WAHABI MALU MENGAKUI WAHABI TIDAK MAU DIPANGGIL WAHABI

WAHABI KAUM MINDER

Ganti nama jadi "salafi"..catut lagi salafus sholeh..ganti lagi ahlusunnah..namun TANPA JAMAAH..hehehe..

Dulu semasa hidupnya Gus Dur pernah bilang bahwa kaum Wahabi adalah kaum yang minder, dan itu ternyata benar adanya. Karena minder, mereka sekarang tidak berani berdialog tentang hal-hal kontroversial yang dibuatnya sendiri secara terbuka yang ditonton oleh banyak orang. Kalau terpaksa nekad, mereka akan jadi bahan tertawaan di forum-forum diskusi atau debat karena seringnya mereka terjebak oleh katan-kata dan pernyataannya sendiri. Hal ini bisa kita lihat dalam Debat Terbuka NU – Wahabi, anatara Wakil Wahabi Ustadz Muamal Hamdi  berhadapan dengan anak-anak muda NU Jember. Sang Wakil Wahabi ketika itu membuat pernyataan yang sangat lucu khas juhala’ Wahabi, yaitu dia bikin istilah “MUKMIN MUSYRIK”. Jelas ini ngawur tanpa landasan dalil apapun, baik dari Al Qur’an, Al Hadits, Al Atsar ataupun perkataan ulama. Akhirnya debat tersebut ditutup karena tidak layak dilanjutkan. 
Hal-hal jahil khas Wahabi ini juga bisa kita lihat dalam mudzakaroh antara Buya Yahya dengan seorang Profesor Wahabi di Cirebon. Profesor ini juga di-KO oleh Buya Yahya ketika saling adu argumentasi persoalan Tawassul yang dianggap syirik oleh wahabi. Begitu juga ketika Buya Yahya meng-KO Ustadz Ahmad Thoharoh, ustadz Wahabi ini tidak berani lagi muncul untuk mudzakaroh sesi berikutnya di TV 

 Cirebon. Demikianlah terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu tentang KO-nya wakil-wakil Wahabi dalam ajang diskusi atau debat Terbuka. baik di Indonesia ataupun di luar negeri. Hal ini semakin membuat mereka minder dalam pergaulan sesama muslim di dunia. Mereka semakin tidak PEDE menyandang sebutan Wahabi, sehingga mereka mengucilkan diri dalam kelompok-kelompok kecil dan menghindari pergaulan sesama muslim. Itulah kenyataannya, baik Di Indonesia, Malaysia,  Australia, Afganistan, Pakistan, dll, bahkan di Arab saudi sendiri.
Nah, agar kaum Wahabi bisa menemukan kembali kebanggaannya sebagai Wahabi, berikut ini kami suguhkan artikel yang akan memberikan dua opsi buat kaum wahabi. Seperti apakah kedua opsi tersebut, silahkan baca artikel berikut ini….

Jika Memang Anda Seorang Wahabi Kenapa Marah Disebut Wahabi ?

Oleh: Kang Ajid


Kami awali tulisan ini dengan mengucap Basmallah dan Hamdallah, semoga tulisan ini bermanfaat bagi setiap yang membacanya. Tulisan ini kami persembahkan buat Wahabi yang minder dan malu atau marah tidak mau di sebut Wahabi.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wahabi atau Wahhabi adalah satu nama dari sekian banyak nama bagi aliran yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab. Beliau melanjutkan pikiran-pikiran kontroversi IBNU TAYMIYYAH, bahkan dakwah Syaikh ini lebih kontroversi dari Ibnu Taymiyah. Gerakan Jihad pembaruan paham Ibnu Taymiyah inilah yang di namai dengan Wahabi sejak kemunculannya, karena di pimpin oleh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab.


Akan tetapi oleh para Juhala’ Wahabi sekarang mencoba menghapus nama atau sebutan Wahabi dengan berbagai macam dalih konyolnya. Ada yang bilang Wahhabi atau Wahabi adalah fiktif karena mereka adalah SALAFI bukan Wahhabi. Ada yang berdalih bahwa Wahabi hanyalah gelar yang di berikan oleh Inggris. Ada yang berdalih bahwa Wahabi bukan aliran yang dibawa oleh Syaikh mereka Muhammad Ibnu Abdil Wahhab tetapi aliran yang di bawa oleh Abdul Wahhab Bin Abdirrahman Bin Rustum. Bermacam dalih telah disampaikan untuk menghapus sebutan Wahabi dari ajaran mereka, agar orang awam tertipu dan percaya bahwa ajaran mereka benar-benar ajaran Al-Quran Hadits menurut pemahaman Para Salafus Sholeh. Maka tertipulah orang yang tertipu, dan semoga mereka kembali ke Ahlus Sunnah yang sebenarnya.
Di awal Perkembangan “dakwah” ini tidak ada yang mempermasalahkan penamaan dengan Wahabi. Apalah arti sebuah nama, bila pahamnya melenceng dari Al-Quran Hadits, bila pemahamannya sangat jauh dari paham Ahlus sunnah Waljama’ah, bila pahamnya telah difatwakan sesat oleh para Ulama Ahlus Sunnah. Seribu kali gonta-ganti nama tetap saja itu ajaran yang sama, karena permasalahannya bukan pada nama. Apa pun nama yang mereka gelari untuk diri mereka tidak akan dapat mengubah apa pun buat kebaikan diri mereka sendiri. Bahkan akan membuat diri mereka terjerumus lebih dalam lagi.


