PERPECAHAN ISLAM DI BAWAH GOLONGAN DAN FIRQOH
Di akhir zaman, umat muslim akan terpecah menjadi beberapa firqoh (kelompok), masing-masing golongan menganggap dirinya
benar, saling mengtakfiri bahkan ada kelompok yang menghalalkan darah sesama muslim jika tidak sependapat atau bertentangan
dengan kelompoknya. Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Apabila seseorang mengafirkan temannya,
maka ucapan (yang mengafirkan) itu benar-benar kembali kepada salah seorang di antara keduanya (yang mengatakan atau
yang dikatakan)”. (Shahih Muslim). Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Mencaci-maki
orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran”.(Shahih Muslim). Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW
jelas menyatakan bahwa sesama muslim dilarang saling mencaci, mengkafirkan bahkan saling membunuh walaupun muslim dari
golongan munafikun, karena Nabi Muhammad SAW di utus bukan untuk menyelidiki ke-imanan seseorang, bukan untuk menyelidiki hati seseorang sebab masalah hati/iman hanya orang tersebut dan Allah SWT -lah yang maha tahu. Dan Allah-lah yang lebih mengetahui kebenaran dari ke-imanan seseorang. Nabi Muhammad SAW hanya di utus untuk menyampaikan risalah kepada umatnya agar berbuat baik, berhijrah dari perbuatan
zalim ke perbuatan yang di ridhai dan dirahmati Allah SWT.
Rasulullah SAW telah memperingatkan kita untuk berhati-hati dari fitnah besar yang muncul dari firqah-firqah (kelompok) yang
justru akan dimanfaatkan musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam itu sendiri. Rasulullah SAW sudah memperingatkan dalam hadist dari Khudzaimah ibnu Yaman:Ia mengatakan ; “orang-orang berta nya kepada beliau (Nabi Muhammad SAW)
tentang keburukan. Ia berkata kuatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu sendiri. Maka aku bertanya ; “Hai, Rasulullah,
dahulu Kami dalam kejahilliyahan dan keburukan, lantas Allah membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini
ada keburukan?” Rasulullah SAW menjawab ; “ Tentu..” . Saya bertanya; “Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan lagi?”.
‘Tentu...” jawab beliau dan ketika itu ada kotoran, kekurangan dan persilihan.” Saya bertanya ;”Apa yang dimaksud dengan
kotoran, kekurangan dan perselisihan itu?”. Rasulullah menjawab; “Yaitu sebuah kaum yang menanamkan pedoman bukan
dengan pedomanKu, engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya
(setelah Islam mencapai kejayaan pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, akan ada keburukan yang akan merusak Islam itu sendiri yaitu pada masa kerajaan Bani Umayyah dan Abbassiyah sampai pada masa khilafah Ustmaniyyah/ Maalikan “Adhan/Masa raja-raja menggigit dan yang dimaksud kotoron di sini yaitu golongan munafik/khawarij/golongan yang sudah melenceng bahkan sudah keluar dari Al qur’an dan Sunnah yaitu kelompok yang berpotensi menimbulkan fitnah besar yang dapat menciptakan perpecahan, perselisihan atau peperangan antar umat muslim pada masa Maalikan “Adhan. “Kotoran” itu sebagian besar jutru muncul dari Tanah Arab). Saya bertanya; “Adakah setelah kebaikan itu ada keburukan?”. Rasulullah SAW menjawab “Ya...” ketika itu ada penyeru-penyeru yang menuju pintu jahanam, siapa yang memenuhi seruan mereka mereka akan menghempaskan orang itu ke pintu-pintu jahanam tersebut (akan datang masa keburukan di mana munculnya firqah-firqah/kelompok dengan
ideologi takfiri yang saling mengkafirkan, saling mencaci bahkan saling membunuh antar kelompok/sekte. Mereka sudah keluar dari Al Qur’an dan Sunnah. Dan mereka yang saling membunuh yaitu pembunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk ke dalam neraka).” Aku bertanya; “Ya, Rasulullah..”, tolong beritahukan Kami tentang ciri-ciri mereka !” Rasulullah SAW menjawab;”Mereka adalah seperti kulit kita ini, juga berbicara
