BUKU MENOLAK WAHABI KARYA WAKIL RAIS AKBAR DAN PENDIRI NAHDLATUL ULAMA KH MUHAMMAD FAQIH MASKUMAMBANG

BEDAH BUKU : BUKU MENOLAK WAHABI KARYA WAKIL RAIS AKBAR DAN PENDIRI NAHDLATUL ULAMA KH MUHAMMAD FAQIH MASKUMAMBANG GRESIK TERBITAN SAHIFA SURABAYA, 2015. (KITAB ASLI: AN-NUSHUSH AL-ISLAMIYYAH FI RADD AL-WAHHABIYYAH/ NASH-NASH ISLAM DALAM MENOLAK MADZHAB WAHABI TERBITAN DARUL AHYA-IL KUTUBIL ARABIYYAH MESIR, 1922)
Judul: Menolak Wahabi, Membongkar Penyimpangan Sekte Wahabi; dari Ibnu Taimiyah hingga Abdul Qadir At-Tilmisani
Halaman: 304 Halaman
Bahasa: Arab dan Indonesia

Buku karya Wakil Rais Akbar dan Pendiri Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Faqih Maskumambang ini ditulis tahun 1922 atau empat tahun sebelum kelahiran Nahdlatul Ulama (NU). Kitab berjudul “An-Nushush al-Isamiyyah fi Radd al-Wahhabiyyah” ini adalah karangan berbahasa Arab pertama yang membantah paham Islam anti-madzhab seperti Wahabi yang ditulis ulama asal Indonesia. Ini membuktikan persoalan Wahabi sudah menjadi sedemikian momok di awal abad ke-20.
KH Muhammad Faqih Maskumambang sendiri adalah putra keempat KH Abdul Djabbar yang masih merupakan keturunan dari Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya. Ia memimpin Pesantren Maskumambang mulai tahun 1325H. sampai 1353 H. Ia seorang ulama besar yang terkenal di pulau Jawa, bahkan sampai keluar Jawa. Ia ahli dalam bidang Ilmu Tafsir, Tauhid, Fiqih, Nahwu dan Balaghah, Mantiq, Ushul Fiqih dan lain-lain. Ia sangat aktif dalam mengajar.
Ia juga menulis beberapa buku. Salah satu buku karya beliau yang masih dapat dibaca adalah “Al-Mandzumah Al-Dailah fi Awaili Al-Asyhur Al-Qamariyah” yang berisi tentang ilmu falaq (astronomi). Buku yang terdiri dari dua teks, yakni teks pertama berupa nadzam, sedang teks kedua berisi natsar (prosa) ini ditemukan dalam koleksi KH Abdul Hadi (Pengasuh Pondok Pesantren Langitan tahun 1921-1971), sebagai salah satu buku yang diajarkan kepadanya ketika belajar kepada KH Faqih Maskumambang pada tahun 1930.
  Penulisan buku yang terdiri dari nadhom dan prosa ini menunjukkan bahwa beliau telah mengadakan pendidikan ilmu fisika astronomi dengan cara yang menyenangkan. Beliau juga menjadikan agama mampu melintasi ilmu fisika-astronomi, ilmu sosial pendidikan, dan ilmu-ilmu humaniora (sastra). Dan pendidikan dengan cara yang menyenangkan ini telah tertata rapi di Pesantren Maskumambang tempo dulu. Kemasyhuran dan kedalaman pengetahuan beliau ini menjadikan Pondok Pesantren Maskumambang sangat terkenal dan santri-santrinya pun berdatangan dari pelbagai daerah.

Pada tahun 1937 M bertepatan dengan tahun 1353 H, KH Muhammad. Faqih berpulang ke Rahmatullah dalam usia 80 tahun dengan meninggalkan belasan karya tulis.

KATA PENGANTAR BUKU MENOLAK WAHABI OLEH KH MAIMOEN ZUBAIR SARANG “Kiai Faqih bin Abdul Jabar Maskumambang memiliki karisma—sekaligus popularitas—yang sedemikan tinggi di kalangan Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU). Ini tidak saja karena beliau salah seorang ulama yang memiliki peran penting di tubuh NU sejak kali pertama ia dibentuk, tetapi juga karena beliau sahabat karib Kiai Hasyim Asy’ari. Kalau kita teleusuri riwayat kehidupan mereka, kita akan dapati bahwa keduanya merupakan sahabat seperjuangan semenjak “nyantri” baik ketika di tanah suci Makkah, maupun di pondok pesantren Syeikhana Khalil Bangkalan. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, mereka berdua sama-sama menjadi pengurus inti NU: Kiai Hasyim menjadi Rais ‘Am dan Kiai Faqih menjadi Naib ‘Am”.
Launching dan Bedah Buku Menolak Wahabi Karya Wakil Rais Akbar Nahdlatul Ulama, dilaksanakan pada Ahad 2 Agustus 2015, pukul 09.00-12.00 WIB dan 13.00-17.00 WIB, bertempat di Pondok Pesantren Al Aziziyyah Denanyar Jombang, dengan narasumber: KH Aziz Masyhuri (Penterjemah Kitab An-Nushushul Islamiyah fi Raddi ‘ala Madzhabil Wahhabiyah/ Pengasuh Ponpes Al Aziziyyah Jombang), Martin Van Bruinessen (Belanda) dan KH Ahmad Baso (Penulis Buku Islam Nusantara).



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.