BIN SALMAN AKAN IJINKAN ZIONIST INJAKAN KAKI KE TANAH SUCI MEKAH

ADAKAH NUBUWAH HADITS BAHWA DAJJAL AKAN BERDIRI DIISTANA NYA DIMADINAH YG SUDAH JADI DIMANA PENDUDUKNYA YG MUNAFIK AKAN KELUAR MENGHAMPIRI DAJJAL AKAN SEGERA TERWUJUD..??

Seorang dosen universitas di London dan oposisi terkenal Saudi menyatakan, impian Israel untuk sampai ke Mekkah akan diwujudkan oleh putra mahkota baru Kerajaan Saudi.
Dalam wawancara televisi, Madawi al-Rasheed menyinggung persekutuan Rezim Zionis dengan Saudi dan UEA. Menurutnya, hubungan dekat Saudi dan Israel adalah hal yang gamblang.
“Ada upaya-upaya untuk mempersiapkan masyarakat Saudi guna menormalisasi hubungan dengan Israel. Normalisasi ini dilakukan berdasarkan kaidah ‘musuh musuhku adalah kawanku.’ Permusuhan Saudi sekarang diarahkan kepada Iran dan Syiah,”papar al-Rasheed.

Dia menambahkan, ini adalah hal yang sedang dilakukan Muhammad bin Salman. Menurutnya, saat ini, Rezim Zionis sedang melalui hari-hari bahagia, sebab mereka berhasil melakukan infiltrasi ke Semenanjung Arab yang merupakan pusat harta dan kiblat muslimin.
“Ketika bendera Israel sudah berkibar di Riyadh, maka sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan. Jika setelah itu, seumpama Rezim Zionis membantai setengah rakyat Palestina, apakah bangsa Indonesia bisa berbuat sesuatu? Impian untuk sampai ke Mekkah akan diwujudkan di masa mendatang oleh Muhammad bin Salman,”pungkas al-Rasheed.

   =====================================
Mekkah disebut juga Tanah Haram. Pada tahun 8 H, (623 M) Mekkah masih boleh ditempati atau dikunjungi oleh orang-orang Nasrani, Yahudi dan non muslim lainnya.

Tetapi karena orang-orang kafir banyak melakukan tindakan-tindakan munafik, ingkar janji dan
memusuhi serta menodai syiar Islam, maka pada tahun 9 H berdasarkan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 28 yang artinya; "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang Musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini".

Kota Mekkah akan terus berkembang namun Tanah Haram tidak ikut berkembang kerena batasnya telah ditetapkan yaitu dari : Arah Utara Masjidil Haram-7 Km, Arah Selatan-13 Km, Arah Barat-25 Km.

Disinilah Allah SWT menempatkan Ka`bah dan Masjidil Haram. Disini pula diterapkan beberapa macam larangan seperti berburu hewan buruan, tidak boleh merusak pohon, tanah dan batunya dilarang dibawa keluar tanah haram serta orang non muslim dilarang masuk.

Jarak beberapa kota dari kota Mekkah : Jeddah 74 km, Thaif 80 km, Madinah 498 km, Riyadh 990 km. Pada bulan Juli dan Agustus suhu dikota ini sangat panas sampai 54`C dan pada bulan Desember dan Januari sangat dingin sampai 10`C, serta jarang turun curah hujan.Menembus larangan

Mengapa orang nonmuslim dilarang menginjakkan kaki di tanah Mekah?

Sesungguhnya pertanyaan seperti itu kerap muncul di kalangan umat Muslim sudah lama. Bahkan tatkala jemaah haji dari arah Jeddah memasuki kota Mekah, termasuk dari Indonesia, akan bertanya saat di perjalanan menyaksikan satu ruas jalan disediakan pemerintah setempat bagi warga nonmuslim agar tak "nyelonong" masuk menuju Mekah.

Bagi petugas haji Indonesia, pembagian satu ruas jalan dari arah Jeddah menjadi dua arah: satu ke Mekah dan ke kota lain bagi warga nonmuslim, tentu sudah dapat dipahami. Sebab, warga nonmuslim dilarang menginjakan kaki kota Mekah.

Lantas, mengapa dilarang dan apa jadinya jika larangan itu tak diindahkan?

Buku al-Masihiyun fi Makkah (Christian at Mecca, 1909) karya Augustus Ralli menjadi menarik lantaran berupaya menjawab larangan tersebut.

