Sabda Rasulullah: Perang Akhir Zaman Dimulai Dari Aleppo

Perang akhir zaman yang disebut sebagai al Malhamah al Kubra merupakan sebuah pertempuran paling dahsyat yang pernah terjadi di muka bumi antara pasukan kaum beriman melawan kaum kafir, antara pasukan yang dipimpin oleh Imam Mahdi melawan Dajjal. Dikarenakan kedahsyatannya, pembantaian berakhir dengan korban yang sangat besar di kedua belah pihak. Bahkan kaum kafir sampai merilis film berjudul “Armagedon” yang merupakan gambaran perang akhir zaman versi mereka.
Dari Abu Hurairah ra., telah bersabda Rasulullah Saw.,
Tidak bakal terjadi hari kiamat bahkan  bangsa Romawi turun ke medan perang di sebuahtempat bernama A'maq alias Dabiq, jadi ada sekelompok pasukan dari Madinah yang keluar menghadapi mereka. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi ketika itu. Serta tatkala mereka berhadapan, pasukan Romawi mengatakan: 'Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami! 'Kaum muslimin menjawab: 'Tidak, demi Allah, kami tidak bakal membiarkan anda memerangi saudara-saudara kami.' Maka terjadilah peperangan antara mereka. Lalu ada semacamga yang kalah dimana Allah tidak bakal mengampuni dosa mereka untuk selamanya, serta semacamga lagi tewas sebagai sebaik-baik para syuhada' di segi Allah, serta semacamga lagi Allah memberbagi kemenangan terhadap mereka. Mereka tidak bakal ditimpa sebuah tuduhan untuk selamanya, lalu setelah itu mereka menaklukkan kostantinopel. Serta ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang serta tengah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon zaitun, tiba-tiba setan meneriaki mereka 'Sesungguhnya Al Masih Dajjal telah keluar di tengah-tengah keluarga kalian, 'merekapun berhamburan keluar, serta nyatanya itu hanyalah kebohongan belaka. Ketika mereka mendatangi Syam, ia muncul. Serta ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan serta sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, serta turunlah Nabi Isa bin Maryam Shallallahu 'alaihi wa Salam, lalu ia mengimami mereka. Serta jika musuh Allah (Dajjal) menontonnya, niscaya ia bakal meleleh sebagaimana garam yang mencair di dalam air, meskipun seandainya saja ia membiarkannya nantinya ia juga bakal meleleh lalu binasa bakal tetapi Allah mengharapkan ia membunuhnya dengan tangannya lalu menunjukan terhadap mereka darahnya yang berada di ujung tombaknya. [HR. Muslim No.5157]


