PENAKLUKAN KONSTATINOVEL DALAM ANALISA ATAU KAJIAN ISLAM ESCHATOLOGY

INI ADALAH HAGIA SOFIA..INI ADALAH KONSTANTINOVEL..

SEBUAH TEMPAT YANG MENJADI SALAH SATU CERITA PENTING DALAM SEJARAH UMAT MANUSIA KELAK..

DAN KITA AKAN MENGENALNYA SBG KONSTANTINOVEL..BUKAN ISTANBUL


 “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal, Al-Musnad 4/335]


bangunan yg didirikan sekitar tahun 537 masehi,hingga kini maih berdiri tegak di istanbul turki,dari mulai berfungsi sbg gereja,kemudian tahun 1453 dirubah menjadi masjid dan mulai tahun 1935 dirubah lagi menjadi museum, Konstantinopel, sebuah kota di perbatasan Asia-Eropa. kota yang sebagiannya laut & sebagiannya daratan. merupakan kota legendaris bekas daerah Provinsi Romawi kuno. sekarang kota itu bernama Istanbul, di negara Turki.

Dinamakan Konstantinopel yang artinya Kota Konstantin. Konstantin adalah seorang Kaisar Romawi. setelah konstantin meninggal, Romawi dibagi 2, yaitu Romawi barat & Timur. Romawi timur disebut Byzantium. disebut Byzantium karena ibukotanya adalah Byzantion, nama lain dari kota ini (konstantinopel)Kaisar konstantin ktk  ditaklukan oleh mehmed II.. Ia adalah Konstantinus XI yang tewas dalam pertempuran dng mehmed II paman dari Andreas Paleologos sbg kaisar byzantium terakhir,Kaisar konstantin 1 memerintah pd tahun 300an masehi ketika pertama kali ibukota romawi dipindahkan ke konstantinovel sementara kaisar yg memerintah pada masa ditaklukan oleh sultan muhamad al fatih itu adalah Andreas Paleologos..pada tahun 1453, kota ini pun direbut dari kekasaran Byzantium tsb. oleh Sultan Muhammad al fatih. kota itu berganti nama menjadi Islambul (kota Islam), dan banyak yang menganggap penaklukan ini adalah bukti dari Nubuat Rasulullah, bahwa di akhir Zaman kota ini akan direbut Muslimin.



Salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat.


Bila penaklukkan Konstantinopel pada masa sultan Muhammad Al-Fatih di era khilafah Utsmaniyah terjadi lewat peperangan yang dahsyat, dengan mengerahkan pasukan besar yang didukung oleh peralatan perang yang paling modern di zamannya; tidak demikian halnya dengan penaklukkan Konstantinopel di akhir zaman yang kelak terjadi di era imam Al-Mahdi.

Penaklukan Konstantinopel pasca al-malhamah al-kubra merupakan kejadian yang di luar kebiasaan manusia. Penaklukan yang unik ini dilakukan oleh 70.000 Bani Ishaq, tanpa menggunakan pedang dan tombak, apalagi senjata-senjata berat. Mereka hanya menggunakan takbir dan tahlil, maka terbukalah benteng Konstantinopel. Di saat tentara Al-Mahdi tengah mengumpulkan ghanimah, tiba tiba terbetik kabar bahwa Dajjal telah muncul.

 Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq. Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur (perawi hadits): Saya tidak tahu kecuali hal ini ; hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah seseorang (setan) seraya berteriak : Sesungguhnya dajjal telah keluar. Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah


Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma ? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma ? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya, “Kota manakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantin atau Roma? Maka beliau Saw menjawab,”Kota Heraklius akan ditaklukkan pertama kali.[1]


Namun dalam Hadits lain, dijelaskan bahwa kota ini direbut tanpa peperangan.

Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota tersebut), ketika mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Kemudian mereka mengucapkan untuk kedua kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan kelapangan kepada mereka (Shahiih Muslim)

Seperti yang kita tahu, penaklukan konstantinopel di zaman al fatih dilakukan dengan peperangan, sedangkan di hadits dijelaskan mereka merebutnya tanpa peperangan. bagaimana relasinya ?

Kota konstantinopel, berganti nama menjadi Islambul di zaman turki Utsmani. namun di tahun 1924, kota ini jatuh ke tangan kaum Sekuler yang dipimpin Mustapha kemal Ataturk. mereka mengganti namanya menjadi Istanbul, dan memberlakukan hukum Sekuler yang sangat menindas Islam. Konstantinopel seolah kembali ke Zaman Romawi.

Namun Istanbul yang sekarang mulai menunjukkan perubahan. saat dipimpin Recep Tayip Erdogan dan partai AKP-nya, turki mulai perlahan-lahan mengikis sekulerisme di negeri itu. mulai ada kebebasan dalam menjalankan Dakwah islam. walaupun tidak kit pungkiri negara itu masih sekuler. namun setidak-tidaknya mulai ada kebangkitan Islam di situ, Meskipun untuk saat ini Om Dogan masih ada dalam NATO dan banyak plin plan dengan keputusannya spt soal Palestine, Suriah, dsb..ditambah anaknya Om degan ini yang masih doyan diam dibawah ketiak Israel, mirip MBS adanya..namun anggaplah "TURKI INI ADALAH BONUS" karena Istambul/Konstatinopel itu akan tertaklukan hanya dengan kalimah thoyyibah saja.


apakah ini menjadi jawaban, bahwa di akhir zaman nanti Konstantinopel direbut tanpa peperangan karena memang dari sekarang sudah "direbut" sebagian oleh aktivis Islam ? tidak menutup kemungkinan saat nanti Bani Ishaq mengepung kota ini, para penerus Erdogan yang sudah menguasai sebagian kota akan menyambutnya dengan tangan terbuka, dan orang-orang Sekuler yang di Turki akan menyerah begitu saja tanpa perlawanan. karena masyarakat turki sudah terislamisasi oleh Erdogan. yaaa ! mungkin saja. dan itulah kemungkinan yang paling logis. tidak mungkin sebuah kota direbut tanpa darah kalau bukan karena kota itu sudah dikuasai duluan sebagiannya !!!

 Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.[2]

Disamping itu dalam ilmu fiqih pengambilan alihan gereja menjadi mesjid itu tidaklah diperbolehkan seperti yang terjadi pada Hagia Sofia itu.


Dan yang mengherankan  bagaimana pemerintah turki bs melarang dng sangat keras penggunaan kata konstantinovel,bahkan kalau tidak salah diatur dalam undang2 negara mereka dan mengancam pidana penjara bagi yg menyebutnya sbg konstantinovel. Merujuk pda beberapa literasi dng berlandaskan hadits tersebut,kemudian melalui berbagai literatur kita mengenal sultan muhammad al fatih sangat terobsesi untuk menjadi sang penakluk itu,dan meneruskan perjuangan leluhur beliau yg gagal menembus kuatnya benteng konstantinovel..sy kira adakah obsesi seperti ini diperbolehkan tidak dalam islam,mengingat aturan perang dalam islam itu sangatlah ketat ,tidak boleh sembarangan memerangi orang lain tanpa masalah apa2..

"yang menjadi penasaran saya pribadi adalah  apakah pada saat itu kerajaan byzantium ada membuat permasalahan tidak dng umat islam,atau adakah orang2 byzantium tersebut menganiaya atau merampas harta serta mengusir orang muslim dari tempat nya sendiri,sehingga harus diserang oleh sultan muhammad al fatih..??"

 Saat nasionalis Turki sekuler (Mustafa Kemal Atatürk) menaklukkan kota itu kemudian mendirikan Republik Turki sekuler pada tahun 1923, mereka mengganti nama ‘Konstantinopel’ menjadi ‘Istanbul’ sebagai nama resmi kota dan melarang penggunaan nama atau nama-nama sebelumnya; sebagai akibatnya, nama ‘Konstantinopel’ surut dari kosa kata umum. Sesungguhnya, bahkan sekarang nama itu sepertinya sudah memasuki museum sejarah. Istanbul bukanlah nama baru. Nama itu adalah salah satu dari beberapa nama yang sebelumnya digunakan untuk menyebut kota itu. Meskipun demikian, nama yang paling populer dari kota itu adalah Konstantinopel. Dan larangan penggunaan nama selain Istanbul sepertinya telah mengarah pada kebijakan utama untuk mencegah penggunaan nama yang paling terkenal. Ada sebuah alasan mengapa nama kota itu diubah, dan penggunaan nama lainnya dilarang.


 Secara umum, sebagian besar umat muslim percaya bahwa ramalan Nabi Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam) ini sudah terwujud pada tahun 1453 ketika Turki Ottoman, yang pada saat itu dikomando oleh Sultan Muhammad (Mehmet) Fatih muda, yang menaklukkan Konstantinopel. Meskipun demikian, hadits yang dikutip di bawah ini memberikan keterangan yang sangat jelas bahwa penaklukkan itu akan terjadi pada Akhir Zaman tepat sebelum kemunculan Anti-Kristus (atau al-Masih al-Dajjal) dalam bentuk manusia (yang akan menyatakan bahwa dirinya adalah al-Masih). Penaklukkan oleh umat muslim pada Akhir Zaman tersebut tidak hanya akan membebaskan kota itu dari kekuasaan Turki nasionalis yang tidak bertuhan, tetapi juga melepaskan dan membebaskan kota itu dari genggaman NATO Zionis yang beracun.


 Dari Mua’dz bin Jabal: Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“… pecahnya perang besar akan (diikuti oleh) penaklukkan Konstantinopel; dan penaklukkan Konstantinopel akan (diikuti oleh) munculnya Dajjal (Anti-Kristus)…” (Sunan, Abi Daud)

 Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan sementara satu sisi (lain) ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota tersebut), ketika mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum muslimin) -Tsaur [2] (salah seorang perawi hadits) berkata, “Aku tidak mengetahuinya kecuali beliau berkata, ‘Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka mengucapkan untuk kedua kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta rampasan perang, ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, “Sesungguhnya Dajjal telah keluar,” lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.”Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah (XVIII/43-44, Syarh an-Nawawi).

Nasionalis Turki sekuler yang pada intinya tidak bertuhan tidak ingin umat Muslim menyadari bahwa penaklukkan Konstantinopel yang diramalkan Nabi Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam) masih belum terwujud, dan itu sepertinya menjadi salah satu alasan mengapa mereka mengubah nama kota itu. Nabi Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam) menggunakan nama Konstantinopel (dalam bahasa Arab al-Qunstantiniyyah) saat dia meramalkan tentang kota itu. Dia tidak menggunakan nama lainnya. Dengan demikian, jika nama itu dipindahkan ke museum maka sangat mungkin perhatian umat muslim akan dialihkan dari implikasi ramalan itu.

