan pendirian menara-menara, tembok-tembok, dan kubu-kubu pertahanan. Kota ini menjadi primadona yang punya daya tarik dan sekaligus metropolitan di Palestina. Bahkan Yerusalem dijadikan sebagai simbol gereja (Wahyu 21:9-22:5).
Tetapi dalam beberapa peristiwa yang dicatat baik dalam Alkitab maupun sejarah dunia, kota ini menjadi medan pertempuran antar sejumlah bangsa dan sejumlah konflik internal bangsa Israel. Banyak peristiwa sejarah dari kota Yerusalem yang menarik untuk dibicarakan, namun kali ini kita akan mempersempit fokus kita pada keadaan Yerusalem di zaman Yesus saja dan sejarah setelahnya yang berhubungan dengan nubuatan Yesus tentang kota ini di dalam Lukas 19:28-44 dan 3 Injil sinopsis lainnya (Matius, Markus, dan Yohanes).
Baiklah, kita ingin segera mengetahui mengapa Yesus menangisi kota Yerusalem. Anda bisa saja memiliki sejumlah alasannya, namun Anda akan setuju dengan tiga alasan yang akan saya berikan dari Lukas 19:37-44) berikut ini.
Pertama, kekecewaan Yesus atas sikap orang-orang Yahudi yang tidak mau bertobat untuk mendapatkan keselamatan (kedamaian) jiwa mereka (ayat 37-42). Pada waktu Yesus masuk ke Yerusalem kali ini sekaligus sebagai kegenapan dari Nubuatan nabi Zakharia (Zak.9:9). Murid-murid sangat gembira menyambut kedatangan Yesus mengendarai keledai (simbol kedamaian) dan atas segala mukjizat yang dilakukan Allah melalui Yesus (ayat 37), yang akan memerintah sebagai “raja” (duniawi) dan akan menaklukkan musuh-musuh mereka (ayat 38). Orang Farisi sebelumnya telah bertanya kapan kerajaan-Nya (kerajaan dunia menurut mereka) akan datang (Lukas 17:20). Bahkan murid-murid-Nyapun bertanya siapa nanti yang terbesar di dalam kerajaan-Nya itu (Lukas 22:24-30).
Perhatikan ayat 42, kata Yesus:
Jika kita lihat implikasinya juga disini bahwa Allah pun sedih atas keadaan gereja-gerejaNya yang memiliki sikap yang sama dengan orang-orang Yahudi. Kita tidak bisa berpikir bahwa oleh karena kita orang Kristen, maka kita punya jaminan keselamatan walaupun kehidupan kita tidak berkenan kepada Allah. Mari kita membandingkan keadaan hidup kita dengan orang-orang Yahudi ini, dan jika berbeda maka Allah senang, tetapi jika sama maka Allah sedih.
Kedua, kesedihan Yesus atas malapetaka besar yang akan menimpa orang Yahudi (ayat 43-44). Kita perhatikan bunyi ayat 43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu (tentara Roma) akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan (ayat 43), dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau (menghukum mereka)" (ayat 44). Kedua ayat ini paralel dengan Lukas 21, Matius 24 dan Markus 13 – tentang kehancuran kota Yerusalem.
Dalam catatan sejarah dikatakan bahwa selama 7 tahun seseorang terus menerus menelusuri jalan-jalan kota Yerusalem sambil menyatakan malapetaka yang akan menimpa kota ini dengan sebuah nyanyian ratapan kesedihan. Sebagaimana dinubuatkan Yesus dalam Lukas 21:20
Ketika Jendral Cestius dan pasukannya mundur, maka tentara Yahudi mengejar dan berhasil mengalahkannya, namun keberhasilan mereka ini dinilai sebagai kejahatan oleh Romawi, dan ini merupakan pertanda malapetaka besar segera menimpa kota Yerusalem. Bencana besar dan mengerikan menimpa kota ini pada waktu pengepungan kembali oleh tentara Roma di bawah pimpinan Jendral Titus. Mereka mendatangkan terror kepada orang-orang Yahudi di kota Yerusalem. Ditambah lagi sikap keras kepala para pemimpin Yahudi dan kekejian yang meraja lela di dalam kota yang terkepung ini menimbulkan kemarahan tentara Roma, yang membuat Titus untuk menghancurkan Yerusalem, termasuk bait suci, walaupun sebelumnya Titus tidak berniat menghancurkan bait Allah yang megah itu. Para tentara Roma melemparkan obor-obor mereka ke dalam ruang-ruang bait Allah yang dilapisi kayu aras, dan segera membakarnya hingga atapnya yang juga terbuat dari kayu aras, dan akhirnya runtuhlah bait Allah rata sampai ke tanah. Setelah keruntuhan bait Allah, maka seluruh kota itu jatuh ke tangan Roma. Kubu-kubu pertahanan tentara Yahudi berhasil dilumpuhkan oleh tentara Roma yang semakin ganas dan beringas.
