MIKO PELED ANAK SANG JENDRAL ISRAEL YANG BERUBAH HALUAN
Anak Sang Jenderal Israel (1)
Miko Peled adalah anak dari seorang jenderal di IDF (tentara Israel). Miko menulis buku “The General’s Son” yang menceritakan pengalaman pribadinya, bagaimana dia akhirnya menyadari kejahatan yang telah dilakukan pemerintah Israel, dan kemudian menjadi aktivis pembela Palestina.
Miko berkeliling AS dan Israel untuk berpidato di berbagai forum, berusaha menyadarkan publik apa yang sebenarnya terjadi. Tentu, dia mendapatkan intimidasi dari orang-orang Zionis, dia disebut anti-Semit (padahal Miko sendiri Yahudi asli, lahir dan besar di Yerusalem).
Proses yang dilalui Miko tidak mudah. Di video ini, dia menceritakannya; tersirat di wajahnya rasa pahit yang ditanggungnya saat menceritakan kejahatan besar yang dilakukan bangsanya sendiri. Di menit ke 32:10 ia menceritakan pertemuan PERTAMA-nya dengan orang Palestina, di San Diego. [1]
Miko lahir dan besar di Yerusalem. Tapi ia baru bertemu dengan orang Palestina pertama kalinya justru di AS. Artinya, kata Miko, Yerusalem itu adalah kota yang sangat tersegregasi, sama sekali tidak ada persatuan di dalamnya, anak-anak Israel sama sekali tidak berjumpa dengan anak-anak Palestina.
Kisah ini sama seperti yang dialami Gilad Atzmon (penulis kelahiran Israel, bukunya berjudul the Wandering Who). Gilad lahir dan besar di Israel, namun pertama kali melihat orang Arab-Palestina adalah ketika dikirim ke medan tempur (saat ikut wajib militer). Sebabnya, orang-orang Arab itu baru muncul di malam hari, melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti membersihkan sampah.
Ironisnya, banyak ZSM yang berusaha menampilkan wajah ‘demokratis’ dan ‘humanis’ Israel dengan menyebar link berita dan meme yang menyebut ‘tentara Israel juga ada yang muslim’ atau ‘warga Israel juga ada yang muslim’. Tentu tidak semua yang share link soal ini ZSM ya, ada juga yang niatnya mungkin menyuarakan 'perdamaian'. Tapi sebaiknya, baca dulu tulisan saya “Penjelasan Soal Adanya Tentara Israel Muslim” supaya lebih paham sikonnya. [2]
Ok, balik lagi ke kisah Miko.
Miko mengatakan bahwa saat berdiskusi dengan orang-orang Palestina di AS, dia mendengar hal-hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya. “Saya mendengar tentang pengusiran, pembunuhan massal, sesuatu yang kami, orang Israel, TIDAK lakukan... kami ini orang-orang bermoral.. tidak akan melakukan semua itu...”
Maksud Miko, selama ini dia meyakini bahwa Israel tidak melakukan hal-hal seperti itu, dan meyakini bahwa Israel adalah orang-orang yang bermoral, tak mungkin melakukan hal-hal jahat itu.
Di awal video dia menceritakan mitos-mitos dan narasi yang selama ini ditanamkan kepada orang-orang Israel (misalnya, Israel itu negara kecil yang diserang Arab; tentang mitos King David). Semua itu menjadi narasi yang diyakini seyakin-yakinnya oleh kebanyakan orang Israel, sehingga sulit bagi Miko untuk menerima kisah yang sama sekali berbeda.
Miko pun mempelajari sejarah, termasuk dokumen transkrip rapat para jenderal (di dalam rapat itu ada ayahnya sendiri), dan akhirnya menemukan kebenaran, lalu berpihak kepada Palestina.
Menariknya, dalam proses ‘penerimaan’ Miko atas hakikat Israel yang sesungguhnya jahat itu, Miko didampingi oleh teman-teman Palestinanya [di San Diego, AS].
“Keberuntungan bagi saya adalah saya dikelilingi oleh sekelompok orang –sebagian besarnya Palestina- yang membantu saya melewati transformasi ini. Ini seperti mempelajari... saya tak tahu.. seperti gigi dicabut tanpa dibius, sangat menyakitkan...mengetahui bahwa segala yang Anda ketahui ternyata tidak benar.. Mereka dengan sangat berbaik hati membiarkan saya melalui [proses] ini, mendampingi saya... hal ini makan waktu beberapa tahun...”