Peristiwa tidak pantas menjadi bukti yang mendukung tesis kami, kami sekarang menyajikan bukti kuat yang membuktikan tanpa keraguan bahwa penaklukkan Konstantinopel oleh Ottoman pada tahun 1453 bukanlah penaklukkan yang diramalkan Nabi Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam).

Pertimbangkan hal berikut:

    Pasukan yang menaklukkan Konstantinopel terdiri dari beberapa satuan. Sebagian adalah sukarelawan yang tertarik dengan barang rampasan kota itu. Sebagian lainnya adalah pasukan reguler terlatih dengan baik yang dikumpulkan dari seluruh wilayah Kekaisaran Ottoman. Namun inti utama pasukan Ottoman adalah satuan elite Janissari yang terlatih dengan sangat baik. Pasukan ini terdiri dari anak-anak Kristen yang diambil secara paksa dari orang tua mereka (di wilayah-wilayah yang ditaklukkan oleh Ottoman), dan yang berpindah ke agama Islam dengan paksa dan diberi latihan militer yang sebaik mungkin. Mereka semua memberikan kesetiaan mereka secara pribadi kepada Sultan. Tidak pernah dalam sejarah Islam umat muslim melakukan hal yang mempermalukan Islam dengan cara menangkap anak-anak Kristen dan memindahkan agama mereka secara paksa ke Islam, kemudian menggunakan mereka sebagai pasukan elite untuk berperang demi nama Islam. Ini merupakan wujud dosa, sangat memalukan dan pelanggaran langsung perintah Allah dalam al-Qur’an yang melarang perpindahan agama ke Islam secara paksa. Hasil yang dapat diprediksi adalah kebencian abadi dan permusuhan terhadap Islam dan Umat Muslim di wilayah-wilayah asal anak-anak Kristen ini diculik (efek : pembantaian muslim di Srebrenica). Wilayah Timur Kristen itu tepat adalah Rum yang Nabi ramalkan umat muslim akan bersekutu pada Akhir Waktu (yakni dengan mereka).
    Ketika pasukan Ottoman membongkar pertahanan kota itu dan akhirnya berhasil memasuki kota itu sebagai penakluk, apa yang terjadi kemudian adalah “pembunuhan, perampasan, pemerkosaan, pembakaran, dan perbudakan”. Ini telah menjadi, dan masih menjadi perilaku pasukan itu saat mereka menaklukkan sebuah kota, tetapi ini bukanlah cara Islam yang menjaga kehormatan dan perlindungan bagi kehidupan dan kehormatan bagi wanita, anak-anak, orang-orang yang lebih tua dan orang-orang – seperti para pendeta – yang hidupnya didedikasikan untuk agama. Sesungguhnya ada bukti bahkan gereja-gereja dan biara-biara Kristen dirusak dengan amukan oleh orang-orang yang disebut pasukan Islam yang memaksa masuk kemudian memperkosa, merampas, dan membunuh bahkan sampai ke dalam gereja. Sultan mengijinkan hal ini terus berlanjut, tidak dibatasi dengan norma etika peperangan apa pun, selama tiga hari. Ottoman tidak peduli mengenai fakta bahwa Konstantinopel adalah ibu kota Kristen Bizantium (atau Rum). Perilaku pasukan Ottoman tersebut memastikan kebencian abadi terhadap Islam oleh orang-orang Bizantium.
    Namun perilaku Sultan sendiri, segera setelah dia memasuki kota, sungguh tercela. Dengan memalukan dan penuh dosa, dia memerintahkan agar Katedral besar Bizantium Hagia Sophia yang telah dibangun 1000 tahun sebelumnya oleh Kaisar Justinian, dialihkan menjadi Masjid.


 Ketika umat Muslim menaklukkan Jerusalem pada masa Khilafah Umar bin al-Khattab, Kepala Keluarga Jerusalem, Sophronius, menolak menyerahkan kota kepada orang selain Khalifah sendiri. Umar harus melakukan perjalanan dari Madinah ke Jerusalem untuk menerima kunci kota itu. Saat dia diantar mengunjungi gereja suci Jerusalem, waktu solat tiba dan Sang Kepala Keluarga dengan sangat ramah mengajak Umar melakukan Salat tepat di sana di dalam Gereja Kebangkitan. Umar menolak karena dia takut hal itu akan dijadikan dasar hukum sehingga umat muslim boleh mengubah gereja menjadi Masjid.