dengan bahasa kita (kemunculan firqah-firqah tersebut berasal dari Tanah Arab).” Saya bertanya:”Lantas, apa yang anda perintahkan kepada kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu”? Rasulullah SAW menjawab; “Hendaklah kamu selalu bersama jemaah muslim dan imam mereka”
(pada masa Maalikan “Adhan masih ada hukum syariah, hendaklah umat muslim mengikuti hukum syari’ah walaupun ada raja/pemimpin yang melenceng dari Al Qur’an dan Sunnah). Aku bertanya: “Kalau tidak ada jemaah muslim dan imam (pemimpin/khalifah berdasarkan hukum syari’ah) bagaimana? Rasulullah SAW menjawab: “Hendaklah kamu jauhi seluruh firqah itu sekalipun kamu gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu, kamu harus tetap seperti itu” (jika tidak ada lagi pemimpin/khalifah yang menjalankan hukum syariah, maka Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk menjauhi firqah-firqah yang dapat menimbulkan fitnah besar, lebih baik hidup dipedesaan/perkampungan dengan cara bertani = menggigit akar-akar pohon sampai kematian menjemput kita)”. (HR. Bukhari). Zaman Rasulullah SAW, Islam hanya satu, tidak ada firqoh-firqoh (kelompok-kelompok dalam Islam) seperti sekarang. Tidak ada Syiah, Sunni, Sufi, Salafi, dan lain-lainnya, yang ada hanya golongan kaum muslimin.
Rasulullah SAW telah memberitahukan bahwa ketika di aklhir zaman (masa sekarang) umat Islamakan terpecah menjadi firqah-firqah. Tidak ada imam jemah muslim/khalifah, yang ada imam (pemimpin) firqah-firqah/kelompok-kelompok. Untuk itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk menjauhi firqah-firqah tersebut untuk menghindari fitnah besar di akhir zaman yaitu perpecahan, dan saling bunuh antar golongan muslim akibat adu domba oleh musuh-musuh Islam. Ini sudah terjadi, sekarang Islam sudah terpecah menjadi beberapa kelompok, masing-masing mengakui bahwa dia yang benar, saling menghujat, saling mengkafirkan, bahkan saling berperang diantara mereka. Apakah mereka tidak percaya dengan seruan Rasulullah SAW? Inilah fitnah akhir zaman, yang menyebabkan mereka buta mata hatinya dan tidak dapat lagi melihat kebenaran. Kemudian Rasulullah SAW bersabda yang disampaikan dalam Hadist Sunan Tirmidzi: ... “Sesungguhnya Bani Israel terpecah menjadi menjadi tujuh puluh dua golongan dan umat Ku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya’ “Siapakah mereka, wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabat ku
berpegang teguh padanya (Al Qur’an dan Sunnah)”. Bahkan dalam hadist tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa firqah-firqah (kelompok-kelompok) tersebut akan masuk ke dalam neraka, kecuali hanya satu golongan, adalah golongan yang “Al Ikhsan”, yaitu golongan umat Islam yang mata hatinya tidak buta, mampu melihat kebenaran, terlepas dari segala fitnah zaman dan beribadah seperti “melihat” Allah SWT. Mereka-mereka inilah yang diberikan nur/cahaya oleh Allah SWT dan akan terhindar dari segala fitnah akhir zaman. Dan kelompok-kelompok tersebut akan berpotensi menimbulkan fanatisme (ashabiyah) dan sikap taklid buta yang mengancam persatuan umat Islam yang pada akhirnya justru memperburuk citra
Islam itu sendiri. Dan Rasulullah SAW sudah melarang, seperti yang disampaikan dalam Hadist dari Abu Bakar bin Syaibah r.a :
“Wahai, Rasulullah..! Apakah termasuk ashabiyah (fanatik golongan) apabila ada seseorang yang mencintai kaumnya”?. Beliau menjawab; “Tidak..., akan tetapi yang termasuk ashabiyah adalah sesorang menolong kaumnya atas dasar kezhaliman”. (HR. Tirmidzi). Bahkan akan dapat memicu peperangan antar kelompok muslim.