Malhamah Kubra terjadi di A'maq serta Dabiq (Damaskus). Ini adalah pertempuran terdahsyat antara Al-Mahdi (Imam Mahdi) dengan Rum, dimana mereka mengerahkan 80 bendera yang setiap bendera terdiri dari 12.000 tentara alias 960.000 prajurit. Perang Al-Malhamah Kubra terjadi selagi kemarin hari berturut-turut saja, dimana 1/3 dari kaum muslimin melarikan diri dari pertempuran, yang mana dosa mereka tidak bakal diampuni oleh Allah. Serta 1/3 lagi mendapatkan syahid, serta sisanya yang 1/3 bakal mendapatkan kemenangan yang mana mereka tidak bakal tersesat untuk selagi lamanya. (Shahih Muslim dalam Al-Fitan wa Asyratus sa'ah 18/21-22)
Pada tiap hari ada sepasukan tentara Mahdi yang saling membai’at untuk maju berperang serta tidak mundur bahkan  menang alias wafat syahid, pasukan berani wafat ini mendapat syahidnya dengan sangat memuaskan yang akhirnya mendatangkan kemenangan untuk semacamga pasukan Muslim lainnya.
Pertempuran terbesar bakal berkecamuk di Syiria, dekat kota Damaskus, yakni disuatu tempat yang bernama A’maq serta Dabiq: “Kiamat takkan terjadi jadi bangsa Romawi singgah di Al-A’maq* alias di Dabiq*. Lalu mereka diserbu oleh balatentara dari Madinah, yang adalah penduduk mayapada yang paling baik waktu itu. (Muslim bin Hajjaj dari Abu Hurairah RA) *Al-A’maq serta Dabiq adalah nama dua tempat di Syria dekat kota Halab (Alepo).
Tentara Mahdi dengan izin Allah SWT memenangkan pertempuran ini, serta diantara bangsa Rum yang tertawan ada yang kembali menjadi Muallaf lagi. Tentara Mahdi pun mengambil alih harta karun di Iraq (gunung emas Efrat) serta membagi-berikannya sama rata terhadap ramai kaum Muslimin. Harta putih (permata) telah hilang akibat kelalaian orang-orang yang kalah.
Peringatan bakal ghanimah ini, pastikan dahulu musuh mundur/kalah baru berpikir ghanimah seusai kemenangan telah pasti. Jangan bahkan  anda dari 1/3 yang kalah ini. Dua pendapat yang dimaksud kalah ini, yaitu : sebab melarikan diri dari medan pertempuran alias sebab akibat keburu dahuluan tergiur harta ghanimah akhirnya menjadi kekalahan fatal (lihat hadis mengenai 2 harta simpanan (emas serta permata)) diatas “Dan saya tidak bakal membiarkan anda musnah dalam masa satu tahun musim kering, serta tidak membiarkan para musuh mengalahkan anda kecuali sebab diri mereka sendiri bahkan  hilanglah harta yang berwarna putih (permata) itu. Meski musuh berkumpul dari segala penjuru (dalam riwayat lain disebutkan, "berkumpul di segala penjuru") bahkan  lalu mereka saling menghancurkan diri mereka sendiri (saling memerangi) serta saling menawan”, semacam contoh kekalahan di kisah perang Uhud.