Sebagaimana Yerusalem, termasuk bait Allah yang dibanggakan oleh orang Yahudi telah dihancurkan oleh tentara Roma, sebagai tanda berakhirnya sistem yudaisme, maka kebanggaan-kebanggaan duniawi tidak dapat bertahan. Pengorbanan besar akan hal-hal duniawi tidak menyenangkan Allah.
Ketiga, Kesedihan Yesus atas hilangnya nanti jiwa-jiwa yang tak ternilai harganya sebagai akibat dari dosa-dosa yang belum atau tidak memperoleh pengampunan (ayat 44). Kita garis bawahi
Akibat dari situasi ini, gudang-gudang penyimpanan bahan makanan yang sebagian sebagai hasil rampasan tentara Yahudi dari tentara Roma di bawah pimpinan Cestius, tidak dapat menyuplai kebutuhan makan bagi orang-orang Yahudi untuk bertahun-tahun lamanya, sehingga terjadi kelaparan yang hebat. Kondisi ini mengakibatkan inflasi yang tinggi: gandum sesukat seharga satu talenta; ikat pinggang kulit, sandal kulit, dan penutup perisai dari kulit menjadi pengisi perut; dengan nekat keluar sembunyi-sembunyi di luar tembok kota untuk mengumpulkan tanaman-tanaman liar, yang berakibat pada penangkapan dan penyiksaan secara kejam penduduk Yerusalem oleh tentara Roma, dan jika bisa lolos, mereka harus menghadapi perampok, yang tidak berkeprimanusiaan.
Tambahan pula, beribu-ribu orang binasa karena kelaparan dan wabah penyakit. Suami dan istri saling rampok, makanan yang dimulut orang lanjut usia dirampas, bahkan para ibu tak segan2 merebus anak-anak mereka sendiri untuk dimakan demi bertahan hidup. Setiap hari ratusan orang dicambuk, disiksa, dan dibunuh di seluruh lembah Yosafat. Golgota penuh dengan salib2 untuk menggantung orang-orang Yahudi yang menentang. Ini adalah kutuk yang pernah diucapkan oleh mereka di depan kursi pengadilan Pilatus (Matius 27:25). Jutaan orang (kira-kira 1.100.000) yang dibantai oleh tentara Roma, yang masih hidup dibawa sebagai tawanan, dijual sebagai budak (79.000 orang), digiring ke Roma untuk dilemparkan ke binatang buas di amfiteater atau dicerai-beraikan sebagai musafir tuna wisma di seluruh dunia. Yerusalem hancur total, bahkan menurut laporan bahwa kemungkinan keturunan Herodes juga musnah bersama mereka pada tahun 70 Masehi sebagai puncak kehancuran kota Yerusalem.
Oh betapa malangnya jiwa-jiwa yang diciptakan Allah itu akhirnya hilang, dan itu sangat menyedihkan hati Allah! Baiklah kita ingat 2 Petrus 3:9 dan juga Matius 16:26, dan kemudian bertanya “Bagaimana dengan jiwa saya saat ini, apakah saya dapat menjaminnya untuk selamat? Itu ditentukan oleh kesetiaan saya dan Anda setiap saat!"
Tangisan Yesus sarat makna, dan hendaknya menjadi perhatian dan renungan kita saat ini, karena keadaan kita saat ini bisa saja serupa dengan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, dan jika kita tidak cepat memperbaikinya, maka cepat atau lambat kita akan menerima konsekuensi yang setimpal dengan perbuatan atau keadaan kita yang tidak berkenan kepada Allah. Jangan pernah meremehkan peringatan Tuhan sebagaimana ditujukan kepada orang-orang Yahudi ini, karena secara implisit peringatan ini juga berlaku kepada kita saat ini, bahkan kepada generasi berikutnya hingga akhir zaman nanti.
Minggu – minggu ini kita disuguhi berita yang mengiris hati ….Ratusan orang sipil dan anak2 tewas oleh invasi Israel ke Palestina .Konflik mereka merupakan konflik turun temurun dan terlama dalam sejarah . Perang ini bukan perang agama , apalagi membenturkan antara kristen dan Islam . karena kaum Yahudi sampai saat ini tidak mau mengakui Yesus sebagai Tuhan . Tetapi juga tidak mau mengakui jika Muhammad adalah nabi ALlah. Perang mereka murni perang soal rebutan tanah leluhur ….tanah yang pernah dijanjikan ALlah sejak zaman Nabi Ibrahim dan nabi Musa.
