PENGGIRINGAN PADA WAHABISME SECARA STEP BY STEP



Pada tahap pertama, dengan teknik passing & leading, orang dicekoki doktrin MURNI & TIDAK MURNI dalam beragama. Murni adalah ada dalilnya, bukannya MURNI ADAB AHLAKNYA.
Pada tahap berikutnya, diciptakanlah GUILTY FEELING. Rasa bersalah dan berdosa. Padahal fitrah manusia ya salah dan dosa, harusnya fokus ke perbaikan, bukam fokus ke rasa bersalah. Kalau kita diletakkan di kutub negatif, disinilah dikenalkan siapa yang akan diletakkan di kutub positif, yakni generasi SALAFUS SHOLEH.
Metode mengenali dan mengautentifikasi generasi salaf mana yang benar-benar sholeh dan mana yang justru tholeh sebenarnya sangat lemah dan cenderung sebatas klaim. Karena jarak abad dan minimnya informasi, tapi entahlah kok tidak ada yang mempertanyakan itu.
Pada step ke-3, orang akan dirancukan tentang parameter TUHAN dan MAKHLUK. Karena Tuhan diletakkan MENYERUPAI MAHLUK ( MUJASSIMA) makluk, maka makhluk gaib dianggap berpotensi menjadi saingan Tuhan karena mereka sama-sama tak kasat mata. Maka muncullah jargon anti-syirik.
Berikutnya, mereka beragama tapi diajak menggunakan parameter kaum sekuler. Parameter di lingkungan sekuler adalah perkara keseharian dibagi menjadi : AKHIRAT & DUNIA. Sedangkan parameter orang beragama seharusnya adalah: Perkara Maghdoh dan Muamalah.
Sampai pada tahap ini, sebetulnya orang sudah berpotensi untuk merusak. Bukan merusak rumah atau bangunan, tapi merusak harmoninya tatanan sosial.
Eh masih ditambah lagi step berikutnya: penciptaan musuh bersama. Musuh sosiokultur mereka adalah Nahdlatul Ulama dengan pengembangan BUDAYA-nya. Musuh geopolitik mereka adalah SYIAH dengan Imamah-nya.
Kemudian untuk memunculkan semangat kolegial soliderity dibuatlah semacam SERAGAM bersama. Jenggotnya panjang, celananya CINGKRANG.

1 komentar:

  1. MasyaAllah.. muslim adalah saudara bagi muslim yg lain. Jgan umbar kebencian pada saudara sesama muslim ..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.