HUBBUL WATHON MINAL IMAN, Jargon Pertahankan NKRI
Demak, NUOnline
Ulama
di seluruh Nusantara sejak tahun 1914 sudah punya komitmen tinggi
terhadap keutuhan bangsanya. Nasionalisme ini sudah lahir sejak negara
ini hidup dalam penjajahan yang begitu panjang dan melelahkan yang
mengakibatkan penderitaan rakyat di dalam negerinya sendiri.
Ulama
NU di bawah komando Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama NU
yang lain menggerakkan dan membangkitkan sifat nasionalis pada seluruh
elemen masyarakat yang dimulai dari para kiai dan santri. Salah satunya
yang dilakukannya adalah saat menerima utusan presiden Soekarno
berkaitan hukum membela dan mempertahankan bangsa dan negara bagi warga
oleh penjajah. KH Hasyim Asy'ari pun mengatakan wajib ain tanpa pengecualian untuk mempertahankannya. Mulai saat itulah dia mengeluarkan fatwa jargon hubbul wathon minal iman.
Demikian
disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan
tausiyah pada haul agung ke-514 raja Islam pertama Kanjeng Sultan Fattah
di Alun Alun Masjid Agung Demak Sabtu, (11/3) malam.
“Ketika Mbah Hasyim menerima ajudan presiden Soekarno mengenai hukum warga membela bangsanya, beliau menjawab dengan tegas, fardlu ain (tidak boleh tidak) dan saat itulah Mbah Hasyim berfatwa atau mengeluarkan jargon hubbul wathon minal iman. Ini bukan hadis tapi fatwa Mbah Hasyim,” kata KH Said Aqil Siroj.
Kang
Said begitu akrab dipanggil, menambah ada hal menarik yang dimiliki
Ulama NU, yaitu ulama memiliki jiwa nasionalis yang tinggi sedangkan
para eksekutif atau pemangku pemerintahan mempunyai jiwa nasionalis yang
agamis ssehingga menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sulit
diganggu dari pengacau bangsa. Ia contohkan negara di kawasan Timur
Tengah yang berantakan karena para ulamanya tidak mempunyai sifat
nasionalis yang tinggi dan pemerintahan yang berjalan cenderung
mengutamakan kelompoknya.
“Kita patut bersyukur
karena para ulama dan kiai kita mempunyai jiwa nasionalis yang kuat,
para pemimpinnya punya jiwa nasionalis dan agamis yang menyatu. Negara
lain tidak mempunyai hal semacam ini,” katanya.
Dijelaskannya,
agenda besar para ulama dalam menyatukan bangsa tidak perlu diragukan
lagi. Sudah sewajarnya jika pemerintah bekerjasama dengan NU yang
berkomitmen membangun integritas dan karakter bangsa.
“Dari
dulu hingga sekarang kiai dan ulama punya andil besar untuk bangsa ini.
Makanya NU siap melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk
kesejahteraan rakyat,” tambah Kiai Said
Haul
agung yang dihadiri ribuan jamah tersebut juga dihadiri Bupati Demak HM
Natsir, Wabup Joko Sutanto, ketua DPRD Demak H Nurul Muttaqin,
Kapolres, Dandim serta SKPD, Rais Syuriyah KH Alawy Mas'udi, Ketua PCNU
Demak KH Musadad Syarif serta pengurus NU dari cabang sampai ranting
se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Mukafi Niam)
Post a Comment