SEJARAH SINGKAT WAHABI

Wahabiah adalah suatu istilah yang menunjukkan golongan yang dinisbatkan kepada Muhammad bin abdul wahhab. Banyak orang yang menentang golongan tersebut baik dari kalangan ahlussunnah (suni) dan syiah. Dikarenakan pandangannya yang ekstrem dan menyalahi kaidah pokok islam yang ada. Penentangan ini tak ada hubungannya dengan kata “wahab” yang merupakan nama Allah yang mulia atau “Muhammad” yang merupakan nama rasulnya yang mulia. Ada kata sebagai asal kata ada kata sebagai istilah yang dinisbatkan pada seseorang. Bukankah banyak pula orang jahat yang memiliki nama yang menisbatkan kepada Muhammad atau sahabat rasul semisal “Salman Rusydi” atau “Saddam Hussein”.

Disini kami hendak mengulas sedikit sejarah dan pandangan dari Muhammad bin abdul wahhab serta penentangan dari para ulama suni terhadapnya :

Mukaddimah

1. Kelahirannya

Muhammad bin Abdullah lahir di kota uyainah di daerah “NAJD” arab tahun 1115 H. Dalam pengakuannya dia menggunakan mazhab Hanbali (yang walaupun kenyataannya bertolak belakang dengan pemikiran Hanbali-pen) Dimasa tingkatan belajar bahasanya, guru-gurunya mengkhawatirkannya dikarenakan kecenderungan pemikirannya yang menyeleweng.

Telah makruf bahwa pemikiran yang dibawanya mengatasnamakan mazhab hanbaliah dan hal tersebut sudah dilakukan dahulu oleh Ibn Taimiah yang telah makruf penolakan ulama sunni dan syiah terhadap ibn Taimiah. Dimana Para Ulama suni dulu menghukumnya (bisa dilihat di TArikh Baghdadi). Abdul wahhab hendak meneruskan pemikiran ibn taimiah tersebut. Dan yang paling penting disini adalah dia hendak menjadikan pemikiran ibn Taimiah sebagai mazhab khusus diluar mazhab yang telah ada, yang walaupun dalam penamaan mereka sering mengatasnamakan Ahlussunnah wal jamaah, meminjam kata dari mazhab yang empat (syafei, hanbali, maliki, dan hanafi) yang sebenarnya justru dia menentang habis keempat mazhab tersebut dan menganggap mazhab yang empat tersebut sebagai ahli musyrik dan kafir. Bisa kita lihat dari berbagai fatwa dan cara pandangnya. Yang tentunya Ulama sunni menentangnya dan menghukumnya sebagai seorang zindik dan penyeleweng ajaran.

2. Dia (Muhammad bin abdul wahhab) lebih menyukai pemikiran nabi palsu  seperti musalimah al kazzab, Sajjaj, Aswad anbasi, Thalihah asadi, bisa anda lihat dalam kitab (Kasyful irtiyad hal 12)

3. Penyebaran wahabiah dan peperangan dengan umat Islam di bashrah dimana umat islam (suni dan syiah) pada saat itu bangkit dan mengusir nya tertulis di (Tarikh Al-Arabiah As-su’udiah hal 88)

4. Dia di zaman hidup ayahnya tidak memperlihatkan pemikirannya dengan gamblang  dan setelah meninggal ayahnya tahun 1153 H baru menzahirkan pemikirannya. (Kitab zu’ama alishlah fi ‘asr hadits hal-10 dan tarikh al’arabiah as-su’udiah hal-89, tarikh Najd Alwasi hal 111)

5. Setelah meninggalnya ayahnya ,dikarenakan Umat Muslim pada saat itu kesal dengan penyelewengan pemikirannya maka rumahnya dilempar dengan batu dan dia kembali ke kota kelahirannya, setelah tak kunjung lamanya dia juga diusir dari kota kelahirannya oleh pemimpin setempat. Terpaksa dia pergi ke kota Dir’iyyah dan dengan perjanjian dengan penguasa setempat (Muhammad ibn su’ud) dari sana maka dia melaksanakan tabligh yang diyakininya. Aksi pertamanya dia merusak  dan menghancurkan seluruh tempat ziarah para orang shaleh dan aulia di kota tersebut. Salah satunya adalah kuburan Zaid ibn Khatab dimana diyakini masyarakat setempat sebagai saudaranya khalifah kedua, sehingga membuat kemarahan besar ulama suni pada saat itu . (kitab Unwan al-majd fi tarikh hal 9)