Pertama kali Nama Israel diberikan kepada Yakub karena berhasil bergulat ( gak jelas ini gulat sama siapa ? Malaikat atau Tuhan , karena masih terjadi perdebatan tentang hal ini . Tetapi kaum kristen menyakini bahwa saat itu Yakub bergulat dengan Allah ) dan akhirnya Yakub menang , dan dianugerahi nama ” ISRAEL”.
seperti tertulis dalam kitab Torat dibawah ini :
Kitab kejadian :
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”
Dan akhirnya keturunan Yakub ini disebut kaum ISRAEL hingga saat ini .
Kaum Israel ini dipercaya dan tertulis juga dalam kitab suci Torat dan Injil sebagai bangsa pilihan ALlah , karena Israel lah yang melahirkan Nabi2 besar pemimpin umat mulai dari Nabi Ibrahim hingga nabi Musa dan Nabi Muhammad ( karena masih katurunan dari bani Ismail / Putra Ibrahim dari Ibu Siti Hajar ) .
Namun bangsa ini juga sering diceritakan sebagai bangsa yang bebal dan keras kepala . Bermula saat keturunan Yakub ,anak2nya yg ingin membuang saudara nya sendiri yaitu Yusuf , dan seterusnya hingga pembangkangan kaum ini kepada Musa dengan menyembah patung lembu .Walaupun saat itu Allah menunjukkan kuasanya didepan mata orang Israel tetap saja , kaum ini selalu ingkar kepada ALlah. Dan karena sifat pembangkangan inilah yang menyebabkan kaum ini dikutuk tidak dapat menduduki tanah tempat perhentian yang dijanjikan oleh Allah pada kaum Musa ini.
Dan penegasan jika bangsa ini bukan lagi bangsa pilihan dapat kita jumpai dalam ayat2 di kitab suci Alqur’an .
Yang menarik adalah …ternyata persetruan turunan sejak zaman dulu itu masih abadi hingga kini . Persetruan mereka sdh hampir 35 Abad.
Kepahitan Sejarah Telah 35 Abad
Sejarah mencatat, tak ada perseteruan dan permusuhan yang sedemikian lama ”seabadi” kasus Israel-Palestina, musuh bebuyutan sejak abad 14 SM sampai sekarang abad 21 M. Tak kurang dari 35 abad perseteruan itu belum juga menemukan jalan damai yang diimpikan.
Bandingkan dengan perang dingin Rusia v Amerika, yang tak lebih satu abad telah berakhir dengan pecahnya Rusia pasca glasnost dan perestroika. Perang ideologi besar dunia komunis versus kapitalis juga telah berakhir dengan ambruknya masing-masing ideologi. Komunisme telah luruh menjadi
neo-komunisme sejak RRC menjadi negara yang membuka modal kapitalis.
Sebaliknya, kapitalis juga ambruk seiring runtuhnya ekonomi dunia yang episentrumnya ada di Amerika. Dan kini sedang berproses mencari model baru kapitalisme (neo-kapitalisme).
Ringkasan Sejarah dan Ibrah
Bani Israil adalah golongan keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as, juga dikenal dengan nama Yahudi. Sejarah Bani Israil bermula ketika Nabi Ibrahim mengembara bersama pengikutnya menyeberangi Sungai Eufrat menuju Kan’an (kini Palestina). Ibrahim mempunyai dua orang istri. Dari istri mudanya, Siti Hajar, dia dikaruniai seorang anak bernama Ismail. Dari istri tuanya, Siti Sarah, dia dikaruniai seorang anak bernama Ishaq.
Sewaktu wafat, Ibrahim meninggalkan putranya yang kedua, Ishaq, di Kan’an dan putanya yangpertama, Ismail, di Hedzjaz (kini menjadi wilayah barat kerajaan Arab Saudi, yaitu Makkah, Madinah, Taif, dan Jeddah).
Konon, pengasingan dua anak yang berjauhan itu akibat perseteruan dua istri Ibrahim -Sarah dan Hajar- yang tidak akur. Dari sinikah awal perseteruan Israel-Palestina tersebut dimulai? Wallahu a’lam, karena ada yang bergumam, seandainya Ibrahim tidak beristri dua, niscaya dunia tidak seperti ini.
Ismail akhirnya menjadi bapak bagi sejumlah besar suku bangsa Arab, garis keturunannya hingga nabi terakhir Muhammad saw. Ishaq mempunyai dua anak, yakni Isu dan Ya’qub, yang disebut terakhir dikenal juga sebagai Israel dan darinyalah berasal keturunan Bani Israil.