Buku yang dicetak perdana pada Agustus 2011 itu, kini menjadi terasa aktual untuk memberi pemahaman seputar ritual pelaksanaan haji yang "diintip" melalui kaca mata orang Kristen, sekaligus menjawab mengapa warga nonmuslim berani menginjakan kaki di kota Mekah.

Dalam prespektif sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah pada 622 M, yang kemudian ditandai dengan penanggalan hijrah bagi umat Islam. Di kota Madinah, Nabi Muhammad SAW mendapat sambutan dan pengikutnya pun bertambah. Lalu penyebaran akidah Islam pun meluas.

Pada 629 M, Nabi Muhammad SAW kembali ke tanah kelahirannya, Mekah, sebagai pemenang dengan sebelumnya mengalahkan lawan-lawannya yang sejak lama memusuhi. Pada tahun itu pula lahir satu undang-undang baru yang menegaskan bahwa tak seorang pun selain mukmin (muslim) yang boleh menginjakkan kaki di tanah Mekah.

Charles M. Doughty, dalam kata pengantar buku berjudul "Christian at Mecca" ini menyebut setiap musim haji pasti terjadi eksekusi mati bagi beberapa orang Kristen yang terbukti masuk ke tanah suci secara ilegal. Belum lagi dua warga asing tertangkap di Mina.

Meski ada larangan, masuk ke tanah suci bagi nonmuslim, termasuk berbagai kemungkinan yang akan dihadapi, malahan menjadi "magnet" yang menarik animo orang-orang berjiwa patualang.

Banyak kisah orang Eropa tak gentar, menyembunyikan jatidiri mereka, menyamar dengan pakaian muslim, melakukan tradisi dan ritual Islam, mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi sepanjang patualangannya di darat, laut dalam iklim yang ekstrim. Setelah mereka kembali ke negara masing-masing, mereka membawa pengetahuan yang susah payah diperoleh dari pusat Islam.

Buku setebal 371 halaman semakin menarik untuk dibaca. Esensi para patualang dari Eropa antara lain ingin memenuhi naluri ingin tahu. Tentunya termasuk ilmu pengetahuan. Para petualang itu di antaranya Ludovico Bartema (1503), Vincent Le Blanc (1568), Johann Wild (1607), Joseph Pitts (1680), Badia Y Leblich (Ali Bey Al-Abbasi) 1807, Ullrich Jasper Seetzen (Haji Musa) 1809-1810, John Ludwig Burckhardt (Syekh Haji Ibrahim) 1814-1815, Geovanni Finati (Haji Muhammad) 1814, Leon Roches (Haji Umar) 1841-1842, George Augustus Wallin (Waliyyuddin) 1845, Sir Richard Burton (Syekh Haji Abdullah) 1853, Heinrich Freiherr Von Maltzan (Sayid Abdurahman Bin Muhammad al-Skikidi) 1860, Herman Bicknell (Haji abdul Wahid) 1862, John Fryer Keana (Haji Muhammad Amin) 1877-1878 dan Snouck Hurgronje (Abdul Gaffar) 1885.

Terlepas dari risiko yang diterima akibat melanggar larangan tersebut, namun setelah mengikuti rangkaian kisah para petualang itu, seakan bagi pembaca menambah kerinduan akan tanah suci Mekkah dan Madinah. Kedua kota tersebut menjadi impian bagi umat Muslim.


CATATAN TAMBAHAN :

 
Situs berita Voltaire Net melaporkan, Selasa (31/5/2016), Saudi sedang membangun gedung kedutaan di Tel Aviv dan kedutaan Al Saud akan segera beroperasi di tanah Palestina pendudukan.

Raja Salman telah menominasikan Pangeran Walid Bin Talal sebagai du
ta Kerajaan di Tel-Aviv.

Pakta Quincy, yang ditandatangani antara Presiden Roosevelt dan Raja Abdelaziz pada tahun 1945, dan diperpanjang oleh Presiden Bush dan Raja Fahd pada tahun 2005, menetapkan antara lain bahwa Kerajaan tidak akan menentang tanah air Yahudi di Palestina (negara masa depan Israel).

Dengan pembangunan kedutaan di Tel Aviv, para pejabat Al Saud akan mengakhiri hubungan terselubung selama beberapa dekade dengan rezim Zionis.

Arab Saudi dan Israel dalam beberapa bulan terakhir telah terlibat hubungan langsung dan tidak langsung.

Kantor berita Bloomberg‎ dalam satu laporannya pada Juni 2015 menulis, "Para perwakilan Israel dan Arab Saudi telah menggelar lima kali pertemuan rahasia."

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.