MEMAHAMI KONFLIK YAMAN MULAILAH DARI MINYAK DAN BAB ELMANDED

Sayid Razi Emadi Ali Mohammed al-Qaid mengabarkan hal itu ketika menyinggung fokus Arab Saudi atas pendudukan Selat Bab El Mandeb pasca kegagalannya dalam menyerang berbagai kawasan penduduk di Yaman.

Ia mengatakan, para perwira AS, Inggris dan Israel diberi tanggung jawab untuk mengomandoi ruang operasi pasukan Arab Saudi di Bab El Mandeb.

Pada dasarnya, Arab Saudi mengejar beberapa tujuan dalam agresi militernya ke Yaman yang dimulai sejak bulan Maret 2015. Di antara tujuan ini adalah mencegah meluasnya kekuatan dan pengaruh Gerakan Rakyat Yaman Ansarullah, mengembalikan kekuasaan Abdr Rabbuh Mansur Hadi dan melanggengkan pengaruh dan dominasinya di Yaman.

Namun setelah menyerang Yaman selama 22 bulan, Arab Saudi belum mencapai satupun dari tujuannya itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara kaya minyak tersebut telah menelan kekalahan pahit dan memalukan dalam agresinya ke negara Arab termiskin di Timur Tengah.

Menyusul kegagalan tersebut, Arab Saudi mengejar tujuan-tujuan baru dalam invasinya ke Yaman untuk mengurangi beban kekalahannya. Salah satu tujuan baru dan terpenting ini adalah dominasi atas Selat Bab El Mandeb yang strategis, di mana selat ini terletak di antara Yaman, Djibouti dan Eritrea.

Selat Bab El Mandeb adalah salah satu pusat strategis dunia yang sangat penting. Selat ini, selain menjadi titik sambungan antara Laut Merah dan Mediterania, juga menguhubungkan barat daya Asia dengan timur Afrika dan Eropa.

Bab El Mandeb juga memainkan peran penting dalam transportasi energi global. Berdasarkan perkiraan Kantor Informasi Energi AS pada tahun 2013, sekitar 3,8 juta barel minyak diekspor melalui Selat Bab El Mandeb perharinya, di mana angka ini setara dengan enam persen dari perdagangan minyak dunia. Pada saat yang sama, sekitar 25.000 kapal barang melewati selat tersebut pertahunnnya.

Beberapa poin penting tentang Selat Bab El Mandeb di atas telah cukup menjadi alasan bagi Arab Saudi untuk mendominasi kawasan tersebut, bahkan hampir semua transaksi perdagangan Arab Saudi dilakukan melalui Selat Bab El Mandeb.

Banyak analis meyakini bahwa alasan utama kekhawatiran Arab Saudi terhadap kekuatan Ansarullah adalah pengontrolan Bab El Mandeb oleh gerakan rakyat Yaman ini. Oleh karena itu, mereka menilai perang yang dikobarkan Arab Saudi di Yaman sebagai sebuah perang dengan poros minyak. Perang ini seperti perang-perang lain yang diciptakan di kawasan Timur Tengah demi kepentingan minyak.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dominasi atas Bab El Mandeb adalah kartu truf dalam perang Yaman. Ketidakmampuan rezim Al Saud dalam mencapai tujuan dalam agresinya di Yaman menunjukkan bahwa rakyat Yaman menjadi pemenang dalam perang yang ciptaan Barat dan sekutnya tersebut.

Untuk mencegah kekalahan rezim Al Saud, AS, Inggris dan Israel memberikan dukungan penuh kepada Arab Saudi, terutama dukungan kepada upaya Riyadh untuk menguasai Bab El Mandeb. Sebab, mereka tidak ingin melihat selat strategis tersebut bernasib sama seperti Selat Hormuz yang dikuasai oleh pemain yang memiliki  independensi kebijakan dan pemikiran serta menentang dominasi Barat di Timur Tengah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.