Ya’qub mempunyai dua istri. Dari keduanya, dia dikaruniai 12 orang anak. Yakni, Raubin, Syam’un, Lawi, Yahuza (asal kata “Yahudi”), Yassakir, Zabulun, Yusuf as, Benyamin, Fad, Asyir, Dan, dan Naftah. Dari 12 putranya itulah kemudian keturunannya berkembang.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, orang-orang Israel sudah menjadi satu suku besar dan berpengaruh, mengembara ke berbagai daerah. Akhirnya, melalui pantai timur Laut Tengah, mereka sampai ke Mesir (ketika keluarga Ya’qub menemui Yusuf as yang telah menjadi orang kepercayaan Firaun di Mesir).
Di balik kisah keluarga Ya’qub, kebiadaban dan kelicikan anak-anak Ya’qub (baca: Bani Israil) sudah terbaca saat mereka tega memasukkan Yusuf as ke sumur tua karena iri hati lantaran Yusuf lebih disayangi ayahnya. Liciknya, mereka tega menyusun skenario alibi bahwa Yusuf dimakan serigala (dikisahkan dalam QS Yusuf).
Selama 100 tahun di Mesir, Bani Israil hidup dalam suasana aman dan makmur, tetapi berikutnya adalah masa-masa pahit karena penderitaan kerja paksa di Piton. Kemudian, Nabi Musa (cucu Ya’qub keturunan dari Lawi) membawa kaumnya kembali ke Palestina. Usaha Nabi Musa as untuk membawa Bani Israil masukPalestina tidak berhasil karena umatnya membangkang hingga nabi wafat.
Akhirnya diteruskan oleh sahabatnya Yusa bin Nun. Dia membawa mereka memasuki Palestina melalui Sungai Yordan memasuki Kota Ariha dengan membunuh seluruh penduduknya. Dengan peristiwa itu, mulailah zaman pemerintahan Bani Israil atas tanah Palestina dan mereka berhasil membentuk suatu umat dari berbagai suku bangsa.
Kehidupan Bani Israil di Palestina itu dapat dibagi dalam tiga zaman. Pertama, zaman pemerintahan hakim-hakim (lebih kurang empat abad). Pada zaman tersebut, mereka mulai berubah dari cara hidup musafir kepada cara hidup menetap.
Kedua, zaman pemerintahan raja-raja (sekitar 1028-933 SM). Pada masa itulah, tepatnya pada masa pemerintahan Nabi Daud as, Bani Israil memasuki masa jaya di Palestina.
Ketiga, zaman perpecahan dan hilangnya kekuasaan Bani Israil. Setelah meninggalnya Nabi Sulaiman as kira-kira 935 SM, dia digantikan putranya, Rahub’am, tetapi keluarga Israil yang lain mengangkat saudara Rahub’am, yaitu Yarub’am. Dari sini mulailah Bani Israil memasuki masa perpecahan.
Sementara itu, Kerajaan Mesir di selatan kembali jaya, demikian pula Suriah di utara. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah Israil di Palestina bagai wilayah kecil yang terjepit celah-celah dua rahang mulut musuh yang menganga. Menjelang tahun 721 SM, kerajaan Israil lenyap dihancurkan oleh tentara Asyur (kini Iraq).
Dengan demikian, Bani Israil hanya sempat hidup menetap selama periode 1473-586 SM. Setelah itu, mereka berpencar kembali ke berbagai negara, seperti Mesir dan Iraq.
Kehancuran Israel lebih tragis lagi saat pasukan Romawi menaklukkan Palestina dan menduduki Baitulmaqdis. Panglima Titus Flavius Vespasianus sempat memusnahkan Jerusalem karena terjadi pemberontakan Yahudi di situ.Akhirnya, Bani Israil berhasil menyelamatkan diri lari ke berbagai negara, seperti Mesir, Afrika Utara, dan Eropa. Dengan ini, mulailah babak baru pengembaraan Bani Israil ke seluruh penjuru dunia.
Yahudi Tak Bisa Hidup Berdamai
Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dia telah menemukan orang-orang Israil sebagai suatu komunitas penting di sana. Maka, sebagai penghargaan terhadap mereka, Nabi Muhammad SAW menyusun Piagam Madinah yang mengatur hidup berdampingan secara damai antara umat Islam dan umat lain, termasuk umat Yahudi.
Namun, kemudian umat Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut, sehingga Alquran mengutuk mereka secara terus-menerus sebagai orang yang mengkhianati janji dan mereka diusir dari Madinah.