Ketika membaca artikel atau buku putih yang ditulis untuk membantah bahwa dakwah mereka bukan Wahabi tapi Salafi, sungguh kita dapat mengetahui betapa takut dan khawatirnya mereka dengan nama tersebut. Tapi tidak pernah merasa takut dengan aqidah mereka yang telah jauh melenceng dari aqidah Ahlus Sunnah, apalagi jia ditimbang dengan aqidah para Sahabat dan Salafus Sholeh. Dan mereka tidak pernah merasa bersalah dengan dakwah mereka yang telah terang-terangan menjadi musuh Islam dari dalam, na’uzubillah. Semoga Allah menjaga semua keluarga Muslim dari fitnah sekte mereka.

Ketakutan mereka disebut Wahhabi disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

– Karena sejarah kelam dakwah Syeikh mereka yang di bantu oleh Dinasti King Sa’ud / Saudi.
– Karena telah ada fatwa-fatwa para Ulama Ahlus Sunnah terhadap paham Wahhabi yakni paham yang dibawa oleh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab.
– Karena sudah terdeteksi mereka ingin menipu orang awam dengan nama terkenal untuk paham yang baru, agar orang menyangka bahwa itu ajaran murni menurut Al-Quran Hadits.
– Karena kedok mereka telah terbongkar dalam kitab para Ulama Ahlus Sunnah.
– Karena nama Wahabi / Wahhabi telah dikotori oleh para pendahulu mereka.
– Karena itulah mereka berusaha agar tetap aman walaupun sudah terdeteksi sebagai musuh Islam dari dalam.

– dan masih banyak lagi kemungkinan yang terselubung.
Terlepas dari siapa yang menamakan ajaran mereka itu dengan Wahhabi, dan kapan pertama kali muncul nama itu, harusnya yang mereka bela bukanlah hanya sebatas nama atau sebutan saja. Tapi ada yang lebih penting dari itu yakni Tauhid mereka yang jauh dari ajaran Rasulullah dan para Sahabatnya. Fitnah mereka terhadap para Ulama Salaf, kontradiksi dalam ajaran mereka sendiri bahkan antara satu Syaikh dengan Syaikh yang lain, kesesatan dalam ajaran mereka sendiri, distorsi kitab-kitab para Ulama yang bertentangan dengan mereka, yang semuanya belum bisa mereka pertanggung-jawabkan kepada Ummat Islam sedunia. Tidak ada gunanya buang waktu untuk melenyapkan nama Wahabi yang telah terkenal buat dakwah mereka sejak kemunculannya. Bahkan para Syaikh mereka telah mengakui nama Wahabi tersebut walaupun itu dianggap hanya sebagai sebutan dari musuh mereka.


Syaikh Wahabi Mengakui Nama Wahabi

Ketika para Juhala’ Wahabi tertipu dan terus menipu dengan sekte bahwa mereka bukan Wahabi, ternyata telah ada Syaikh Wahabi yang mengakuinya. Berikut ini akan kami sampaikan pengakuan tersebut, agar tidak adalagi Talbis konyol ini.
1.Syaikh Ahmad ibn ‘Hajar al-Butami dalam Biografi Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab yang juga ditashhihkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz, mengakui Wahhabi adalah ajaran Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
– Di halaman 59 disebutkan :

فقامت الثورات على يد دعاة الوهابيين

[maka tegaklah revolusi di atas tangan para da’i Wahhabi…….]– Di halaman 60 disebutkan :

على أساس من الدعوة الدينية الوهابية في مكة

 [atas dasar dari dakwah agama wahhabi di Mekkah………]

– Di halaman 60 juga disebutkan :

فلما التقى بالوهابيين

[manakala berjumpa dengan para Wahhabi………..]– Di halaman 60 juga disebutkan :

استطاع هؤلاء المسلمون الوهابيون

[sangguplah mereka orang Islam Wahhabi…………]– Di halaman 60 juga disebutkan :

من المبادئ الوهابية

[dari dasar-dasar Wahhabi…………]


