WAHABI PENISTA ISLAM ITU SENDIRI

*AJARAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
(Pendiri Madzhab Wahhabi = madzhab penista aqidah Islam)*
● Pernyataan Muhammad bin Abdul Wahhab, dalam sebuah Risalah yang ditulisnya,
Dan telah diabadikan oleh Al-‘Ashimi di dalam Kitab:
"Al-Durar Al-Saniyyah Fi Al-Ajwibah Al-Najdiyyah,
- Dia mengeluarkan fatwa berikut ini:

وَأَنَا أُخْبِرُكُمْ عَنْ نَفْسِيْ وَاللهِ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ، لَقَدْ طَلَبْتُ الْعِلْمَ، وَاعْتَقَدَ مَنْ عَرَفَنِيْ أَنَّ لِيْ مَعْرِفَةً، وَأَنَا ذَلِكَ الْوَقْتَ، لَا أَعْرِفُ مَعْنَى لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا أَعْرِفُ دِيْنَ الْإِسْلَامِ، قَبْلَ هَذَا الْخَيْرِ الَّذِيْ مَنَّ اللهُ بِهِ؛ وَكَذَلِكَ مَشَايِخِيْ، مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ عَرَفَ ذَلِكَ. فَمَنْ زَعَمَ مِنْ عُلَمَاءِ الْعَارِضِ: أَنَّهُ عَرَفَ مَعْنَى لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَوْ عَرَفَ مَعْنَى الْإِسْلاَمِ قَبْلَ هَذَا الْوَقْتِ، أَوْ زَعَمَ مِنْ مَشَايِخِهِ أَنَّ أَحَدًا عَرَفَ ذَلِكَ، فَقَدْ كَذِبَ وَافْتَرَى، وَلَبَّسَ عَلَى النَّاسِ، وَمَدَحَ نَفْسَهُ بِمَا لَيْسَ فِيْهِ.

“Aku kabarkan kepada kalian Tentang Diriku,
Demi Allah yang tiada Tuhan Selain-Nya,
Aku telah menuntut ilmu, dan orang yang Dulu Mengenalku Meyakini aku memiliki Pengetahuan,
→ PADAHAL AKU PADA WAKTU ITU BELUM MENGERTI MAKNA: "LA ILAHA ILALLAH",
DAN AKU TIDAK MENGETAHUI AGAMA ISLAM.
→ SEBELUM MEMPEROLEH KEBAIKAN YANG ALLAH KARUNIAKAN INI.
→ DEMIKIAN PULA GURU-GURUKU,
TAK SEORANGPUN DIANTARA MEREKA YANG MENGETAHUI HAL TERSEBUT,
BARANG SIAPA YANG MENYANGKA DARI ULAMA DAERAH 'ARIDH (Riyadh), BAHWA IA (ulama riyadh) MENGETAHUI MAKNA:
"LA ILAHA ILLALLAH" ATAU MENGETAHUI MAKNA ISLAM, SEBELUM WAKTU SEKARANG INI, ATAU MENYANGKA BAHWA DIANTARA GURU-GURUNYA ADA YANG MENGETAHUI HAL TERSEBUT,
MAKA IA TELAH BERDUSTA, MEMBUAT-BUAT, MENIPU MANUSIA DAN MEMUJI DIRINYA DENGAN SESUATU YANG TIDAK ADA PADANYA.
— (Kitab: Al-Durar Al-Saniyyah Fi Al-Ajwibah Al-Najdiyyah,
Juz 10, Halaman: 51).

●●●●●●●●
☆ Pernyataan Muhammad bin Abdul Wahhab tersebut Mengandung Beberapa Kesimpulan sebagai berikut:
I ● Sebelum Menyebarkan ajarannya, Muhammad bin Abdul Wahhab Mengaku belum mengetahui Makna:
"La Ilaha Illallah" dan Belum Mengerti Agama Islam.
~ Pernyataan ini secara tidak langsung Menganggap Bahwa Dirinya Dulunya Termasuk Orang Kafir sebelum menyebarkan ajarannya.
Bukankah syarat seorang Muslim harus mengerti Makna
Kalimat : La Ilaha Illallaah..????
II ● Ajaran yang didakwahkannya, Tidak ia Pelajari dari
Guru-Gurunya,
Akan tetapi ia Terima dari Allah sebagai Karunia.
~ Di sini kita patut Tahu, bagaimana caranya Muhammad bin Abdul Wahhab menerima Ajarannyatersebut dari Allah..????.
Apabila ia memperoleh ajaran tersebut dari Wahyu,
Secara tidak langsung ia mengaku Nabi..????!!,
Hal ini tidak mungkin terjadi dan ia akui bagi dirinya.
Apabila ia menerimanya Bukan dari Wahyu,
Maka kemungkinan ia menerimanya dari Setan,
Dan hal ini tidak mungkin ia akui.
Dan ada kemungkinan ia terima dari Pikirannya Sendiri, yang tidak ada jaminan bahwa hasil pikirannya tersebut dipastikan benar sebagaimana hasil pikiran para Nabi.
Demikian tersebut bertentangan dengan metode Kaum Muslimin dalam menerima Ilmu Agama,
Dimana Ilmu Agama mereka terima melalui Mata Rantai Sanad, dari Guru ke Guru Sebelumnya secara Berkesinambungan sampai kepada Rasulullah Saw.
Al-Imam Ibnu Al-Mubarak: “Al-Isnad minaddin".
(Sanad termasuk bagian dari Agama)”.
Jadi Ilmu dan Ajarannya Pendiri Wahabi tsb, Tidak Punya Sanad.
III ● Tidak seorang pun dari Ulama Riyadh dan Guru-Gurunya yang Mengetahui Makna: "La Ilaha Ilallah,
Dan Tidak Seorangpun dari Ulama Riyadh dan Guru-Gurunya Mengetahui Agama Islam.
~ Pernyataan ini berarti Ia Telah Mengkafirkan Semua
Guru-Gurunya dan juga Semua Ulama yang Ada.
☆ Paparan di atas Menyimpulkan bahwa Ajaran pendiri Wahhabi, berdasarkan Testimoni Pendirinya,
Tidak diperoleh dari Para Ulama,
Akan tetapi ia peroleh dari Hasil Pemikirannya Sendiri,
Dan dianggapnya Sebagai Anugerah dari Allah,
Lalu kemudian ia doktrinkan kepada para Pengikutnya.
Karena pendiri Wahabi Tidak Mengakui keilmuan para Ulama, Termasuk Guru-Gurunya sendiri.
Bahkan secara jelas dan gamblang, Ia Mengatakan, Bahwa:
"Sebelum menyebarkan Ajarannya, Tidak seorangpun Ulama (termasuk guru-gurunya), yang mengetahui Makna:
"La Ilaha Illallah dan Mengetahui Agama Islam.
Hal ini berarti Pengkafiran terhadap Seluruh Ulama dan Umat Islam dan juga Mengkafirkan Dirinya Sendiri.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.