...dari Abu Sa'id al-Kudri radiallahu anhuma, ia mengatakan; Rosulullah shallallahu allaihi wa sallam bersabda: "Aku bahkan kan berita gembira terhadap anda dengan datangnya al-Mahdi yang bakal di utus ketika manusia sedang di landa perselisihan serta kegoncangan-kegoncangan, dirinya bakal memenuhi bumi dengan kejujuran serta keadilan sebagaimana sebelumnya bumi di penuhi dengan penganiayaan serta kezaliman. seluruh penduduk langit serta bumi menyukainya, serta dirinya bakal membagi-berikan kekayaan dengan cara cocok". lalu ada seseorang yang bertanya terhadap beliau, "apakah yang di maksud dengan shihah?" beliau menjawab, "merata di antara manusia" serta setelah itu beliau bersabda, "dan Allah bakal memenuhi hati umat Muhammad shallallahu allahi wa sallam dengan kekayaan, serta meratakan keadilan terhadap mereka seraya memerintahkan seorang penyeru untuk menyerukan: 'siapakah yang membutukan harta?' maka tidak ada seorang-pun yang berdiri kecuali satu, lalu al-Mahdi mengatakan, 'datanglah terhadap bendahara serta katakanlah kepadanya, 'sesungguhnya al-Mahdi menyuruhmu memberi uang' lalu bendahara mengatakan, 'ambilah sedikit!' jadi seusai di bawanya ke kamarnya, dirinya rugi seraya mengatakan, 'saya adalah umat Muhammad shallallahi alaihi wa sallam yang hatinya paling rakus, alias saya tidak sanggup mencapai apa yang mereka capai' lalu ia mengembalikan uang tersebut, tetapi di tolak seraya di bilang saja kepadanya, 'kami tidak mengambil apa yang telah kami berbagi' begitulah keadaannya waktu itu yang bakal berjalan selagi tujuh, delapan, alias sembilan tahun. lalu tidak ada lagi kebaikan dalam kenasiban setelah itu." di kutip dari terjemah kitab Asyratu al-Sa'ah ciptaan Yusuf Wabil dengan judul terjemah Yaumul Qiyamah faktor 248-249 qisthi prees cetakan pertama. di situ disebutkan perihal hadis ini; Musnad Ahmad 3:37. al-Haitsami mengatakan, "diriwayatkan oleh Tirmidzi serta lainya dengan cara simpel, serta di riwayatkan oleh Imam Ahmad dengan beberapa sanad, juga di riwayatkan oleh Abu Ya'la dengan simpel, serta perawi-perawinya terpercaya." Majma'uz Zawaid 7:313-314. serta periksalah "Aqidatu Ahlis Sunnah wal Atsar fi al-Mahdi al-Muntazhar" faktor 177 ciptaan Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad
Saat seusai perang ini, pasukan Muslim berbenah diri sebab tidak sedikit kerusakan akibat perang yang luar biasa ini. Daerah Syam, bakal menjadi kota reruntuhan serta bakal ditempati kembali sebagai pusat komando tentara Muslim serta masa perang melawan Rum ini adalah masa mendekati akhir dari rangkaian 3 tahun kemarau, seusai mungkin ada lagi tawanan yang menjadi Muallaf, barulah terjadi “matahari terbit dari barat” batas dimana tidak diterimanya keimanan seseorang yang belum sempat beriman sebelumnya serta batas tidak ada syahadat baru untuk masuk Islam.
Selang tidak lama setelah kejadian ini, batas rangkaian 3 tahun kemarau beres serta Dajjal pun timbul serta meperbuat perjalanan 40 harinya di bumi, masa pembenahan serta istrahat buat umat Islam dari perang selagi ½ alias 1 tahun serta mendiami kembali reruntuhan kota-kota Syam yang telah runtuh tetapi juga menjadi masa krisis mengerikan sebab hadirnya Dajjal. Gimana umat Islam tahu bila waktu itu Dajjal telah mulai dinas keliling mayapada adalah sebab adanya hari yang terjadi selagi setahun sebagai tanda-tanda kemunculannya.