Diakui Bani Israel memang diberi kelebihan Tuhan berupa otak yang cerdas, tetapi angkuh, sombong, dan rasis. Justru karena keangkuhan dan arogansinya itulah, mereka (Bani Israel) dikenal sebagai umat ngeyel, pembangkang (QS Al Baqarah). Meski kepadanya Tuhan mengutus beberapa nabi berturutan (Ya’qub, Yusuf, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dll)
alih-alih mereka mentaati nabinya, bahkan ada yang membunuhnya. Kebiadaban
yang sulit diceritakan dengan kata-kata.
Sejak awal pengembaraan ini sampai abad ke-19 (kira-kira 25 abad), orang Yahudi tidak banyak diperbincangkan. Hanya tercatat bahwa mereka terbuang dari satu daerah ke daerah lain atau terusir dari satu negara ke negara lain, sebaliknya umat Islam mengulurkan tangan kepada mereka.
Pada akhir abad ke-19 dan seterusnya, keadaan berbalik. Perang Dunia I dan Perang Dunia II mengubah nasib bangsa ini. Cita-cita zionisme ditunjang dengan semangat yang tinggi oleh seluruh peserta perang, kecuali NaziJerman. Dengan cara khusus, berangsur-angsur umat Yahudi bergelombang memasuki daerah Palestina.
Komisi persetujuan Amerika-Inggris memberi rekomendasi terhadap satu rombongan besar kaum ini untuk memasuki Palestina. Sampai pertengahan abad ke-20, dalam tempo 30 tahun, mereka yang memasuki Palestina mencapai angka 1.400.000 jiwa, hampir sama dengan jumlah penduduk asli Palestina.
Pada 1947, pemenang Perang Dunia II menghadiahkan satu negara Israel untuk orang Yahudi di Palestina. Negara ini sampai sekarang merupakan duri dalam daging bagi dunia Arab. Akibatnya, negara-negara Arab di satu pihak dan Israel di pihak lain merupakan dua kubu yang saling berhadapan. Peperangan antara dua kubu itu tidak putus-putusnya hingga kini, terhangat, ditandai
dengan serbuan ke jalur Gaza yang membunuh ratusan korban tak berdosa.
Berkedok Historical Right
Gelombang imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ke Palestina itu didorong oleh
semangat zionisme pimpinan Theodor Herzl (1860-1904), mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada sama sekali. Mereka melihat “keyahudian” sebagai sebuah nama ras, bukan masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama
dan penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah seharusnya itu.
Herzl, sang pendiri zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, lalu dikenal sebagai “Uganda Plan”. Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina karena mereka merasa mempunyai hak sejarah (historical right) atas bumi Palestina. Tegasnya, Palestina dianggap sebagai “tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi”.
Sang zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya, bahwa mereka adalah “ras” yang tinggi dan terpisah. Karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina.
Logika zionisme yang nasionalis, rasis, dan kolonialis inilah yang menginspirasi semua penjajahan dan semua peperangan. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan Timur Tengah, kecuali jika Israel meninggalkan paham zionismenya dan kembali ke agama Ibrahim. Warisan bersama tiga agama wahyu yang pro kasih sayang dan persaudaraan: Yudaisme, Nasrani dan Islam.
Dipilihnya Palestina sebagai negara zionis karena “historical right” adalah alasan yang dicari-cari dan dipaksakan. Bukankah sejak abad ke-5 SM yahudi di Palestina tinggal sedikit yang tersisa, karena menyebar, berlarian mengembara ke seluruh penjuru dunia? Pantaskah bangsa yang sudah
meninggalkan tanah kelahirannya 25 abad, lalu memaksakan diri kembali ke
tanah asal dengan klaim mempunyai hak sejarah?
Lebih na?f lagi jika semangat “mudik” itu harus diikuti dengan peperangan dan membunuh penduduk asli Palestina yang sudah menempatinya ribuan tahun dan puluhan generasi.
Melihat arogansi zionisme yang rasis, kolonialis, serta tidak bermotif iman dan damai, mestinya Israel bukanlah sekadar musuh Palestina, bukan pula musuh negara-negara Arab, atau bukan pula musuh Islam, tetapi musuh bersama dunia semua agama yang cinta damai. Sebab, jika zionisme sekuler yang menjadi mind-set nya, tidak akan pernah bisa hidup secara damai dengan siapa
pun, di mana pun, dengan agama apa pun.
