REALITASHISTORI BESERTA TASSAWUF
Introspeksi arti tasawuf meliputi
misi, visi, pertumbuhan, faktor pendorong kemunculan, dan posisinya
sebagai bagian dari epistimologi. Ada beberapa definisi tasawuf, antara
lain didefinisikan sebagai bukan gerak lahir dan bukan pengetahuan,
tetapi kebijakan. Al-Junaid al-Baghdadi menyatakan bahwa tasawuf adalah
penyerahan diri pada Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa tasawuf
adalah makan sedikit demi mencari kedamaian dalam zat Allah dan menarik
diri dari khalayak.
Kalau anda terus membaca
definisi-definisi tasawuf yang ada, anda bisa terjebak dalam satu pojok:
tasawuf, kalau begitu, sama dengan zuhud; tasawuf berarti lapar. Ada
yang mengatakan bahwa, agar anda tidak cepat dimasuki setan, anda harus
mengosongkan perut sehingga mudah mengendalikan diri. Akan tetapi, ada
juga yang secara berseloroh mengatakan, justru perut harus diisi agar
setan tidak bisa masuk. Ada yang menyimpulkan bahwa tasawuf pada intinya
adalah zuhud. Tasawuf seolah-olah hanya terkait dengan akhirat, tidak
dengan dunia; reaksinya pada dunia adalah negatif dan mengharuskan hidup
miskin. Adakah tasawuf memang demikian? Tampaknya, kita harus
berkunjung ke sarang para sufi. Sebab, belajar tasawuf hanya mendengar
saja, sama artinya dengan tidak belajar; seperti halnya ketika anda
belajar mengemudi mobil hanya melalui ceramah saja tanpa praktik.
Definisi-definisi di atas, tidak
menjelaskan tasawuf yang sebenarnya. Definisi tersebut hanya petunjuk
saja. Tujuan tasawuf tidak akan dapat dipahami dan dijelaskan dengan
persepsi apapun, filosofis maupun yang lain. Hanya kearifan hati yang
mampu memahami sebagian dari banyak seginya. Diperlukan suatu pengalaman
rohani yang tidak bergantung pada metode-metode indra ataupun
pemikiran.
Timbulnya tasawuf dalam Islam bukan
sesuatu yang aneh, bahkan menurut saya, ˜wajib". Kurang/HAMBAR keislamannya
bila seseorang tidak mengambil tasawuf, kira-kira demikian. Nabi kita,
sebelum menjadi Rasulpun, adalah seorang sufi. Beliau hidup sederhana,
memikirkan kebenaran, merenungkan alam, dan bertapa (Uzlah).
Fazlur Rahman mengatakan bahwa permulaan gerakan sufi berhubungan dengan satu kelompok muslim yang senang melakukan pertapaan. Mereka senang membaca al-Quran dengan cara menangis. Mereka juga senang bercerita. Cerita-cerita mereka sangat mempengaruhi para pendengarnya. Akan tetapi, yang penting di sini adalah bahwa Nabi saw. sebelum menjadi Rasul maupun sesudahnya adalah seorang sufi. Demikian juga halnya para sahabat beliau. Hanya saja, waktu itu belum dikenal yang namanya tasawuf. Urutan Riyadhah-nya belum dikodifikasikan dan belum dibuat rumusan-rumusan.Sekarang, tasawuf sudah menjadi berbagai tarekat, metode-metodenya sudah begitu teratur. Di zaman Rasul dan Sahabat, tasawuf belum seperti sekarang. Namun, pada esensinya, mereka sama dengan para sufi zaman-zaman selanjutnya.Banyak orang belum begitu paham tentang apa itu tasawuf dan apa itu tarekat. Konsekuensinya, kalau anda ingin mengambil tasawuf, pasti anda mengambil tarekat. Sebab, pengamalan tasawuf ada dalam berbagai tarekat.Bila tasawuf hanya diartikan sebagai banyak berpuasa, tidak mau diajak korupsi, atau hanya diartikan sebagai suatu sikap keilmuan, orang tidak perlu ikut tarekat. Akan tetapi, bila tasawuf sudah mencapai pengertian riyadhah (latihan dengan menempuh berbagai tingkatan tertentu), orang harus mengambil tarekat. Harus ada bentuknya, apa pun namanya, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah, dan sebagainya.
Hal ini penting bila anda
menghadapi anggapan orang yang mengatakan bahwa tarekat atau tasawuf
bukan ajaran Islam atau bidâah. Anda dapat mengatakan bahwa, sebelum
menjadi Rasul pun, Nabi Muhammad adalah seorang sufi. Para sahabat yang
tinggal di shuffah pun tidak diusir oleh Nabi saw. Bahkan, Nabi saw meminta para sahabat lain untuk membantu memberi makan mereka.
Ajaran tawakal dalam al-Quran
mendorong timbulnya tasawuf yang bercerita zuhud. Tawakal adalah
penyerahan diri. Pentingnya pengalaman spiritual yang ditekankan dalam
al-Quran juga memberikan pengaruh bagi timbulnya tasawuf. Menurut Fazlur
Rahman, Nabi saw benar-benar diperintah oleh Allah menjadi Rasul
tatkala beliau menyaksikan sesuatu melalui pengalaman-pengalaman
spiritual. Jadi, kesadaran kerasulan justru dimulai dari pengalaman
spiritual. Fazlur Rahman melihat ayat-ayat yang berisi hal-hal spiritual
umumnya sebagai ayat-ayat yang diturunkan di Mekah. jarang dijumpai
ayat-ayat Madaniyah yang berisi pentingnya pengalaman-pengalaman spiritual.
Menurut Rahman, kenyataan ini
mengharuskan adanya dasar-dasar keyakinan dari dorongan pengalaman
spiritual terlebih dulu yang kelak menjadi landasan bagi pembangunan
umat Islam di Madinah.
Berkaitan dengan hal di atas, kita
bisa membuat analogi, kalau anda mau jadi presiden atau ketua RW,
misalnya, anda tentu harus mempunyai landasan yang kuat untuk pekerjaan
itu. Kalau tidak, anda bisa oleng “ kira-kira demikian. Pengalaman
spiritual termasuk sikap tawakal dan hidup sederhana bermuara
dari zuhud. Faktor paling dominan yang menyebabkan timbulnnya gerakan
tasawuf adalah ajaran zuhud dalam Islam. gampangnya, zuhud berarti hidup
sederhana.
Perkembangan tasawuf mempunyai
makna yang khusus ketika muncul guru-guru sufi. Pada tahap pertama,
berjalanlah tasawuf dalam arti zuhud dan ibadah-ibadah sunnah. Hal ini
terjadi kira-kira sejak zaman Nabi saw. Tahap kedua, muncul guru-guru
sufi yang sudah mencapai tingkatan tinggi. Mereka mengajarkan wirid dan
tarekatnya.
Sebelum masa al-Ghazali pun,
jenis-jenis tarekat sudah ada. Lalu ada perkembangan sangat berarti di
zaman al-Ghazali yang berjalan cukup panjang. Pada masa itu, tasawuf
sudah berbeda dari sebelumnya, karena sudah bercampur dengan filsafat.
Di kalangan Syi’ah, tradisi tasawuf
kuat sekali, disertai dengan filsafat dan fikih ortodoks yang kokoh.
Pikiran Syi’ah memang agak ganjil. Fikih Syi’ah kadang-kadang tampak
rasional dan kadang-kadang tampak kaku sekali. Filsafat mereka juga
kadang-kadang rasional sekali dan kadang justeru bercampur dengan irfan sehingga tidak tampak lagi ciri rasionalnya.
Post a Comment