Selang beberapa bulan dari perang melawan Rum (pada masa sehari semacam satu tahun alias sehari semacam satu bulan dari Dajjal), serta juga seusai pembenahan serta persiapan perang beres dimana kekuatan serta pusat komando disiapkan di Syria, berangkatlah satuan pasukan anak cucu Ishaq menuju ke Konstantinopel untuk membebaskannya. Dajjal pada waktu itu tetap sedang dinas keliling mayapada serta telah sukses memberi solusi krisis serta menyatukan lagi semua koalisi-koalisi bangsa-bangsa dari perpecahannya dalam satu koalisi besar yang bakal disiapkan Dajjal untuk melawan kaum Islam kembali, ambisi Dajjal bakal berkenaan serta sesuai dengan hasrat balas dendam dari bangsa-bangsa yang sempat kalah, yang melimpahkan seluruh kesalahan terhadap umat Islam, dimana koalisi ini bakal lebih besar berlipat kali jumlah pasukannya dari pada pasukan Rum yang kalah waktu itu. Hanya tinggal menantikan beberapa bulan lagi dari rencana Dajjal. Serta umat Islam bakal menonton Yakjuj serta Makjuj ini.

Letak Wilayah Aleppo

Dabiq adalah nama sebuah kampung yang berjarak empat farsakh dari Kota Halb (Aleppo), termasuk dalam distrik ‘Azaz. Ghuthah adalah sebuah daerah di negeri Syam yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang tinggi, sungai-sungai, dan hutan yang lebat. Di kawasan inilah terletak Kota Damaskus.
Ada beberapa faktor yang berkemungkinan menjadi penyebab dipilihnya wilayah tersebut sebagai basis pertahanan pasukan Romawi, antara lain:
Wilayah A’maq dan Dabiq (Aleppo), sekalipun masuk di wilayah Damaskus, namun keduanya merupakan wilayah yang berbatasan dengan negara Turki yang juga dekat dengan hulu sungai Eufrat dan Tigris. Posisi yang dekat dengan wilayah perairan merupakan posisi strategis dalam sebuah pertempuran yang bersandar pada kekuatan senjata manual.
Hal itu sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. dalam peperangan Badar, saat itu kaum muslimin berahasil menguasai terlebih dahulu sumber-sumber mata air Badar. Ada sebuah riwayat lemah yang dibawakan oleh Nu’aim bin Hamad tentang perang A’maq ini: “Bangsa Romawi (Eropa-Amerika) tidak akan membiarkan tepi pantai (saluran air) pada hari-hari perang besar, kecuali akan mereka kuasai.”
Pilihan wiayah yang berbatasan dengan Turki juga merupakan posisi strategis bagi pasukan Romawi. Dalam hal ini, meskipun mayoritas penduduk Turki adalah muslim, namun secara resmi Turki (pemerintahannya) adalah negara sekuler yang lebih berafiliasi pada Barat Romawi. Turki sendiri telah berupaya untuk diposisikan sebagai bagian dari Uni Eropa daripada masuk di wilayah Timur Tengah. Dalam posisinya yang seperti itu, maka keberadaan mereka mirip seperti Bani Quraizhah yang sudah diikat perjanjian untuk tidak memerangi kaum musslimin, akan tetapi mereka justru berkhianat dan bergabung dengan koalisi Quraisy dalam perang Khandaq. Inilah barangkali yang menjadi salah satu penyebab ditaklukkannya Turki-Konstatinopel oleh Imam Mahdi dan kaum muslimin pasca perang al Malhamah al Kubra. Mereka telah berkhianat kepada kaum muslimin dengan memberikan bantuan dan fassilitas termasuk logistiknya untuk pasukan koalisi Romawi dalam memerangi kaum muslimin.Dengan memerhatikan dari sudut pandang geografis yang ada, wilayah A’maq dan Dabiq adalah tempat yang paling memungkinkan bagi pasukan Romawi untuk menyerang kaum muslimin. Nampaknya ia menjadi salah satu faktor utama bagi pasukan Romawi karena mereka tidak lagi memiliki energi yang cukup dan persenjataan modern untuk menyerang kaum muslimin di wilayah yang lebih jauh dari tempat itu. Juga wilayah tersebut adalah yang paling memungkinkan untuk ditempuh dengan pasukan infanteri maupun pasukan berkuda mereka (tidak ada wilayah laut/perairan yang menghalangi pasukan mereka untuk sampai di dekat markas kaum muslimin). Ditambah bahwa selama masa yang dibutuhkan untuk sampai ke wilayah tersebut, pasukan Romawi mendapatkan fasilitas dan bantuan dari pihak Turki. Juga jika sewaktu-waktu pasukan mereka harus mundur dalam menghadapi al Mahdi dan kaum muslimin, dengan sangat mudah mereka berlindung di wilayah Turki dan meminta bantuan dari mereka.Wilayah A’maq dan Dabiq merupakan wilayah yang masuk dalam negara Damaskus. Dalam hal ini, negeri Basyar Asad itu kelak akan menjadi benteng pertahanan kaum muslimin yang terpenting. Imam Mahdi dan pasukannya akan menjadikan negeri Damaskus (Ghuthah) sebagai pusat pertahanan mereka. Hal itu sebagaimana yang telah dinubuwatkan dalam hadits shahih, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya kota tempat berkumpulnya kaum muslimin pada hari berkecamuk perang yang sangat sengit adalah di Ghuthah dekat sebuah kota yang dinamakan Damaskus, yang termasuk kota terbaik negeri Syam.”
[HR. Abu Dawud]
Ghuthah adalah sebuah daerah di negeri Syam yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang tinggi, sungai-sungai, dan hutan yang lebat. Di daerah inilah terletak Kota Damaskus.
Bahkan Rasulullah Saw. secara tegas menyebutkan kehebatan pasukan Damaskus yang akan menghadapi pasukan Romawi ini. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
Jika telah terjadi banyak peperangan besar (di akhir zaman), Allah akan mengeluarkan sebuah pasukan mantan budak dari Kota Damaskus. Mereka adalah bangsa Arab yang paling baik kuda dan persenjataannya. Allah akan meneguhkan agama ini melalui perantaraan mereka.
[HR. Ibnu Majah]