Sebagian tulisan diatas juga saya kutip dari tulisan sdr * Misbahul Huda, penggiat dakwah
Tanggapan dari sahabat saya , mas Wawan :
Israel ini jaman setelah musa…adalah :
5. Setelah seluruh keluarga Israel/ Yakub ke negeri Mesir, lambat laun keturunan mereka ditindas oleh raja mesir bernama Firaun. Kemudian Musa diperintahkan oleh Allah agar mengeluarkan mereka dari Mesir menuju Kanaan(palestina) (keluaran 3:8)
6. Tuhan membantu Israel untuk mengalahkan musuh dan meluaskan daerahnya(kejadian 34:24)
7. Tuhan memerintahkan Israel untuk menumpas dan membinasakan penduduk yang berada di tanah perjanjian (ulangan 7:1-2). dalam ulangan 20:10-14 Tuhan juga memerintahkan kepada israel untuk
menumpas seluruh penduduk negara yang diserangnya, dan merampas wanitanya serta menjarah bendanya.
8. Sekitar th 992 sebelum Masehi, setelah nabi Sulaiman wafat, kerajaan Israel pecah menjadi dua. Wilayah Israel bagian utara tetap menggunakan israel, dan bagian selatan menggunakan nama Yahuda. Keduanya saling berperang selama beberapa th. (II Raja-raja pasal 9 dan 10)
9. Karena kerajaan Israel selalu melakukan dosa dan melanggar ajaran allah, maka allah menghajar mereka sampai berserakan. 9iraja-raja 14:15) Pada th 721-718 SM, kerajaan Israel diserang oeleh Asyiria, dan mereka dibuang dari negaranya menuju ke laut Kaspia. Kemudian mereka
hilang entah dimana (II Raja-raja 17:18)
ayat-ayat alkitab diatas sudah menjelaskan dengan gamblang kepada kita bahwa Israel itu sudah tidak berhak memiliki hak tanah Palestina. Nabi Musa dulu pun pernah diperingatkan oleh Allah akan
hancurnya bangsa ini bila terus melakukan dosa (ulangan 32:26)
saya tambah poin 10. begitu pula kerajaan Yahuda(Yahudi) karena sudah keterlaluan melakukan dosa, mengakibatkan Allah sangant murka kepadanya, sehingga Dia menghancurkan Yahudi, seperti melenyapkan bangsa Israel. sebagainama tertulis dalam (II raja-raja 23:27)
KEHANCURAN ISRAEL DITINJAU DARI AL-KITAB
Tangisan Yesus Atas Yerusalem (Orang Yahudi)
Kita menemukan Yesus menangis dalam dua peristiwa: pertama, saat penyambutan Yesus ketika masuk ke Yerusalem (Lukas 19:28-44); kedua, ketika kematian Lazarus (Yohanes 11:33-38), dengan dua alasan, yaitu (a) simpati dan empati terhadap Marta dan Maria yang berdukacita sangat mendalam (ayat 33-35), dan (b) sedih atas sikap bermusuhan sebagian orang Yahudi (ayat 36-38; 48).
Dari dua peristiwa ini yang akan menjadi sorotan dalam artikel ini adalah tangisan Yesus atas Yerusalem.
Kita akan memulainya dengan kota Yerusalem. Kota ini adalah kota bersejarah, yang pertama kali muncul dalam sejarah Alkitab sejak awal milenium kedua (abad 19 Seb.M), bersamaan dengan masuknya Abraham ke tanah Kanaan (Kejadian 14). Mulai saat itu, Yerusalem sering dibicarakan dalam Alkitab. Yerusalem berarti “dasar kedamaian”. Dalam sejarah Alkitab, kita menemukan masa-masa kedamaian di Yerusalem, di antaranya pada zaman pemerintahan Melkisedek, Daud dan Salomo yang begitu menonjol.
Menurut sebuah sumber bahwa selama pemerintahan Herodes Agung, kota ini banyak diperindah dengan pendirian menara-menara, tembok-tembok, dan kubu-kubu pertahanan. Kota ini menjadi primadona yang punya daya tarik dan sekaligus metropolitan di Palestina. Bahkan Yerusalem dijadikan sebagai simbol gereja (Wahyu 21:9-22:5).
Tetapi dalam beberapa peristiwa yang dicatat baik dalam Alkitab maupun sejarah dunia, kota ini menjadi medan pertempuran antar sejumlah bangsa dan sejumlah konflik internal bangsa Israel. Banyak peristiwa sejarah dari kota Yerusalem yang menarik untuk dibicarakan, namun kali ini kita akan mempersempit fokus kita pada keadaan Yerusalem di zaman Yesus saja dan sejarah setelahnya yang berhubungan dengan nubuatan Yesus tentang kota ini di dalam Lukas 19:28-44 dan 3 Injil sinopsis lainnya (Matius, Markus, dan Yohanes).
Baiklah, kita ingin segera mengetahui mengapa Yesus menangisi kota Yerusalem. Anda bisa saja memiliki sejumlah alasannya, namun Anda akan setuju dengan tiga alasan yang akan saya berikan dari Lukas 19:37-44) berikut ini.