Dan mendekati kiamat akan terjadi pembunuhan dan saling berperang antara dua golongan besar seperti yang disampaikan dalam hadist berikut ini:
1. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:" kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang
sehingga pecahlah pepe rangan hebat antara kedu“Hari anya padahal dakwah mereka adalah satu”. (Shahih Muslim).
2. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak
peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan”. (Shahih Muslim).
3. “Sungguh, menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj. ”Para sahabat bertanya : “Apakah harj itu ?” Beliau bersabda : “Pembunuhan.”Mereka bertanya : “Apakah lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?”Beliau bersabda : “Bukan pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya. ” Mereka bertanya :“Apakah pada masa itu kami masih berakal?“Beliau ber sabda .“Akal kebanyakan manusia zaman itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, kebanyakan manusia menyangka para pemimpin itu mempunyai
pegangan, padahal sama sekali tidak demikian”(HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Hadis riwayat Abu Bakrah ra. ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan
masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau dita nya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya”.(Shahih Muslim).
4. Rasulullah SAW telah memberitahukan bahwa di akhir zaman umat Islam akan terpecah menjadi beberapa golongan dan
menjadi rebutan kaum Yahudi dan Nasrani. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, se perti orang-orang makan yang memperebutkan hidangannya. Maka, ada seseorang bertanya :“Apakah karena sedikitnya kami pada hari itu?” Beliau menjawab : “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada kalian penyakit al wahn.”Seseorang bertanya: “Apakah al wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati. ”(HR. Ahmad dan Abu Daud).
benar, saling mengtakfiri bahkan ada kelompok yang menghalalkan darah sesama muslim jika tidak sependapat atau bertentangan
dengan kelompoknya. Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Apabila seseorang mengafirkan temannya,
maka ucapan (yang mengafirkan) itu benar-benar kembali kepada salah seorang di antara keduanya (yang mengatakan atau
yang dikatakan)”. (Shahih Muslim). Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Mencaci-maki
orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran”.(Shahih Muslim). Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW
jelas menyatakan bahwa sesama muslim dilarang saling mencaci, mengkafirkan bahkan saling membunuh walaupun muslim dari
golongan munafikun, karena Nabi Muhammad SAW di utus bukan untuk menyelidiki ke-imanan seseorang, bukan untuk menyelidiki hati seseorang sebab masalah hati/iman hanya orang tersebut dan Allah SWT -lah yang maha tahu. Dan Allah-lah yang lebih mengetahui kebenaran dari ke-imanan seseorang. Nabi Muhammad SAW hanya di utus untuk menyampaikan risalah kepada umatnya agar berbuat baik, berhijrah dari perbuatan
zalim ke perbuatan yang di ridhai dan dirahmati Allah SWT.
Rasulullah SAW telah memperingatkan kita untuk berhati-hati dari fitnah besar yang muncul dari firqah-firqah (kelompok) yang
justru akan dimanfaatkan musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam itu sendiri. Rasulullah SAW sudah memperingatkan dalam hadist dari Khudzaimah ibnu Yaman:Ia mengatakan ; “orang-orang berta nya kepada beliau (Nabi Muhammad SAW)
tentang keburukan. Ia berkata kuatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu sendiri. Maka aku bertanya ; “Hai, Rasulullah,
dahulu Kami dalam kejahilliyahan dan keburukan, lantas Allah membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini
ada keburukan?” Rasulullah SAW menjawab ; “ Tentu..” . Saya bertanya; “Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan lagi?”.