    Pengubahan Hagia Sophia menjadi Masjid oleh Sultan Ottoman bukanlah peristiwa biasa. Ini adalah gereja terbesar dan paling bagus di seluruh wilayah Kristen. Gereja ini telah mempertahankan posisi itu selama 1000 tahun. Dengan mengubah gereja menjadi Masjid, Sultan tidak hanya mempermalukan dunia Islam, tetapi juga menghujamkan pisau beracun ke jantung Kristen Timur Bizantium yang tidak akan pernah dilupakan. Sementara orang-orang lain mungkin mengubah gereja-gereja, biara-biara, dan bahkan masjid-masjid (contohnya seperti Cordoba), seorang Amir yang secara pribadi dipuji oleh Nabi sendiri tentu bukanlah orang dengan perilaku yang memalukan seperti itu.
    Akhirnya kami juga harus mengingatkan bahwa para Sultan Ottoman tidak pernah menikah – karena mereka tidak ingin dibebani dengan menghormati hak-hak sah secara hukum yang Islam berikan kepada para istri dan saudara sedarah (dalam hal mengenai penerusan kepemimpinan dalam sistem kepemimpinan turun-temurun). Maka mereka membatasi diri sehingga mereka hanya tidur dengan para budak. Islam membatasi seorang lelaki memiliki istri sampai empat, tetapi tidak ada batasan berapa banyak budak perempuan yang dapat dia miliki dan dengan mereka dia dapat tidur. Maka para Sultan Ottoman memiliki budak-budak perempuan tetap yang disebut Harem. Perempuan-perempuan ini hampir secara eksklusif diambil dari wilayah-wilayan Kristen yang ditaklukkan. Mereka tidak memiliki hak. Nabi Islam telah memerintahkan: Berilah budakmu makanan yang kalian sendiri memakannya, dan beri mereka pakaian yang kalian sendiri pakai. Dengan demikian, Islam memulihkan nilai kemanusiaan bagi para budak dan memberi mereka hak-hak. Para Sultan Ottoman di sisi lain, tidur dengan seorang budak perempuan, dan jika budak perempuan itu hamil dan melahirkan seorang anak lelaki, maka dia berhenti berhubungan seksual dengannya. Dia melakukan ini untuk memastikan agar budak perempuan itu tidak memiliki anak lagi, dengan demikian tidak ada saingan bagi anak lelakinya jika dia menggantikan Sultan sendiri. Nabi (sallallahu ‘alaihi wa sallam) menyatakan bahwa “pernikahan adalah setengah keimanan”. Tidak mungkin nabi yang diberkahi memaafkan perilaku para Sultan Ottoman yang seperti itu.

 Jelas bagi penulis bahwa Sultan Muhammad Fatih tidak memenuhi syarat sebagai Amir yang disebutkan dalam hadits; tidak pula pasukan Ottoman yang dia pimpin memenuhi syarat sebagai pasukan yang disebutkan dalam hadits. Implikasinya adalah penaklukkan Istanbul atau Konstantinopel oleh umat muslim masih belum terjadi. Pembaca dianjurkan mempelajari topik ini lebih jauh kemudian menentukan kesimpulan sendiri.

 2 KALI RUSIA PERNAH REBUT KONSTATINOPEL KENAPA TIDAK DILAKUKANNYA..??

Tak ada kejelasan apa yang akan dilakukan Rusia dengan Konstantinopel setelah berhasil merebutnya.
Natalya Nosova
Sepanjang sejarah upaya penaklukan Konstantinopel (tepatnya lebih dari sepuluh kali), ada beberapa peristiwa ketika Rusia hanya tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan impiannya untuk merebut ibu kota Kekaisaran Romawi Timur itu. Namun, setiap kali peluang itu muncul, Rusia memilih untuk tidak melakukannya.
Selama berabad-abad, Rusia bermimipi menguasai selat-selat Konstantinopel — ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (atau Kekaisaran Bizantium), yang kini dikenal sebagai Istanbul, sebuah kota strategis yang menghubungkan Eropa dan Asia. Kota ini merupakan kunci dominasi geopolitik di Timur Tengah dan sekaligus rute terpendek menuju India dari Eropa.
Karena sangat menginginkan Konstantinopel, Ekaterina yang Agung bahkan menamai cucunya Konstantin (nama kaisar pertama dan terakhir Bizantium). Ekaterina berharap dirinya kelak dapat mengangkat cucunya itu sebagai pemimpin kekaisaran itu.
“Apa yang akan terjadi pada kita dan peradaban ini jika seorang perempuan menguasai sebagian dunia dari Siberia hingga Mesir? Selamatkan diri kalian,” tulis filsuf Italia Alessandro Verri pada 1770-an.
Namun, sejumlah upaya yang dilakukan untuk merebut kota itu tak selalu dilatarbelakangi oleh motif strategis. Pada zaman dulu di Rusia, Konstantinopel juga disebut Tsargrad, yang berarti ‘kota tsar’. Kota itu dianggap sebagai pusat historis Gereja Ortodoks. Katedral Hagia Sophia, yang kemudian beralih fungsi sebagai masjid hingga 1931, masih berdiri tegak di kota itu hingga kini. Perang yang dilancarkan Rusia terhadap Kesultanan Utsmaniyah digambarkan sebagai perang salib untuk membebaskan dunia Ortodoks dari dominasi Islam.
Meski begitu, Rusia tak pernah mencaplok Konstantinopel. Padahal, sejarah mencatat bahwa Rusia sempat dua kali berpeluang untuk menguasai kota itu tanpa susah payah.