Pertama, kekecewaan Yesus atas sikap orang-orang Yahudi yang tidak mau bertobat untuk mendapatkan keselamatan (kedamaian) jiwa mereka (ayat 37-42). Pada waktu Yesus masuk ke Yerusalem kali ini sekaligus sebagai kegenapan dari Nubuatan nabi Zakharia (Zak.9:9). Murid-murid sangat gembira menyambut kedatangan Yesus mengendarai keledai (simbol kedamaian) dan atas segala mukjizat yang dilakukan Allah melalui Yesus (ayat 37), yang akan memerintah sebagai “raja” (duniawi) dan akan menaklukkan musuh-musuh mereka (ayat 38). Orang Farisi sebelumnya telah bertanya kapan kerajaan-Nya (kerajaan dunia menurut mereka) akan datang (Lukas 17:20). Bahkan murid-murid-Nyapun bertanya siapa nanti yang terbesar di dalam kerajaan-Nya itu (Lukas 22:24-30).
Perhatikan ayat 42, kata Yesus:
…Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.Sejumlah contoh gambaran sikap orang Yahudi (Farisi) adalah menggunakan bait Allah sebagai tempat perdagangan dan juga keinginan untuk membinasakan Yesus (ayat 45-48), dan banyak lagi perbuatan-perbuatan orang Farisi yang dikecam Yesus seperti dalam Matius 23. Sejarah mencatat bahwa kejahatan semakin meraja lela di Yerusalem; perampokan, aniaya, pembunuhan, orang yang datang beribadah di bait suci diserang, bait suci dikotori dengan darah orang-orang yang telah dibunuh, dan parahnya lagi, mereka berpikir bahwa karena Yerusalem adalah kota Allah, maka Allah akan melindunginya dari kehancuran. Mereka menyuap nabi-nabi palsu untuk mengumumkan agar orang-orang menunggu kelepasan dari Allah, walaupun saat itu tentara Roma sedang mengepung kota itu.
Jika kita lihat implikasinya juga disini bahwa Allah pun sedih atas keadaan gereja-gerejaNya yang memiliki sikap yang sama dengan orang-orang Yahudi. Kita tidak bisa berpikir bahwa oleh karena kita orang Kristen, maka kita punya jaminan keselamatan walaupun kehidupan kita tidak berkenan kepada Allah. Mari kita membandingkan keadaan hidup kita dengan orang-orang Yahudi ini, dan jika berbeda maka Allah senang, tetapi jika sama maka Allah sedih.
Kedua, kesedihan Yesus atas malapetaka besar yang akan menimpa orang Yahudi (ayat 43-44). Kita perhatikan bunyi ayat 43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu (tentara Roma) akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan (ayat 43), dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau (menghukum mereka)" (ayat 44). Kedua ayat ini paralel dengan Lukas 21, Matius 24 dan Markus 13 – tentang kehancuran kota Yerusalem.
Dalam catatan sejarah dikatakan bahwa selama 7 tahun seseorang terus menerus menelusuri jalan-jalan kota Yerusalem sambil menyatakan malapetaka yang akan menimpa kota ini dengan sebuah nyanyian ratapan kesedihan. Sebagaimana dinubuatkan Yesus dalam Lukas 21:20
Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat,bahwa pengepungan kota Yerusalem oleh tentara Roma yang dipimpin Jendral Cestius tanpa diduga batal, dan ini nampaknya sebagai providensia Allah bagi orang-orang Kristen untuk memiliki kesempatan mengungsi ke kota Pella, di tanah Perea, di sebelah timur Yordan. Dilaporkan bahwa tidak seorangpun di antara orang Kristen yang tewas pada peristiwa kehancuran kota Yerusalem tahun 70 Masehi, karena semuanya telah keluar dari Yerusalem ke kota Pella.
Ketika Jendral Cestius dan pasukannya mundur, maka tentara Yahudi mengejar dan berhasil mengalahkannya, namun keberhasilan mereka ini dinilai sebagai kejahatan oleh Romawi, dan ini merupakan pertanda malapetaka besar segera menimpa kota Yerusalem. Bencana besar dan mengerikan menimpa kota ini pada waktu pengepungan kembali oleh tentara Roma di bawah pimpinan Jendral Titus. Mereka mendatangkan terror kepada orang-orang Yahudi di kota Yerusalem. Ditambah lagi sikap keras kepala para pemimpin Yahudi dan kekejian yang meraja lela di dalam kota yang terkepung ini menimbulkan kemarahan tentara Roma, yang membuat Titus untuk menghancurkan Yerusalem, termasuk bait suci, walaupun sebelumnya Titus tidak berniat menghancurkan bait Allah yang megah itu. Para tentara Roma melemparkan obor-obor mereka ke dalam ruang-ruang bait Allah yang dilapisi kayu aras, dan segera membakarnya hingga atapnya yang juga terbuat dari kayu aras, dan akhirnya runtuhlah bait Allah rata sampai ke tanah. Setelah keruntuhan bait Allah, maka seluruh kota itu jatuh ke tangan Roma. Kubu-kubu pertahanan tentara Yahudi berhasil dilumpuhkan oleh tentara Roma yang semakin ganas dan beringas.