‘Tentu...” jawab beliau dan ketika itu ada kotoran, kekurangan dan persilihan.” Saya bertanya ;”Apa yang dimaksud dengan
kotoran, kekurangan dan perselisihan itu?”. Rasulullah menjawab; “Yaitu sebuah kaum yang menanamkan pedoman bukan
dengan pedomanKu, engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya
(setelah Islam mencapai kejayaan pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, akan ada keburukan yang akan merusak Islam itu sendiri yaitu pada masa kerajaan Bani Umayyah dan Abbassiyah sampai pada masa khilafah Ustmaniyyah/ Maalikan “Adhan/Masa raja-raja menggigit dan yang dimaksud kotoron di sini yaitu golongan munafik/khawarij/golongan yang sudah melenceng bahkan sudah keluar dari Al qur’an dan Sunnah yaitu kelompok yang berpotensi menimbulkan fitnah besar yang dapat menciptakan perpecahan, perselisihan atau peperangan antar umat muslim pada masa Maalikan “Adhan. “Kotoran” itu sebagian besar jutru muncul dari Tanah Arab). Saya bertanya; “Adakah setelah kebaikan itu ada keburukan?”. Rasulullah SAW menjawab “Ya...” ketika itu ada penyeru-penyeru yang menuju pintu jahanam, siapa yang memenuhi seruan mereka mereka akan menghempaskan orang itu ke pintu-pintu jahanam tersebut (akan datang masa keburukan di mana munculnya firqah-firqah/kelompok dengan
ideologi takfiri yang saling mengkafirkan, saling mencaci bahkan saling membunuh antar kelompok/sekte. Mereka sudah keluar dari Al Qur’an dan Sunnah. Dan mereka yang saling membunuh yaitu pembunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk ke dalam neraka).” Aku bertanya; “Ya, Rasulullah..”, tolong beritahukan Kami tentang ciri-ciri mereka !” Rasulullah SAW menjawab;”Mereka adalah seperti kulit kita ini, juga berbicara
dengan bahasa kita (kemunculan firqah-firqah tersebut berasal dari Tanah Arab).” Saya bertanya:”Lantas, apa yang anda perintahkan kepada kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu”? Rasulullah SAW menjawab; “Hendaklah kamu selalu bersama jemaah muslim dan imam mereka”
(pada masa Maalikan “Adhan masih ada hukum syariah, hendaklah umat muslim mengikuti hukum syari’ah walaupun ada raja/pemimpin yang melenceng dari Al Qur’an dan Sunnah). Aku bertanya: “Kalau tidak ada jemaah muslim dan imam (pemimpin/khalifah berdasarkan hukum syari’ah) bagaimana? Rasulullah SAW menjawab: “Hendaklah kamu jauhi seluruh firqah itu sekalipun kamu gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu, kamu harus tetap seperti itu” (jika tidak ada lagi pemimpin/khalifah yang menjalankan hukum syariah, maka Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk menjauhi firqah-firqah yang dapat menimbulkan fitnah besar, lebih baik hidup dipedesaan/perkampungan dengan cara bertani = menggigit akar-akar pohon sampai kematian menjemput kita)”. (HR. Bukhari). Zaman Rasulullah SAW, Islam hanya satu, tidak ada firqoh-firqoh (kelompok-kelompok dalam Islam) seperti sekarang. Tidak ada Syiah, Sunni, Sufi, Salafi, dan lain-lainnya, yang ada hanya golongan kaum muslimin.