Antara Konstantinopel dan Manfaat Pajak

Berdasarkan kronik Rusia, Pangeran Oleg adalah penguasa Rusia pertama yang berhasil sampai di gerbang Konstantinopel pada tahun 907. Ia dijuluki “Sang Nabi” karena visinya yang legendaris. Dia adalah seorang panglima yang luar biasa. Kampanye militernya meletakkan fondasi bagi negara Rus Kuno (atau Rus Kiev) dan perbatasannya. Karena itu, jika pada akhirnya dia membuat keputusan yang berbeda, tak diragukan lagi bahwa Konstantinopel akan menjadi bagian dari Rus.
Kronik tersebut menyebutkan bahwa Pangeran Oleg menyerang Tsargrad dengan infanteri dan armada yang — meski para sejarawan percaya jumlahnya lebih kecil — terdiri dari 2.000 kapal. Orang-orang Yunani menutup gerbang Konstantinopel sehingga pembantaian berdarah hanya terjadi di pinggiran kota.
“Banyak orang Yunani terbunuh di pinggiran, banyak tenda yang dihancurkan, sementara gereja-gereja hangus dibakar. Bagi mereka yang menjadi tahanan, beberapa orang dipenggal, sedangkan yang lainnya disiksa, tapi kebanyakan dilempar ke laut. Ada lebih banyak kebrutalan yang dilakukan orang-orang Rusia terhadap orang-orang Yunani, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh musuh,” bunyi catatan dalam kronik tersebut.
Namun setelah menaklukkan Konstantinopel, Oleg menyadari bahwa kesepakatan damai akan lebih bermanfaat bagi Rus daripada ekspansi lebih jauh. Oleh karena itu, menurut legenda tersebut, sang pangeran memaku perisainya di gerbang kota, menandatangani perjanjian perdagangan yang menguntungkan dengan Konstantinopel, dan menerima upeti yang lumayan besar. Setelah itu, orang-orang Rusia bisa tinggal di pinggiran ibu kota selama setengah tahun tanpa dikenai pajak, bebas bea perdagangan, dan menikmati hak untuk mendapatkan makanan gratis serta perbaikan perahu dengan uang Bizantium.

Antara Konstantinopel dan Keputusasaan

Ekaterina yang Agung menyebut rencananya untuk membangun kembali monarki Yunani sebagai Proyek Yunani. Proyek ini sama sekali tidak merencanakan ekspansi Rusia secara langsung, melainkan penciptaan negara baru dengan nama kuno Dacia dan perluasan pengaruh Rusia. Pada akhirnya, rencana tersebut termasuk menyingkirkan orang-orang Turki dari Eropa, membebaskan semua orang Kristen Balkan dari kekuatan muslim dan, tentu saja, merebut Konstantinopel. Namun, Proyek Yunani akhirnya mandek. Para permaisuri tak mendapat cukup dukungan di Eropa, dan Konstantinopel pun segera dilupakan saat Perang Rusia-Turki meletus (dan Rusia mencaplok Krimea pada 1783).
Masih penasaran dengan Konstantinopel, cucu ketiga Ekaterina, Kaisar Nikolay I, hanya tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan impian neneknya. Pada 1829, tentara Rusia memasuki Adrianople (sekarang Edirne), 240 kilometer dari Istanbul. Sebetulnya, butuh dua hari untuk melintasi jarak ini, dan kemungkinan besar Konstantinopel akan jatuh karena saat itu tentara Utsmaniyah sudah kelelahan. Namun sebaliknya, Nikolay membuat kesepakatan dengan Sultan Mahmud II. Setelah membuat beberapa deklarasi luhur tentang persahabatan — yang kelak akan dilupakan 12 tahun kemudian — Kesultanan Utsmaniyah menutup selat-selatnya untuk negara lain.
Namun, ada alasan lain yang lebih substansial di balik sikap murah hati Rusia. Sebetulnya, tak ada kejelasan apa yang akan dilakukan Rusia dengan Konstantinopel setelah berhasil merebutnya. Rusia tidak memiliki cukup sumber daya untuk mempertahankan wilayah baru. Membiarkan tentara yang menang dalam kemiskinan di kota yang ditaklukkan akan menyebabkan pemberontakan. Selain itu, merebut Konstantinopel berarti mengonfigurasi ulang seluruh Eropa Tenggara dan itu bisa menyebabkan perang dunia karena Inggris dan Prancis tak akan menerima perkembangan semacam itu. Oleh karena itu, lebih mudah untuk tidak mengklaim apa pun atas kota itu dan menyelesaikan masalah dengan sebuah perjanjian damai yang menguntungkan.
Akibat keputusannya itu, Nikolay I menerima banyak keluhan. Ia dinilai telah menyia-nyiakan peluang yang terbuka lebar untuk merebut Konstantinopel. Meski begitu, ia dengan santai menanggapi berbagai kekecewaan tersebut dengan mengatakan bahwa dia bahagia karena satu-satunya kesamaan dirinya dengan neneknya hanyalah “profil wajah”. Dia tidak menyukai cara neneknya memerintah.
Pada akhirnya, Rusia memang tidak pernah menguasai Konstantinopel. Meski begitu, Rusia tetap menjadi negara terbesar di dunia. Bagaimana Rusia bisa mendapatkan wilayah yang begitu besar? Ini semua dapat diselisik dari sejarahnya.




Mengenal Lebih Detil Tentang Bani Ishaq

    -Dalam pandngan Islam Eschatology :

Bani Ashfar, Bani Ishaq dan Rum

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bani Ashfar, Bani Ishaq dan Rum adalah sebutan bagi orang orang Romawi.  Pada jaman Rasulullah ﷺ, orang orang Islam menyebut Romawi dengan Rum atau Bani Ashfar.

Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan al Shis bin Ishaq bin Ibrahim al Khalil Alaihissallam .

Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa Bani Ishaq yang dimaksud dalam hadis merupakan anak keturunan ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim.

Adapun Rum yang dimaksudkan dalam hadist  adalah Rum Timur yang dulunya pusat pemerintahannya berada di Konstantinopel.  Karena dalam Islam tidak pernah dikenal Romawi Barat.