6. Pada saat itu umat islam sedang membutuhkan upaya persatuan di berbagai mazhab yang ada untuk menangkal penjajahan ingris, perancis di daerah tersebut akan tetapi dikarenakan upaya sang wahabi memecah belah hanya dikarenakan tawassul , ziarah maka dia menghukumi umat islam umumnya dengan syirik dan kafir bahkan halal darahnya. Salahsatu fatwanya:

و ان قصدهم الملائكة و الانبياء والاولياء يريدون شفاعتهم و التقرب الى الله بذالك هو الذي حلل دماءهم و اموالهم

Dan barang siapa yang bertawasul untuk meminta syafaat kepada malaikat , nabi dan para aulia dan mendekatkan diri kepada Allah dengan tawassul tersebut mala halal darahnya dan hartanya (artinya bisa diambil hartanya). Kasyful Syubhah hal 58 cetakan darul kalam Beirut. Kiab Majmu Muallifaat syeikh muhammadul bin wahhab jilid 6 hal 115,

7. Pertentangan Ulama Ahlussunnah telah diperkirakan oleh gurunya dia..

Ulama suni tersebut salahsatunya Ahmad Zaini Dahlan, Mufti besar Mekkah Mukarramah (wafat 1304 H) mengatakan Banyak sekali dari ulama Madinah diantaranya syeikh Muhammad ibn Alkardi asysyafei dan syeikh Muhammad hayat Assanadi Alhanafi, kedua ustad tersebut di awal-awal telah mengkhawatirkan mengenai nya, mengenai ketidak beragamaannya dan penyelwenganpemikirannya. Dan mereka mengatakan dia (Muhammad bin abdul wahab) akan tersesat. Di tangannya orang akan jauh dari rahmat Allah dan syafaat nabinya dkarenakan kesesatannya. Dan ternyata hal ini terbukti. (Kitab Adararu Assunniah fi raddi ala al-wahabiah, hal. 42) kitab ini bahasa indonesianya “Jalan Suni dalam menentang ajaran wahabiah).

8. Ayahnya menyebutkan mengenai kesesatannya

Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab yang sama hal 42 menyebutkan : dan juga Ayahnya salah satu ulama shalih bernama Abdul wahhab yang sudah merasakan akan kesesatannya dan ketidak beragamaannya. Oleh sebab itu ayahnya menghardiknya dan menjaga dia dari hubungan dengan masyarakat luar.

9. Dalam kitab yang sama dituliskan pula bahwa saudaranya juga telah menentangnya dan menulis dalam berbagai kitab dalam menentang penyelewengan dan bid’ah ajarannya saudaranya yang bernama sulaiman ibnu wahab. Dan secara keras saudaranya menentangnya dalam setiap langkahnya yang menyeleweng dari ajaran yang ada.

10. Dalam kitab yang sama disebutkan bahwa dalam setiap khutbahnya dia selalu mengatakan bahwa  orang yang ber“tawassul kepada nabi “ adalah kafir. Sehingga saudaranya angkat bicara dan menentangnya. Dan saudaranya bertanya kepadanya rukun Islam ada berapa? Muhamad bin abdul wahab menjawab : ada lima. Saudaranya mengatakan tapi engkau meyakininya ada enam. Yang ke enam yaitu siapa yang bertawasul kepada nabi saw maka dia itu adalah kafir. Dikarenakan pertentangan dua saudara tersebut saudaranya berfatwa mengenai pembunuhannya.