Di menit 10:37, Miko bercerita tentang ibunya. Ibunya lahir di Yerusalem, sebelum Israel berdiri. Menurut ibunya, dulu dia bebas berjalan-jalan keliling Yerusalem, melewati rumah-rumah indah milik orang-orang Arab. Lalu tahun 1948, para penghuni rumah-rumah indah itu dipaksa pergi dan rumah-rumahnya dibagikan kepada orang-orang Yahudi. Ibu Miko menolak rumah yang ditawarkan kepadanya, karena dia tidak mau mengambil properti milik orang lain. [3]
Di titik ini, saya pun mendapatkan jawaban, mengapa Miko akhirnya bisa keluar dari narasi sesat yang telah ditanamkan kepadanya selama puluhan tahun. Dia rupanya terlahir dari seorang ibu Yahudi asli Palestina yang memegang teguh moral dan kemanusiaan.
Ini kisah yang mengharukan, simak saja videonya. Kita akan tersadar betapa ZSM Indonesia (termasuk yang muslim) sebenarnya tidak tahu apa-apa soal hakikat konflik Palestina-Israel. Mereka dijajah oleh narasi yang ditanamkan oleh media, atau propagandis Zionis. Hanya orang yang mampu berpikir merdeka yang bisa keluar dari penjajahan narasi itu.[]
--
[Besok saya akan ceritakan soal kakak Miko, yang juga menjadi aktivis pembela Palestina]
---
[1] Video Miko Peled https://www.youtube.com/watch?v=OhNf__kYviY
[2] https://dinasulaeman.wordpress.com/…/penjelasan-soal-adany…/
[3] mau lihat seperti apa rumah-rumah indah milik warga Palestina itu, simak videonya di sini: https://www.youtube.com/watch?time_continue=8&v=myvobIkwkNM
Rumah-rumah itu menyimpan amat banyak buku [menandakan betapa orang Arab Palestina sangat educated] dan buku-buku itu kemudian dirampok lalu disimpan di perpustakaan Israel.
Miko Peled adalah anak dari seorang jenderal di IDF (tentara Israel). Miko menulis buku “The General’s Son” yang menceritakan pengalaman pribadinya, bagaimana dia akhirnya menyadari kejahatan yang telah dilakukan pemerintah Israel, dan kemudian menjadi aktivis pembela Palestina.
Miko berkeliling AS dan Israel untuk berpidato di berbagai forum, berusaha menyadarkan publik apa yang sebenarnya terjadi. Tentu, dia mendapatkan intimidasi dari orang-orang Zionis, dia disebut anti-Semit (padahal Miko sendiri Yahudi asli, lahir dan besar di Yerusalem).
Proses yang dilalui Miko tidak mudah. Di video ini, dia menceritakannya; tersirat di wajahnya rasa pahit yang ditanggungnya saat menceritakan kejahatan besar yang dilakukan bangsanya sendiri. Di menit ke 32:10 ia menceritakan pertemuan PERTAMA-nya dengan orang Palestina, di San Diego. [1]
Miko lahir dan besar di Yerusalem. Tapi ia baru bertemu dengan orang Palestina pertama kalinya justru di AS. Artinya, kata Miko, Yerusalem itu adalah kota yang sangat tersegregasi, sama sekali tidak ada persatuan di dalamnya, anak-anak Israel sama sekali tidak berjumpa dengan anak-anak Palestina.
Kisah ini sama seperti yang dialami Gilad Atzmon (penulis kelahiran Israel, bukunya berjudul the Wandering Who). Gilad lahir dan besar di Israel, namun pertama kali melihat orang Arab-Palestina adalah ketika dikirim ke medan tempur (saat ikut wajib militer). Sebabnya, orang-orang Arab itu baru muncul di malam hari, melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti membersihkan sampah.