– Di halaman 60 juga disebutkan :

ولكن الدعوة الوهابية

[tetapi dakwah Wahhabi…………]– Di halaman 60 juga disebutkan :

يدينون بالإسلام على المذهب الوهابي

[mereka beragama dengan Islam atas Mazhab Wahhabi……]Cukup tujuh saja kita ambil dari kitab Syaikh Wahabi tersebut, dan kita cari dalam kitab Syaikh Wahabi lain. Yaitu dalam kitab Syaikh Dr.Muhammad Khalil Al-Harras yang berjudul: ”Al-Harakatul Wahhabiyah” dari nama kitabnya saja sudah jujur yaitu “Gerakan Wahhabi”. Mari kita buka kitabnya….
– Di halaman 11 disebutkan :

اسس الحركة الوهابية

[Dasar-dasar gerakan Wahhabi……………….]– Di halaman 14 disebutkan :

الحركة الوهابية تدعو الي توكيد التوحيد

[gerakan Wahhabi menyeru kepada menguatkan Tauhid……….]– Di halaman 17 disebutkan :

الحركة الوهابية تدعو الي سبيل ربها

[gerakan Wahhabi menyeru kepada jalan Tuhan nya………]


– Di halaman 21 disebutkan :

فلماذا تنسب الوهابية وحدها الى المبالغة

[kenapa Wahhabi saja yang dinisbahkan kepada berlebihan……..]– Di halaman 22 disebutkan :

لايقع على الوهابية

[tidak terjadi atas Wahhabi………………..]– Di halaman 30 disebutkan :

ان الوهابية لم تقم للاجتهاد فى الفروع

[sesungguhnya Wahhabi tidak tegak untuk ijtihad dalam masalah furu’………..]– Di halaman 43 disebutkan :

للدعوة الوهابية

[bagi dakwah Wahhabi]Cukup tujuh juga dari kitab tersebut, mari kita cari lagi dari kitab Syaikh Wahabi yang lain. Ternyata sangat banyak kitab-kitab Syaikh Wahabi yang mengakui penamaan Wahhabi untuk dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdi, diantaranya:

– Syaikh Muhammad Hamid Al-Fiqi dalam kitab Atsarud da’watil wahhabiyah.


– Syaikh Umar Abu Nashri dalam kitab Ibnu Sa’ud.

– Syaikh Muhammad Kurdi Ali dalam kitab Al-Qadim wal-Hadits.

– Syaikh Muhammad Jamil Baiham dalam kitab al-Halqah al-Mafqudah fi Tarikh Arab.

– Syaikh Abdul Karim Al-Khathibi dalam kitab Muhammad ibn Abdil Wahhab.
– dan masih banyak lagi.
Para pembesar Wahabi telah mengakui penamaan Wahabi tersebut terhadap ajaran yang di bawakan oleh Syaikh Mohd bin Abdil Wahhab. Meski sebagian ada yang mengatakan itu sebutan musuh Syaikh terhadap dakwah Syaikh, sebagian lagi ada yang beralasan itu nisbah yang mukhalafah qiyas atau syaz. Biar pun tidak menerima sepenuhnya, tapi para Juhala’ Wahabi justru konyol dengan tidak mengakui sama sekali. Karena biar pun itu nisbah yang mukhalafah qiyas atau penamaan dari musuh, tetap itu nama resmi/tidak resmi untuk dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Najdi yang mereka agungkan itu.

Lalu kenapa marah jika mereka disebut WAHABI? Dengan mengetahui fakta-fakta yang tak terbantahkan itu tentunya mereka malu sehingga menjadi minder dalam pergaulan sesama muslim sedunia, sehingga mereka berusaha dengan berbagai cara untuk gonta-ganti nama dan buat menyebut diri mereka sendiri. Dari sebutan MUWAHID sehingga yang terakhir mereka menyebut dirinya SALAFY.
Akahirnya dengan menimbang fakta-fakta yang diungkap di atas, ada dua opsi buat mereka untuk dipilih:
1- Tetap sebagai WAHABI
2- Bertobat
Jika demikian kenapa mereka tidak memilih opsi paling menentramkan hatinya dan aman, yaitu BERTOBAT? Akan tetapi jika masih ngotot memilih “Tetap sebagai WAHABI” maka bagi pemilih opsi ini katakanlah dengan Bangga: “Ana Wahabi Why Not?” Tetapi jika boleh kami sarankan, janganlah menutup diri, teruslah berusaha mencari kebenaran dan berhentilah berdakwah secara licik dan terkesan ada yang dirahasiakan. Kenapa harus menyampaikan kebenaran dengan cara yang tidak benar, na’uzubillah.
wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq.

 Source: https://www.facebook.com/kang.ajid.9

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.