Rasulullah SAW telah memberitahukan bahwa ketika di aklhir zaman (masa sekarang) umat Islamakan terpecah menjadi firqah-firqah. Tidak ada imam jemah muslim/khalifah, yang ada imam (pemimpin) firqah-firqah/kelompok-kelompok. Untuk itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk menjauhi firqah-firqah tersebut untuk menghindari fitnah besar di akhir zaman yaitu perpecahan, dan saling bunuh antar golongan muslim akibat adu domba oleh musuh-musuh Islam. Ini sudah terjadi, sekarang Islam sudah terpecah menjadi beberapa kelompok, masing-masing mengakui bahwa dia yang benar, saling menghujat, saling mengkafirkan, bahkan saling berperang diantara mereka. Apakah mereka tidak percaya dengan seruan Rasulullah SAW? Inilah fitnah akhir zaman, yang menyebabkan mereka buta mata hatinya dan tidak dapat lagi melihat kebenaran. Kemudian Rasulullah SAW bersabda yang disampaikan dalam Hadist Sunan Tirmidzi: ... “Sesungguhnya Bani Israel terpecah menjadi menjadi tujuh puluh dua golongan dan umat Ku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya’ “Siapakah mereka, wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabat ku
berpegang teguh padanya (Al Qur’an dan Sunnah)”. Bahkan dalam hadist tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa firqah-firqah (kelompok-kelompok) tersebut akan masuk ke dalam neraka, kecuali hanya satu golongan, adalah golongan yang “Al Ikhsan”, yaitu golongan umat Islam yang mata hatinya tidak buta, mampu melihat kebenaran, terlepas dari segala fitnah zaman dan beribadah seperti “melihat” Allah SWT. Mereka-mereka inilah yang diberikan nur/cahaya oleh Allah SWT dan akan terhindar dari segala fitnah akhir zaman. Dan kelompok-kelompok tersebut akan berpotensi menimbulkan fanatisme (ashabiyah) dan sikap taklid buta yang mengancam persatuan umat Islam yang pada akhirnya justru memperburuk citra
Islam itu sendiri. Dan Rasulullah SAW sudah melarang, seperti yang disampaikan dalam Hadist dari Abu Bakar bin Syaibah r.a :
“Wahai, Rasulullah..! Apakah termasuk ashabiyah (fanatik golongan) apabila ada seseorang yang mencintai kaumnya”?. Beliau menjawab; “Tidak..., akan tetapi yang termasuk ashabiyah adalah sesorang menolong kaumnya atas dasar kezhaliman”. (HR. Tirmidzi). Bahkan akan dapat memicu peperangan antar kelompok muslim.
Dan mendekati kiamat akan terjadi pembunuhan dan saling berperang antara dua golongan besar seperti yang disampaikan dalam hadist berikut ini:
1. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:" kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang
sehingga pecahlah pepe rangan hebat antara kedu“Hari anya padahal dakwah mereka adalah satu”. (Shahih Muslim).
2. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak
peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan”. (Shahih Muslim).
3. “Sungguh, menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj. ”Para sahabat bertanya : “Apakah harj itu ?” Beliau bersabda : “Pembunuhan.”Mereka bertanya : “Apakah lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?”Beliau bersabda : “Bukan pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya. ” Mereka bertanya :“Apakah pada masa itu kami masih berakal?“Beliau ber sabda .“Akal kebanyakan manusia zaman itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, kebanyakan manusia menyangka para pemimpin itu mempunyai
pegangan, padahal sama sekali tidak demikian”(HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Hadis riwayat Abu Bakrah ra. ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan
masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau dita nya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya”.(Shahih Muslim).
4. Rasulullah SAW telah memberitahukan bahwa di akhir zaman umat Islam akan terpecah menjadi beberapa golongan dan
menjadi rebutan kaum Yahudi dan Nasrani. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, se perti orang-orang makan yang memperebutkan hidangannya. Maka, ada seseorang bertanya :“Apakah karena sedikitnya kami pada hari itu?” Beliau menjawab : “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada kalian penyakit al wahn.”Seseorang bertanya: “Apakah al wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati. ”(HR. Ahmad dan Abu Daud).
Post a Comment