Bagaimana Perang Tersebut Terjadi?

Dengan melihat faktor di atas, tampaknya menjadi semakin beralasan jika Romawi akan menyerang kaum muslimin di wilayah tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa peperangan ini adalah perang eksistensial yang sangat menentukan. Perang di A’maq dan Dabiq ini merupakan perang yang mempertaruhkan harga diri, masa depan, dan peradaban masing-masing. Jika kaum muslimin menang, maka hancurlah peradaban Barat untuk selama-lamanya yang mustahil rasanya untuk bisa bangkit kembali dari keterpurukannya. Dalam hal ini, pasukan Romawi barat juga melihat bahwa pusat komando dan kekuatan kaum muslimin terletak di wilayah Damaskus. Maknanya, jika mereka berhasil mengalahkan kaum muslimin di negeri tersebut, maka dengan sangat mudah mereka akan menundukkan kaum muslimin di negeri-negeri lainnya. Hal ini mirip seperti yang dijanjikan oleh pasukan Ahzab saat mereka mengerahkan lebih dari 10.000 pasukan untuk menggempur Kota Madinah dan mengepungnya dari seluruh penjuru. Pasukan Ahzab berasumsi bahwa jika Muhammad dan kaum muslimin berhasil dikalahkan dalam peperangan ini, maka akan tamatlah riwayat kaum muslimin dan tidak akan bangkit untuk selama-lamanya.
Hal serupa juga yang akan menginspirasi pasukan Romawi hingga mereka mengerahkan seluruh kekuatan mereka dengan melibatkan 80 bendera yang masing-masing bendera terdiri dari 12.000 pasukan terlatih. Jumlah yang sangat luar biasa besarnya ini (960.000 personil hingga mendekati satu juta orang) adalah untuk yang pertama kalinya terjadi di akhir zaman. Kehebatan dan kedahsyatan pasukan Romawi ini sempat menggentarkan kaum muslimin yang belum pernah terjadi dalam peperangan sebelumnya. Saking dahsyatnya kekuatan pasukan Romawi ini, sehingga Rasulullah Saw. menggambarkan bahwa pada peristiwa itu akan banyak terjadi kegoncangan (kemurtadan) pada kaum muslimin. Bagaimana tidak, mereka akan menghadapi 960.000 pasukan terbaik Romawi dengan persenjataan lengkap dan persiapan yang matang? Bahkan nubuwat beliau juga menyebutkan di tiga hari pertama peperangan sudah sepertiga umat Islam yang gugur sebagai syuhada, sementara sepertiga lainnya lari meninggalkan medan perang. Kelompok inilah yang dinyatakan tidak akan diterima taubatnya (Allah tidak memberinya taufiq untuk bertaubat). Beliau Saw. menjelaskan,
“Dalam pertempuran itu akan terjadi kegoncangan yang sangat (keraguan hati). Kaum muslimin membentuk sebuah pasukan perintis berani mati yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datang malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan laga. Maka kaum muslimin kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datangnya malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan. Kaum muslimin pun  kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datang waktu malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata kembali terbunuh di medan laga. Maka pada hari ke-4, kaum muslimin yang tersisa maju ke kancah pertempuran dengan ganas, sehingga akhirnya Allah mengalahkan bangsa Romawi. Pasukan Romawi terbunuh dalam jumlah yang sangat banyak yang belum pernah dialami sebelumnya. Begitu banyaknya yang terbunuh, sehingga apabila ada burung yang melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum meninggalkan mereka (akibat bau busuk bangkai yang bertebaran). Satu sama lain yang masih hidup pun menghitung jumlah keluarganya yang terbunuh di medan laga. Ternyata dari 100 orang saudara, hanya seorang saja yang masih bertahan hidup. Maka harta rampasan perang mana yang bisa mendatangkan kebahagiaan? Harta warisan mana lagi yang harus dibagikan?