Ironisnya, banyak ZSM yang berusaha menampilkan wajah ‘demokratis’ dan ‘humanis’ Israel dengan menyebar link berita dan meme yang menyebut ‘tentara Israel juga ada yang muslim’ atau ‘warga Israel juga ada yang muslim’. Tentu tidak semua yang share link soal ini ZSM ya, ada juga yang niatnya mungkin menyuarakan 'perdamaian'. Tapi sebaiknya, baca dulu tulisan saya “Penjelasan Soal Adanya Tentara Israel Muslim” supaya lebih paham sikonnya. [2]
Ok, balik lagi ke kisah Miko.
Miko mengatakan bahwa saat berdiskusi dengan orang-orang Palestina di AS, dia mendengar hal-hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya. “Saya mendengar tentang pengusiran, pembunuhan massal, sesuatu yang kami, orang Israel, TIDAK lakukan... kami ini orang-orang bermoral.. tidak akan melakukan semua itu...”
Maksud Miko, selama ini dia meyakini bahwa Israel tidak melakukan hal-hal seperti itu, dan meyakini bahwa Israel adalah orang-orang yang bermoral, tak mungkin melakukan hal-hal jahat itu.
Di awal video dia menceritakan mitos-mitos dan narasi yang selama ini ditanamkan kepada orang-orang Israel (misalnya, Israel itu negara kecil yang diserang Arab; tentang mitos King David). Semua itu menjadi narasi yang diyakini seyakin-yakinnya oleh kebanyakan orang Israel, sehingga sulit bagi Miko untuk menerima kisah yang sama sekali berbeda.
Miko pun mempelajari sejarah, termasuk dokumen transkrip rapat para jenderal (di dalam rapat itu ada ayahnya sendiri), dan akhirnya menemukan kebenaran, lalu berpihak kepada Palestina.
Menariknya, dalam proses ‘penerimaan’ Miko atas hakikat Israel yang sesungguhnya jahat itu, Miko didampingi oleh teman-teman Palestinanya [di San Diego, AS].
“Keberuntungan bagi saya adalah saya dikelilingi oleh sekelompok orang –sebagian besarnya Palestina- yang membantu saya melewati transformasi ini. Ini seperti mempelajari... saya tak tahu.. seperti gigi dicabut tanpa dibius, sangat menyakitkan...mengetahui bahwa segala yang Anda ketahui ternyata tidak benar.. Mereka dengan sangat berbaik hati membiarkan saya melalui [proses] ini, mendampingi saya... hal ini makan waktu beberapa tahun...”
Di menit 10:37, Miko bercerita tentang ibunya. Ibunya lahir di Yerusalem, sebelum Israel berdiri. Menurut ibunya, dulu dia bebas berjalan-jalan keliling Yerusalem, melewati rumah-rumah indah milik orang-orang Arab. Lalu tahun 1948, para penghuni rumah-rumah indah itu dipaksa pergi dan rumah-rumahnya dibagikan kepada orang-orang Yahudi. Ibu Miko menolak rumah yang ditawarkan kepadanya, karena dia tidak mau mengambil properti milik orang lain. [3]
Di titik ini, saya pun mendapatkan jawaban, mengapa Miko akhirnya bisa keluar dari narasi sesat yang telah ditanamkan kepadanya selama puluhan tahun. Dia rupanya terlahir dari seorang ibu Yahudi asli Palestina yang memegang teguh moral dan kemanusiaan.
Ini kisah yang mengharukan, simak saja videonya. Kita akan tersadar betapa ZSM Indonesia (termasuk yang muslim) sebenarnya tidak tahu apa-apa soal hakikat konflik Palestina-Israel. Mereka dijajah oleh narasi yang ditanamkan oleh media, atau propagandis Zionis. Hanya orang yang mampu berpikir merdeka yang bisa keluar dari penjajahan narasi itu.[]
--
[Besok saya akan ceritakan soal kakak Miko, yang juga menjadi aktivis pembela Palestina]
---
[1] Video Miko Peled https://www.youtube.com/watch?v=OhNf__kYviY
[2] https://dinasulaeman.wordpress.com/…/penjelasan-soal-adany…/
[3] mau lihat seperti apa rumah-rumah indah milik warga Palestina itu, simak videonya di sini: https://www.youtube.com/watch?time_continue=8&v=myvobIkwkNM
Rumah-rumah itu menyimpan amat banyak buku [menandakan betapa orang Arab Palestina sangat educated] dan buku-buku itu kemudian dirampok lalu disimpan di perpustakaan Israel.
Post a Comment