Contoh Pemikiran Wahabiah

A. Pemikiran ketuhanan

(mengambil sumber pemikiran awal dari guru pertama Ibn Taimiah)

1. Menganggap Tuhan itu Jismi (memilii badan) hal ini seperti dikutip dalam gurunya yang pertama ibnu taimiah dalam kitab Alfatawa hal 192, jilid 5

و كلام في و صف الله بالجسم نفيا و اثباتا بدعة لم يقل احد من سلف الامة و اامتها ان الله ليس بجسمو كما لو يقولون ان الله جسم

dia mengklaim bahwa : tidak ada ulama jaman dulu yang menyatakan tentang sifat itsbat Allah dan sifat salbiah-Nya. Oleh sebab itu yang demikian adalah bid’ah dan yang benar adalah Allah itu Jism (artina punya badan)

Banyak juga sumber fatwa2 yang yang mensifatkan Allah dengan makhlukNya.

2. Allah tertawa

Gurunya yang pertama ibn Taimiah dalam kitab Majmu’ah Ar rasail Alkbra , risalah ke 11 hal 451 juga mengatakan :

Tuhan itu tertawa dan di akhirat dalam keadaan menitis dengan makhluqnya tertawa.

3. Allah turun ke bumi seperti turunnya saya dari mimbar ini (inilah salah satu ungkapan ibn Taimiah juga dalam kitab rihlah ibn Bathutah hak 113)

4. dll

Dalil sederhana penolakan pemikirannya:

1. Sedangkan dalam Alquran salahsatunya disebutkan LAisa kamithlihi Syai’un (Syura ayat 11) atau dalam Surat Al Ikhlash : Wa lam yakun lahu kufuan ahad… tidak ada sesuatupun yang setara sekufu semisal dengan-Nya.

2. Dan juga Ahmad ibn Hanbal dimana mazhab wahabiah mengklain bermazhab ahmad ibn Hanbal menolak pemikiran jism Allah semisal dalam kitab Thabaqat hanabilah, hal 298 jilid 2. Al-Aqidah lil Ahmad ibn Hanbal hal 110. Mengatakan

Isim diambil dari Syariat dan lughat, dan ahli lughat mendefinisikan Jism dengan sesuatu yang memiliki panjang , lebar, dan tinggi dan susunan, oleh sebab itu Tuhan bukanlah JIsm  dan bersih dari sifat jism, oleh sebab itu Dia (Tuhan ) keluar dari sifat Jism. Dan juga tidak ada dalam syariat bahwa Allah itu Jism, Maka Aqidah Tuhan jism adalah bathil.

3. Ulama Ahlussunnah menolak pemikiran Tuhan Jism, bahkan berfatwa dengan kekafirannya seperti ditulis dalam tafsir qurthubi jilid 4 hal 14, Qurtubi mengatakan :

Yang benar adalah kekafiran orang yang menganggap Tuhan punya jism dikarenakan hal tersebut sama saja dengan penyembah berhala dan gambar.

Ulama lainnya pun banyak menulis penentangan pemikiran wahabiah tersebut seperti Abdul Qahir Baghdadi wafat 429 dalam kitab ushuluddin 337. Ibnu Najim wafat 970 kitabnya Albahr Arraiq jilid 1 hal 611. Imam AlGhazali  dalam kitab dirasat fil minhajussunnah hal 145.

D. Penghinaan terhadap Ahlulbait nabi

–  Sayyidina Ali Kw

1. Ibnu Hajar dalam kitab lisanul mizan jilid 6 hal 319 menyebutkan bahwa Banyak sekali Ibnu Taimiah (ulama awal wahabiah) menghina Ali dengan memberi kecacatan dalam sifatnya

2. Dalam kitab Ad-Dararul Kamilah jilid 1 hal 153-155, Hafidh Ibnu JAririi menulis bahwa  Ibnu Taimiah menyebutkan bahwa Sayyidina Ali salah dan keliru dalam 17 Hal , kemudian menyalahi Al-Quran.