Kemenangan di Tangan Umat Islam

Nubuwat Rasulullah Saw. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa peperangan yang amat dahsyat itu akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Kaum muslimin berhasil mengalahkan pasukan bangsa Romawi dengan kemenangan yang menakjubkan. Hal itu sebagaimana yang tersirat dalam nash berikut,“Maka terjadilah pertempuran antara kedua pasukan. Sepertiga pasukan Islam akan melarikan diri dari medan pertempuran, maka Allah tidak akan mengampuni mereka (memberi mereka taufiq untuk bertaubat) untuk selama-lamanya. Sepertiga pasukan Islam yang lain akan terbunuh, dan mereka adalah sebaik-baik orang yang mati syahid di sisi Allah. Sepertiga pasukan Islam lainnya akan memenangkan peperangan, tanpa mendapatkan fitnah (bencana atau kesesatan) sedikitpun selamanya.” [HR. Muslim]

Bagaimana Kemenangan itu Diperoleh?

Satu hal yang menakjubkan adalah, bagaimana—jalan ceritanya—hingga kaum muslimin akhirnya bisa memenangkan pertempuran melawan pasukan komando Romawi? Sebab, di samping nubuwat Rasulullah Saw. tentang besarnya jumlah pasukan Romawi yang hampir satu juta personil, pasukan Romawi Bani Ashfar yang dihadapi oleh kaum muslimin dalam al Malhamah al Kubra ini adalah pasukan yang sangat tangguh dan terampil. Mereka adalah para prajurit komando yang memiliki keunggulan dalam banya hal: strategi, fisik dan mental. Belum lagi jumlah personil, logistik, dan peralatan yang besar.
Tidak kita pungkiri bahwa kelompok umat Islam yang menghadapi pasukan besar Romawi dalam al Malhamah al Kubra jelas adalah orang-orang yang istimewa. Mereka adalah orang yang memiliki kualitas iman, akhlak, dan mental yang lebih unggul dari pasukan Romawi. Mereka adalah orang-orang yang berani mati demi membela kaum muslimin. Mereka adalah orang-orang yang hanya mengenal satu tekad, tidak pulang sebelum menggapai kemenangan. Dan terbukti dalam tiga hari pertama peperangan, seluruh barisan terdepan umat Islam gugur sebagai syuhada’. Bahkan perbandingan yang gugur dengan yang selamat adalah 99 : 1. Rasulullah Saw. juga bersaksi bahwa pada zaman itu mereka termasuk manusia terbaik di muka bumi ini dengan sabda beliau “yang merupakan penduduk bumi yang terbaik pada masa itu”. Beliau bersaksi bahwa mereka yang gugur adalah “para syuhada’ yang paling mulia di sisi Allah”. Beliau bersaksi bahwa pasukan terdepan yang mereka utus untuk memata-matai pergerakan Dajjal adalah ‘Mereka pada waktu itu adalah sebaik-baik prajurit berkuda di muka bumi”.

1 komentar:

  1. Mas kalau berbicara hal yg ghoib berhati-hati ya?.
    Hal yang telah terjadi saja anda bisa salah, apalagi hal yg ghoib.
    Apalagi mengatasnamakan nabi Muhammad.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.