Romawi Barat telah runtuh seratus tahun sebelum tegak kokohnya Islam dan berdiri kembali setelah seratus tahun wafatnya Rasulullah  ﷺ.
Sehingga Rum yang dimasudkan dalam al Quran surah Rum adalah Romawi Timur yang berpusat di Kostantinopel.
Setelah Romawi timur runtuh pusat pemerintahan berpindah ke Rusia yang disebut dengan Tsar Rusia.

Kamudian Rasulullah ﷺ juga pernah berkata kepada Jadd bin Qais, salah seorang bani Salima : “Hai Jadd, engkau bersedia tahun ini menghadapi bani Ashfar?”

Jadd menjawab, “Ya Rasulullah ijinkanlah saya untuk tidak dibawa ke dalam ujian serupa ini.  Masyarakat saya sudah cukup mengerti bahwa tidak ada orang yang lebih berani terhadap wanita seperti saya ini.  Saya khawatir kalau saya melihat wanita wanita bani Ashfar, saya takkan dapat menahan diri”

Oleh Rasulullah ﷺ ia ditinggalkan.  Dalam hubungan ini, ayat 49 surah At Taubah turun.
 وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلا تَفْتِنِّي أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ

Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”. Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.

Dialog diatas adalah berkaitan dengan rencana Rasulullah ﷺ untuk mengirim pasukan menghadapi Romawi di Syam.  Dari sini dapat diketahui bahwa yang dimaksud bani Ashfar adalah orang orang Romawi.

[1]. Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/58) tahqiq Dr. Thaha Zaini.

Wallahu a’lam bishowab



 Bani ishak penakluk konstantinovel memang ada pendapat yg menyatakan bahwa bani ishak yg dimaksud adalah keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as..tetapi untuk pandangan eskatology memandang nya bani ishak tersebut adalah orang2 yg memeluk agama nasrani yg diyakini diwarisi dari darah nabi ishak dan nabi2 bani israel,termasuk yg kemudian dianut oleh bangsa romawi yg selaras dng yg disebut oleh ibnu katsir bahwasan nya bani ishak itu mungkin orang romawi yg memeluk islam pada saat itu sehingga kemudian mereka bertakbir dalam menaklukan konstantinovel,,dan jk romawi yg dimaksud sbg bani ishak maka kemudian menjadi beralasan ketika mereka kelak menaklukan kembali konstantinovel karena kota itu adalah milik mereka.kota kebanggaan mereka,,yg kemudian jg keyakinan akan penaklukan kembali konstantinovel itu jg terdapat dalam eskatology ortodox melalui pembicaraan seorang ortodox bernama shaker dalam wawancaranya dng syeikh imran hosein..tetapi lagi2 ini hanya pendapat saja ,sehingga kemudian ada 2 pendapat tentang bani ishak,,dan tentu kemudian hanya ALLAH yg mengetahui bani ishak yg mana yg benar2 akan menaklukan

Selanjutnya :

         Sabda Rasullullah SAW:

 Kamu akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman lalu kamu akan berperang bersama mereka menentang satu musuh dari belakang mereka. Maka kamu akan selamat dan mendapat rampasan perang, kemudian kamu akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit, maka berdirilah seorang lelaki dari kaum Rum. Lalu dia mengangkat tanda salib dan berkata: "Salib telah menang!", maka datanglah seorang lelaki dari kaum Muslimin dan membunuh lelaki Rum tersebut lalu kaum Rum telah berlaku khianat dan terjadilah peperangan demi peperangan. Dimana mereka akan bersatu menghadapi kamu di bawah 80 bendera dan di bawah setiap bendera terdapat 12 ribu bendera". (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Abu Nua’im meriwayatkan dari Abi Umamah katanya, Rasulullah SAW bersabda,

“Di antara kamu dan orang-orang Rum akan berlaku 4 kali perdamaian. Pada kali keempatnya berlaku di tangan salah seorang daripada keluarga Hiraqlu. Perjanjian itu berterusan selama 7 tahun”.

 Ada seorang sahabat bertanya Rasulullah SAW,
“Wahai Rasulullah! Siapakah Imam orang ramai (orang Islam) pada hari itu?”

Rasulullah SAW menjawab,

“Al Mahdi daripada anak cucuku. Dia berumur 40 tahun, mukanya bagai bintang yang bersinar-sinar, di pipi sebelah kanannya terdapat tahi lalat hitam, dia memakai dua jubah Qatwaniyyah bagaikan pemuda Bani Israel. Dia mengeluarkan gedung-gedung dan menakluk negeri-negerisyirik”. (Al Hawi Li Al Fatawi j.2 ms.66)


Mari kita mengenal kerajaan Rum


Konstantinopel atau istanbul, adalah salah satu bandar terkenal di dunia. Semenjak kota ini didirikan oleh maharaja Bizantium aliasmaharaja kerajaan rum alias kaisar Kekaisaran Romawi Timur. yakni Constantine I. Mereka itu mayoritas beragama kristen. Terus sekarang dimana bangsa romawi timur atau rum atau bangsa bizantium? Apakah romawi timur itu adalah kota roma di italia? Jawabnya bukan dan salah besar……


Konstantinopel itu pernah di taklukkan khalifah islam dan pasukannya pada tahun 1453 yaitu khalifah islam turki ustmani yang pemimpinnya adalah Sultan Muhammad Al Fatih (30 Maret 1432 – 3 Mei 1481)