3. Di dalam kitab fatwanya sendiri Minhaj as-Sunnah Jil:8 Hal:281, karya Ibnu Taimiyah al-Harrani, Ibnu Taimiah menuliskan bahwa :

“Ali memiliki banyak fatwa yang bertentangan dengan teks-teks agama (nash)”. Bahkan Ibnu Taimiyah dalam rangka menguatkan pendapatnya tersebut, ia tidak segan-segan untuk mengatasnamakan beberapa ulama Ahlusunnah yang disangkanya dapat sesuai dengan pernyataannya itu. Lantas dia mengatakan: “As-Syafi’i dan Muhammad bin Nasr al-Maruzi telah mengumpulkan dalam satu kitab besar berkaitan dengan hukum yang dipegang oleh kaum muslimin yang tidak diambil dari ungkapan Ali. Hal itu dikarenakan ungkapan sahabat-sahabat selainnya (Ali), lebih sesuai dengan al-Kitab (al-Quran) dan as-Sunnah”

4. Mengingkari keadilan Ali

“Sebagian umatnya mengingkari keadilannya. Para kelompok Khawarij pun akhirnya mengkafirkannya. Sedang selain Khawarij, baik dari keluarganya maupun selain keluarganya mengatakan: ia tidak melakukan keadilan. Para pengikut Usman mengatakan: ia tergolong orang yang menzalimi Usman…secara global, tidak tampak keadilan pada diri Ali, padahal ia memiliki banyak tanggungjawab dalam penyebarannya, sebagaimana yang pernah terlihat pada (masa) Umar, dan tidak sedikitpun mendekati (apa yang telah dicapai oleh Umar)” Mihaj Assunnah Jil:6 Hal:18 (kitab ibnu taimiah)

5. Meragukan Kekhalifahan Sayyidina Ali dan menetapkan dan mensyahkan dengan mengklaim dari ulama suni umumnya mengenai kekhalifahan Muawiyah dan yazid seperti dalam kitabnya sendiri Minhajus Assunnah JIlid 2 hal 62

Masih banyak dalam fatwa mereka yang mengatakan demikian, bahakan penghinaan kepada sayyidah Zahara ra /as

C. Memusuhi Kaum Muslim

1. Mengkafirkan seluruh mazhab yang bertawasul, diantaranya mazhab syafei, maliki, hanbali, hanafi,  syiah yang dimana kelima mazhab tersebut menghalalkan tawassul sepeti yang telah ditulis diatas dalam kitab Kasyfussubhah hal 58

2. Fatwa Jihad dengan Umat Islam (suni dan syiah di daerah hijaz) yang bermazhab tersebut , dengan bantuan raja saud mereka membunuh , merampas harta umat Islam sebagai barang ghanimah mereka, seperti ditulis dalam kitab tarikh Najd hal 95, pasal ke tiga. TArikh Ali Saud 1/31, yang fatwa ini terjadi sampai zaman sekarang dengan menghalalkan membunuh masyarakat suni dan syiah di Yaman. Bisa juga dirujuk dalam sejarah Nawawi albanteni (ulama Indonesia di hijaz) ketika beliau menjadi ulama disana penyerangan kaum wahabi terjadi ke hijaz sehingga para ulama mazhab suni mengungsi menjauhi penyerangan wahabi tersebut

3. Pembantaian syiah imamiah di Karbala yang dilakukan oleh Shalahuddin Alayyubi yang bermazhab wahabi… (yang sayangnya tersebar berita di Indonesia sebagai pahlawan Islam) Tarikh Mamlikah Assu’udiah hal 73 jilid 3. Keterangan lain disebutkan leh ahli tarikh wahabi menyebutkan bahwa ketika memasuki karbala maka pembantaian dilakukan, harta dirampas mejadi ghanimah dan kuburan Al-HUsein dihancurkan dan dirusak. Unwan Najd fi tarikh najd hal 121 jilid 1 kejadian tahun 1216 , dan sebagian disebutkan juga bahwa dalam semalam membunuh 200 ribu orang disana.

Dan inipun terjadi di sumatera barat . Bisa juga kita rujuk ke sejarah imam bonjol yang membantai kaum syiah dan masyarakat adat di daerah sumatera barat. Dengan keyakinan kewahabiaannya.

