POLITIK, AGAMA DAN TEMPAT IBADAH

POLITIK, AGAMA DAN TEMPAT IBADAH
Catatan Manusia Gua
Bismillahirrahmanirrahhim
Alhamdulillah, La Hawla Wa La Quwata Ila Billah
Kata Islam berasal dari bahasa Arab : aslama - yuslimu - islaman. Dalam kamus Lisan al-‘Arab dijelaskan bahwa Islam mempunyai arti semantik sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a - khudhu‘ wa istaslama - istislam), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama - taslīm), mengikuti (atba‘a - itbā‘), menunaikan, menyampaikan (addā - ta’diyyah), masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salam).
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan diri dan penyerahan diri kepada ALLAH. Penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-NYA, menuruti perintah-NYA, dan menghindari Politheisme. Sikap penerimaan diri dan penyerahan diri kepada ALLAH itu diwujudkan dengan pelaksanaan ritual yang dinamakan SHALAT. Dengan Shalat kita mengikrarkan bahwasanya ketundukan dan kepatuhan kita hanyalah kepada ALLAH. Waktu Shalat yang telah ditetapkan secara spesifik adalah sebagai upaya untuk menjaga konsistensi ketundukan dan kepatuhan tak bersyarat kita kepada ALLAH.

Masjid sejatinya berasal dari kata “sajada” yang artinya bersujud. Adapun kata “masjid” tidak murni berasal dari bentukan kata sajada. Sebab, bentuk “maf’al” (tempat melakukan perbuatan) dari kata “sajada” adalah “masjadun”. Sujud dalam arti menyeluruh bagi seorang Muslim adalah ketundukan dan kepatuhan totalitas seorang hamba kepada RABB-nya. Jadi Masjid merupakan tempat bersujud bagi orang-orang yang pasrah secara total [ritual maupun non ritual] kepada ALLAH. Itulah mengapa Masjid seringkali disebut dengan Rumah ALLAH.

Dan karenanya bagi seorang Muslim, Masjid pada hakikatnya merupakan Pusat kegiatan dalam membangun kehidupan umat. Itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam ketika berpindah ke Madinah. Membangun masjid adalah fondasi awal dari pembangunan kehidupan umat. Masjid adalah pusat kegiatan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Namun yang perlu diingat adalah Masjid merupakan RUMAH ALLAH, tempat bersujud bagi orang-orang yang pasrah secara total [ritual maupun non ritual] kepada ALLAH, sehingga semua kegiatan keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan yang diselenggarakan di Masjid haruslah berlandaskan kepada ketundukan dan kepatuhan kepada ALLAH, KEKUASAAN TERTINGGI DITANGAN ALLAH, ALLAH DIATAS SEGALA-GALANYA.

Pada zaman Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dan Khulafaur Rasyidin, Masjid menjadi pusat kegiatan semua aspek kehidupan, baik beragama, bermasyarakat, maupun bernegara. Karena, SEMUA ASPEK KEHIDUPAN berlandaskan kepada ketundukan dan kepatuhan kepada ALLAH, KEKUASAAN TERTINGGI DITANGAN ALLAH, ALLAH DIATAS SEGALA-GALANYA. Semua Aspek Kehidupan diatur oleh Agama, sehingga kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak bisa dipisahkan dari agama. Inilah pemahaman mendasar yang harus dipahami oleh seorang muslim.
Realitasnya, hanya terdapat satu sistem yang berlaku di seluruh dunia saat ini - dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara - yaitu sistem SEKULER [ bungkusnya saja yang berbeda], sebuah sistem yang mengusung paham sekulerisme yang menyatakan bahwasanya kekuasaan tertinggi bukan lagi berada di tangan ALLAH . Dalam sebuah sistem sekuler semua Aspek kehidupan harus dipisahkan dari Agama, yang mengajarkan ketundukan dan kepatuhan secara total kepada ALLAH. yang Maha Kuasa.