Karena konstantinopel di kuasai khalifah turki ustmani maka pusatnya di pindahkan ke moskow, RUSIA oleh pemimpin mereka. Ketika Byzantium arau rum atau romawi timur hancur oleh serangan khalifah turki Ustmani, Ivan III, Ivan III Vasilevich (bahasa Rusia: Иван III Васильевич) (22 Januari 1440, Moskwa – 27 Oktober 1505, Moskwa), juga disebut Ivan yang Agung, adalah Pangeran Agung Moskwa dan "Pangeran Agung Seluruh Rusia" (Великий князь всея Руси). Terkadang disebut sebagai "pengumpul tanah Rusia", ia memperluas wilayah negaranya sebesar tiga kali lipat, merenovasi Kremlin dan mendirikan pondasi negara Rusia. Ia adalah penguasa Rusia yang paling lama berkuasa dalam sejarah.
 Pranala luar

Merasa mempunyai hak untuk mewarisi kerajaan tersebut, akibat perkimpoiannya dengan Sofia Palaeloga. Tidak lama kemudian Iwan III menyatakan dirinya sebagai ahli waris kekaisaran Byzantium Keadaan Rusia semakin kuat setelah Iwan IV (1535-1584) naik tahta, menggantikan Basil III (1505-1535). kita bisa menganalisa dengan nama,  kalau orang eropa timur banyak namanya yang berakhiran "ov"

Dinasti Romanov adalah dinasti ke dua dan terakhir di Rusia, yang menguasai moskow dan kekaisaran Rusia selama lima generasi dari tahun 1613 - 1762. Dari tahun 1762 ke tahun 1917, Rusia dikuasai oleh gabungan penguasa dari dinasti Romanov dan Dinasti Oldenburg, yang dikenal sebagai Holstein-Gottorp-Romanov.


Apakah RUSIA itu komunis..?

Dulu iya ketika zaman UNI SOVIET yang didirikan setelah perang dunia ke 1 dan Revolusi Bolshevik Februari 1917, yang memakzulkan Nicholas II. Penguasa Bolshevik membantai seluruh keluarga Romanov di gudang penyimpanan anggur di Gedung Ipatiev, Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 17 Juli 1918 Betul Uni Soviet berpaham komunis tapi sekarang setelah UNI SOVIET runtuh dan terbentuk negara baru yaitu RUSIA dan negara pecahannya seperti UKRAINA, pemimpin mereka beragama Kristen orthodok…..Pernah lihat Vladimir PUTIN yaitu presiden RUSIA sekarang merayakan natal di gereja???? ini bukti bahwa sekarang Rusia bukanlah negara komunis atau ateis atau tidak percaya TUHAN lagi. Perbedaan kristen orthodok dan kristen di eropa barat Perbedaannya pada hari natalnya……..Kristen orthodok merayakan natalnya pada 7 januari Sedang Kristen eropa barat yang berpusat di vatikan merayakan natalnya pada 25 desember. Dari nama raja RUM saja yaitu constantine, nama ini lazim di pakai di negara eropa timur

 Jadi rum itu bukan italia yang ibukotanya ROMA, kalau RUM itu itali nama kaisarnya mungkin bukan constantin tapi nama yang lazim seperti di Italia misal Gianluigi, roberto, LUIGI, silvio, mauro, francesco atau TOTTI juga inzagihi..hehe..

JADI RUM ATAU BIZANTIUM ATAU ROMAWI TIMUR ITU ADALAH RUSIA….

sejarah saat ini akan berjalan sesuai hadis nabi Muhammad, RUSIA bersama orang islam akan melawan musuhnya sama persis dengan hadist diatas:Sabda Rasullullah SAW:
 Kamu akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan amanlalu kamu akan berperang bersama mereka menentang satu musuh dari belakang mereka……


     Siapa musuhnya??????


Lihat saja siapa yang menentang Rusia di Crimea dan Ukraina sekarang, pasti anda tahu? Yaitu amrik, Uni eropa barat (NATO), yahudi israel dan sekutu mereka, lalu siapa sekutu orang islam dan di masa depan bisa menjadi negara islam di bawah kepemimpinan khalifah yang di tunggu itu?
Jawabannya negara-negara yang menentang amrik, Uni eropa barat (NATO), yahudi israel dan sekutu mereka………Yaitu CHINA (dulu China itu di bawah kaisar ming termasuk sebagai kerajaan ISLAM) dan BRAZIL.


Kenapa Brazil???

Karena Brazil lewat pemimpinnya lah yang selalu menentang gaya hidup mewah negara Amerika dan sekutunya yang merusak bumi ini sehingga terjadi bencana di seluruh muka bumi saat ini………Dan brazil sudah menjadi negara pengekspor sapi. Kedelai dan produk lainnya serta menjadi saingan amrik dan sekutunya di dunia saat ini.

Nah satu negara lagi yang paling berperan menegakkan islam di masa depan yaitu INDONESIA Kenapa INDONESIA? Jawaban yang mudah karena Indonesia adalah negara dengan penduduk yang beragama ISLAM terbanyak di dunia…….


INDONESIA, CHINA dan BRAZIL, IRAN,  itulah penguasa dunia masa depan,..BRICS merupakan satu kekuatan negara gabungan yang patut dijadikan analia kajian akhir zaman.