4. Bukan hanya pembunuhan kaum syiah bahkan pembunuhan kaum sipil bermazhab ahlussunnah atau suni pun dilakukankannya seperti ditulis oleh Jamil shadaqi zahawi dalam kitab alfajar asShadiq hal  22 menyebutkan : yang paling keji dari perbuatan wahabiah adalah pembantaian kaum Thaif (kaum suni di Thaif) tahun 1217, dengan tanpa belas kasihan dan berprikemanusiaan membunuh seluruh penduduk tersebut baik anak kecil maupun yang sudah besar, bahkan bayi kecilpun dipenggal kepalanya. Orang yang sedang baca Quran dan sedang shalat di mesjid pun dibantai oleh mereka dan kitab-kitab hadits penting umat islam pun rusak oleh mereka.

Bahkan setelah itu ulama Ahlussunnah di Mekkah berfatwa untuk Jihad melawan wahabiah dan yang mati dalam perang tersebut dinyatakan syahid seperti ditulis dalam kitab Saiful Jabal Al MAslul alal ‘ada hal 2.

5. Ayyub Shabri menulis bahwa Abdul Aziz bin Su’ud sebagai orang yang berpemikiran abdul wahhab menyatakan bahwa dalam pidatonya dengan dihadiri oleh para pembesar qabilah mengatakan bahwa seluruh daerah harus dikuasainya dan ulama ahlussunnah yang mengatasnamakan sebagai pengikut sunnah nabi harus dihilangkan dari muka bumi . Tarikh wahabi hal 33. Kejadian itu tahun 1218 ketika telah menguasai mekkah

D. Marhalah kekasaan Wahabiah

1. Marhalah pertama

Awalnya sejak munculnya Muhammad bin Abdul Wahhab yang menjilati kekuasaan menyebarkan pemikiran Ibn Taimiah . Dalam 75 Tahun Ibnu Su’ud memerinta dari tahun 1157 -1179 diantaranya

a. Abdul Aziz ibnu Muhammad (1133-1218),

b. Su’ud Ibnu Abdul Aziz (1229)

c. Abdullah Ibnu Suud dimana tahun 1233 di Istambul terbunuh

2. Marhalah kedua Keruntuhan Ibnu Su’ud (pemerintahan wahabi)

Dengan melalui kekuasaan Najd di tangan Ibrahim Posoi Utsmani, Abdullah Ibnu suud terbunuh di tahun 1233 di Istanbul setelah itu sekitar 80 tahun tak ada kekuasaan suud. Akan tetapi kepemimpinan agama terus dilanjutkan oleh

a.  Tarki Ibnu Abdullah ibn Muhammad ibn Su’ud di tahun 1249 H terbunuh

b. Faisal ibnu tarki ibnu Abdullah wafat 1282 H

c. Abdul rahman ibn faisal ibn tarki  wafat 1346 H.

3. Marhalah ketiga

Pembentukan kembali kekuasaan Suud wahabiah di tangan Abdul aziz ibnu Abdurrahman ibn tarki tahun 1391 H dari Kuwait pergi ke Najd selam 20 Tahun dengan bantuan Ingris dan perancis melakukan upaya pemecah belahan tanah arab, yang sampai sekarang dengan hadiah dari ingris yang sampai sekarang berkuasa anak keturunannya. Kejadian ini tidak jauh dengan peristiwa Aliran Ahmadiah sebagai bentukan Ingris untuk memcah belah India, Atau aliran Bahaiayah yang dibentuk Inggris untuk memecah belah Syiah di Iran , dan mengangkat Syah pahlevi yang banyak beraliran tersebut.

Penutup

Wahabi merupakan sebuah golongan yang asal muasal pemikirannya adalah dari Muhammad bin Abdul Wahab yang mengikuti pemikiran Ibn Taimiah.. Akan tetapi para pengikut wahabi kebanyakan pula tidak paham akan asal muasal mereka sehingga mereka banyak yang tidak tahu menahu tentang Abdul wahab dan Ibnu TAimiah tersebut.

Disini kita perlu bijak antara melihat ulama wahabi dan para pengikutnya. Pengikutnya banyak yang tak tahu atau lalai dalam mengenal mazhabnya sendiri , akan tetapi ulama mereka jelas2 mengetahui hakikat mereka dan berusaha menggunakan nama ahlussunnah atau suni untuk menutupi aliran mereka yang sebenarnya bukan mazhab ahlussunnah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.