Sebagaimana Yerusalem, termasuk bait Allah yang dibanggakan oleh orang Yahudi telah dihancurkan oleh tentara Roma, sebagai tanda berakhirnya sistem yudaisme, maka kebanggaan-kebanggaan duniawi tidak dapat bertahan. Pengorbanan besar akan hal-hal duniawi tidak menyenangkan Allah.
Ketiga, Kesedihan Yesus atas hilangnya nanti jiwa-jiwa yang tak ternilai harganya sebagai akibat dari dosa-dosa yang belum atau tidak memperoleh pengampunan (ayat 44). Kita garis bawahi
…dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu…Tentang hal ini dihubungkan dengan catatan sejarah bahwa pengepungan kembali kota Yerusalem oleh tentara Roma di bawah pimpinan Jendral Titus tepat pada Hari Raya Paskah, yang pada waktu itu berjuta-juta orang Yahudi berkumpul di Yerusalem untuk merayakan Paskah, dan mereka tidak bisa keluar lagi.
Akibat dari situasi ini, gudang-gudang penyimpanan bahan makanan yang sebagian sebagai hasil rampasan tentara Yahudi dari tentara Roma di bawah pimpinan Cestius, tidak dapat menyuplai kebutuhan makan bagi orang-orang Yahudi untuk bertahun-tahun lamanya, sehingga terjadi kelaparan yang hebat. Kondisi ini mengakibatkan inflasi yang tinggi: gandum sesukat seharga satu talenta; ikat pinggang kulit, sandal kulit, dan penutup perisai dari kulit menjadi pengisi perut; dengan nekat keluar sembunyi-sembunyi di luar tembok kota untuk mengumpulkan tanaman-tanaman liar, yang berakibat pada penangkapan dan penyiksaan secara kejam penduduk Yerusalem oleh tentara Roma, dan jika bisa lolos, mereka harus menghadapi perampok, yang tidak berkeprimanusiaan.
Tambahan pula, beribu-ribu orang binasa karena kelaparan dan wabah penyakit. Suami dan istri saling rampok, makanan yang dimulut orang lanjut usia dirampas, bahkan para ibu tak segan2 merebus anak-anak mereka sendiri untuk dimakan demi bertahan hidup. Setiap hari ratusan orang dicambuk, disiksa, dan dibunuh di seluruh lembah Yosafat. Golgota penuh dengan salib2 untuk menggantung orang-orang Yahudi yang menentang. Ini adalah kutuk yang pernah diucapkan oleh mereka di depan kursi pengadilan Pilatus (Matius 27:25). Jutaan orang (kira-kira 1.100.000) yang dibantai oleh tentara Roma, yang masih hidup dibawa sebagai tawanan, dijual sebagai budak (79.000 orang), digiring ke Roma untuk dilemparkan ke binatang buas di amfiteater atau dicerai-beraikan sebagai musafir tuna wisma di seluruh dunia. Yerusalem hancur total, bahkan menurut laporan bahwa kemungkinan keturunan Herodes juga musnah bersama mereka pada tahun 70 Masehi sebagai puncak kehancuran kota Yerusalem.
Oh betapa malangnya jiwa-jiwa yang diciptakan Allah itu akhirnya hilang, dan itu sangat menyedihkan hati Allah! Baiklah kita ingat 2 Petrus 3:9 dan juga Matius 16:26, dan kemudian bertanya “Bagaimana dengan jiwa saya saat ini, apakah saya dapat menjaminnya untuk selamat? Itu ditentukan oleh kesetiaan saya dan Anda setiap saat!"
Tangisan Yesus sarat makna, dan hendaknya menjadi perhatian dan renungan kita saat ini, karena keadaan kita saat ini bisa saja serupa dengan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, dan jika kita tidak cepat memperbaikinya, maka cepat atau lambat kita akan menerima konsekuensi yang setimpal dengan perbuatan atau keadaan kita yang tidak berkenan kepada Allah. Jangan pernah meremehkan peringatan Tuhan sebagaimana ditujukan kepada orang-orang Yahudi ini, karena secara implisit peringatan ini juga berlaku kepada kita saat ini, bahkan kepada generasi berikutnya hingga akhir zaman nanti.
Post a Comment