Dalam kajian lain sebagai pertimbangan referensi :


Untuk mengetahui siapakah sebenarnya Bani Ishaq, perlu menelaaah kembali buku-buku sejarah masa silam, terutama tentang perjalanan Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir, bahwa Bani Ishaq adalah keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Maka sangat keliru orang yang menyebutkan bahwa bani Ishaq adalah bangsa Rum atau keturunan Yahudi yang masuk Islam. Untuk bangsa Rum Rasulullah Saw menyebut mereka sebagai bani Ashfar, sebagian mereka ada yang masuk Islam di zaman Al-Mahdi, sehingga membuat kawan-kawan yang setanah air dengan mereka menjadi marah dan menginginkan agar kaum muslimin menyerahkan mereka kembali. Namun kaum muslimin tidak menyerahkan sebagian Bani Asfar yang masuk Islam itu kepada bangsa Rum. Bani Ishaq juga bukan keturunan Israel. Sebab Bani Israel kemunculannya adalah setelah nabi Ishaq.

Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantin adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi.

Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran). Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam (ashhabu rayati Suud) yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantin, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab.

Pengikut Al-Mahdi bukan hanya dari ashhabu rayati suud, banyak umat Islam lain yang turut bergabung pada awal kemunculannya. Namun seiring perjalanan waktu, sebagian mereka ada yang tidak sanggup bertahan menjalani kehidupan bersama Al-Mahdi, karena beratnya beban jihad yang harus dipikul. Puncak pengkristalan pasukan Al-Mahdi adalah dalam peristiwa perang Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq, dimana 1/3 pasukan Al-Mahdi murtad dan mundur dari peperangan, 1/3 pasukan mendapatkan syahadah, dan sisanya adalah 1/3 pasukan. Sisa pasukan itulah yang terus bertahan bersama Al-Mahdi dalam pertempuran berikutnya. Jumlah 1/3 pasukan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw sebagai manusia terbaik yang hidup di dunia. Mereka datang dari kota Madinah. Namun, mereka bukan penduduk Madinah asli, mereka adalah umat Islam yang datang dari arah Timur (Khurasan). Dalam penaklukan Jazirah Arab, mereka terus-menerus mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya selama beberapa waktu mereka tinggal di Madinah.

Jadi Bani Ishaq adalah penduduk Madinah / penduduk Hijaz yang setia menemani Al-Mahdi sejak mereka memba’iatnya. Mereka adalah pemilik bendera hitam yang datang dari Khurasan untuk mengukuhkan kekuasaan Al-Mahdi dan membebaskan Jazirah Arab lalu menetap di dalamnya selama beberapa masa. Mereka inilah yang kelak menaklukkan negri Konstantinopel dengan 70.000 pasukan.

Ada beberapa nash yang mengisyaratkan hal itu, dimana penduduk Khurasan (Persia) kelak akan menggantikan orang-orang Madinah asli. Mereka akan menggapai apa yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw kepada mereka. Bukankah beliau pernah bersabda: ‘Seandainya ilmu (agama) itu berada di bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.” [3]

Prediksi bahwa penduduk Arab akan digantikan oleh bangsa lain telah disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam beberapa riwayat, di antaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Miskat:

Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat (kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di ‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.”



Dalam riwayat di atas, para sahabat khawatir setelah turunnya surah Muhammad ayat 38. Mereka khawatir bila diganti oleh kaum lain. Sehingga, para sahabat bertanya pada Rasululllah “Bila kami diganti kaum lain, siapakah mereka, ya Rasulullah?” Maka, Rasulullah menjawab, “Sebagian kaum Persia.” Nash di atas menunjukkan bahwa yang akan menggantikan bangsa Arab adalah sebagian penduduk Persia, bukan seluruh Persia.

Merekalah yang akan menggantikan kedudukan orang Arab di Jazirah, sampai akhirnya mereka menjadi penduduk terbaik di bumi yang berasal dari Madinah. Melalui tangan mereka Rum dikalahkan dan Konstantin ditaklukkan.

Bilakah peristiwa itu Terjadi ?

Besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadi pada zaman Al-Mahdi, dimana kemunculan Al-Mahdi adalah saat manusia berselisih dan bertikai, kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus didzalimi. Sementara penduduk Arab justru terbuai dengan dunia karena kemewahan hidup dan melimpahnya kekayaan mereka. Agama sudah banyak ditinggalkan dan perwalian mereka sudah digadaikan kepada bangsa barat.

Akibatnya, Allah mengganti mereka dengan kaum lain yang tidak seperti mereka. Berdasarkan hadits tersebut, maka orang-orang keturunan Arab di Jazirah akan digantikan kedudukannya oleh sebagian orang Persia (kemungkinan adalah sebagian penduduk Khurasan dari wilayah Afghanistan, Pakistan, Kashmir dan Iraq). Hal ini akan terjadi pada zamannya Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ashabu Rayati Suud, Rasulullah Saw bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kamu (orang Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.” (HR. HR. Ibnu Majah: Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no. 4074)

Jadi, bani Ishaq adalah orang Persia (Khurasan). Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk (Farisi) Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”. Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim.

Wallahu a’lam bish shawab.

[1] HR. Ahmad

[2] Lihat : An Nihayah fil Fitan Wal Malahim.

[3] HR. Bukhari dan Muslim.



wallahu 'alam

1 komentar:

  1. Syiah juga wajib di awasi kerana mereka adalah musuh dalam selimut umat Islam... Mereka yang banyak membantu musuh-musuh Islam...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.