Begitupun dengan Indonesia, sistem yang mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia adalah sebuah SISTEM DEMOKRASI SEKULER, hal ini menunjukan bahwasanya Indonesia adalah sebuah NEGARA DEMOKRASI SEKULER. Yang menjadi keunikannya, berbeda dengan negara demokrasi sekuler lainnya yang memisahkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara, di Indonesia agama menjadi bagian mendasar dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Keputusan publik yang tidak menghiraukan nilai-nilai agama justeru dapat dianggap sebagai kebijakan yang secara mendasar bertentangan dengan dasar negara, PANCASILA
PANCASILA lah yang membuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara di sebuah negara Demokrasi Sekuler bernama Indonesia tidak bisa dipisahkan dari AGAMA. Jadi ketika ada anggapan bahwasanya Agama dan Politik bertolak belakang, itu adalah sebuah kesalahan besar. Justru kesimpulan yang menyatakan bahwa Agama dan Politik adalah dua hal yang bertolak belakang justeru dicurigai sebagai bentuk politisasi terselubung yang bertujuan untuk menjauhkan umat beragama dari kesadaran politik.

Karena PANCASILA telah menjamin keselarasan antara Agama dan Politik, maka sah saja jika tempat peribadatan dijadikan sebuah wadah untuk membangun dan mendidik kesadaran politik umat beragama. Namun ketika Agama dan tempat peribadatan kemudian dipolitisasi, maka itulah yang harus kita lawan !. Politisasi Agama dan tempat peribadatan dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan Agama dan tempat peribadatan sebagai alat dalam memburu kepentingan politik seseorang. Agama dan tempat peribadatan tidak boleh digunakan sebagai tunggangan bagi kepentingan politik tertentu.
Politisasi Agama dan tempat peribadatan akan melahirkan sosok yang berkarakter religius spontan dan musiman. Di musim politik atau kampanye menjadi sangat sadar agama. tiba-tiba rajin ke tempat peribadatan atau tiba-tiba menampilkan simbol-simbol keagamaan. Agama dan tempat peribadatan justru harus menjadi wadah untuk mendidik dan membangun kesadaran umat beragama agar bisa menilai dan menjauhi sosok-sosok yang berkarakter religius spontan dan musiman ini.
Kewajiban umat Islam saat ini adalah menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan dalam mendidik dan membangun kesadaran umat akan realitas sosial, ekonomi, dan politik dunia pada umumnya dan indonesia pada khususnya. Jadikan Masjid sebagai wadah untuk memulai sebuah langkah bijak guna membangun sikap positif umat islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, di dunia yang saat ini hanya menganut sistem sekuler, bukan malah sebaliknya, terbawa arus dan terjebak lebih jauh kedalamnya.

Faktanya ISLAM dan SEKULERISME selamanya akan bertentangan dan tak mungkin bersatu. Karenanya, untuk menjadi pemimpin di negara sekuler, [ Siapapun dan apapun latar belakangnya ] seseorang harus menjadi sekuler, menerima sesuatu yang HARAM sebagai sesuatu yang HALAL. Jadi berhentilah menggunakan Nama-NYA, Agama-NYA, Utusan-NYA, dan rumah-NYA bagi kepentingan politik SEKULER seseorang. Berhentilah membodohi dan menjerumuskan umat, mulailah bersikap jujur terhadap diri sendiri dan umat, meskipun itu menyakitkan.
فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ ۗ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
" Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk " [QS. Al A'raf, 7:10]
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
" Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan "
Barakallahu Fikum...

1 komentar:

  1. Bingung cara bermain Togel Hongkong, anda bisa mengetahui cara bermain Togel Hongkong di sini Togel Hongkong

    Di bawah ini juga adalah sedikit penjelasan Togel Singapura untuk membantu anda mendapatkan kemenangan bermain Togel
    Togel Singapura

    Anda bisa baca itu semua di Erek Erek
    Erek Erek
    Erek Erek 2D
    Erek Erek 3D
    Erek Erek 4D

    Erek Erek 4D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.